Anda di halaman 1dari 18

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARIKATUR PADA SISWA KELAS IV SDN


SEMERAK KABUPATEN PATI
Oleh: Dewi Zuliani
Guru SD Kabupaten Pati. Email: dewi.zuliani09@gmail.com
ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatan keterampilan menulis


karangan argumentasi dengan menggunakan media karikatur pada siswa kelas
IV SDN Semerak Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati tahun ajaran
2015/2016.
Variabel yang menjadi sasaran perubahan dalam penelitian tindakan
kelas ini adalah keterampilan menulis karangan argumentasi, sedangkan
variabel tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan media
karikatur.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan perlakuan
tindakan sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa
kelas IV SDN Semerak Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati yang berjumlah
28 siswa. Teknik pengumpulan data digunakan teknik observasi, tes, dan
wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif
yang mempunyai tiga buah tahapan yaitu reduksi data, sajian data, dan
penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Indikator keberhasilan penelitian ini berpedoman pada teori ketuntasan
belajar (mastery learning) yaitu pembelajaran dikatakan tuntas apabila sekurang-
kurangnya 75% dari jumlah peserta didik telah mencapai indikator yang
ditetapkan. Indikator yang dimaksud dalam hal ini adalah kriteria ketuntasan
minimal (KKM). KKM pada penelitian ini disesuaikan dengan KKM mata
pelajaran Bahasa Indonesia SDN Semerak yaitu 65.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa
Indonesia dengan menggunakan media karikatur efektif meningkatkan
keterampilan menulis karangan argumentasi pada siswa kelas IV SDN Semerak
Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati. Hal ini dibuktikan pada kondisi awal
sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata siswa 60,5 dengan persentase
ketuntasan klasikal sebesar 28,6%, setelah dilaksanakan tindakan siklus I nilai
rata-rata kelas 69,5 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 67,85% dan
siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 73,3 dengan presentase
ketuntasan klasikal sebesar 82,14%. Dengan demikian, dapat diajukan suatu
rekomendasi bahwa penggunaan media karikatur dapat meningkatkan
keterampilan menulis karangan argumentasi pada siswa.

Kata Kunci : Keterampilan menulis, karangan argumentas, media karikatur


PENDAHULUAN dilihat dari hasil pekerjaan
Keterampilan menulis mengarang siswa. Secara umum
merupakan keterampilan yang bahasa yang digunakan siswa
sangat penting untuk dimiliki kurang komunikatif, melihat bahwa
seseorang agar dapat melakukan salah satu fungsi tulisan adalah
komunikasi tertulis dengan baik. sebagai alat komunikasi yaitu
Orang yang memiliki keterampilan penerima pesan akan memahami isi
menulis yang baik, maka akan dapat pesan yang disampaikan apabila
melakukan komunikasi tertulis sumber pesan menyampaikan pesan
dengan baik. tersebut dengan bahasa yang baik.
Keterampilan menulis Siswa juga tidak pandai dalam
menuntut seseorang untuk kaya mengembangkan kalimat-kalimat
akan pengalaman dan pengetahuan menjadi sebuah paragraf yang baik.
sebagai bahan yang akan Selain itu struktur gramatikal dan
dituangkan dalam bentuk tulisan. ejaan yang digunakan masih banyak
Kurangnya pengalaman dan yang kurang tepat.
pengetahuan seseorang akan Sejalan dengan kondisi
menjadi penghambat kreativitas tersebut, data awal hasil
orang tersebut dalam menulis, pembelajaran siswa kelas IV SDN
sehingga akan muncul problematika- Semerak menunjukkan rendahnya
problematika dalam menulis. kompetensi menulis karangan
Problematika keterampilan argumentasi. Data menunjukkan dari
menulis sering ditemukan pada 28 siswa hanya 8 siswa (30 %)
proses maupun produk kegiatan yang memiliki keterampilan menulis
belajar mengajar mata pelajaran karangan argumentasi baik (nilai
Bahasa Indonesia di sekolah- 65), sedangkan 21 siswa (70 %)
sekolah. Hal ini dapat dilihat ketika masih memiliki keterampilan rendah
proses pembelajaran menulis dalam menulis karangan
karangan. Siswa tidak dapat fokus argumentasi (nilai 65).
terhadap pekerjaannya, mereka Rendahnya keterampilan
banyak yang sibuk kesana-kemari siswa dalam menulis karangan
untuk meniru pekerjaan temannya. argumentasi tersebut disebabkan
Problematika keterampilan oleh faktor internal dan eksternal.
menulis pada produk yaitu dapat Faktor internal yakni dari dalam diri
siswa sendiri yang tidak memiliki Berdasarkan hal tersebut, maka
kedisiplinan, minat atau motivasi, penelitian ini menggunakan media
dan keaktifan belajar yang baik karikatur dalam pembelajaran
untuk mengikuti pelajaran menulis karangan argumentasi.
mengarang. Selain itu minimnya Karikatur berfungsi
pengetahuan dan pengalaman siswa menstimulus siswa untuk menulis
juga sangat mempengaruhi kualitas pendapat atau gagasannya tentang
tulisan siswa. Sedangkan faktor gambar yang diamati. Bentuk
eksternal berasal dari luar diri siswa gambar yang dilebih-lebihkan dapat
yaitu dari guru dan lingkungan memancing perhatian siswa
belajar siswa. sehingga akan muncul berbagi
pendapat dari siswa. Dengan
Teknik mengajar guru
melihat karikatur, siswa juga diberi
sangatlah berpengaruh. Guru yang
kebebasan menuangkan gagasan
pandai dalam mengadakan variasi
atau pendapatnya disertai alasan-
pembelajaran akan menghasilkan
alasan yang kuat. Selain itu, sifat
siswa-siswa yang pandai juga.
karikatur yang humoris juga akan
Penggunaan variasi media
meningkatkan minat dan keaktifan
pembelajaran sangat mempengaruhi
siswa dalam mengikuti
siswa dalam menangkap materi
pembelajaran.
yang disampaikan oleh guru. Media
pembelajaran merupakan perantara
LANDASAN TEORI
yang digunakan guru untuk
Menurut Byrne (dalam
menyampaikan pesan atau materi
Slamet, 2008: 141), keterampilan
kepada siswa agar sampai dengan
menulis pada hakikatnya bukan
baik. Guru haruslah pandai dalam
sekadar kemampuan menulis
memilih dan menggunakan media
simbol-simbol grafis sehingga
yang sesuai dengan materi yang
berbentuk kata, dan kata-kata
akan disampaikan.
disusun menjadi kalimat menurut

