Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KADASTER

Implementasi Kadaster 2014 Sesuai Dengan


Kondisi Indonesia Saat Ini

Disusun Oleh:
Stella Indranawaski 3515100027
Kelas B

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2016
IMPLEMENTASI KADASTER 2014 SESUAI DENGAN KONDISI INDONESIA SAAT INI
STELLA INDRANAWASKI
Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Sukolilo, Surabaya, 60111, Indonesia

Abstrak

Seiring dengan perkembangan jaman dan meningkatnya populasi penduduk dunia maka
penggunaan lahan akan semakin meningkat sedangkan lahan sendiri sangat terbatas. Kondisi ini
akan membuat kontrol badan hukum semakin terbatas. Untuk memberikan keamanan
kepemilikan lahan, semua fakta tentang tanah harus dibuat jelas oleh sistem kadaster masa
depan. Hal ini terlihat bahwa sistem kadaster di tahun 2014 akan memperluas cakupannya dari
sekedar menyajikan data bidang tanah dan data hak atas tanah dalam hukum privat seperti
pertama kali diperkenalkan sebagai fungsi kadaster tradisional menjadi lebih jelas dengan
menambahkan secara rinci akan hak public yang melekat diatas tanah tersebut. Kadaster 2014
adalah publikasi yang menyajikan visi kadaster di masa depan. Publikasi ini diharapkan dapat
menjadi tolok ukur keberhasilan di dunia dalam mengukur reformasi dan pengembangan sistem
kadasternya. Indonesia sebagai salah satu anggota FIG juga sepatutnya menggunakan benchmark
Kadaster 2014 dalam menilai posisi pengembangan sistem kadaster kita.

