Anda di halaman 1dari 14

0

EFEK NEUROMUSCULAR ELECTRICAL STIMULATION DAN


EXERCISE TERHADAP KEKUATAN OTOT QUADRICEPS
FEMURIS PENDERITA OSTEOARTHRITIS

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:
ELSA WIDYAWATI
J 110 070 005

PROGRAM DIPLOMA IV FISIOTERAPI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
1
2

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Bismillahirrahnirrohim

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : ELSA WIDYAWATI


NIM : J110070005
Fakultas/ Jurusan : Ilmu Kesehatan / Keperawatan
Jenis penelitian : Skripsi
Judul : EFEK NEUROMUSCULAR ELECTRICAL
STIMULATION DAN EXERCISE
TERHADAP KEKUATAN OTOT
QUADRICEPS FEMURIS PENDERITA
OSTEOARTHRITIS
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:
1. Memberikan hak bebas royalty kepada perpustakaan UMS atas penulisan
karya ilmiah saya, demi mengembangkan ilmu pengetahuan
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/ pengalih formatkan.
3. Mengelola dalam bentuk pangkalan data (data base), mendistribusikannya
serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis
kepada perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta
4. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan
pihak perpustakaan UMS, dari segala bentuk tuntutan hukum yang timbul
atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Surakarta, 29 Mei 2012

Yang menyakatan,

ELSA WIDYAWATI
1

EFEK NMES DAN EXERCISE DALAM MENINGKATKAN KEKUATAN


OTOT QUADRICEPS FEMURIS PADA PENDERITA OSTEOARTHRITIS

Elsa Widyawati*
Wahyuni, SST.Ft, M.Kes **
Totok Budi Santoso, SSt.FT, S.Pd, M.P.H**

Abstrak

Seorang yang memasuki lanjut usia (lansia) sering mengeluh mengenai


masalah kesehatan. Salah satu keluhan yang dirasakan adalah penyakit
osteoarthritis. Lansia akan merasakan nyeri dan penurunan secara progresif dan
akhirnya hilangnya kartilago sendi. Untuk memulihkan kekuatan otot quadriceps
sebagai akibat gangguan sendi, perlu adanya pemberian terapi bagi para penderita
osteoarthritis. Salah satu terapi adalah pemberian exercise atau dengan
Neuromuscular Elektrikal Stimulation (NMES).
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian NMES dan
exercise dalam meningkatkan kekuatan otot quadriceps, mengetahui pengaruh
pemberian exercise dalam meningkatkan kekuatan otot quadriceps, serta
mengetahui beda pengaruh antara pemberian NMES dan exercis dengan
pemberian exercise penderita osteoarthritis.
Tempat penelitian dilakukan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.
Jenis penelitian adalah penelitian quasi eksperiment. Sampel terdiri dari 5 lansia
penderita osteoarthritis pada kelompok perlakuan yaitu pemberian exercise dan
NMES dan 5 lansia penderita osteoarthritis pada kelompok kontrol yaitu dengan
pemberian exercise. Analisa data dengan paired t test, dan independent t test.
Hasil penelitian untuk kelompok perlakuan, rata-rata pre test kekuatan otot
quadriceps = 20, dan post test = 34. Hasil uji statistic paired t test dengan p=0,005.
Kelompok control diperoleh rata-rata pre test kekuatan otot quadriceps = 20, dan
post test = 24. Hasil uji statistic paired t test dengan p=0,178. Hasil uji beda selisih
kekuatan otot antara kelompok perlakuan dengan control menggunakan
independent t test menujukkan p= 0,031.
Kesimpulannya adalah ada pengaruh pemberian NMES dan exercise,
dalam meningkatkan kekuatan otot quadriceps. Tidak ada pengaruh pemberian
exercise, dalam meningkatkan kekuatan otot quadriceps. Ada beda pengaruh
antara pemberian NMES dan Exercis dengan pemberian exercise pada penderita
Osteoarthritis di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.