Observasi prapenelitian peraturan tertentu, melainkan

menunjukkan bahwa guru belum keterampilan menulis adalah

menggunakan media yang inovatif kemampuan menuangkan buah

dan interaktif dalam pembelajaran pikiran ke dalam bahasa tulis melalui

menulis karangan argumentasi. kalimat-kalimat yang dirangkai


secara utuh, lengkap, dan jelas guna dan efektif; dan (6)
sehingga buah pikiran tersebut
menggunakan ejaan dan tanda baca
dapat dikomunikasikan kepada
yang benar.
pembaca dengan berhasil.
Menulis merupakan suatu Secara sederhana dapat
keterampilan berbahasa yang dikatakan bahwa keterampilan
digunakan untuk melakukan menulis adalah suatu kemampuan
komunikasi secara tidak langsung menuangkan buah pikiran, gagasan
atau tidak secara tatap muka atau ide-ide dalam bentuk bahasa
dengan orang lain (Tarigan, 2008: tulis yang digunakan dalam
3). berkomunikasi secara tidak
Kriteria tulisan atau karangan langsung dengan memperhatikan
tanda baca, struktur bahasa,
yang baik menurut Adelstein & Pival
pemilihan kata, dan penguasaan
(dalam Tarigan, 2008: 6-7) yaitu: (1)
format jenis tulisan.
menggunakan nada yang serasi Mudrajad Kuncoro (2009:78)
menyatakan bahwa argumentasi
dalam tiap kata dan kalimat,
adalah sebuah karangan yang
sehingga tercipta sebuah karangan
membuktikan kebenaran dan
yang runtut dan koheren; (2) ketidakbenaran sebuah pernyataan
dengan menyajikan berbagai alasan
susunan dan organisasi tulisannya
dan pertimbangan untuk
utuh dan lengkap, yaitu terdiri dari
menguatkan argumentasi penulis.
bagian pendahuluan, isi, dan Karangan argumentasi
adalah tulisan yang menyuguhkan
penutup; (3) ide dan gagasannya
rasionalisasi, pembantahan, juga
jelas; (4) menyajikan ide-ide atau
berisi seperangkat penguatan
gagasan yang masuk akal dengan beralasan terhadap sebuah
pernyataan dengan penggunaan
disertai bukti-bukti yang kuat; (5)
bukti-bukti rasional atau masuk akal
telah dilakukan revisi secara
dengan didukung data-data hasil
berulang-ulang, sehingga penelitian atau pengamatan agar
pembaca yakin dengan gagasan
menghasilkan tulisan yang tepat
penulis (Zainurrahman, 2011:51).
Karangan nonfiksi dengan wacana diajarkan pada siswa kelas awal
argumentasi menyajikan tulisan (kelas I, II, III), sedangkan menulis
yang dimaksudkan untuk lanjut pada siswa kelas tinggi (kelas
mempersuasi (mempengaruhi) IV, V, VI). Pada pembelajaran
pembaca untuk mengambil suatu menulis permulaan, siswa
sikap tertentu agar pembaca dikenalkan penulisan huruf, kata,
melakukan tindakan tertentu kalimat, kemudian siswa dilatih
(Slamet, 2008: 184). membuat karangan secara
Dari berbagai teori tentang sederhana. Sedangkan pada
karangan argumentasi, dapat pembelajaran menulis lanjut, siswa
disimpulkan bahwa karangan mulai dikenalkan dan dilatih menulis
argumentasi adalah karangan yang berbagai macam karangan.
berisi uraian suatu hal yang benar Karangan dibagi atas 2 jenis, yaitu
ataupun tidak benar dengan disertai karangan fiksi dan nonfiksi.
bukti-bukti untuk menguatkan Sedangkan karangan nonfiksi dibagi
pernyataan penulis, sehingga orang menjadi 4 jenis, yaitu karangan
lain akan percaya terhadap deskripsi, eksposisi, narasi, dan
pernyataan yang disampaikan argumentasi. Pengajaran menulis di
penulis. sekolah dasar maupun di jenjang
Zainurrahman (2011: 52) yang lebih tinggi pada hakikatnya
menyatakan landasan dalam merupakan pengajaran yang aktif
menulis karangan argumentasi, produktif, yaitu menghasilkan
yaitu: (1) Menentukan posisi dalam (menghasilkan pesan), yang
sebuah permasalahan, yaitu pro hasilnya nanti berupa tulisan.
atau kontra; (2) menghimpun Langkah-langkah menyusun
argumen dari sumber yang valid; karangan dalam pembelajaran
dan (3) mengorganisasi tulisan menulis SD menurut Kaswan
