Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tidak diragukan lagi bahwa siapapun ingin hidup bahagia. Masing-masing dalam
hidup ini mendambakan ketenangan kedamaian kerukunan dan kesejahteraan. Namun di
manakah sebenarnya dapat kita peroleh hal itu semua?

Sesungguhnya menurut ajaran Islam hanya iman yang disertai dengan amal shaleh
yang dapat menghantarkan kita baik sebagai individu maupun masyarakat ke arah itu.

Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh baik laki-laki-laki-laki maupun perempuan


dalam keadaan beriman maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih
baik dari apa yg telah mereka kerjakan. .

Dengan iman umat Islam generasi pendahulu mencapai kejayaan berhasil merubah
keadaan dunia dari kegelapan menjadi terang benderang. Dengan iman masyarakat mereka
menjadi masyarakat adil dan makmur. Para umara melaksanakan perintah Allah para ulama
beramar maruf dan nahi mungkar dan rakyat saling tolong-menolong atas kebajikan dan
kebaikan. Kalimatul Haq mereka junjung tinggi tiada yang mengikat antar mereka selain tali
persaudaraan iman.

Namun setelah redup cahaya iman di hati kita lenyaplah nilai-nilai kebaikan diantara
kita. Masyarakat kita pun menjadi masyarakat yang penuh dengan kebohongan kesombongan
kekerasan individualisme keserakahan kerusakan moral dan kemungkaran.

Dengan memohon maunah Allah makalah singkat ini mencoba menjelaskan beberapa
hal yg berkaitan dgn topik tersebut di atas.

Iman kepada Rasul-Rasul Allah merupakan suatu kewajiban, karena


iman kepada Rasul-Rasul Allah merupakan rukun iman, yaitu yang ke 4.
Iman kepada Rasul artinya mempercayai dengan sepenuh hati atas
kedatangan Rasul,mulai dari Rasul yang pertama yaitu Nabi Adam as
hingga Rasul terakhir yaitu Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam.
Ajaran yang dibawa oleh para nabi dan Rasul sejak Nabi Adam as
hingga Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam. Merupakan suatu

1
rangkaian yang memiliki satu tujuan yaitu mengesankan Allah Shalallahu
Alaihi Wasallam. Berupa syariat atau hukum tertentu yang kemudian
disampaikan atau di ajarkan kepada umatnya. Oleh karena itu,kita
sebagai seorang muslim,wajib beriman atau mempercayai kepada para
Rasul utusan Allah sehingga dengan hal itu kita akan mengamalkan
semua ajaran yang di bawa oleh Rasul utusan Allah tersebut. Dengan
berpegang hidup pada Allah dan sunah Rasul maka kita akan hidup
bahagia di dunia dan juga akhirat.
Namun, di dalam kehidupan sehari-hari terkadang kita hanya
mengetahui tentang pengertiannya saja itupun hanya terbatas, tanpa
mengetahui akan pemahamnnya lebih dalam dan penerapannya di dalam
kehidupan yang kita jalani atau di dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
karena itu, kita patut dan wajib mempelajari, memahami dan
menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari, tentu akan jauh lebih
bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat kita.

2
BAB II
PEMBAHASAN
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya
serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya,
dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-
jauhnya.
Setelah memerintahkan berbuat adil, dan agar keadilan dapat
berkesinambungan dari seseorang dan dapat terus-menerus ditegakkan,
maka dilanjutkannya dengan nasihat yang dapat mengantar ke arah
penegakkan keadilan dan kesinambungannya yaitu memelihara dan terus-
menerus meningkatkan keimanan. Wahai orang-orang yang beriman,
tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya pelihara dan asah serta
asuh iman itu, demikian juga iman kepada kitab yang Allah turunkan
sekaligus sebelumnya seperti Taurat, Injil, dan Zabur. Barang siapa yang
membawanya kepada nabi-nabi dan barang siapa yang kafir kepada Llah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dari jenis manusia
atau malaikat dan hari Kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah
sesat dengan kesesatan yang sangat jauh.
Panggilan kepada orang-orang yang beriman pada awal ayat ini, yang
disusul dengan perintah beriman, ada yang memahaminya dalam arti
orang-orang yang beriman, ada yang memahaminya dalam arti orang-
orang yang beriman tetapi ada sesuatu yang kurang dalam keimanan
mereka sehingga ayat ini memerintahkan untuk menyempurnakannya.
Penganut faham ini menyatakan bahwa meraka yang diajak oleh ayat ini
adalah sementara bekas penganut agama Yahudi yang telah masuk Islam
tetapi masih terdapat dalam benak mereka hal-hal yang mereka percayai,
yang tidak sejalan dengan iman Islam yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam.
Ada juga yang memahami ayat ini ditujukkan kepada orang-orang
munafik yang memang keimanan masih sangat lemah. Selanjutnya
seperti terbaca sebelum ini, ada juga yang memahaminya dalam arti