Kata kunci = Lanjut usia, osteoarthritis, quadriceps NMES, exercise


1
2

EFFECT NMES AND EXERCISE TO INCREASE QUADRICEPS


FEMURIS STRENGTH OF OSTEOARTHRITIS PATIENTS

People with aging (elderly) had health problems. One of complaint is


osteoarthritis disease. Elderly will feel pain and decreased progressively and
ultimately loss of joint cartilage. to recover his quadriceps muscle as a result of
joint disorders, need for therapy for elderly osteoarthritis. One is therapy with
give exercise therapy or Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES).
The object this research was aim to know effect of giving NMES increase
quadriceps strength of osteoarthritis patients, giving NMES and exercise to
increase quadriceps strength of osteoarthritis patients, and difference effect of
NMES and exercise osteoarthritis sufferers.

Location research in Dharma Bhakti Nursing Home of Surakarta. Kind of


research was quasi experiments. Sample was 5 elderly patients with
osteoarthritis in treatment group, namely giving exercise and NMES and 5
elderly patients with osteoarthritis in control group, namely giving of
exercise. data Analysis was using paired t test, and Mann Whitney t test.

The results for the treated group, average pre-test quadriceps muscle
strength = 20, and post-test = 34. The statistic test with paired t test p = 0.005.
Control group with average pre-test = 20, and post-test = 24. The statistic test
with paired t test p = 0, 178. Results different test between treatment groups
with control using independent t test p = 0.020
The conclusion, there was an effect of giving NMES and exercise, to
improve quadriceps muscle strength. There was no significant from giving
exercise to increase strength quadriceps muscle. There was difference between
giving NMES and exercise with exercise only from Osteoarthritis patients in
nursing homes Dharma Bhakti of Surakarta.

Key word: elderly, osteoarthritis, quadriceps, NMES, exercise


PENDAHULUAN
Rasa sakit dan tidak mampu bisa
Latar Belakang Masalah bertambah dengan munculnya
Osteoarthritis merupakan kelemahan otot quadriceps dan atropi
penyakit rematik yang bisa mengenai otot. Otot merupakan bagian yang
sendi lutut dan rasa sakit sering penting untuk membantu menstabilkan
ditimbulkan sihingga dapat persendian, sedangkan kelemahan otot
mengakibatkan tidak mampu untuk pada quadriceps bisa mengakibatkan
mencapai fungsinya yaitu sebagai bertambahparahnya osteoarthritis pada
penumpu berat badan dan aktifitas sendi lutut (Yudhi, 2000). Salah satu
seperti jongkok, berdiri, dan berjalan. upaya meningkatan kekuatan otot
3

