PEMBAHASAN MATERI
Disusun Sebagai Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Disusun Oleh :
Manusia ingin tahu yang benar. Hanya kebenaran yang memuaskan rasa ingin
tahu manusia. Dengan kata lain, tujuan pengetahuan ialah mengeahui yang benar
(kebenaran). Tujuan ilmu juga mencapai kebenaran. Dengan kata lain, dalam ilmu
pengetahuan yang sistematis, maka pengetahuan yang dituju ilmu ialah pengetahuan
imiah. Pembahasan dalam bab ini berkisar pada pertanyaan: apa itu kebenaran?
Misal, Tari berkata saya melihat pelangi di angkasa, apa maksudnya bahwa saya
kriteria kebenaran. Dengan kata lain, menjelaskan bagaimana dan dengan cara apa
suatu proposisi yang benar berbeda dari proposisi yang tidak benar (palsu), dan
Dalam materi ini dibahas kriteria kebenaran dalam kaitan dengan Filsafat Ilmu.
Telah dikatakan bahwa manusia bukan tidak sekedar ingin tahu, tetapi ingin
dalam dunia ini berawal dari sikap manusia yang meragukan setiap gejala yang ada di
alam semesta ini. Manusia tidak mau menerima saja hal-hal yang ada termasuk nasib
yang mempunyai arti bahwa segala sesuatu harus diragukan. Keraguan terhadap
sesuatu mendorong manusia untuk menggunakan fungsi panca inderanya, untuk
Dorongan mendapatkan pengetahuan didasari oleh beberapa tujuan yakni antara lain :
Dari keempat tujuan diatas jelaslah bahwa pengetahuan adalah bagian dari
yang benar adalah pengetahuan yang sesuai dengan obyeknya. Keliru seringkali
lebih jelek daripada tidak tahu. Pengetahuan yang keliru dijadikan tindakan/perbuatan
yang disebut benar oleh seseorang belum tentu benar bagi orang lain. Oleh karena itu
Kamus besar bahasa Indonesia ( KBBI) Kebenaran berarti keadaan yang cocok
dengan keadaan atau hal yang sesungguhnya. Atau sesuatu yang sungguh benar
benar ada. Sementara Kriteria berarti ukuran yang menjadi dasar penilaian atau
sebagai berikut:
Jika saya mengatakan bahwa diluar sedang hujan, proposisi itu benar jika apa yang
saya katakana memang sesuai dengan fakta. Jadi, ketika saya mengucapkan kalimat
itu, hujan sedang turun. Apabila hujan tidak turun atau pun sedang panas terik, maka
3 Jenis Kebenaran
Ada tiga jenis kebenaran, yakni kebenaran epistemologis, kebenaran ontologis dan
berkaitan dengan tutur kata atau bahasa. Penjelasan atau uraian dari masing-masing
1. Kebenaran Epistemologis
Disebut juga kebenaran logis. Yang dipersoalkan atau ruang lingkup bahasan disini
ialah apa artinya pengetahuan yang benar? Atau pun, kapan sebuah pengetahuan
Jawabannya: bila apa yang terdapat dalam pikiran subyek sesuai dengan apa yang ada
dalam obyek.
2. Kebenaran Ontologis
Kebenaran ontologis berkaitan dengan sifat dasar atau kodrat dari obyek. Misalnya,
kita mengatakan batu adalah benda padat yang keras. Ini sebuah kebenaran ontologis,
karena batu pada hakikatnya merupakan benda padat yang sangat keras. Manusia
yang benar adalah manusia yang sesuai dengan kodrat kemanusiaannya. Kebenaran
Tuhan
c. Kebanaran Ontologis Artifisial: menyangkut kodrat yang diciptakan oleh
manusia
3. Kebenaran sistematik
Kebenaran ini berkaitan dengan pemakaian bahasa. Ini tergantung pada kebebasan
Teori ini dikembangkan oleh kaum idealis dan sering disebut teori konsistensi
atau teori saling berhubungan.Dikatakan demikian karena teori ini menyatakan bahwa
kebenaran tergantung pada adanya saling hubungan secara tepat antara ide ide yang
pada adanya kesesuaian antara suatu benda atau hal dengan pikiran atau idea.Titus
dkk berpendapat
Kebenaran itu adalah sistem pernyataan yang bersifat konsisten secara timbal
balik , dan tiap tiap pernyataan memperoleh kebenaran dari sistem tersebut secara
keseluruhan.
