Abstrak
1. Pendahuluan
berupa atrofi villous pada usus kecil. Pada DH, spektrum enteropati
yang tampak normal, tetapi hampir selalu ada perubahan inflamatori yang
gluten.
yang terdiri dari eritema, plak urtikaria, papula, vesikula herpetiformis, dan
yang paling umum terlibat adalah siku (90%), lutut (30%), bahu, bokong,
cukup umum.
yang lebih tinggi, enteropati sensitif gluten (GSE) yang lebih jarang, dan
2. Faktor Genetik
haplotipe DLA HQ2 atau HLA DQ8. Hubungan ini telah ditunjukkan pada
pasien DH dengan 289 kontrol sehat, sebanyak 86% dari pasien yang
terkena membawa alel HLA DQ2 dan 12% membawa alel HLA DQ8.
Keberadaan salah satu dari kedua alel ini memberikan sensitifitas yang
mendekati 100% untuk CD dan DH. Pada individu yang tidak memiliki alel-
patologi melepuh yang mirip dengan yang terlihat pada DH. Demikian
juga, infiltrasi neutrofil pada dermis, deposisi IgA pada junction dermis-
pemberian GFD dengan atau tanpa dapson juga diamati. Walaupun ini
A1, HLA-B8, dan HLA-DR3 pad apasien yang mengalami DH dan CD.
hubungan ini belum dikonfirmasi oleh penelitian lebih lanjut, dan tidak
pasien DH.
populasi Belanda dan Spanyol. Myosin IXB berfungsi dalam signaling sel
sel dan permeabilitas sawar usus. Pada pasien dengan mutasi myosin
akromosom 19p13 dengan CD pada total 1259 pasien dengan CD; 161
yang mendukung adanya faktor risiko murni untuk CD pada lokus ini,
dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan kejadian DH< maka alel SNP
3. Faktor Lingkungan
kandungan glutamin dan prolin yang sangat tinggi. Gliadin hanya dicerna
secara parsial dalam usus yang terdiri dari peptida-peptida yang resisten
dimodifikasi oleh tTG dengan dua cara alternatif yang memicu deamidasi
enzimatis ini terhadap gluten diet. Pengikatan silang juga berada di luar
tTG terikat secara kovalen yang ditemukan dalam biopsi-biopsi usus kecil
beberapa fraksi lain. Telah ditemukan bawha fraksi yang paling banyak
gliadin. Struktur asam amino primer dari sub-fraksi ini telah diketahui, dan
CD, mewakili faktor etiologi pada DH adalah penemuan bahwa diet bebas-
imunorespon mukosa, yang tidak dibatasi pada antigen ini tetapi juga
mencakup tTG dan eTG, dengan sedikit yang terkait dengan entitas
kerusakan usus.
penanda serologis paling penting baik pada DH maupuan pada CD. Pada
antara glutamin dan residu protein lysin. tTG diekspresiman dalam jumlah
paling sensitif untuk CD, dan umumnya digunakan sebagai alat skrining.
Dh. eTG adalah homolog tTG dalam domain-domain yang aktif secara
8
populasi kedua bereaksi silang dengan eTG dan sekaligus tTG. Antiodi-
dengan DH. Berbeda dengan itu, antibodi spesifik eTG yang tidak reaktif-
silang dengan tTG ditemukan hanya pada pasien yang mengalami DH.
IgA granular dalam kulit pasien yang mengalami DH, dan kadar antibodi
aini menunjukkan bawha eTG dan bukan tTG tampak sebagai target
antigen dominan untuk CD. Sebuah penelitain oleh Rose dan rekan-
9
penanda serologis yang paling sensitif untuk diagnosis DH. Lebih khusus,
antibodi anti-eTG pada hanya 45% dan 52% pasien dengan DH yang
bukannya tidak umum pada anak-anak, tetapi menurut teori oleh Zone,
5. Respon Imun
menunjukkan bahwa pada hampir 40% dari biopsi, hanya infiltrat limfositik
dengan fibrosis dan kapiler ektatik yang terlihat. Peristiwa inflamatori awal
bahwa pembentuk split terjadi dalam lamina lusida zona membran basal.
pada respon imun mukosal dalam usus yang terkait dengan peningkatan
kadar IL-8 dan produksi gradien konsentrasi lokal yang mencukupi dari IL-
11
6. Kesimpulan
persisten, dengan respon imun lokal dan produksi IgA mukosa. Salah satu
priming neutrofil serta sel endotelium dan Th2 aktif. UVB dan mikrotrauma
pada keluarnya neutrofil, deposisi IgG pada DEJ, dan terjadinya lesi kulit
DH.