quadriceps penderita osteoarthritis peningkatan kekuatan otot quadriceps


yang biasanya dilakukan dalam bentuk dibandingkan dengan para orang yang
latihan resistensi. Memperhatikan hal tidak menerima perlakuan.
tersebut, fisioterapis yang bertugas Tujuan penelitian ini yaitu
menjaga lingkup gerak sendi dan untuk mengetahui, (1) pengaruh
fungsi tubuh berperanan meningkatan pemberian NMES dan exercise dalam
kekuatan otot dengan menggunakan meningkatkan kekuatan otot
modalitas yang dimiliki fisioterapis quadriceps pada penderita
seperti exercise dan aplikasi Osteoarthritis, (2) pengaruh
Neuromuscular Electrical Stimulation pemberian exercise dalam
(NMES). meningkatkan kekuatan otot pada
Exercise adalah salah satu penderita Osteoarthritis.
upaya pengobatan dalam fisioterapi
yang pelaksanaanya menggunakan KERANGKA TEORI
latihan gerakan tubuh baik aktif
maupun pasif. Exercise merupakan Definisi Osteoarthritis
upaya mempercepat penyembuhan dari Osteoarthritis adalah gangguan
injuri atau penyakit tertentu yang telah pada sendi yang bergerak yang bersifat
mengubah cara hidup yang kronik, berjalan progresif lambat, tidak
normal.Neuromuscular Electrical meradang dan ditandai oleh adanya
Stimulation (NMES) yang merupakan abrasi (pengikisan) dan deteriorasi
salah satu dari sekian banyak (kemunduran) tulang baru pada
modalitas yang dipergunakan oleh permukaan persendian (Carter, 1995).
profesi Fisioterapi untuk Osteoarthritis secara patologi yang
meningkatkan kekuatan otot. dicirikan dengan adanya penurunan
Perangsangan listrik dengan secara progresif dan akhirnya
menggunakan Neuromuscular hilangnya kartilago sendi dengan
Electrical Stimulation (NMES) dengan perubahan reaktif pada batas-batas
intensitas tinggi pada saraf-saraf otot sendi dan paha tulang subkhondral
yang diberikan ke ototquadriceps (Garrison, 1996).
dapat berhasil memperbaiki kekuatan
otot quadriceps dan aktivasinya pada Kekuatan Otot
para pasien yang telah mengalami Kekuatan otot adalah
rekonstruksi ligament krusiat anterior kemampuan otot atau grup otot yang
dan arthroplasty lutut total. Namun menghasilkan tegangan dan tenaga
keberhasilan NMES dalam selama usaha maksimal baik secara
memperbaiki fungsi otot quadriceps dinamis maupun statis. (Kisner,
pada pasien yang menderita 1996). Tenaga atau kekuatan adalah
osteoarthritis tingkat awal adalah yang diperlukan otot dalam
kurang. Dalam penelitian ini, saya berkontraksi dan menghasilkan
mengevaluasi apakah NMES dan tegangan. Ada beberapa faktor yang
exercise dapat memperbaiki aktivasi mempengaruhi kekuatan tersebut,
dan kekuatan otot quadriceps pada selain dipengaruhi oleh usia dan jenis
orang yang menerima interverensi kelamin, kekuatan otot juga
NMES dan exercise akan menunjukn dipengaruhi oleh beberapa faktor
perbaikan-perbaikan dalam fungsi dan seperti: faktor biomekanik, faktor
4

neuromuscular (ukuran cross sectional dimana tidak ada penyebab lain yang
otot, recruitmen motor unit, tipe tampak.
kontraksi, jenis serabut otot, dan
kecepatan kontraksi), faktor Latihan Penguatan Otot Quadriceps
metabolisme (ketersediaan energi) dan Salah satu yang memperburuk
faktor psikologis (motivasi). pada proses osteoarthritis yaitu
terjadinya kelemahan otot quadriceps.
Oleh karena itu, tahapan yang
Usia Lanjut terpentingdalam penatalaksanaan
Usia lanjut merupakan masa pasien dengan osteoarthritis yaitu
perkembangan terakhir dalam hidup latihan penguatan otot quadriceps
manusia, karena adanya proses secara komprehensif.
penurunan kemampuan pada usia Dengan menggunakan tahanan
lanjut. World Health Organization yang optimal yang dapat dilawan oleh
(WHO), yang dikutip oleh Badrussalih usaha otot yang maksimal adalah
(2008) mengelompokkan usia lanjut teknik untuk dapat meningkatkan
sebagai berikut: usia pertengahan kekuatan otot. Teknik tersebut
(middle age), ialah kelompok usia 45 melibatkan kontraksi otot secara aktif,
sampai 59 tahun, lanjut usia (eldely), kapasitas otot menentukan besarnya
antara 60 dan 74 tahun, lanjut usia tua tahanan yang diberikan.
(old), antara 75 dan 90 tahun, dan usia
sangat tua (very old), diatas 90 tahun. METODOLOGI PENELITIAN
Proses menurunnya
kemampuan jaringan untuk Metode Penelitian
memperbaiki diri/ Metode penelitian yang
dipergunakan dalam penelitian ini
Diagnose Medis adalah penelitian Quasi Eksperiment,
Gejala yang terjadi pada disebut penelitian Quasi Eksperiment
osteoarthritis sangat berubah-ubah karena tidak semua variabel luar
pada orang-orang lanjut usia dan dikontrol oleh peneliti (Pratiknya,
sangat sedikit yang diketahui tentang 2001). Desian dalam penelitian ini
osteoarthritis, misalnya kekakuan menggunakan pendekatan secara two
sendi, rasa sakit atau nyeri dan group with pre and post test
kesulitan dalam melakukan kegiatan- designdengan membandingkan antara
kegiatan tertentu. Banyak dari orang kelompok 1 dengan perlakuan
yang terjangkit osteoarthritis penambahan NMES pada exercise
mempunyai komorbiditas, dan cukup dengan kelompok 2 dengan perlakuan
banyak yang menganggap gejala- exercise.
gejala seperti itu salah satu bagian
yang tidak bisa terhindarkan pada Rancangannya adalah:
proses penuaan atau degenerasi. O1 X1 O2
Untuk osteoarthritis merupakan O 1 X2 O2
suatu kondisi yang identik dengan rasa Ketarangan:
sakit pada sendi yang berhubungan O1 = nilai kekuatan otot sebelum
dengan penggunaan sendi tersebut intervensi
yang dialami di sebagian besar orang,
5