(saling berhubungan) dengan pernyataan lain yang benar atau bila arti yang
Misalnya :
tentang hujan (air yang turun dari langit) bersesuaian dengan keadaan cuaca
yang mendung,gelap dan temperatur dingin dan fakta fakta yang menunjang.
- Pernyataan bahwa Semua manusia pasti mati adalah sebuah pernyataan yang
benar, maka pernyataan bahwa si fulan adalah manusia dan si fulan pasti mati
pertama.
Kesimpulan Teori :
1. Kebenaran adalah kesesuaian antara suatu pernyataan dengan pernyataan
2. Teori ini dinamakan juga teori justifikasi /penyaksian tentang kebenaran, karena
menurut teori ini suatu putusan dianggap benar apabila mendapat penyaksian
Teori ini diterima oleh kaum realis dan kebanyakan orang. Teori ini
menyatakan bahwa jika suatu pernyataan sesuai dengan fakta, maka pernyataan itu
benar, jika tidak maka pernyataan itu salah menerangkan bahwa kebenaran atau
sesuatu keadaan benar itu terbukti benar bila ada kesesuaian antara arti yang
yang berselaras dengan realitas, yang serasi dengan situasi aktual. Titus dkk
berpendapat Kebenaran
Misalnya :
- Bila ada orang yang menyatakan bahwa sungai Nil adalah sungai terpanjang
di dunia, maka pernyataan itu adalah benar sebab pernyataan itu sesuai
dengan fakta.Karena secara faktual sungai Nil adalah sungai terpanjang di
dunia.
- Pernyataan Ibukota Indonesia adalah Jakarta, maka pernyataan ini adalah
benar sebab pernyataan ini sesuai dengan fakta yakni Jakarta adalah Ibukota
Indonesia.
1. Menurut teori ini kita mengenal 2 (dua) hal yaitu : Pernyataan dan Kenyataan.
suatu pernyataan, teori atau dalil itu memiliki kebenaran bila memiliki kegunaan dan
yang memuaskan (satisfactory consequence). Oleh karena itu tidak ada kebenaran
kebenaran ilmiah dalam perspektif waktu. Secara historis pernyataan ilmiah yang
sekarang dianggap benar suatu waktu mungkin tidak lagi demikian. Dihadapkan
dengan masalah seperti ini maka ilmuan bersifat pragmatis selama pernyataan itu
fungsional dan mempunyai kegunaan maka pernyataan itu dianggap benar, sekiranya
pernyataan itu tidak lagi bersifat demikian, disebabkan perkembangan ilmu itu sendiri
1990:59),
Misalnya :
- Teori tentang partikel tak akan berumur lebih dari 4 (empat) tahun. Ilmu
- Seluruh teori melibatkan logika baik formal maupun material (deduktif dan
induktif).
- Melibatkan bahasa untuk menguji kebenaran itu.
- Menggunakan pengalaman untuk mengetahui kebenaran.
pendekatan yaitu :
(1) yang benar adalah yang memuaskan keinginan kita. (2) yang benar adalah yang
dapat dibuktikan dengan eksperimen, (3) yang benar adalah yang membantu dalam
perjuangan hidup biologis. Oleh karena teori-teori kebenaran (koresponden,
saling bertentangan, maka teori tersebut dapat digabungkan dalam suatu definisi
tentang kebenaran. kebenaran adalah persesuaian yang setia dari pertimbangan dan
ide kita kepada fakta pengalaman atau kepada alam seperti adanya. Akan tetapi
karena kita dengan situasi yang sebenarnya, maka dapat diujilah pertimbangan
anggap sah dan benar, atau kita uji dengan faidahnya dan akibat-akibatnya yang
Sumber Pustaka :