3
perintah kepada kaum mukminin, agar mempertahankan, bahkan
megnasah dan mengasuh iman mereka, agar dari hari ke hari semakin
kuat. Memang iman dapat demikian kuat sehingga seperti kata Sayyidan
Ali kw. Seandainya tabir yang mencapai puncaknya).

A. Pengertian Iman Kepada Rasul Allah


Iman kepada Rasul Allah termasuk rukun iman yang keempat dari
enam rukun yang wajib diimani oleh setiap umat Islam. Yang dimaksud
iman kepada para rasul ialah meyakini dengan sepenuh hati bahwa para
rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah swt. untuk
menerima wahyu dari-Nya untuk disampaikan kepada seluruh umat
manusia agar dijadikan pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di
dunia dan di akhirat. Menurut Imam Baidhawi,
Rasul adalah orang yang diutus Allah. dengan syariat yang baru
untuk menyeru manusia kepadaNya. Sedangkan nabi adalah orang yang
diutus Allah. untuk menetapkan (menjalankan) syariat rasul-rasul
sebelumnya. Sebagai contoh bahwa nabi Musa adalah nabi sekaligus
rasul. Tetapi nabi Harun hanyalah nabi, sebab ia tidak diberikan syariat
yang baru. Ia hanya melanjutkan atau membantu menyebarkan syariat
yang dibawa nabi Musa Alaihi Salam.
Iman kepada Rasul Allah merupakan rukun iman yang keempat.
Karena merupakan rukun iman yang keempat, bagi setiap muslim wajib
untuk mengetahui dan mengimani 25 Nabi dan Rasul tersebut. Nabi
adalah manusia terpilih untuk menerima wahyu dari Allah. Lalu apa
perbedaan Nabi dan Rasul? Nabi menerima wahyu untuk dirinya sendiri,
sedangkan Rasul menerima wahyu dan memiliki tugas untuk
menyampaikannya pada seluruh umat di dunia.
Mengenai identitas rasul dapat dibaca dalam Q.S. Al Anbiya ayat 7 dan Al-
Mukmin ayat 78 yang artinya:
Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad) melainkan
beberapa orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka

4
tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu jika kamu tiada
mengetahui. (Q.S. al Anbiya: 7)
"Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum
kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara
mereka ada pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi
seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah;
maka apabila telah datang perintah dari Allah, diputuskan (semua
perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang
kepada yang batil." (Q.S. Al-Mukmin : 78)
Dalam ayat di atas dijelaskan, bahwa rasul-rasul yang pernah diutus
oleh Allah. adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul
berjenis kelamin perempuan, dan jumlah rasul yang diutus sebelum Nabi
Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam. sebenarnya sangat banyak. Di
antara para rasul itu ada yang diceritakan kisahnya di dalam Al-Quran dan
ada yang tidak.



:



:

( )








"Dari Abu Dzar ia berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah : berapa
jumlah para nabi? Beliau menjawab: Jumlah para Nabi sebanyak 124.000
orang dan di antara mereka yang termasuk rasul sebanyak 315 orang
suatu jumlah yang besar." (H.R. Ahmad ).

B. Nama-Nama Nabi dan Rasul


Yang merupakan aqidah kaum muslimin bahwa tidak ada yang
mengetahui jumlah nabi dan rasul secara pasti selain Allah-Subhanahu wa
Taala yang telah mengutus mereka. Akan tetapi Allah Taala telah
mengabarkan kepada kita sebahagian dari nama-nama mereka, sehingga
kita harus mengimani akan adanya nabi-nabi tersebut secara rinci.
Sedangkan nabi-nabi yang tidak Allah khabarkan kepada kita, maka kita
wajib beriman kepada mereka secara global.

