Anda di halaman 1dari 6

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)

(Prosedur Operasional Tetap)


Judul SOP : Pemasangan kateter pada wanita
No. Dokumen : ./SOP/III/2012
No. Revisi : 001
Tanggal Mulai Berlaku : 1 Januari 2012
Halaman : lembar

Penagnggung Jawab
Disusun oleh: Diperiksa oleh: Disahkan oleh:
Ketua STIKES Eka Harap,

DR. dr. Andryansyah Arifin, MPH. Dra. Mariaty Darmawan, MM

1. Tujuan
a. Membantu memenuhi kebutuhan eliminasi.
b. Menghilangkan distensi kandung kemih.
c. Menatalaksana kandung kemih yang inkompeten.
d. Mendapatkan specimen urine steril untuk pemeriksaan.
e. Mengkaji jumlah residu urine, jika kandung kemih tidak mampu sepenuhnya dikosongkan.

2. Ruang Lingkup
Tindakan dilakukan pada semua pasien dengan indikasi seperti tidak mampu berkemih setelah operasi, akibat
obat sedative dan analgesic, cedera pada tulang belakang, obstruksi aliran urine, uretra dan pascaoperasi uretra
serta struktur disekitarnya.
Mahasiswa dapat menghitung tetesan infuse dengan benar.

3. Kriteria Pencapaian
Setelah dilakukannya tindakan diharapkan pasien dapat memenuhi kebutuhan eliminasinya secara mandiri dan
menghilangkan distensi kandung kemih.

4. Definisi

Memasukkan selang karet atau plastic melalui uretra dan ke dalam kandung kemih.

5. Standar Tenaga
Perawat, Bidan

6. Standar Alat dan Bahan


a. Sarana Non Medis
1. Kom
2. Pelumas (jeli)
3. Wadah spesimen (botol obat bersih)
4. Lampu senter
5. Selang drainase steril dan kantong pengumpul urine (urine bag)
6. Plester
7. Selimut mandi
8. Perlak pengalas
9. Kantong sampah atau bengkok
10. Baki dengan air hangat dan sabun
11. Handuk mandi
12. Waslap
b. Sarana medis
1. Baki instrument steril
a. Sarung tangan steril
b. Sarung tangan bersih
c. Satu duk steril
d. Satu duk fenestrated (duk dengan lubang di tengahnya)
e. Larutan pembersih antiseptic
f. Kapas
g. Pinset
h. Kateter sementara atau menetap
i. Spuit yang telah berisi larutan aquades/air matang untuk mengembangkan balon pada kateter
menetap.
7. Prosedur Tetap
1. Mempersiapkan alat.
2. Menyapa dan mengucapkan salam kepada pasien.
3. Menjelaskan prosedur pada klien
4. Menjaga privasi klien.
5. Cuci tangan.
6. Atur posisi pasien.
7. Memasang selimut mandi.
8. Pasang perlak pengalas dan pispot.
9. Menanggalkan pakaian bawah pasien.
10. Memasang sarung tangan sekali pakai.
11. Membersihkan bagian vulva dan perineum.
12. Angkat pispot dan perlak pengalas.
13. Melepas sarung tangan.
14. Mencuci tangan.
15. Memposisikan lampu.
16. Memasang sarung tangan steril.
17. Memasang duk steril dan duk steril fenestrated
18. Meletakkan baki instrument steril
19. Memberikan pelumas atau jeli pada ujung kateter.
20. Memasukkan kateter ke dalam orificium uretra.
21. Isi balon dengan cairan aquades
22. Sambung kateter dengan urobag dan fiksasi kea rah samping.
23. Merapikan pasien.
24. Merapikan peralatan.
25. Berpamitan dan mengucapkan terima kasih.
26. Melepas sarung tangan.
27. Cuci tangan.
28. Melakukan dokumentasi atau mencatat hasil yang telah dilakukan.
8. Prosedur Operasional Tetap (Standard Operasional Prosedure/SOP)
N Tindakan
o
1 Mempersiapkan alat.
Memastikan semua peralatan tersedia dengan lengkap, yaitu caranya petugas memeriksa dan
mengecek kembali semua peralatan yang akan dibawa ke ruangan pasien.