menjadi bagian pendahuluan, Darmadi, dkk (2008: 84) yaitu: (1)
argumen dan detail (isi), dan menentukan topik karangan; (2)
kesimpulan (penutup). merumuskan tema; (3) menyusun
Pembelajaran menulis di kerangka; (4) mengembangkan
sekolah dasar terbagi menjadi dua kerangka karangan dalam bentuk
tahap, yaitu menulis permulaan dan paragraf; dan (5) menggunakan
menulis lanjut. Menulis permulaan tanda baca dan ejaan yang tepat.
Penilaian keterampilan keterampilan menulis menurut
menulis di SD dapat dilakukan Slamet (2008: 210) sebagai berikut.
melalui dua cara yaitu teknik tes dan
nontes. Bentuk tes yang digunakan
dalam tes menulis dapat berupa tes
subjektif dan tes objektif. Menurut
Slamet (2008: 209) ragam bentuk
tes subjektif digunakan untuk tes
menulis berdasarkan rangsangan
Contoh butir-butir penilaian
visual, berdasarkan rangsangan
keterampilan menulis menurut Zaini
suara, berdasarkan rangsangan Machmoed (dalam Burhan, 2009:
304) sebagai berikut.
buku, menulis laporan, menulis
berdasarkan tema tertentu, dan
menulis surat. Bentuk tes objektif
dapat digunakan untuk mengukur
kemampuan penggunaan struktur
tata bahasa dan gaya bahasa, ejaan
dan tanda baca, dan menyusun isi
Peningkatan keterampilan menulis
karangan.
karangan argumentasi diduga dapat
Penilaian lebih objektif dan
dilakukan dengan penggunaan
informasi yang diperoleh tentang
media karikatur. Media adalah
kemampuan siswa akan lebih
segala bentuk alat komunikasi yang
terperinci apabila penilaian dilakukan
dapat digunakan untuk
dengan pendekatan analitis yaitu
menyampaikan informasi dari
merinci karangan ke dalam aspek-
sumber ke peserta didik dengan
aspek atau kategori tertentu. Respon
tujuan merangsang mereka untuk
afektif guru juga sangat penting
mengikuti kegiatan pembelajaran
dicantumkan dalam aspek penilaian,
(Hamzah, 2010: 122). Media
karena karangan argumentasi, dapat
pembelajaran adalah segala sesuatu
dinilai baik apabila pembaca merasa
yang dapat menyampaikan dan
tertarik dengan gagasan atau ide-ide
menyalurkan pesan dari sumber
yang dikemukakan oleh penulis.
secara terencana sehingga tercipta
Contoh butir-butir penilaian
lingkungan belajar yang kondusif
dimana penerimanya dapat kelas, dan tidak selalu bisa anak-
melakukakan proses belajar secara anak dibawa ke objek atau peristiwa
efisien dan efektif (Yudhi Munadi, tersebut; (3) media gambar dapat
2010:7). dari pendapat tersebut mengatasi keterbatasan
dapat diketahu bahwa media pengamatan kita; (4) dapat
pembelajaran adalah segala sesuatu memperjelas suatu masalah, dalam
(orang, bahan, alat, atau peristiwa) bidang apa saja dan untuk tingkat
yang digunakan sebagai penyalur usia berapa saja, sehingga dapat
atau perantara dalam mencegah atau membetulkan
menyampaikan pesan (materi) kesalahpahaman; dan (5) murah
kepada siswa sehingga pesan harganya, mudah didapat, serta
tersebut dapat diterjemahkan dan dapat digunakan tanpa memerlukan
dipahami dengan baik. peralatan khusus. Karikatur
Media yang digunakan dalam merupakan bagian dari media
pembelajaran hendaknya gambar, maka karikatur juga
disesuaikan dengan karakteristik memiliki kelebihan tersebut.
siswa, tujuan pembelajaran, dan Karikatur adalah suatu
sifat bahan ajar (Yudhi Munadi, bentuk gambar yang bersifat klise,
2010: 187-194). Siswa sekolah sindiran, dan lucu (Ahmad Rohani,
dasar masih berada pada ranah 2007:79). Sejalan dengan pendapat
berpikir konkrit, sehingga dalam tersebut, karikatur adalah gambar
pembelajaran hendaknya guru yang disederhanakan bentuknya
menggunakan media yang dapat yang biasanya berisi sindiran untuk
mengonkretkan materi pelajaran. mengungkapan perasaan
Menurut Arief S. Sadiman seseorangberdasarkan masalah-