Allah -Subhanahu wa Taala menyatakan:

5
















Dan (kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami
kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak
Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. (QS. An-Nisa` : 164)

Merupakan suatu kaidah yang asasi bahwa tidak boleh menetapkan


jenjang kenabian kepada seorangpun kecuali dengan dalil yang shohih
dan tegas. Syaikh Muhammad bin Abdilah Al-Imam dalam kitab beliau
yang berjudul Tahdzirul Atqiya` min Ibadati Quburil Anbiya` wal Auliya`
menyebutkan nama-nama nabi yang tsabit dan yang tidak tsabit dari Al-
Qur`an dan Sunnah. Nama-nama nabi dan rasul yang masyhur yang
jumlahnya 25 disebutkan oleh seorang penya`ir dalam dua bait syairnya:







((
))

Dalam (ayat) Itulah hujjah Kami (1)di antara mereka (para nabi)
disebutkan 18 dan masih tersisa 7 (orang).Mereka adalah: Idris, Hud,
Syuaib, Sholih,demikian pula Dzul Kifli, Adam, dan semuanya ditutup
dengan Sang terpilih (Muhammad).
Di antara nabi yang tidak disebutkan namanya oleh penyair di atas
adalah: Nabi Khidir dan Nabi Yusya bin Nun -alaihimas salam- (HR.
Ahmad: 2/325 dari Abu Hurairah)

C. Sifat wajib yang di miliki Rasul


1. Shiddiq (benar). Mereka selalu berkata benar, dimana, kapan dan dalam
keadaan bagaimanapun mereka tidak akan berdusta (kadzib).
2. Amanah, yaitu dapat dipercaya, jujur, tidak mungkin khianat.
3. Tabligh, artinya mereka senantiasa konsekwen menyampaikan
kebenaran (wahyu) kepada umatnya. Tidak mungkin mereka
menyembunyikan kebenaran yang diterimanya dari Allah . (kitman),
meskipun mereka harus menghadapai resiko yang besar.

6
4. Fathanah, artinya semua rasul-rasul adalah manusia-manusia yang
cerdas yang dipilih Allah t. Tidak mungkin mereka bodoh atau idiot
(baladah).
5. Khusus nabi Muhammad saw. sebagai pemimpin para rasul (sayyidul
mursalin) mendapat sanjungan dan pujian yang luar biasa dari Allah
swt. disebabkan karena akhlaknya sebagaimana tersebut dalam surah
Al Qalam ayat 4 yang artinya Dan sesungguhnya kamu (Muhammad)
benar-benar berbudi pekerti yang agung (Q.S. Al Qalam: 4).

D. Tugas Nabi dan Rasul


Tugas pokok yang diberikan Allah Ta`ala kepada para nabi dan rasul sejak
dari Nabi Adam sampai dengan Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi
Wasallam adalah :
1. Memberi kabar gembira bagi orang-orang yang mentaati risalah-
Nya.
2. Membimbing umatnya ke jalan yang benar sehingga memperoleh
kebahagiaan hidup di dunia dan akherat.
3. Memberi peringatan kepada orang-orang yang mengingkari-nya.

E. Fungsi Iman Kepada Nabi dan Rasul


Adapun fungsi iman kepada Nabi dan Rasul adalah :
1. Menambah keimanan kepada Allah Ta`ala, bahwa Rasul itu benar-
benar pilihan Allah.
2. Mengenal Allah Ta`ala dan tata cara beribadah kepada-Nya.
3. Mendorong manusia untuk memiliki kepribadian yang luhur
dengan cara menjadikan Rasulullah sebagai Uswatun Hasanah
4. Mempercayai ajaran-ajaran yang dibawa Rasul Allah untuk
disampaikan kepada umatnya.
5. Mengamalkan ajaran yang diberikan oleh Rasulullah Shalallahu
Alaihi Wasallam.

