NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
ELSA WIDYAWATI
J 110 070 005
Bismillahirrahnirrohim
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Yang menyakatan,
ELSA WIDYAWATI
1
Elsa Widyawati*
Wahyuni, SST.Ft, M.Kes **
Totok Budi Santoso, SSt.FT, S.Pd, M.P.H**
Abstrak
The results for the treated group, average pre-test quadriceps muscle
strength = 20, and post-test = 34. The statistic test with paired t test p = 0.005.
Control group with average pre-test = 20, and post-test = 24. The statistic test
with paired t test p = 0, 178. Results different test between treatment groups
with control using independent t test p = 0.020
The conclusion, there was an effect of giving NMES and exercise, to
improve quadriceps muscle strength. There was no significant from giving
exercise to increase strength quadriceps muscle. There was difference between
giving NMES and exercise with exercise only from Osteoarthritis patients in
nursing homes Dharma Bhakti of Surakarta.
neuromuscular (ukuran cross sectional dimana tidak ada penyebab lain yang
otot, recruitmen motor unit, tipe tampak.
kontraksi, jenis serabut otot, dan
kecepatan kontraksi), faktor Latihan Penguatan Otot Quadriceps
metabolisme (ketersediaan energi) dan Salah satu yang memperburuk
faktor psikologis (motivasi). pada proses osteoarthritis yaitu
terjadinya kelemahan otot quadriceps.
Oleh karena itu, tahapan yang
Usia Lanjut terpentingdalam penatalaksanaan
Usia lanjut merupakan masa pasien dengan osteoarthritis yaitu
perkembangan terakhir dalam hidup latihan penguatan otot quadriceps
manusia, karena adanya proses secara komprehensif.
penurunan kemampuan pada usia Dengan menggunakan tahanan
lanjut. World Health Organization yang optimal yang dapat dilawan oleh
(WHO), yang dikutip oleh Badrussalih usaha otot yang maksimal adalah
(2008) mengelompokkan usia lanjut teknik untuk dapat meningkatkan
sebagai berikut: usia pertengahan kekuatan otot. Teknik tersebut
(middle age), ialah kelompok usia 45 melibatkan kontraksi otot secara aktif,
sampai 59 tahun, lanjut usia (eldely), kapasitas otot menentukan besarnya
antara 60 dan 74 tahun, lanjut usia tua tahanan yang diberikan.
(old), antara 75 dan 90 tahun, dan usia
sangat tua (very old), diatas 90 tahun. METODOLOGI PENELITIAN
Proses menurunnya
kemampuan jaringan untuk Metode Penelitian
memperbaiki diri/ Metode penelitian yang
dipergunakan dalam penelitian ini
Diagnose Medis adalah penelitian Quasi Eksperiment,
Gejala yang terjadi pada disebut penelitian Quasi Eksperiment
osteoarthritis sangat berubah-ubah karena tidak semua variabel luar
pada orang-orang lanjut usia dan dikontrol oleh peneliti (Pratiknya,
sangat sedikit yang diketahui tentang 2001). Desian dalam penelitian ini
osteoarthritis, misalnya kekakuan menggunakan pendekatan secara two
sendi, rasa sakit atau nyeri dan group with pre and post test
kesulitan dalam melakukan kegiatan- designdengan membandingkan antara
kegiatan tertentu. Banyak dari orang kelompok 1 dengan perlakuan
yang terjangkit osteoarthritis penambahan NMES pada exercise
mempunyai komorbiditas, dan cukup dengan kelompok 2 dengan perlakuan
banyak yang menganggap gejala- exercise.
gejala seperti itu salah satu bagian
yang tidak bisa terhindarkan pada Rancangannya adalah:
proses penuaan atau degenerasi. O1 X1 O2
Untuk osteoarthritis merupakan O 1 X2 O2
suatu kondisi yang identik dengan rasa Ketarangan:
sakit pada sendi yang berhubungan O1 = nilai kekuatan otot sebelum
dengan penggunaan sendi tersebut intervensi
yang dialami di sebagian besar orang,
5
Distribusi subyek pada nilai Tabel 4.6 Hasil uji pre test post kekuatan
pengukuran kekuatan otot pada otot kelompok kontrol
kelompok kontrol dengan intervensi kekuatan thitung P Kesimpulan
excersice terdapat perbedaan nilai otot
pada pre test dan post test nya yang quadriceps
terkecil adalah 10 terdapat 1 subyek Pre test -1.633 0.178 Ho diterima
dan nilai terbesar adalah 30 ada 1 post test
subyek.
Tabel 4.6 menunjukkan hasil uji
Pengujian Hipotesis hipotesis antara pre-test dan post test
Uji Hipotesis Data kekuatan otot quadriceps pada
kelompok kontrol dengan nilai p>
Uji hipotesis pada kelompok
perlakuan 0,05, sehingga keputusan yang
Hasil uji Pre testpost test diambil adalah Ho diterima, artinya
kekuatan otot dengan NMES dan ada tidak pengaruh pemberian exercise
exercise kelompok perlakuan dengan dalam meningkatkan kekuatan otot
uji paired t test ditampilkan pada tabel pada penderita Osteoarthritis.
4.5.
Tabel 4.5 Hasil uji pre test Uji beda kekuatan otot quadriceps
post kekuatan otot quadriceps kelompok selisih post test antara kelompok
perlakuan perlakuan dengan kelompok kontrol
Pengujian ini untuk mengetahui
kekuatan thitung P Kesimpulan apakah terdapat pengaruh kekuatan
otot
quadriceps otot quadriceps dengan penambahan
Pre test -5.715 0,00 Ho ditolak NMES setelah perlakuan exercise.
post test 5 Pengujian dilakukan dari selisih
kelompok perlakuan dengan kelompok
Tabel 4.5 menunjukkan hasil uji kontrol. Pengujian menggunakan uji
hipotesis antara pre-test dan post test parametric yaitu uji independent t test
kekuatan otot quadriceps pada Hasil kekuatan otot quadriceps antara
kelompok perlakuan dengan nilai p< selisih post test kelompok perlakuan
0,05, sehingga keputusan yang diambil dengan post test kelompok kontrol
adalah Ho ditolak, artinya ada dengan uji Mann-Whitney Test
pengaruh pemberian NMES dan ditampilkan pada tabel 4.7.
exercise dalam meningkatkan
kekuatan otot quadriceps pada Tabel 4.7 Hasil uji kekuatan
penderita Osteoarthritis. otot quadriceps selisih kelompok kontrol
dengan kelompok perlakuan
Uji hipotesis pada kelompok kekuatan otot Z p Kesimpulan
kontrol quadriceps
Hasil uji Pre test post test post test
-
kekuatan otot quadriceps dengan kontrol- post 2.154 0.031 Ho ditolak
exercise kelompok kontrol dengan uji test perlakuan
paired t test ditampilkan pada tabel
4.6. Tabel 4.7 menunjukkan hasil uji
selisih antara post test. Kelompok
kontrol dan post test kelompok
perlakuan menunjukkan nilai p< 0,05,
8
sehingga keputusan yang diambil TENS pulse burst dan arus trabert
adalah Ho ditolak, yang artinya dalam mengurangi nyeri kronik di
terdapat beda pengaruh pemberian lutut pada usia lanjut.
NMES dan exercise dalam
meningkatkan kekuatan otot Hasil uji hipotesis kelompok kontrol
quadriceps pada penderita Hasil pengujian dengan
Osteoarthritis. terapi exercise disimpulkan tidak ada
pengaruh kekuatan otot quadriceps.
PEMBAHASAN Exercise atau terapi latihan merupakan
salah satu upaya pengobatan dalam
Hasil uji hipotesis penelitian fisioterapi dengan menggunakan
Hasil uji hipotesis kelompok latihan-latihan gerak tubuh baik secara
perlakuan aktif maupun pasif (Kisner, 2003).
Hasil penelitian pemberian Aplikasi terapi latihan untuk penderita
terapi NMES dan exercise pada osteoarthritis seharusnya di mulai
kelompok perlakuan menunjukkan ada dengan latihan yang dapat
pengaruh pemberian NMES dan meningkatkan kapasitas fungsional,
Exercise. Pengaruh pemberian NMES baru kemudian mengarah ke
pada responden selala 15 menit kebugaran fisik sehingga penderita
ternyata mampu menambah kekeuatan dapat beraktivitas tanpa keluhan nyeri
otot quadriceps. Proses terapi NMES dan tidak mudah lelah. Di awali
adalah dengan cara memberikan dengan latihan fleksibilitas untuk
stimulasi listrik pada sistem syaraf mencegah kontraktur sendi kemudian
atau pada otot dapat menggantikan di lanjutkan dengan latihan penguatan
perintah dari pusat system saraf. yang fokus pada gerak fungsional
Impuls listrik dari pusat sistem syaraf untuk meningkatkan daya tahan dan
yang menghasilkan kontraksi otot dan kecepatan kontraksi otot, serta dapat di
menghasilkan gerakan atau sensasi lanjutkan dengan latihan aerobik
dipengaruhi oleh stimulasi listrik (Sisto, 2006).
tersebut. Namun dari hasi penelitian
Stimulasi elektris menyimpulkan bahwa tidak terdapat
memimbulkan kontraksi otot, sehingga pengaruh kekuatan otot quadriceps
merangsang muscle sepindle dan golgi pada lansia. Hal ini dapat dipengaruhi
tendon yang akan diinformasikan oleh pemberian terapi yang hanya 3
melalui efferent ke susunan saraf pusat kali dalam seminggu, dan setiap
sehingga akan mengkonstribusikan latihan hanya diberi 15 menit. Kondisi
inhibisi dan fasilitasi. Rangsangan menjadikan kurangnya efektif, sebab
elektris yang diulang-ulang bisa bisa saja setelah pemberian terapi
memberikan informasi ke supra latihan, lansia melakukan aktivitas lain
spinal mechanism sehingga akan yang dapat menyebabkan tidak
terjadi pola gerak terintegrasi dan meningkatnya kekuatan otot seperti
menjadi gerakan-gerakan pola melakukan jalan kaki yang jauh
fungsional. (Laura, 2008). Hasil sehingga mengakibatkan kekuatan otot
penelitian ini sejalan dengan penelitian quadriceps menjadi berkurang. Hasil
Widiyasari (2009) hasil penelitian penelitian ini berbeda dengan hasil
tersebut menyimpulkan ada efektifitas penelitian Nuryati (2011) yang
9