(2011: 33), media gambar memiliki masalah politik dan sosial (Sri
kelebihan dibanding media lain, Anitah, 2009:132). Karikatur juga
yaitu: (1) sifatnya konkrit, yaitu lebih merupakan salah satu bentuk karya
realistis menunjukkan pokok komunikasi visual yang efektif dan
masalah dibandingkan dengan mengena dalam penyampaian
media verbal semata; (2) gambar pesan maupun kritik sosial (Heru
dapat mengatasi batasan ruang dan Dwi Waluyanto, 2010: 131).
waktu karena tidak semua benda, Dalam penelitian ini, media
objek atau peristiwa dapat dibawa ke pembelajaran karikatur ialah sebuah
gambar yang disederhanakan karangan argumentasi yang
dengan bentuk melebih-lebihkan dilakukan guru dapat diuraikan
suatu objek dan memiliki sifat klise, sebagai berikut: (1) Tahap prewriting
lucu, serta mengandung sindiran yaitu siswa diminta mengamati
tertentu digunakan sebagai penyalur gambar karikatur yang disediakan
atau perantaran dalam guru, kemudian siswa menentukan
menyampaikan sebuah pesan topik dan tema sesuai gambar
(materi) kepada penerima pesan karikatur. kemudian siswa
(siswa) sehingga pesan tersebut menemukan kata-kata kunci yang
dapat diterjemahkan dan dipahami dapat digunakan untuk menyusun
dengan baik oleh penerima pesan. kerangka karangan; (2) Tahap
Teknik pemilihan karikatur drafting yaitu kerangka karangan
yang lebih detail untuk media yang telah dibuat dijadikan pedoman
pembelajaran menulis karanga untuk mengembangkan karangan;
argumentasi yaitu: (1) dan (3) tahap revising yaitu, siswa
penggambaran bentuk karikatur membaca kembali karangan yang
yang humoris; (2) adanya telah dibuat, kemudian diteliti pada
penonjolan bagian tertentu untuk bagian struktur atau susunannya
memperlihatkan ciri khas seorang untuk mengetahui keruntutan dan
tokoh atau makna khas peristiwa koherensi antara pendahaluan, isi
penting yang hangat; (3) pemakaian dan penutup. Selain itu, pada tahap
goresan yang efektif, sederhana dan ini yang diutamakan adalah
tidak banyak perhiasan; (4) penggunaan tenda baca dan ejaan
penampilan karikatur yang yang benar dan tepat.
mendukung tema; (5) sesuai dengan Selain penggunaan media
pengalaman siswa; (6) karikatur karikatur, pembelajaran menulis
memuat pesan atau ide berdasarkan karangan argumentasi juga
fakta (peristiwa yang sungguh- menggunakan model pembelajaran
sungguh terjadi) dan bukan khayalan Quantum Learning. pada model ini,
karikaturis; dan (6) karikatur guru meningkatkan keaktifan siswa
mengandung kritik terhadap dengan membentuk diskusi
peristiwa yang masih hangat. kelompok, sehingga proses
Penggunaan media karikatur pembelajaran berlangsung secara
dalam pembelajaran menulis kondusif dan menyenangkan.
Penggunaan model ini juga dapat Sehingga melalui penggunaan
menonjolkan peran karikatur sebagai media karikatur diharapkan mampu
media pembelajaran yang akan meningkatkan keterampilan
meningkatkan proses berupa berbahasa pada kompetensi menulis
meningkatnya kedisiplinan, minat, karangan argumentasi pada siswa
keaktifan, dan kerjasama siswa, kelas IV.
serta hasil pembelajaran yaitu hasil Landasan utama dilakukan
karangan argumentasi. penelitian ini adalah rendahnya
Media karikatur terbukti keterampilan siswa dalam menulis
meningkatkan kompetensi karangan argumentasi yang
berbahasa siswa. Hal ini sesuai disebabkan karena tidak digunakan
dengan hasil penelitian oleh Dini media yang inovatif saat
Ristanti (2010) dalam penelitiannya pembelajaran. Penelitian ini
disimpulkan bahwa terdapat bertujuan untuk meningkatkan
peningkatan keterampilan berbicara, keterampilan menulis karangan
pada siklus I sebesar 56,1%, dan argumentasi dengan kerangka
pada siklus II diperoleh hasil berpikir sebagai berikut.
ketuntasan belajar sebesar 95,12%.