2 Menyapa dan mengucapkan salam kepada pasien.


Menyapa pasien dengan suara lembut dan ramah sambil menatap mata pasien.
Mengucapkan salam (selamat pagi / siang / sore / malam).
Memperkenalkan diri pemeriksa: ( nama saya.saya yang bertugas hari ini.) Dengan
suara lembut dan sopan.
Menanyakan dengan sopan dan ramah tentang identitas klien (maaf Nama ibu siapa?
Apa benar ini dengan ibu?Alamat ibu di mana?)
Menanyakan keadaan klien saat ini, serta keluhan yang dirasakan (Ibu bagaimana
kadaannya hari ini?...Apa yang ibu rasakan sekarang?)

3 Menjelaskan prosedur pada klien.


Memberitahu prosedur yang akan dilakukan
Ibu, saya akan akan menbantu ibu untuk buang air kecil karena berhubung ibu masih
sakit dan belum bisa untuk buang air kecil secara normal, jadi nanti saya akan
memasukkan selang ini ke dalam alat kemaluan ibu, supaya ibu bisa buang air kecil
lagi.
Meminta persetujuan dari klien
bagaimana apakah ibu bersedia?

4 Cuci tangan.
Menempatkan diri berdiri di depan wastafel dengan jarak kurang lebih 15 cm.
Membuka keran air dengan tangan yang dominan dengan cara memutar keran ke arah kiri
atau berlawanan arah dengan jarum jam.
Meletakkan kedua belah tangan di bawah air keran dan tangan diangkat ke atas 90 0
sehingga air mengalir dan membasahi sampia siku ( siku tangan di dalam wastafel).
Menekan tube botol sabun cair biasa dengan tangan yang dominan sebanyak 3 ml (2-3
kali tekan )atau sabun cair antiseptic sebanyak 1 ml (1 kali tekan ) dan tangan yang non
dominan menampung lalu meratakan sabun pada kedua telapak tangan dan menggosok
sebanyak 10 kali hingga berbusa.
Menggosok kedua telapak tangan dilanjutkan se sela-sela jari bagian atas dengan telapak
tangan kiri sebanyak 10 kali, lakukan hal yang sama pada punggung tangan kiri.
Menggosok persendian jari tangan dengan mengepalkan tangan kanan dan menggosok
pada telapak tangan kiri dan dilakukan sebanyak 10 kali., lakukan hal yang sama pada
persendian jari tangan kiri.
Menggosok ibu jari tangan kanan dan area sekitarnya dengan cara memutar dengan
mengelilingi ibu jari dengan menggunakan jari-jari tangan kiri sebanyak 10 kali, lakukan
secara bergantian pada ibu jari tangan kiri.
Menggosok garis tangan kanan dengan ujung jari-jari tangan kiri searah bentuk garis
tangan, lakukan secara bergantian pada tangan kiri.
Menggosok pergelangan tangan kanan dengan menggunakan telapak tangan kiri sampai
dengan siku, lakukan hal yang sama pada pergelangan tangan kiri.
Membilas kedua tangan di bawah air mengalir dengan cara menegakkan kedua tangan ke
atas sambil menggosok kedua telapak tangan secara bergantian sehingga air mengalir dan
membasahi sampai siku ( siku berada di dalam atas wastafel).
Menutup keran bila menggunakakn keran handle maka tutup keran dengan siku. Bila
menggunakan keran putar tutup keran dengan tangan dominan yang dilapisi tissue dan
memutar keran tersebut kea rah kanan, memastikan aliran air sudah berhenti dan
membuang bekas tissue ke tempat sampah kering.
Mengeringkan tangan , bila menggunakan mesin pengering tadahkan kedua tangan di
bawah mesin. Jaga agar kedua tangan tidak menyentuh permukaan mesin. Bila
menggunakan tissue keringkan secara sirkuler pada telapak tangan , sampai siku pada
telapak tangan, dan lakukan secara bergantian. Buang tissue pada tempat sampah non
medis.