F. Cara Beriman Kepada Rasul Allah


Cara kita beriman kepada Rasul Allah adalah dengan cara
meneladani seluruh aspek kehidupan Rasulullah, misalnya:
1. Dalam ibadahnya; diwujudkan dalam bentuk ketundukan dalam
menjalankan dan memelihara salat sesuai dengan tuntunan beliau.
Beliau bersabda:

7




Salatlah kalian sebagaimana aku salat. (H.R. Bukhari)
2. Dalam tatacara berpakaian yang menutup aurat, sopan, bersih dan
indah, makan makanan yang halal, bersih dan bergizi, makan tidak
sampai kenyang, tidak makan kecuali setelah dalam keadaan lapar.
3. Dalam berkeluarga, misalnya sebagai seorang suami yang harus
melindungi, mencintai dan menyayangi keluarganya. Beliau bersabda:

:




Artinya: Telah ditanamkan padaku di dunia ini tiga perkara: rasa cinta
kepada wanita, wewangian, serta dijadikan mataku sejuk terhadap
salat. (H.R. an-Nasai)
4. Sebagai pemimpin umat, Beliau lebih mendahulukan kepentingan
umatnya daripada kepentingan pribadinya; Beliau bukan tipe manusia
individualistik yang hanya memikirkan dirinya sendiri.
5. Sebagai anggota masyarakat, Beliau bukan manusia yang suka
berdiam diri di rumah seraya memisahkan diri dengan masyarakat
sekitar, tetapi selalu berinteraksi dengan semua lapisan masyarakat
dan sering mengunjungi rumah-rumah para sahabatnya.
6. Cara yang paling sederhana beriman kepada Rasul Allah adalah
dengan mengetahui siapa Rasul itu. Mengetahui bukan hanya nama,
tapi sejarah, dan ajaran yang dibawanya. Pengetahuan akan
mendatangkan keyakinan, dan dari keyakinan itu akan terbersit
keimanan
7. Mengamalkan ajaran yang dibawa Nabi yang diutus kepada kita. Nabi
yang diutus terakhir adalah Nabi Muhammad . Dengan demikian
beriman kepada Rasul Allah adalah dengan beiman kepada Nabi
Muhammad terlebih dahulu.
8. Sering menyebut nama Nabi dan Rasul. Yang paling disebut adalah
yang sering dingat, yang sering diingat adalah yang paling dicintai.
Cinta adalah bias keimanan. Berarti dengan seringnya menyebut Nama
Nabi dan Rasul dalam Shalawat, atau kisah, akan menggiring keimanan
kepadanya.Sangat sulit mengimani sesuatu yang tidak ditangkap oleh
indera. Yang paling mencintaiku adalah siapa yang melaksanakan
perintahku padahal dia tidak pernah bertemu denganku. Sabda Nabi.

8
Tiga cara bagaimana beriman kepada Rasul Allah swt tadi semoga bisa
member manfaat dan membantu kita.
9. Jujur berani dari segala perbuatan.
10. Berkata baik dan benar kepada siapa saja dan apabila tidak bisa
berkata baik, maka lebih baik diam.
11. Berusaha sekuat tenaga untuk berjuang,menegakkan kebearan da
erjuang untuk mencapai kesuksesan dengan penuh kesadaran dan
semangat mencari ridha Allah.
12. Gemar membaca shalawat atas Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi
Wasallam.
13. Melaksanakan atau menaati risalah yang telah disampaikan oleh
para rasul.

G. Hakikat Iman Kepada Rasulullah


Diantara nikmat yang Allah berikan kepada manusia juga seluruh
alam adalah diutusnya para Rasul yang menuntun manusia dari
kegelapan menuju Islam.
Setelah beriman kepada Allah maka kewajiban berikutnya adalah
beriman kepada Rasulullah Muhammad yang menjadi pondasi yang utama
dari agama Islam. Sebab seluruh pondasi yang lainnya dibangun di atas
keimanan pada Allah dan Rasul-Nya. Seorang yang tidak mengimani
Rasulullah dan hanya beriman kepada Allah tidaklah cukup, dan Iman
menjadi batal, Sebagaimana sabda Nabi :
Artinya: Islam itu dibangun di atas lima rukun , menyaksikan bahwa tiada
sesembahan yang haq selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba
dan RasulNya (HR. Muslim I/45. Al-Bukhari I/).
Diantara cara beriman kepada Rasulullah adalah sebagai berikut:
1. Meyakini dengan penuh tanggung jawab akan kebenaran Nabi
Muhammad dan apa yang oleh beliau bawa, sebagaimana Allah
menandaskan tentang ciri orang bertaqwa:







Dan orang-orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan
membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertaqwa. (Az-
Zumar : 33).