Guru tidak menggunakan media pembelajaran.


Keterampilan menulis karangan argumentasi siswa rendah.
Kedisiplinan, minat, keaktifan, dan kerjasama siswa kurang baik.
Kondisi Awal

Siklus I
Melaui PTK Menggunakan media karikatur 1 jenis topik.
Guru menggunakan media karikatur dalam pembelajaran keterampilan menulis karangan argumentasi.
Tindakan

menulis karangan argumentasi meningkat


Kondisi Akhir
dengan indikator Sebanyak 75% siswa kelas IVSiklus
SDN Semerak
II Kabupaten Pati mencapai ni
Menggunakan media karikatur 3 jenis topik.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di dengan responden siswa kelas IV
SDN Semerak Kabupaten Pati pada SDN Semerak, dan pedoman
semester 2 tahun ajaran 2015/2016, observasi saat PBM. Agar data yang
dengan subjek penelitian adalah dikumpulkan mencerminkan apa
siswa kelas IV sejumlah 28 siswa. yang diukur dan diteliti, maka
Penelitian yang dilakukan penelitian ini menggunakan
adalah penelitian tindakan kelas triangulasi data dan triangulasi
yang dilaksanakan dengan strategi metode untuk menguji validitas data.
bentuk siklus berulang yang di Teknik analisis data yang
dalamnya terdapat empat tahapan digunakan dalam penelitian ini
utama kegiatan, yaitu (a) adalah teknik analisis interaktif.
perencanaan, (b) tindakan, (c) Tahapan dalam teknik ini adalah (1)
pengamatan, dan (d) refleksi reduksi data; (2) penyajian data; dan
(Suharsimi Arikunto, 2008: 2). (3) penarikan simpulan atau
Sumber data yang digunakan verifikasi (Milles dan Huberman,
dalam penelitian ini adalah hasil 2009: 19). Teknik analisis
observasi guru selama pembelajaran digambarkan pada skema berikut.
menulis karangan deskripsi, hasil Penyediaan data Display data