I. Latar Belakang Daftar publik yang berkaitan dengan


Sistem kadaster yang dianut oleh setiap kadaster dapat berwujud form atau daftar
negara memiliki beberapa poin yang tidak isian, daftar tabel, dan peta. Daftar publik
sesuai dengan kondisi saat ini. Banyak sekali berarti dapat diketahui oleh publik yang
masalah yang muncul pada sistem kadaster berkepentingan sesuai dengan
yang dianut. Hal ini menciptakan sebuah kompetensinya. Semua daftar tersebut
pemikiran baru untuk merevisi sistem dapat menjelaskan hubungan antara orang
kadaster agar relevan dengan kondisi saat (pribadi atau badan hukum) dengan tanah
ini. Maka dari itu, Komisi 7 FIG menciptakan yang dimilikinya. Penyelenggaraan
Kadaster 2014 guna menerapkan sistem Pendaftaran Tanah di Indonesia terdapat 4
kadaster 2014 di Indonesia. jenis daftar umum, yaitu Peta Pendaftaran,
Daftar Tanah, Surat Ukur dan Daftar Nama.
II. Pembahasan Kegiatan pendaftaran tanah di Indonesia
A. Pengertian Kadaster meliputi pengukuran, perpetaan dan
Kadaster secara etimologis berasal dari pembukuan tanah; pendaftaran hak-hak
Bahasa Yunani, yaitu katastikhon yang tanah atas tanah dan peralihan hak-hak
bermakna daftar publik yang tersebut; serta pemberiann surat-surat
memperlihatkan rincian kepemilikan dan tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat
nilai suatu tanah yang dibuat untuk pembuktian yang kuat. Penyelenggaraan
keperluan perpajakan. tanah bertujuan untuk :
Memberikan kepastian hukum dan meningkat. Dengan demikian, untuk
perlindungan hukum kepada memberikan kepastian hukum atas tanah ,
pemegang hak suatu bidang tanah, seluruh fakta hukum yang terkait dengan
satuan rumah susun dan hak-hak tanah harus secara gamblang disajikan
lain yang terdaftar. dalam suatu sistem kadaster.
Menyediakan informasi mengenai Indonesia merupakan negara yang
perbuatan hukum atas bidang tanah sangat luas, baik berupa daratan dan
kepada pihak-pihak yang lautan. Hal ini tidak menutup kemungkinan
berkepentingan lahan yang akan digunakan akan semakin
Mewujudkan tertib administrasi sedikit karena adanya pembangunan yang
pertanahan. semakin lama semakin cepat jadi lahan
yang yang tersedia semakin sedikit. Dengan
B. Kadaster 2014 banyaknya lahan yang terkuras maka tidak
Kadaster 2014 adalah publikasi yang menutup kemungkinan hak publik sangat
dihasilkan oleh Jurg Kaufmann dan Daniel dibutuhkan demi kemaslahatan bersama.
Steudler, Ketua dan Selretaris Kelompok Dengan berkurangnya lahan pula,
Kerja 7.1 dan Komisi 7 FIG. Publikasi ini khususnya daerah perkotaan maka
menyajikan visi kadaster di masa depan. diperlukannya pembatasan kepemilikan
Publikasi ini diharapkan dapat menjadi lahan yang baru.
tolok ukur keberhasilan di dunia dalam Dari pernyataan tersebut, sistem
mengukur reformasi dan pengembangan kadaster 2014 akan memperluas
sistem kadasternya. Indonesia sebagai cakupannya dari yang hanya sekedar
salah satu anggota FIG juga sepatutnya menyajikan data bidang tanah dan data ha
menggunakan benchmark Kadaster 2014 katas tanah dalam hukum privat. Hal ini
dalam menilai posisi pengembangan diperlukan untuk perlindungan terhadap
sistem kadaster kita. sumber daya alam termasuk tanah dari
Kadaster 2014 secara umum eksploitasi besar-besaran, kerusakan atau
menghasilkan 6 pernyataan tentang visi kehancuran yang mulai didefinisikan
kadaster dunia pada tahun 2014. Secara melalui zona atau kawasan lindung yang
umum, keenam pernyataan tersebut ditetapkan oleh Negara. Jika tanah yang
meliputi misi, organisasi, pengembangan berbatas disebut bidang tanah, maka zona
teknis, privatisasi dan pengembalian biaya atau kawasan yang ditetapkan untuk
dari suatu sistem kadaster. membatasi penggunaan tanah dalam
kadaster 214 ini disebut objek tanah legal.
Pernyataan pertama : Kadaster 2014
menyajikan semua hak dan aspek hukum Kondisi di Indonesia saat ini :
yang melekat diatas tanah secara lengkap Penjelasan akan hak public pada
termasuk hak publik dan batasan lahan umum/fasilitas umum di
penggunaan tanah. Indonesia memang sudah ada namun
belum diatur secara jelas. Selama ini
Mengingat jumlah tanah yang terbatas pembatasan penggunaan lahan pada
dan semakin meningkatnya jumlah lahan public di Indonesia masih belum
penduduk, maka pembatasan hak atas jelas bahkan belum di atur. Bila
tanah yang seringkali bersifat absolut dibiarkan demikian seiring
untuk kepentingan publik juga semakin perkembangan jaman hal ini kan
mengakibatkan konflik, misalnya : tanah maka sinkronisasi akan berjalan,
monopoli oleh suatu golongan, kekeliruan pengelompokan data akan
kerusakan karena pemanfaatan yang sesuai dan benar dan tidak adanya salah
berlebihan komunikasi antara yang menangani peta
dengan buku tanah. Jika memang
Bila diterapkan di Indonesia : pemisahan itu dilakukan maka dapat
Sangatlah baik apabila visi ini digunakan teknologi baru yaitu dalam
diterapkan di Indonesia, penjelasan hak bentuk SIG dengan adanya system tersebut
atas suatu lahan yang lengkap baik maka tidak lagi dalam berbentuk kertas dan
secara hak privat dan hak umum akan dapat diakses oleh pemilik tanahnya
membatasi pemanfaatan lahan public dengan menggunakan akun yang terdapat
secara sepihak. Bila batas pemanfaatan dalam buku tanah. Dengan teknologi
lahan jelas maka konflik pemanfaatan tersebut maka efisiensi biaya, waktu dan
lahan akan berkurang, eksploitasi tempat. SIG yang dapat dibuat yaitu SIG
berlebihan akan suatu lahan akan yang berisi daftar kepemilikan tanah jadi
berkurang juga sehingga terhindar dari cara ini adalah cara Badan Pertanahan
kerusakan ataupun kehancuran Nasional nantinya agar tidak ada
kecurigaan antara penduduk terhadap
Pernyataan kedua : Pemisahan antara pihak BPN karena dengan adanya sistem
peta dan buku tanah akan berakhir. yang baru tersebut maka itulah wujud dari
tranparansi.
Sebelumnya, sistem administrasi
pertanahan terpisah antara kadaster yang Kondisi di Indonesia saat ini :
menangani peta dengan pendaftaran tanah Di Indonesia kadaster yang
yang mengadminitrasikan buku tanah. Hal menanganani peta dengan pendaftaran
tersebut terjadi karena kendala teknologi tanah yang mengadministrasikan buku
dimana penggunaan teknologi manual tanah sampai saat ini masih dibedakan.
berbasis kertas dan pena tidak Bagian pemetaan biasanya ditangani
memungkinkan adanya solusi lain. Banyak oleh surveyor, sedangkan notaris dan
permasalahan atau kerugian yang dapat pengacara mengurus bagian
terjadi apabila sistem ini masih diterapkan. pendaftaran tanah. Subdivisi ini sering
Permasalahan yang kemungkinan mengakibatkan dua unit organisasi
didapatkan yaitu efisiensi waktu untuk yang berbeda berurusan dengan hal
administrasi kurang karena antara peta dan yang sama. Hal ini sangat menyulitkan
buku tanah, kemungkinan tidak adanya bagi pendaftar karena harus melalui 2
sinkronisasi antara peta dan buku tanah bagian yang berbeda sekaligus.
dapat terjadi, kemungkinan salah satu data
antara peta dan buku tanah dapat hilang, Bila diterapkan di Indonesia :
dan kemungkinan-kemungkinan lainnya Untuk hal ini Indonesia belum siap
yang tidak terduga karena sumber daya manusia yang
Jika pemisahan yang dilakukan pada terbatas di kalangan BPN. Namun,
sistem kadaster sekarang dihapuskan maka apabila diterapkan di Indonesia maka
dapat meminimalisir permasalahan yang akan mengurangi jumlah biaya
akan terjadi. Dengan pengelompokan pemulihan system karena mengurangi
antara yang menangani peta dan buku unit organisasi yang ada. Selain itu,
apabila peta dan buku tanah menjadi Pernyataan keempat : Kadaster yang
satu akan mengurangi resiko menggunakan kertas dan pensil akan
inkonsistensi data. punah

Pernyataan Ketiga adalah Pemetaan Penggunaan teknologi computer akan


Kadaster akan mati, Modelling akan terus meningkat termasuk dalam kadaster.
bertahan Untuk pencatatan tekstual, hal ini telah
teruji dengan hamper semua pembukuan di
Dimasa mendatang, peta bukan lagi dunia telah mulai menggunakan computer.
tempat untuk menyimpan informasi. Peta Meskipun untuk penanganan data spasial
akan berfungsi untuk menyajikan informasi masih memerlukan perangkat lunak yang
yang tersimpan pada basis data atau output lebih canggih, di masa depanpun
dari menggunakan plotter. komponen spasial tidak akan lebih dari
Surveyor yang pada masa lalu sekedar atribut yang menjelaskan posisi
melakukan dua kegiatan utama kadastral dan bentuk suatu obyek.
yaitu : pengukuran untuk menentukan Sampai saat ini, Indonesia masih
lokasi suatu obyek dan menyimpannya menggunakan kertas dalam menyampaikan
melalui proses pemetaan yaitu sertifikatnya, dan belum mempunyai
penggambaran obyek diatas peta. Dalam sebuah hukum mengenai bukti kepemilikan
modelling, setelah dilakukan penentuan tanah yang menggunakan komputer(non
lokasi suatu obyek, dilakukan juga kertas). Dan masih menggunakan pensil
penghitungan koordinat dan pembuatan sebagai media penulisannya, dan meskipun
model dari obyek sesuai dengan model data menggunakan perangkat lunak, itupun
yang diterapkan. Hasil dari permodelan hanya sebagai pengoreksi dari hasil
obyek tersebut akan disimpan dalam suatu pengukuran yang telah dilakukan, tetapi
sistem informasi. tidak untuk menyampaikan hasil
pengukuran dan sertifikat yang resmi dari
Kondisi di Indonesia saat ini : pemerintah.
Dalam kadaster Indonesia saat ini
penyimpan informasi adalah peta. Kondisi di Indonesia saat ini :
Modeling di Indonesia saat ini masih Saat ini dalam penerbitan sertifikat
sangat minim,hanya terbatas pada tanah menggunakan kertas. Untuk pensil
bangunan-banguna tertentu misalnya sudah tidak digunakan lagi dan diganti
apartemen. dengan tinta. Selain itu BPN juga
menerapkan teknologi informasi dalam
Bila diterapkan di Indonesia : bidang pertanahan. Teknologi informasi
Indonesia dinilai kurang siap untuk memiliki banyak kelebihan dibandingkan
menerapkan statement 3 ini, dengan sistem manual misalnya saja
pengetahuan teknologi modelling adanya system basis data pertanahan yang
masih minim di Indonesia. Selain itu, meliputi data spasial, data yuridis, dll.
masih minimnya pengetahuan
teknologi dimasyarakat Indonesia. Bila diterapkan di Indonesia :
Jadi jika kadaster 2014 ini diterapkan
maka BPN RI akan semakin muda dan
siap dalam mengubah kadaster yang
menggunakan system kertas dan pensil dari Kementerian Perumahan Rakyat
menjadi system basis data yang R dll. Maupun dari swasta
menggunakan teknologi informasi tetapi Keterbukaan system
tidak semua data bisa di ubah, ada data administrasi pertanahan juga sudah
yang harus menggunakan kertas dijamin oleh undang undang jadi
misalnya saja pengelolaan dokumen pemerintah tetap mengontrol dan
hukum dan perundang-undangan. mengendalikan system administrasi
pertanahan misalnya no. sertifikat
Pernyataan kelima : Kadaster akan lebih tanah yang unik dan bersifat rahasia.
banyak diprivatisasi. Kerja sama sector Hal itu juga menjamin kepatian
swasta dan pemerintah akan semakin hukum bagi setiap badan
erat. Negara/swasta maupun masyarakat
umum.
Trend yang terjadi di bidang lain juga
menunjukkan banyaknya unit pemerintah Bila diterapkan di Indonesia :
yang dialihkan ke swasta atau BUMN. Hal Privatisisasi tidak boleh
ini menjadikan semua sector tersebut melanggar hak dan kewajiban
dapat bekerja secara fleksibel dan dari setiap masyarakat umum.
memenuhi tuntutan pelanggan. Dalam Sehingga dibutuhkan MoU setiap
kegiatan kadaster, ketika melakukan kerjasama dari BPN dengan
pengukuran juga dapat dilakukan oleh berbagai pihak. Hal ini agar ada
swasta dengan hasil yang baik dan tidak kepastian hukum antar kedua
jarang pula lebih baik dari pemerintah. belah pihak. Untuk pekerjaan
Kebanyakan pekerjaan dalam pembangunan dan pemeliharaan
pembangunan dan pemeliharaan kadastral kadaster dapat melibatkan pihat
dapat dilakukan oleh pihak swasta. Namun, swasta harus ada aturan aturan
hal ini tidak semata-mata pemerintah atau batasan yang jelas sehingga
kehilangan fungsi. Pemerintah tetap Negara maupun swasta tidak ada
berkewajiban dalam menjamin keamanan yang dirugikan.
legal dari sistem administrasi pertanahan.
Pemerintah juga masih berkewajiban Pernyataan keenam: Kadaster 2014 akan
melakukan monitoring dan pengendalian menjadi swadana
terhadap sistem yang berlangsung.
Selama ini, penggunaan kadaster masih
Kondisi di Indonesia saat ini : terbatas, yaitu untuk keperluan
Kebutuhan akan kadaster saat pendaftaran tanah dan transaksi jual beli
lah penting dalam menunjang aspek tanah. Dengan demikian, informasi yang
pembangunan perekonomian di ada hanya dinikmati oleh segelintir orang
Indonesia sehingga banyak sector yang akan bertransaksi tanah. Pada saatnya
swasta maupun BUMN nanti, selain memuat data pendaftaran
mengbutuhkan informasih mengenai tanah, informasi kadaster juga memuat
pertanahan. Saat ini BPN sudah seluruh informasi lain yang terkait dengan
menjalin kerjasama dengan sector tanah. Peminat informasi akan semakin
swasta maupun BUMN misalnya BIG beragam tidak terbatas pada pendaftaran
(Badan Informasi Geospasial) atau tanah. Dengan tingginya permintaan akan
informasi tersebut, diprediksi bahwa biaya /01/06/visi-kadaster-2014-jika-
yang dikenakan untuk memperoleh diterapakan-di-indonesia/. Diakses 14
informasi dapat mengembalikan biaya Desember 2016)
pembangunan dan pemeliharaan kadaster
itu sendiri.

Kondisi di Indonesia saat ini :


Sistem pembiayaan dalam
pendaftaran tanah di BPN cukup baik
mulai dari konversi, pengakuan dan
penegasan hak dll. Bukan hanya
pendaftaran tanah dan jual beli tanah
tetapi biaya pemberian hak milik, hak
guna bangunan, hak pakai dll.

Bila diterapkan di Indonesia :


Pemulihan biaya dalam
pengurusan pertanahan harus
mempertimbangkan kondisi sosial dan
ekonomi masyarakat jadi setiap
masyarakat bisa menjangkaunya baik
masyakat yang ekonomi lemah maupun
ekonomi menengah. Selain itu harus
ada ketentuan yang lebih jelas dalam
hal pembiyaan sehingga tidak ada
pengutan liar yang bisa menghambat
proses pengurusan pertanahan.
BPN akan menjadi lembaga yang
lebih mandiri dalam pengelolaan
keuangan karena hasil pendapatan dari
biaya biaya pengurusan pertanahan
bisa mengembalikan biaya
pembangunan dan pemeliharaan
kadaster itu sendiri.

III. Referensi
Jurnal Identification of 3-Dimensional
Cadastre Model for Indonesian Purpose
oleh S. Hendriatiningsih, Irawan Soemarto,
Bambang Edhie Laksono, Iwan Kurniawan,
Novi Kristina Dewi and Nanin Soegito.

Firdaus, Irsya . 2014. Visi Kadaster 2014 Jika


diterapkan di Indonesia, (Online), (
https://irsyadifirdaus.wordpress.com/2014

Anda mungkin juga menyukai