9
2. Ikhlas mentaati Rasul dengan melaksanakan seluruh perintah-Nya
dan menjauhi seluruh larangannya. Allah berfirman:





Dan jika kamu taat kepadanya , niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan
tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah)
dengan terang. (An-nur : 54)
3. Mengikuti ajaran pemikiran, pokok-pokok agama, hukum-hukum dan
cabang cabangnya sesuai dengan yang beliau ajarkan dengan ikhlas.
Allah berfirman:
















Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman hingga mereka menjadikan
kamu hakim dalam perkara yang mereka persilisihkan, kemudian mereka
tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu
berikan , dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (An-Nisa : 65).
4. Mencintai beliau , keluarga, para sahabat dan segenap pengikutnya.
Rasulullah bersabda:










Tidaklah beriman seorang sehingga aku lebih dia cintai dari pada orang
tuanya, anaknya dan seluruh manusia (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
5. Membela dan memperjuangkan ajaran Nabi serta berdawah demi
membebaskan ummat manusia dari kegelapan/kedhaliman, kebatilan,
kemungkaran dan kemaksiatan menuju kepada cahaya kebenaran.
Sebagaimana firman Allah:









Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya,
menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan
kepadanya (Al-Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung .
(Al-Araf: 157).
6. Meneladani akhlaq dan kepemimpinan Nabi dalam setiap amalnya,
Allah berfirman:












Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah suri tauladan yang baik
bagimu (yaitu) orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

10
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah (Al-
Ahzab:21).
7. Banyak membaca shalawat dan salam kepada beliau terutama
setelah disebut namanya.
8. Waspada dan berhati-hati dari ajaran-ajaran yang menyelisihi ajaran
Nabi Muhammad seperti waspada dari syirik, tahayul, bidah, khurafat,
itulah pernyataan Allah :









Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang telah
berangsur-angsur pergi diantara kamu dengan berlindung (kepada
kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi ajaran Rasul
takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih. (An-Nur : 63).
9. Mensyukuri hidayah keimanan kepada Allah dan RasulNya dengan
menjaga persatuan umat Islam dan menghindari perpecahan dengan
berpegang teguh pada Al-Quran dan AS-Sunnah shohihah. Itulah
tegaknya agama:














Dia telah mensyariatkan bagi kaum tentang agama apa yang telah
diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan dan apa yang telah Kami wahyukan
kepadamu dan apa yang telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan
Isa yaitu: Tegakkanlah agama 1341) dan janganlah kamu berpecah belah
karenanya. (Asy-Syura: 13)

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Beriman kepada Rasul Allah merupakan hal yang wajib dan patut
diketahui oleh setiap umat muslim di seluruh dunia. Pengertian beriman
kepada rasul allah berarti adalah kita harus mengimani atau mempercayai
adanya rasul-rasul allah.
Pengertian Rasul adalah Rasul adalah lelaki pilihan dan yang
diutus oleh Allah dengan risalah kepada manusia. Rasul merupakan yang
terbaik diantara manusia lainnya sehingga apa yang dibawa, dikatakan
dan dilakukan adalah sesutu yang terpilih dan mulia dibandingkan dengan
manusia lain.
Jadi, beriman kepada rasul-rasul allah merupakan hal yang sangat
berharga dan patut dipelajari. Karena, selain memberikan hikmah-hikmah
yang sangat bermanfaat juga memberikan pembelajaran dan teladan bagi
kehidupan kita baik di dunia maupun di akhirat. Kita sebagai manusia
harus mempelajari lebih dalam, memahami lebih luas, dan
menerapkannya di dalam kehidupan kita tentang beriman kepada rasul-
rasul allah agar kita dapat menjadi yang lebih baik di setiap harinya, dan
mendapat kehidupan yang bahagia di dunia maupun di akhirat.

B. Saran
Berdasarkan pengalaman saya, ajaran agama Islam itu sangat
penting di dunia maupun di akhirat. Demikian saran dari saya kurang dan
lebihnya saya mohon maaf.

12
DAFTAR PUSTAKA

Shalut, Muhammad. 1998. Akidah dan Syariah Islam. Jakarta: Bumi


Aksara.
Chirzin, Muhammad. 1997. Konsep dan Hikmah Aqidah Islam. Yokyakarta:
Mitra Pustaka.
http://islamicpwr.blogspot.co.id/2012/10/iman-kepada-rasul-
allah.htmlhttp://ravikurnia1.blogspot.co.id/2015/04/makalah-beriman-
kepada-rasul.html

13

Anda mungkin juga menyukai