karangan deskripsi siswa, serta arsip


nilai pelajaran mengarang.
Teknik pengumpulan data Reduksi data

dilakukan melalui tiga cara, yaitu


teknis tes untuk meengetahui Data Collection

kemampuan awal siswa dalam


menulis karangan argumentasi, Gambar teknik analisis interaktif
teknik observasi saat PBM, dan Dalam penelitian ini, peneliti
teknik wawancara untuk mengetahui mereduksi data hasil dokumentasi
kesulitan yang dialami siswa dalam nilai menulis karangan pada
pembelajaran menulis karangan semester 1, karena yang digunakan
argumentasi. sebagai perbandingan pada
Alat yang digunakan sebagai pembahasan hasil penelitian yaitu
pengumpul data adalah instrumen data nilai hasil pelaksanaan pre tes.
tes bersifat mengukur karena berisi Selain itu peneliti juga mereduksi
pertanyaan, pedoman wawancara data hasil diskusi kelompok, karena
Perencanaan
data tersebut tidak diolah dan
ditampilkan. Selanjutnya data Refleksi
SIKLUS I Pelaksanaan
disajikan dalam bentuk tulisan
deskripsi hasil pelaksanaan tindakan Pengamatan/
evaluasi
dan pembahasan hasil penelitian.
Kemudian pada tahap penarikan Perencanaan
simpulan dilakukan berdasarkan
data hasil observasi pada masing- Refleksi Pelaksanaan
SIKLUS II
masing pertemuan dalam satu siklus
yang selanjutnya diperoleh simpulan
Pengamatan/
sementara berupa hasil evaluasi
pelaksanaan siklus dalam refleksi. Siklus I
Setelah data disimpulkan, maka Pada siklus I dilaksanakan dalam 3
data diverifikasi, yaitu proses kali pertemuan.
peninjauan kembali pada benar Tahapan yang dialami pada
tidaknya data yang diperoleh dalam siklus I sebagai berikut.
pelaksanaan penelitian. Penarikan 1. Rencana, meliputi: menyiapkan
simpulan sementara pada refleksi silabus, menyusun RPP,
pelaksanaan siklus diuji kembali menyiapkan fasilitas untuk PBM, dan
melalui teknik triangulasi data dan menyiapkan instrument penelitian.
2. Tindakan, meliputi: (1) pertemuan
triangulasi metode sehingga dapat
pertama guru menggunakan media
dibuat kesimpulan akhir berupa
karikatur untuk menjelaskan tahap
deskriptif hasil penelitian.
menulis prewriting, kemudian siswa
Pada penelitian ini
secara berkelompok bermain puzzle
dilaksanakan tindakan sebanyak 2
karikatur, lalu siswa menyusun
siklus dengan 4 tahapan pada tiap
kerangka karangan berdasarkan
siklusnya yaitu: perencanaan
karikatur yang diamati; (2) pada
(planning), tindakan (acting),
pertemuan kedua, guru menjelaskan
pengamatan (observing), dan
tahap menulis drafting dan siswa
refleksi (reflecting). Berikut ini adalah
mengembangkan kerangka
skema prosedur penelitian tindakan
karangan yang telah dibuat menjadi
kelas dengan model siklus.
karangan utuh; (3) pada pertemua
ketiga, guru menjelaskan tahap
menulis revising siswa diminta untuk antara 65-74 sebanyak 14,28 % (4
mengoreksi secara keseluruhan siswa). Siswa yang memperoleh nilai
karangan yang telah dibuat. antara 75-84 sebanyak 14,28% (4
3. Observasi meliputi pengamatan
siswa). Rata-rata nilai yang
terhadap aktivitas siswa saat PBM
diperoleh siswa adalah 60,5, nilai
dan hasil karangan
tertinggi 80 dan nilai terendah 42.
argumentasisiswa.
Distribusi nilai pre tes disajikan pada
4. Refleksi yaitu mengidentifikasi hasil
grafik berikut.
pelaksanaan siklus I dan
merencanakan perbaikan untuk 14

siklus II. 9
Siklus II Jumlah Siswa 4
Siklus II dilaksanan dalam 3 3
-1
pertemuan. Pelaksanaan tindakan
pada siklus II didasarkan pada
kegiatan refleksi siklus I dengan Grafik nilai pre test menulis karangan argumentasi
Berdasarkan hasil pre test maka
tahapan yang sama dengan siklus I.
dilaksanakan penelitian siklus I.
pada siklus I dilaksanakan selama 3
HASIL PENELITIAN DAN
pertemuan. Pada pertemuan
PEMBAHASAN
pertama, siswa belajar menulis
Pada tahap awal penelitian,
prewriting dan berkelompok untuk
dilakukan pre tes untuk mengetahui
bermain puzzle karikatur yang
kemampuan awal siswa dalam
disesuaikan dengan tema
menulis karangan argumentasi.
pembelajaran. Melalui metode ini,
Hasil pre tes menunjukkan dari 28
siswa terlihat aktif dan antusias
siswa hanya 8 siswa atau 28,6%
selama kegiatan PBM berlangsung.
siswa yang mendapatkan nilai 65.
Pada pertemuan kedua, siswa
Siswa yang mendapatkan nilai
belajar menulis drafting serta
antara 35-44 sebanyak 10,71% (3
mengembangkan kerangka
siswa). Siswa yang memperoleh nilai
karangan menjadi karangan utuh.
antara 45-44 sebanyak 28,57% (8
Pada pertemuan kedua, siswa juga
siswa). Siswa yang memperoleh nilai
berdiskusi dengan teman untuk
antara 55-64 sebanyak 32,14% (9
menganalisis karangan yang
siswa). Siswa yang memperoleh nilai
diberikan oleh guru sehingga siswa
mempunyai pengetahuan awal 16
tentang contoh karangan
11
argumentasi sebelum
Jumlah Siswa 6
mengembangkan kerangka
karangan yang telah mereka buat. 1 2