O2 = nilai kekuatan otot setelah 3) Pasien menunjukan gejala


interverensi Osteoarthritis
X1 = perlakuan 1 (NMES dan 4) Pasien menunjukan kelemahan
exercise) otot.
X2 = perlakuan 2 (exercise) 5) Bersedia mengikuti program
penelitian (menandatangani
Pengumpulan Data informed consent).
1. Jenis Data b. Kriteria Eksklusi (Penolakan)
Data berjenis kuantitatif yang 1) Kontraktur sendi lutut
berbentuk angka-angka, yaitu 2) Kelainan kardiovaskuler
kekuatan otot ditunjukan oleh 3) Keluhan kelemahan otot selain
satuan leg dynamometer adalah quadriceps sehingga
kilogram (Kg). menyulitkan evaluasi
2. Sumber Data osteoarthritis.
Data yang diperoleh secara 4) Tidak mengikuti salah satu sesi
langsung melalui pemberian interverensi (kelompok 1).
program NMES dan exercise pada
pasien penderita osteoarthritis di Definisi Operasional
Panti Wredha Dharma Bhakti a) Neuromuscular Electrical
dilakukan pengamatan kemudian Stimulation (NMES)
dilakukan pendataan secara NMES yang digunakan
sistematis. dalam penelitian ini adalah
3. Cara Pengumpulan Data menggunakan arus TENS pola
Pengumpulan data dilakukan Burst dengan durasi 100-150
dengan mengadakan perlakuan dan s.Frekuensi 50 Hz dapat
tes pada pasien penderita dipertahankan untuk menghasilkan
osteoarthritis di Panti Wredha kontraksi tetanik yang nyaman.
Dharma Bhakti. b) Kekuatan Otot
Kekuatan otot adalah
Populasi dan Sampel Penelitian kemampuan otot atau group otot
Populasi dalam penelitian ini yang bisa menghsilkan tenaga dan
yaitu klien/pasien yang berada di Panti tegangan selama usaha maksimal
Wredha Dharma Bhakti. Dari 85 orang baik secara dinamis maupun statis
yang berada di Panti, di dapat 10 orang (Kisner, 1996). Cara pengukuran
yang memenuhi kriteria insklusi. 75 kekuatan otot menggunakan Leg
orang yang lain tidak masuk dalam Dynamometer.
kriteria insklusi dikarenakan beberapa
faktor diantaranya klien/pasien
mengalami gangguan jiwa, memakai Analisa Data
kursi roda, dan tidak menderita Pengolahan data pada
osteoarthritis. penelitian ini mengunakan SPSS
Kriteria sampel penelitian ini windows 17.0. jenis data dengan skala
adalah: interval.
a. Kriteria Insklusi (Penerimaan):
1) Semua jenis kelamin
2) Umur minimal 56 tahun
6