5 Atur posisi pasien.


Bantu pasien pada posisi dorsal recumbent (telentang dengan kaki fleksi). Minta pasien untuk
merilekskan pahanya sehingga memudahkan rotasi eksternal. Jika pasien tidak dapat
mengabduksi tungkainya pada sendi pinggul (misalnya atritis sendi), baringkan pasien pada
posisi miring ( Sims) dengan tungkai atas fleksi pada lutut dan pinggul dengan tujuan
memberikan kemudahan akses pada struktur perinel dan memudahkan efektivitas kerja.

6 Memasang selimut mandi.


Memberitahukan kepada pasien jika kita akan mengganti selimut pasien dengan selimut
mandi (permisi ibuterlebih dahulu saya akan mengganti selimut ibu dengan selimut
mandisupaya nanti saat dilakukan tindakan selimut ibu tidak kotor).
Mengganti selimut klien dengan selimut mandi, selimut mandi dirapikan terlebih dahulu
dengan cara menarik selimut yang tertindih tubuh pasien dan antara ujung atas tepi
selimut dan ujung bawah tepi selimut ditarik dan dirapikan.
Mengganti selimut pasien dengan selimut mandi dengan cara: mengganti selimut mandi
yang sudah dilipat persegi panjang kemudian meletakkan selimut mandi di atas tepi
bagian atas selimut pasien dan melipat kedua sisi ujung selimut mandi menjadi dua dan
sisi bagian bawah selimut dipegang kemudian memegang bagian tepi atas selimut pasien,
dan satukan dengan tepi lipatan bagian bawah selimut mnadi pasien, kemudian tarik
kebawah secara pelan-pelan selimut pasien dan dorong ke bawah sampai selimut mandi
yang menggantikan selimut pasien.

7 Pasang perlak pengalas dan pispot.


Meminta persetujuan kepada pasien untuk memasang perlak pengalas dan pispot
(permisi ibusaya akan memasang perlak pengalas dan pispot ini tapi sebelumnya
saya akan membantu mengangkat bokong ibu, apakah ibu bersedia?)
Apabila pasien paasien bisa mengangkat bokongnya sendiri maka mintalah pasien untuk
mengangkat bokongnya.
Apabila pasien tidak dapat mengangkat bokongnya sendiri maka petugas membantu
mengangkat bokong pasien dengan cara tangan kiri petugas berada di bawah punggung
pasien dan mengangkatnya secara perlahan, kaki pasien menapak pada tempat tidur.
Membuka gulungan perlak pengalas dengan menggunakan tangan kanan, dan
menempatkan gulungan perlak tepat berada di bawah bokong pasien dengan cara
menggulungkan perlak pengalas secara perlahan-lahan menggunakan tangan kanan dan
membukanya dari samping kanan pasien sampai masuk samping kiri pasien kemudian
memastikan kembali perlak pengalas sudah tepat berada di bawah bokong pasien dengan
posisi memanjang sampai bawah pertengahan paha klien.
Letakkan pispot di bawah bokong pasien dengan cara angkat bokong pasien apabila dia
tidak mampu mengangkat bokongnya sendiri tapi, apabila pasien mampu mengangkat
bokongnya sendiri minta pasien untuk mengangkat bokongnya, kemudian letakkan pispot
secara membujur di bawah bokong pasien.

8 Menanggalkan pakaian bawah pasien.


Meminta persetujuan dari pasien untuk melepaskan celana (permisi apakah ibu bersedia
untuk melepaskan celana bawah anda?).
Apabila pasien dapat melepaskan celananya sendiri maka minta pasien untuk melepaskan
celananya dan petugas membantu meleakkan celananya tersebut pada tempat yang sesuai
dengan permintaan pasien.
Apabila pasien tidak dapat melepaskan celananya sendiri maka petugas membantu
melepaskan celana pasien dengan cara memasukkan kedua tangan petugas ke dalam
selimut mandi pasien dari sisi samping selimut mandi dan memegang ujung celana dalam
klien kemudian mengarahkan ke bawah secara pelan-pelan dan meminta pasien sedikit
mengangkat bokongnya. Jika sudah sampai pergelangan kaki, minta pasien untuk sedikit
mengangkat kakinya untuk mengeluarkan celana dalam pasien.

9 Memasang sarung tangan sekali pakai.


Ambil sarung tangan dengan menggunakan tangan kanan kemudian pasangkan pada tangan
kanan, ingat prinsip bersih bukan steril. Pindahkan sarung tangan ke tangan kiri kemudian
pertahankan / pegang luar dari sarung tangan yang telah di lipat sebagian kemudian masukkan
tangan kanan ke dalam sarung tangan. Ambil arung tangan yang satunya dengan tangan kanan
pegang masukkan tangan kiri ke dalam sarung tangan.

10 Membersihkan bagian vulva dan perineum.


Lakukan tindakan vulva hygiene dengan cara tanagn kiri membuka vulva memakai kapas
sublimat dan tangan kanan menyiram vulva dengan desinfektan. Ambil kapas sublimat dengan
pinset, lalu bersihkan vulva dari arah atas ke bawahsampai pada bagian perineum dan kapas
kotor dibuang ke bengkok, lakukan hingga bersih.

11 Angkat pispot dan perlak pengalas.


Minta pasien untuk mengangkat bokongnya kemudian ambil pispot, kemudian beritahu
dan bantu pasien untuk miring ke kiri lalu perlahan ambil perlak dan pengalasnya
sebagian tempatkan pada sisi kanan pasien. Beritahu dan bantu lagi pasien untuk miring
ke kanan, lalu ambil sisa perlak dan pengalasnya dan tempatkan pada tempat baju kotor
pasien.

12 Melepas sarung tangan.

13 Cuci tangan (lihat prosedur no 5)

14 Memposisikan lampu.
Posisikan lampu menyinari area perineal. Jika menggunakan lampu senter, minta perawat lain
untuk memegangnya, untuk memungkinkan identifikasi akurat dan visualisasi baik pada
meatus uretra.

15 Memasang sarung tangan steril.


Meletakkan sarung tangan steril pada permukaan yang datar (meja) dan pada posisi
ketinggian yang sejajar dengan pergelangan tangan.
Membuka bungkus sarung tangan dengan cara merobekkemasan kertas sarungntangan
dimulai pada tempat bertuliskan tear here/sobek di sini mengikuti tanda panah dan
garis putus-putus dan juga agar tidak terkontaminasi.
Mengeluarkan sarung tangan steril yang masih berlapis kertas dengan hati-hati dan tidak
menyentuh sarung tangan di dalamnya, kemudian tempatkan di atas meja sambil
mengatur agar posisi jari sarung tangan mengarah ke depan. Bungkus kemasan luar
sarung tangan tadidibuang ke tempat sampah non medis.
Membuka lipatan pada kertas pembungkus yang melapisi sarung tangan sampai
terbentang dengan tidak menyentuh sarung tangan di dalamnya dan tidak mengubah
posisi sarung tangan.
Mengambil sarung tangan dominan dengan tangan non dominan (ibu jari dan dua jari
lainnya memegang pada bagian tepi manset, menyentuh hanya pada bagian permukaan
dalam sarung tangan.
Memasang sarung tangan pada tangan dominan dengan posisi telapak tangan menghadap
ke atas dan jari-jari tangan merapat, pastikan ibu jari dan jari-jari pada posisi yang tepat
kemudian tangan non dominan menarik dan mengencengkan sarung tangan, jaga agar
sarung tangan tidak menyentuh bagian yang tidak steril.
Mengambil sarung tangan berikutnya dengan memasukkan empar jari ke bawah lipatan
pada bagian pergelangan sarung tangan, dengan menggunakan tangan yang sudah
terpasang sarung tangan.
Memasang sarung tangan pada tangan non dominan dengan hati-hati dan memastikan ibu
jari dan jari-jari pada posisi yang tepat kemudian menarik dan mengencangkan sarung
tangan. Jangan biarkan jari-jari dan ibu jari tangan yang dominan menyentuh bagian
tangan non dominan yang terbuka. Pertahankan agar sarung tangan yang sudah terpasang
tidak menyentuh bagian yang tidak steril.
Jika sarung tangan keduanya telah terpasang, jari-jari pada kedua tangan disilangkan satu
dengan yang lain seperti sedang berdoa.
16 Memasang duk steril dan duk steril fenestrated.
Ambil duk steril dan biarkan tidak melipat. Pastikan bahwa duk tidak menyentuh permukaan
yang tidak terkontaminasi. Kesterilan duk yang akan digunakan sebagai permukaan kerja
dapat dipertahankan. Biarkan ujung atas duk membentuk penutup pada kedua tangan petugas.
Letakkan duk di atas tempat tidur di antara paha pasien. Sisipkan tepi duk tepat di bawah
bokong pasien, jangan sampai menyentuh permukaan terkontaminasi dengan tangan yang
telah menggunakan sarung tangan, karena permukaan luar duk yang menutup tangan masih
steril. Duk steril yang bersentuhan dengan sarung tangan steril adalah steril. Kemudian ambil
duk fenestrated dan biarkan tidak melipat seperti duk steril , tutupkan duk di atas perineum
pasien , pajankan labia , hati-hati jangan sampai menyentuh permukaan yang terkontaminasi
karena duk fenestrated memberikan area kerja bersih dekat sisi insersi kateter.

17 Meletakkan baki instrument steril.


Letakkan baki instrument steril beserta isinya di atas duk steril diantara paha pasien untuk
memungkinkan kemudahan akses pada peralatan selama pemasangan kateter.

18 Memberikan pelumas atau jeli pada ujung kateter.


Berikan pelumas pada dasar ujung kateter 2,5-5 cm.
Dengan tangan nondominan, secara hati-hati regangkan labia untuk pemajanan sempurna
meatus uretra . Pertahankan tangan nondominan pada posisi ini
Dengan tangan dominan, ambil kapas dengan pinset dan bersihkan area perineal, usap
dari depan ke belakang , dari klitoris ke anus. Gunakan bola kapas bersih baru untuk
setiap usapan, sepanjang dekat lipatan labia, sepanjang area yang jauh dari lipatan labia,
dan pada meatus.

19 Memasukkan kateter ke dalam orificium uretra.


Dengan tangan dominan, ambil kateter kurang lebih 7,5-10 cm dan dari ujungnya.
Letakkan ujung kateter pada wadah penampungan urine.
Minta pasien untuk menghindari mengejan dengan cara menarik napas dalam dan dengan
perlahan memasukkan kateter melalui meatus.
Dorong kateter kurang lebih 5-7,5 cm, atau sampai urine mengalir keluar pada ujung
kateter kemudian dorong kateter sejauh 5 cm lagi.

20 Isi balon dengan cairan aquades


Isi balon dengan cairan aquades atau sejenisnya, gunakakn spuit untuk yang dipasang tetap
dan bila tidak dipasang tetap, tarik kembali sambil minta pasien untuk napas dalam.

21 Sambung kateter dengan urobag dan fiksasi kearah samping.

22 Merapikan pasien
Membantu pasien untuk mengetur posisi yang menurut pasien paling nyaman.
Memasang pakaian bawah pasien.
Mengganti selimut mandi dengan selimut pasien.
Ibusekarang pemasangan katetrnya sudah selesai, ibu sudah bisa kembali ke posisi ibu
seperti semula..

23 Merapikan peralatan.
Membereskan peralatan yaitu membuang sampah pada tempatnya dan sesuai dengan jenis
sampahnya serta mndesinfektan peralatan.

24 Berpamitan dan mengucapkan terima kasih


Beritahu pasien bahwa tindakan sudah selesai tanyakan pada pasien adakah keluhan
setelah dipasang kateter..( ibuadakah yang bisa saya bantu lagi?)menanyakan
respon pasien setelah silakukan tindakan(ibu bagaimana perasaannya setelah
dilakukan tindakan tadi??)jika tidak ada meminta izin untuk meninggalkan ruangan
(ibu..sekarang saya permisi untuk melanjutkan tugas saya yang lain, apabila misalkan
ibu ada perlu ibu bisa meminta tolongkeluarganya untuk memanggil saya, baik ibu saya
permisi selamat pagi / siang/ sore/malam,semoga cepat sembuh).

25 Melepas sarung tangan

26 Cuci tangan (tekhnik seperti langkah pada no. 5)

27 Melakukan dokumentasi atau mencatat hasil yang telah dilakukan.


Mencatat hari, tanggal, jam,, tindakan dan hasil tindakan.
Tanda tangan nama terang , jika perlu bubuhkakn stempel.
9. SOP Terkait
SOP cuci tangan
SOP pemasangan skort
SOP masker

Anda mungkin juga menyukai