Pada pertemuan ketiga, siswa -4


belajar revising yaitu memperbaiki
Grafik Nilai Menulis Karangan Argumentasi
karangan yang telah dibuat
Pada Siklus I
berdasarkan analisis media Nilai rata-rata siswa pada siklus I
karikatur. Selama mengikuti kegiatan sebesar 69,3 dengan nilai tertinggi
PBM, siswa terlihat antusias dan 86 dan nilai terendah 50. Siswa yang
interaktif sehingga suasana mengalami ketuntasan sebesar
pembelajaran menjadi kondusif dan 67,85% ( 19 siswa) dan yang belum
menyenangkan. mengalami ketuntasan sebesar
32,14% (9 siswa).
Pelaksanaan siklus I ini
menunjukkan adanya peningkatan
keterampilan menulis karangan
argumentasi dibandingkan dengan
kondisi sebelumnya. Peningkatan
tersebut ditunjukkan pada tabel
Siswa asyik menyusun puzzle karikatur
secara berkelompok siklus I berikut.
Penggunaan Nilai Nilai Peningkatan
Tindaka Ketuntasa Rata
media terting terenda
n n -rata keterampilan menulis
gi h
karikatur
Pra
siklus I siklus
28,57% 60,5 80 42 karangan argumentasi
Setelah pada siswa kelas IV
Siklus I 67,85% 69,5 86 50

dilaksanakan siklus I, diperoleh hasil SDN Semerak dari pra

sebagai berikut. siklus sampai siklus I juga terlihat


dari grafik berikut.
100 aspek kualitas dan ruang lingkup isi
86
90 80
80 67.85 69.5 karangan, serta penggunaan ejaan
70 60.5 dan tanda baca yang masih belum
60 50
50 42 tepat. Siswa yang belum tuntas ini
40 28.57
30 prasiklus siklus I akan mendapatkan perhatian lebih
20
10 dari guru dalam pelaksanaan siklus
0
II agar keterampilan menulis
karangan argumentasinya
mengalami peningkatan; (3) dalam
pembelajaran menulis karangan
Grafik peningkatan keterampilan menulis
karangan argumentasi dari pra siklus ke siklus I argumentasi ini peran media sebagai
Merujuk pada teori alat bantu pembelajaran sekaligus
ketuntasan belajar (mastery sumber pembelajaran dinilai kurang
learning) bahwa pembelajaran efektif karena penggunaan media
dikatakan tuntas apabila sekurang- karikatur tema Dilarang Merokok
kurangnya 75 % dari jumlah peserta masih tergolong pengetahuan baru
didik telah mencapai indikator yang bagi siswa sehingga siswa kesulitan
ditetapkan, maka hasil dari dalam mengembangkan kerangka
pelaksanaan siklus I masih belum karangan. Gambar karikatur yang
mencapai ketuntasan. Hal ini digunakan juga kurang menarik
dikarenakan masih banyak karena belum warna masih hitam-
kekurangan maupun kendala yang putih, objek yang ada pada gambar
ditemui pada pelaksanaan tindakan kurang jelas, dan jumlah karikatur
siklus I. yang kurang variatif.
Kendala tersebut yaitu: (1) Pada siklus II, dilakukan
guru masih belum terbiasa perbaikan terhadap kekurangan
menggunakan media karikatur yang ada pada siklus I dengan cara
dalam pembelajaran sehingga memperbaiki media karikatur yang
mempengaruhi konsentrasi guru digunakan sehingga mampu menarik
dalam mengelola kelas sehingga minat siswa.
PBM belum optimal; (2) Setelah
dilakukan analisis pada hasil menulis
karangan siswa, kelemahan
sebagian besar siswa terdapat pada
Melalui siklus II, terjadi peningkatan
sesuai grafik berikut.

14
12
Siswa berdiskusi kelompok menyelesaikan 10
karikatur teka-teki silang pada siklus II 8
17
Keaktifan siswa ditingkatkan 6
Jumlah Siswa
4
melalui kegiatan diskusi kelompok 6
2 4
sekaligus menggunakan media 0 0 1 0
karikatur berwarna yang menarik.

Grafik Nilai Pada Siklus II


Hasil pelaksanaan siklus II
menunjukkan sebanyak 1 siswa
memperoleh nilai antara 55-64, 4
siswa memperoleh nilai antara 65-
74, 17 siswa memperoleh nilai
antara 75-84, dan 6 siswa
Siswa mempresentasikan hasil diskusi pada
memperoleh nilai antara 85-94.
siklus II
Ketuntasan belajar secara klasikal
pada siklus II ini yaitu 82,14%
dengan rincian 23 siswa
memperoleh nilai 65 dan 5 siswa
memperoleh nilai 65. Dari daftar
nilai yang diperoleh siswa pada
siklus II ini, nilai tertinggi yaitu 87
dan nilai terendah yaitu 63.
Presentase siswa yang tidak tuntas
adalah 17,86% yaitu sebanyak 4
siswa. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa siklus II menunjukkan adanya
peningkatan keterampilan menulis
Adanya perkembangan pelaksanaan
karangan argumentasi dibandingkan
siklus II ini didukung oleh
dengan pelaksanaan siklus I seperti
peningkatan kualitas pembelajaran
data yang ditunjukkan pada tabel.
selama PBM berlangsung yaitu pada
Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan
Argumentasi dari siklus I ke siklus II

segi kedisiplinan, keaktifan, minat, argumentasi pada siswa kelas IV


dan kerjasama siswa yang SDN Semerak Kabupaten Pati.
mengalami peningkatan pada siklus PENUTUP
II dibandingkan dengan siklus I. A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian,
Peningkatan hasil siklus II
dibandingkan siklus I terlihat pada Ketun
Rata- Nilai Nilai
Tindakan ta
rata tertinggi terendah
grafik berikut. san