a. Uji normalitas Distribusi subyek berdasarkan


Uji normalitas data menggunakan jenis kelamin (Tabel 4.2) pada
uji shapiro wilk bertujuan untuk penelitian ini prosentase terbanyak
menguji kenormalan data. pada subyek laki-laki yaitu sebesar
b. Uji Pengaruh 70% dan perempuan sebesar 30%.
Uji pengaruh apabila data
berdistribusi normal menggunakan Hasil nilai pengukuran kekuatan
paired sample T- test dan apabila otot dengan Leg Dinamometer pada
data tidak berdistribusi normal kelompok perlakuan
menggunakan wilcoxon test. Tabel 4.3. Hasil pengukuran
c. Uji Beda Pengaruh kekuatan otot pada kelompok Perlakuan
dengan intervensi NMES dan excersice pada
Uji beda pengaruh apabila data Data Penelitian di Panti Wredha Dharma
berdistribusi normal menggunakan Bhakti Surakarta
independent T-test dan apabila NMES dan excersice
data tidak berdistribusi normal Nama Pre Post
menggunakan mann-Whitney test. No. test test Selisih
1 S 10 30 20
2 M 20 30 10
HASIL PENELITIAN
3 S 20 30 10
4 D 20 40 20
Karakteristik subyek menurut usia R
5 30 40 10
Tabel 4.1. Distribusi subyek Rata-rata 20 34 14
menurut Usia pada Data Penelitian di Panti
Wredha Dharma Bhakti Surakarta Distribusi subyek pada nilai
Usia Jumlah % pengukuran kekuatan otot quadriceps
59-74 tahun (Elderly) 8 80
pada kelompok perlakuan dengan
74-90Tahun 2 20
(Old) intervensi NMES dan excercise
Total 10 100 terdapat perbedaan nilai pada pre test
dan post test nya yang terkecil adalah
Distribusi subyek berdasarkan 10 terdapat 3 subyek dan nilai terbesar
usia (Tabel 4.1) pada penelitian ini adalah 20 ada 2 subyek.
prosentase terbanyak kategori elderly Hasil nilai pengukuran kekuatan
yaitu sebesar 80%, sedangkan yang otot dengan Leg Dinamometer
terkecil kelompok usia old sebesar kelompok kontrol
14%. Dasar perhitungan kelompok Tabel 4.4 Hasil pengukuran
kekuatan otot quadriceps pada kelompok
umur mengacu pada WHO (2003) kontrol dengan intervensi excersice pada
mengenai kategori usia lansia. Data Penelitian di Panti Wredha Dharma
Bhakti Surakarta
Karakteristik subyek menurut jenis Excersice
kelamin Nama Pre Post
No. test test Selisih
Tabel 4.2. Distribusi subyek menurut 1 S 20 20 0
jenis kelamin pada Data Penelitian di Panti 2 S 10 10 0
Wredha Dharma Bhakti Surakarta 3 H 20 30 10
Jenis Kelamin Jumlah % 4 T 30 30 0
Laki-laki 7 70 5 R 20 30 10
Perempuan 3 30 Rata-rata 20 24 4
Total 10 100
7

Distribusi subyek pada nilai Tabel 4.6 Hasil uji pre test post kekuatan
pengukuran kekuatan otot pada otot kelompok kontrol
kelompok kontrol dengan intervensi kekuatan thitung P Kesimpulan
excersice terdapat perbedaan nilai otot
pada pre test dan post test nya yang quadriceps
terkecil adalah 10 terdapat 1 subyek Pre test -1.633 0.178 Ho diterima
dan nilai terbesar adalah 30 ada 1 post test
subyek.
Tabel 4.6 menunjukkan hasil uji
Pengujian Hipotesis hipotesis antara pre-test dan post test
Uji Hipotesis Data kekuatan otot quadriceps pada
kelompok kontrol dengan nilai p>
Uji hipotesis pada kelompok
perlakuan 0,05, sehingga keputusan yang
Hasil uji Pre testpost test diambil adalah Ho diterima, artinya
kekuatan otot dengan NMES dan ada tidak pengaruh pemberian exercise
exercise kelompok perlakuan dengan dalam meningkatkan kekuatan otot
uji paired t test ditampilkan pada tabel pada penderita Osteoarthritis.
4.5.
Tabel 4.5 Hasil uji pre test Uji beda kekuatan otot quadriceps
post kekuatan otot quadriceps kelompok selisih post test antara kelompok
perlakuan perlakuan dengan kelompok kontrol
Pengujian ini untuk mengetahui
kekuatan thitung P Kesimpulan apakah terdapat pengaruh kekuatan
otot
quadriceps otot quadriceps dengan penambahan
Pre test -5.715 0,00 Ho ditolak NMES setelah perlakuan exercise.
post test 5 Pengujian dilakukan dari selisih
kelompok perlakuan dengan kelompok
Tabel 4.5 menunjukkan hasil uji kontrol. Pengujian menggunakan uji
hipotesis antara pre-test dan post test parametric yaitu uji independent t test
kekuatan otot quadriceps pada Hasil kekuatan otot quadriceps antara
kelompok perlakuan dengan nilai p< selisih post test kelompok perlakuan
0,05, sehingga keputusan yang diambil dengan post test kelompok kontrol
adalah Ho ditolak, artinya ada dengan uji Mann-Whitney Test
pengaruh pemberian NMES dan ditampilkan pada tabel 4.7.
exercise dalam meningkatkan
kekuatan otot quadriceps pada Tabel 4.7 Hasil uji kekuatan
penderita Osteoarthritis. otot quadriceps selisih kelompok kontrol
dengan kelompok perlakuan
Uji hipotesis pada kelompok kekuatan otot Z p Kesimpulan
kontrol quadriceps
Hasil uji Pre test post test post test
-
kekuatan otot quadriceps dengan kontrol- post 2.154 0.031 Ho ditolak
exercise kelompok kontrol dengan uji test perlakuan
paired t test ditampilkan pada tabel
4.6. Tabel 4.7 menunjukkan hasil uji
selisih antara post test. Kelompok
kontrol dan post test kelompok
perlakuan menunjukkan nilai p< 0,05,
8

sehingga keputusan yang diambil TENS pulse burst dan arus trabert
adalah Ho ditolak, yang artinya dalam mengurangi nyeri kronik di
terdapat beda pengaruh pemberian lutut pada usia lanjut.
NMES dan exercise dalam
meningkatkan kekuatan otot Hasil uji hipotesis kelompok kontrol
quadriceps pada penderita Hasil pengujian dengan
Osteoarthritis. terapi exercise disimpulkan tidak ada
pengaruh kekuatan otot quadriceps.
PEMBAHASAN Exercise atau terapi latihan merupakan
salah satu upaya pengobatan dalam
Hasil uji hipotesis penelitian fisioterapi dengan menggunakan
Hasil uji hipotesis kelompok latihan-latihan gerak tubuh baik secara
perlakuan aktif maupun pasif (Kisner, 2003).
Hasil penelitian pemberian Aplikasi terapi latihan untuk penderita
terapi NMES dan exercise pada osteoarthritis seharusnya di mulai
kelompok perlakuan menunjukkan ada dengan latihan yang dapat
pengaruh pemberian NMES dan meningkatkan kapasitas fungsional,
Exercise. Pengaruh pemberian NMES baru kemudian mengarah ke
pada responden selala 15 menit kebugaran fisik sehingga penderita
ternyata mampu menambah kekeuatan dapat beraktivitas tanpa keluhan nyeri
otot quadriceps. Proses terapi NMES dan tidak mudah lelah. Di awali
adalah dengan cara memberikan dengan latihan fleksibilitas untuk
stimulasi listrik pada sistem syaraf mencegah kontraktur sendi kemudian
atau pada otot dapat menggantikan di lanjutkan dengan latihan penguatan
perintah dari pusat system saraf. yang fokus pada gerak fungsional
Impuls listrik dari pusat sistem syaraf untuk meningkatkan daya tahan dan
yang menghasilkan kontraksi otot dan kecepatan kontraksi otot, serta dapat di
menghasilkan gerakan atau sensasi lanjutkan dengan latihan aerobik
dipengaruhi oleh stimulasi listrik (Sisto, 2006).
tersebut. Namun dari hasi penelitian
Stimulasi elektris menyimpulkan bahwa tidak terdapat
memimbulkan kontraksi otot, sehingga pengaruh kekuatan otot quadriceps
merangsang muscle sepindle dan golgi pada lansia. Hal ini dapat dipengaruhi
tendon yang akan diinformasikan oleh pemberian terapi yang hanya 3
melalui efferent ke susunan saraf pusat kali dalam seminggu, dan setiap
sehingga akan mengkonstribusikan latihan hanya diberi 15 menit. Kondisi
inhibisi dan fasilitasi. Rangsangan menjadikan kurangnya efektif, sebab
elektris yang diulang-ulang bisa bisa saja setelah pemberian terapi
memberikan informasi ke supra latihan, lansia melakukan aktivitas lain
spinal mechanism sehingga akan yang dapat menyebabkan tidak
terjadi pola gerak terintegrasi dan meningkatnya kekuatan otot seperti
menjadi gerakan-gerakan pola melakukan jalan kaki yang jauh
fungsional. (Laura, 2008). Hasil sehingga mengakibatkan kekuatan otot
penelitian ini sejalan dengan penelitian quadriceps menjadi berkurang. Hasil
Widiyasari (2009) hasil penelitian penelitian ini berbeda dengan hasil
tersebut menyimpulkan ada efektifitas penelitian Nuryati (2011) yang
9

menyimpulkan terdapat beda pengaruh 2. Tidak ada pengaruh pemberian


codman pendular exercise, ultra sound exercise, dalam meningkatkan
dan hold relax terhadap peningakatan kekuatan otot quadriceps pada
luas gerak sendi bahu pada penderita penderita Osteoarthritis di Panti
frozen shoulder. Wredha Dharma Bhakti Surakarta.
3. Ada beda pengaruh antara
Hasil uji beda pengaruh antara pemberian NMES dan Exercise
kelompok kontrol dengan kelompok dengan pemberian Exercise pada
perlakuan pada pengujian kekuatan penderita Osteoarthritis di Panti
otot quadriceps Wredha Dharma Bhakti Surakarta.
Hasil penelitian menyimpulkan
kelompok perlakuan yang Saran
menggunakan NMES lebih mengalami 1. Keilmuan
peningkatan kekuatan otot quadriceps Hasil penelitian ini dapat
penderita Osteoarthritis. Hasil memberikan informasi mengenai
penelitian ini mendukung penelitian manfaat terapi NMES sehingga
yang dilakukan oleh Rian (2010), diharapkan pada mahasiswa dapat
bahwa penggunaan terapi NMES melakukan praktik dengan model
dapat memperbaiki kekuatan otot pemberian terapi tersebut.
quadriceps pada pasien osteoarthritis. 2. Bagi tenaga kesehatan fisioterapi
Dalam penggunaan NMES, Diharapkan dengan hasil
tegangan listrik yang ditimbulkan penelitian ini, tenaga kesehatan
untuk disesuaikan dengan lokasi otot fisioterapi dapat memberikan
yang dirangsang sesuai dengan pelatihan terapi NMES secara baik
petunjuk yang ada berbagai efek. dan benar kepada penderita
Impuls listrik yang diberikan yang Osteoarthritis terhadap
digunakan untuk merangsang otot, peningkatan kekuatan otot
harus benar-benar disesuaikan dengan sehingga dapat mengembalikan
kondisi yang ada agar dapat membuat kapasitas fungsional dengan baik.
tubuh merasa dalam kondisi yang lebih Karena pada lansia kekuatan
baik lagi. Dengan pemberian NMES ototnya lebih sulit untuk
menunjukkan bahwa penggunaan alat ditingkatkan, maka perlu tambahan
NMES lebih memberikan kekuatan alat dalam terapinya seperti NMES
otot quadriceps pada penderita yang menggunakan arus listrik.
Osteoarthritis sementara pada terapi 3. Peneliti lain
latihan yang tidak memberikan alat Hasil penelitian ini dapat
menjadikan lansia tidak merasa adanya menjadi acuan bagi peneliti
perubahan kekuatan otot quadriceps. berikutnya. Diharapkan peneliti
lain dapat melakukan menambah
Kesimpulan jumlah responden, jenis penelitian,
1. Ada pengaruh pemberian NMES dan menambah variabel penelitian
dan exercise, dalam meningkatkan sehingga diharapkan diperoleh
kekuatan otot quadriceps pada hasil penelitian yang lebih
penderita Osteoarthritis, di Panti mendalam dan variatif.
Wredha Dharma Bhakti Surakarta.
10

DAFTAR PUSTAKA Fatkhurrohman, M. 2005; Teknologi


Stimulasi Elektrik (Electrical
Alimul, A. Azis, 2003. Riset Stimulation) Bagi Pasien Yang
Keperawatan dan Teknik Mengalami Kelemahan Otot
Penulisan Ilmiah. Jakarta: dan Nyeri diakses tanggal
Salemba Medika. 12/11/12 dari
www.fik.ui.ac.id/pkko/files/Tug
Alon G,1987. Principle of Electrical as%20UTS%20SIM.pdf.
Stimulation, In ; Nelson, MR
Currier The Clinical
Electrotherapy. Appleton & Ganong, William F, Buku Ajar
Lange. California. Fisiologi Kedokteran Edisi 17
,Penerbit Buku Kedokteran
Badrusshalih, 2008. Batas-batas Usia EGC, Jakarta, 1995.
Lanjut,
http://ahmadfikri.blogspot.com Hargiani, 2001. World Confederation
diakses 10 februari 2012. for Physical Therapy.

Baley, Dennis A. 2006. Hary Isbagio (2000). Osteoarthritis ;


Neuromuscular Electrical Kumpulan Makalah Indonesia
Stimulation. Diakses tanggal 5 Pain Socity, IASP, Jogjakarta,
september 2011. 2003.

Darmojo, R.B.& Martono, H.H. 2004. Heri Priatna. 2010. Fisioterapi


Griatri (Ilmu Kesehatan Usia Hiperbarik Sebagai Kajian
Lanjut). Jakarta: Balai Penerbit Pengembangan Pelayanan
FKUI. Fisioterapi Futuristik. Bekasi:
IFI. Vol. 2, 12.
Darmojo, R, dkk, 2000. Buku Ajar
Geriatri ( Ilmu Kesehatan
Lanjut ), Balai Penerbit FK UI Hudaya. 2002. Rematologi. Cetakan
Jakarta. Ketujuh. Surakarta: Akademi
Fisioterapi Surakarta.
De Wolf, A.N. Mens, J.M.A (1994).
Pemeriksaan Alat Penggerak Isbagio H. dan Setiyohadi B. 1995.
Tubuh. Masalah dan Penanganan
Dick, F. Jhonson, C., Paish, Wilf. Osteoartritis Sendi.
(1978). Strength Training for
Athletics. British Amateur Kisner, Carolyn and Lynn Allen
Athletic Board : London Coiby, Therapeutic Exercise
Foundations and Techniques,
Gunarto, S, 2005. Pengaruh Latihan F.A. Davis Company,
Four Severe Step terhadap Philadelphia 1996.
Keseimbangan pada Lansia.
Program Pendidikan IKFR FK Kuntono, H, P, 2005; Intervensi
UI : Jakarta. Elektroterapi Pada Kondisi
11

Nyeri Muskuloskeletal; IFI


Cabang Surakarta.

Laura, 2008. Peralatan dan Pelayanan


Fisioterapi. Artikel Fisioterapi.

Pardjoto S. 2000. Assesment


Fisioterapi Pada Osteoarthritis
Sendi Lutut. Dalam Kumpulan
Makalah TITAFI IX.
Semarang: IFI (Ikatan
Fisioterapi Indonesia).

Parjoto S, 2006. Terapi Listrik Untuk


Modulasi Nyeri. Semarang.
Ikatan Fisioterapi Indonesia
Cabang Semarang.

Pudjianto, M, 2002; Sendi Lutut;


Pelatihan Terapi Manipulasi,
Jurusan Fisioterapi
POLTEKKES Surakarta.

Yudhi Suyono. 2000; Terapi Latihan


Pada Osteoarthritis Sendi Lutut.
Malang: TITAFI XIII.

Elsa Widyawati*: Mahasiswa


DIV Fisioterapi fakultas Ilmu
kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta

Wahyuni, SST.Ft, M.Kes **


Dosen Fisioterapi fakultas Ilmu
kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta

Totok Budi Santoso, SSt.FT,


S.Pd, M.P.H** Dosen Fisioterapi
fakultas Ilmu kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta

Anda mungkin juga menyukai