Siklus I 70 69,5 87,3 54


100 86.67
86 87
90
80 70 73.3
69.5 Siklus II 86,67 73,3 86,67 62,67
70 63
60 50 maka dapat disimpulkan bahwa
50
40
penggunaan media karikatur dapat
30 siklus I siklus II meningkatkan keterampilan menulis
20
10 karangan argumentasi pada siswa
0
kelas IV SDN Semerak. Peningkatan
keterampilan menulis karangan
argumentasi siswa ini terbukti dari
data yang diperoleh dari hasil
Grafik peningkatan keterampilan menulis
karangan argumentasi dari pra siklus ke siklus penelitian. Sebelum dilakukan
Berdasarkan hasil siklus II tindakan, siswa yang mencapai
maka indikator penelitian sekaligus ketuntasan sebanyak 8 siswa
teori ketuntasan belajar telah (28,6%). Kemudian setelah
tercapai yaitu ketuntasan belajat dilakukan tindakan pada siklus I,
mencapai 82,14% sementara siswa yang mencapai ketuntasan
indikator penelitian ditetapkan sebanyak 18 siswa (67,85%) dengan
sebesar 75%. Dari hasil tersebut nilai rata-rata 69,5 sedangkan pada
diketahui bahwa media karikatur siklus II siswa yang mencapai
terukti dapat meningkatkan ketuntasan sebanyak 23 siswa
keterampilan menulis karangan (82,14%) dengan nilai rata-rata 73,3.
Siswa antusias saat PBM dan siswa lain, misalnya PKn atau IPS yaitu
juga merasa terbantu dalam untuk mengenalkan tokoh-tokoh
menemukan ide atau gagasan yang perjuangan atau tokoh politik.
mendukung argumennya tentang
2. Siswa harus banyak berlatih
suatu hal atau peristiwa yang
menulis dan harus banyak
dibahas ketika mengamati gambar
membaca agar pengetahuan
yang terdapat pada karikatur.
siswa lebih luas, sehingga mudah
Argumen-argumen yang diperoleh
dalam menuangkan gagasan
siswa tersebut tertulis dengan baik,
atau argumennya dalam bentuk
baik dari segi substansi maupun
tulisan.
mekanik dalam bentuk karangan.
B. Saran 3. Karikatur dapat dikembangkan
dalam berbagai bentuk untuk
1. Guru dapat menggunakan
digunakan sebagai media
karikatur sebagai media
pembelajaran, sehingga
pembelajaran menulis karangan
diharapkan bagi peneliti lain
argumentasi. Selain materi
dapat mengembangkan media
menulis, karikatur juga dapat
karikatur jauh lebih baik lagi.
digunakan pada mata pelajaran
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rohani. 2007. Media Instruksional Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta.


Arief S. Sadiman. 2011. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali.
Burhan Nurgiyantoro. 2009. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Edisi
Ketujuh. Yogyakarta: BPFE.
Dini Ristanti. 2010. Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara dengan Media Gambar
Karikatur Siswa Kelas 5B SD Negeri Cengklik 1 Surakarta Tahun Ajaran
2009/2010. Skripsi: UNS.
Hamzah B. Uno. 2010. Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
Heru Dwi Waluyanto. 2010. Karikatur sebagai Karya Komunikasi Visual dalam
Penyampaian Kritik Sosial. Jurnal: Universitas Kristen Petra.
Kaswan Darmadi, dkk. 2008. Bahasa Indonesia untuk kelas IV SD/MI. Jakarta: Pusat
Perbukuan Depdiknas.
Mathew B. Milles & Michael Huberman. 2009. Analisis Data Kualitatif. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Mudrajad Kuncoro. 2009. Mahir menulis Kiat Jitu Menulis Artikel Opini, Kolom, & Resensi
Buku. Jakarta: Erlangga.
Sri Anitah. 2009. Teknologi Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.
St. Y. Slamet. 2008. Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah
Dasar. Surakarta: UNS Press.

SuharsimiArikunto,dkk. 2008. Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas Itu Mudah.


Jakarta: PT Bumi Aksara.
Tarigan, Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu keterampilan berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Yudhi Munadi. 2010. Media Pembelajarana Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung
Persada.
Zainurrahman. 2011. Menulis Dari Teori Hingga Praktik. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai