SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi
Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
OLEH
LISNAWATI
NIM: 106016100584
Skripsi
OLEH
LISNAWATI
106016100584
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Penguji I,
Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd. ............ ...........
NIP. 19681228 200003 1 004
Penguji II,
Tonih Feronika, M. Pd. ............ ...........
NIP. 19670107 200501 1 007
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan
saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Jakarta,
Mahasiswa Ybs.
Materai 6000
Lisnawati
NIM.106016100584
ABSTRACT
Lisnawati, The Effect of Constructivism Approach with Mind Mapping
Technique on Students Achievement in Biology. (Quasi experimental Studies
in Class X-1 MAN 2 Kota Bogor, Bogor), Program of Biology Study, The
Department of Natural Science, Faculty of Tarbiyah and Teachers Training,
State Islamic University of Syarif hidayatullah Jakarta.
The study aims to know the effect of Constructivism Approach with Mind Mapping
Technique on Students Achievement in Biology. The research is conducted in
MAN 2 Kota Bogor. The research is a quasi experimental study with pretest-
posttest control group design. The technique sampling is purposive sampling. The
first sample is 33 students for experimental group with constructivism approach
with Mind Mapping technique, and the second sample is 37 students with
constructivism approach with discussion. The posttest data analysis of both
groups utilizest test with to is 7, 49 and ttable is 2, 00 in 5 % significance,
therefore to > ttable. Therefore, it indicates that theres effect of constructivism
approach with Mind Mapping technique on students achievement in biology.
i
ABSTRAK
Lisnawati, Pengaruh Pendekatan Konstruktivisme Dengan Teknik Mind
Mapping Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa (kuasi eksperimen di MAN 2
Kota Bogor, Bogor). Skripsi, Program Studi Biologi, Jurusan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
ii
KATA PENGANTAR
i
7. Seluruh sivitas akademik Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bogor, yang telah
membantu dalam pelaksanaan penelitian.
8. Teristimewa kedua orang tua, Ayahanda Usuf Yusuf dan Ibunda Siti Masitoh
serta kakanda tercinta, Endang, M. Sadili, Mulyadi, Yana, dan Siti Halimah
yang telah memberikan doa, dorongan moril dan materil serta motivasi
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
9. Teruntuk L. Pindarto yang selalu memberikan semangat dan tempat berkeluh
kesah.
10. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Biologi Angkatan 2006, terutama Naeli
Zakiyah, Marwiyah, Iyoh Maspiroh dan Himmatululya serta semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Kami berharap skripsi ini menjadi kontribusi yang positif serta menambah
pustaka dan referensi bagi semua pihak yang membutuhkan. Saran dan masukan
dari para pembaca untuk perbaikan skripsi ini sangat diharapkan.
Lisnawati
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
menentukan perkembangan dan pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan
suatu bangsa bergantung pada bagaimana bangsa tersebut mengenali,
menghargai dan memanfaatkan sumber daya manusia. Dalam hal ini berkaitan
erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anggota masyarakat
terutama kepada peserta didik.
Pendidikan merupakan salah satu sektor penting penentu keberhasilan
pembangunan nasional, baik dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya
manusia dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilakukan dalam
mewujudkan cita-cita pembangunan nasional sebagaimana yang tercantum
dalam UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 yang berbunyi:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1
Tujuan sistem pendidikan nasional juga berfungsi memberikan arah
pada semua kegiatan pendidikan dalam satu-satuan pendidikan yang ada.
pendidikan nasional tersebut, merupakan tujuan umum yang hendak dicapai
oleh semua satuan pendidikan nasional tersebut, meskipun setiap satuan
pendidikan tersebut mempunyai tujuan sendiri-sendiri, namun semua itu tidak
terlepas dari tujuan pendidikan nasional yang ada.
Persepsi dan interpretasi mengenai isi pasal 3 UU sisdiknas ini menjadi
dasar pada prinsip dasar tujuan pendidikan yang menginginkan pengarahan
1
Diknas, Undang-Undang Sisdiknas, dari www.inherent
dikti.net/files/sisdiknas.pdf. 10 Januari 2010
1
2
2
Zulfiani, Pendekatan Baru dalam Proses Pembelajaran Matematika dan Sains
Dasar sebuah Antologi, (Jakarta: PIC UIN, 2007), h. 5
3
3
Thabrany Hasbullah, Rahasia Sukses Belajar, (Jakarta: Grafindo Persada, 1995), h.
92
4
dilihat, didengar, dan dirasakan. Memori otak manusia seperti kerja memori
komputer. Jika kita dapat mempergunakan memori tersebut dengan baik, maka
untuk memanggilnya kembali sangat mudah. Salah satu cara penyimpanan
data yang paling baik dan sistematis di dalam otak yaitu dengan menggunakan
Mind Mapping. Mind Mapping dapat membantu dalam membuat catatan
singkat yang baik dengan kata kunci, gambar disertai warna yang menarik.
Hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam proses mengingat suatu konsep
tertentu. Gambar dan warna yang menarik dapat membantu prinsip kerja otak
kanan, sehingga dengan menggunakan Mind Mapping otak kanan dan otak kiri
bekerja secara simbang.
Dengan demikian diharapkan penggunaan pendekatan konstruktivisme
dengan teknik Mind Mapping dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk melakukan
pengkajian secara teoretis maupun praktis permasalahan ini dengan judul:
Pengaruh Pendekatan Konstruktivisme Dengan Teknik Mind Mapping
Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Konsep Virus.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
a. Pembelajaran yang cenderung bersifat teacher centred
b. Kemunculan rasa bosan siswa akibat metode pembelajaran yang monoton
c. Kemunculan rasa malas siswa untuk mencatat atau membuat ringkasan
materi
d. Penggunaan metode pembelajaran kurang variatif
e. Kurangnya penguasaan konsep virus
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka penelitian ini hanya dibatasi
pada:
a. Penggunaan pendekatan konstruktivisme dengan teknik Mind Mapping
7
b. Hasil belajar yang yang diukur adalah hasip belajar ranah kognitif
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, peneliti merumuskan
permasalahan sebagai berikut: Adakah pengaruh pendekatan konstruktivisme
dengan teknik Mind Mapping terhadap hasil belajar Biologi siswa?
A. Deskripsi Teoretis
1. Pendekatan Konstruktivisme
a. Pengertian Konstruktivisme
Teori pembelajaran konstruktivisme (Constructivist Theory of
Learning) menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan
mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru
dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan tersebut
tidak lagi sesuai.
Menurut Ratna Wilis Dahar dalam Riyanto dinyatakan bahwa
sebagai filsafat, konstruktivisme sudah terungkap dalam tulisan ahli
filsafat Giambattista Vico mengemukakan bahwa orang hanya dapat
benar-benar memahami apa yang dikonstruksinya sendiri. 1
Selanjutnya Sofyan mengutip pendapat Good dan Brophy
menyatakan bahwa teori konstruktivisme merupakan teori belajar yang
berhubungan dengan cara seseorang memperoleh pengetahuan, yang
menekankan pada penemuan makna (meaningfulness). Perolehan
pengetahuan tersebut melalui informasi dalam struktur kognitif yang telah
ada hasil sebelumya dan siap dikonstruk untuk mendapatkan pengetahuan
baru.2
Menurut Von Glaserfeld dalam Bettercourt dalam Suparno,
konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan
bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri.
Pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyataan (realita). Pengetahuan
bukanlah gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Pengetahuan selalu
1
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Pendidikan
dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009), h. 143-144
2
Ahmad Sofyan, Konstruktivisme Dalam Pembelajaran IPA/Sains, Seminar
Internasional Pendidikan IPA Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 31 Mei 2007 , h. 8
8
9
3
Paul Suparno, Filsafat Konstruktivismeme dalam Pendidikan, (Yogyakarta:
Kanisius, 1997), h. 18
4
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Pendidikan
dalam Implementasi Pembelajaran, h. 145
10
5
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Pendidikan
dalam Implementasi Pembelajaran, h. 147
11
Belajar menjadi lebih baik jika tuntutan kognitif, social, dan emosional
dari kurikulum dapat dicapai oleh para siswa. Oleh karena itu harus
ada hubungan tertentu antara tuntutan kurikulum dan anggapan yang
dibawa oleh setiap siswa ke dalam kegiatan kurikuler.
5) Menilai belajar siswa dalam konteks pembelajaran
Dalam menilai belajar siswa dalam konteks pembelajaran harus
memperhatikan anggapan para siswa mengenai suatu pengetahuan,
karena setiap siswa memiliki anggapan tertentu mengenai
pengetahuan. Oleh karena itu, seorang guru harus memiliki
kemampuan kepribadian dan keterampilan kemasyarakatan dalam
proses pembelajaran untuk menyiapkan siswa menjadi pribadi yang
memiliki pengetahuan dan kemampuan tertentu.
c. Ciri-ciri Pembelajaran Konstruktivisme
Ciri yang dapat ditemukan dalam model pembelajaran
konstruktivisme adalah siswa tidak didoktrinasi dengan pengetahuan yang
disampaikan oleh guru, melainkan siswa sendiri menemukan dan
mengeksplorasi pengetahuan tersebut dengan apa yang telah mereka
ketahui dan pelajari sendiri. Secara rinci ciri-ciri model pembelajaran
konstruktivisme diuraikan oleh Driver dan Oldham dalam Matthews:6
1) Orientasi; siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan motivasi
dalam mempelajari suatu konsep.
2) Elicitasi; siswa diberi kesempatan untuk mendiskusikan apa yang
diobservasikan dalam wujud tulisan, gambar, atau poster.
3) Restrukturasi ide; dalam hal ini ada tiga hal: klarifikasi ide yang
dikontraskan dengan ide-ide orang lain atau teman melalui diskusi atau
pengumpulan ide, membangun ide yang baru, dan mengevaluasi ide
baru dengan eksperimen.
4) Penggunaan ide dalam banyak situasi; idea atau pengetahuan yang
telah dibentuk oleh siswa perlu diaplikasikan pada situasi yang
dihadapi.
6
Paul Suparno, Filsafat Konstruktivismeme, h. 69-70
12
7
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Pendidikan
dalam Implementasi Pembelajaran, h. 152
13
8
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Pendidikan
dalam Implementasi Pembelajaran, h. 147
9
Tatang Suratno, Peranan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran dan Pengajaran
Sains, Seminar Internasional Pendidikan IPA Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 31 Mei 2007, h.7
14
Pengetahua
Penget Proses n untuk
Proses
ahuan Pengetahuan penterje kegiatan
pendidikan
sehari- ilmiah mahan/k praktis
di kelas
hari aji ulang dalam
situasi
spesifik
Pengetahuan
lain/pertimbang
Gambar 2.1
Proses Membangun Pengetahuan Ilmiah
(Layton, dalam Watts, 1994)
Berdasarkan teori ini menunjukkan bahwa proses belajar diawali
dari pengalaman nyata yang dialami oleh seseorang, pengalaman tersebut
direfleksikan secara individu. Dalam proses refleksi seseorang akan
berusaha memahami apa yang terjadi serta apa yang dialaminya. Karena
siswa harus membangun sendiri pengetahuannya, maka seorang guru harus
melihat mereka bukan sebagai lembar kertas kosong. Tetapi guru harus
menganggap siswa sudah membawa pengatahuan awal. Pengetahuan awal
tersebut merupakan dasar untuk membangun pengetahuan selanjutnya.
Adapun tahapan pembelajaran konstruktivisme meliputi empat
tahap yaitu: 10
1) Tahapan pertama adalah apersepsi, guru mendorong siswa agar
mengemukakan pengetahuan awal mengenai konsep yang akan
dibahas. Guru memancing siswa dengan beberapa pertanyaan terbuka,
kemudian mengaitkan jawaban siswa dengan fenomena kehidupan
sehari-hari.
10
Daniel Muijs dan David Reynolds, Effevtive Teaching: The Central Issues,
(London: SAGE Publications Ltd, 2005), h. 67
15
kemudahan untuk mengidentifikasi secara jelas dan kreatif apa yang telah
mereka pelajari.
Sedangkan menurut Windura Mind Mapping adalah suatu teknis
grafis yang memugkinkan kita untuk mengeksplorasi seluruh kemampuan
otak dalam berpikir dan belajar. Dalam pembuatan Mind Mapping
melibatkan kerja kedua belah otak, yaitu otak kanan dan otak kiri. Otak
kiri menginterpretasikan tulisan, urutan penulisan, dan hubungan antar
kata. Sedangkan otak kanan menginterpretasikan warna, gambar, dan
dimensi atau tata ruang. 14
Dari beberapa pengertian mengenai Mind Mapping maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa teknik pencatatan Mind Mapping adalah bentuk
catatan yang disertai lambang, gambar, dan warna yang menarik, sehingga
dapat memacu otak kanan, yang berperan dalam menginterpretasikan
keindahan (warna dan gambar) dan kreatifitas. Selain itu, Mind Mapping
juga memacu otak kiri yang berperan dalam menginterpretasikan logika
dan ide matematis. Mind Mapping juga dapat memberiikan motivasi
kepada siswa untuk berpikir secara kreatif dan menyeluruh serta dapat
memahami suatu konsep, karena dalam proses pembelajaran siswa banyak
melakukan kegiatan mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai
segi dalam rangka mencari pemecahan masalah, baik dari siswa itu sendiri,
lingkungan maupun masyarakat.
Teknik mencatat yang baik harus membantu mengingat perkataan
dan bacaan, meningkatkan pemahaman terhadap materi, membantu
mengorganisasi materi dan memberikan wawasan baru. 15 Mind Mapping
dapat memungkinkan terjadinya semua hal itu, karena Mind Mapping
merupakan teknik mencatat kreatif yang memudahkan dalam proses
mengingat banyak informasi.
Temuan Buzan ini didasarkan pada hasil riset Roger Sperry peraih
nobel dari California Institute of Technology pada tahun 1980-an yang
14
Sutanto Windura, Mind Map Langkah Demi Langkah, (Jakarta: PT Elek Media
Kompitindo, 2010), h. 16-17
15
Bobbi De Porter, dkk, Quantum Teaching (Bandung: Kaifa, 1999), h. 175
17
16
Tony Buzan, Use Your Head: Gunakan Kepala Anda, (Batam: Interaksara, 2006),
h. 25
17
Femi Olivia, Teknik Meringkas, (Jakarta: PT Alex Media Komputindo, 2009), h.
71
18
Sutanto Windura, Mind Map Langkah Demi, h. 141
18
19
Muhammad Iqbal Faruqi, Penggunaan Graf dalam Mind-Mapping serta
Kegunaannya dalam Kehidupan Sehari-hari. tersedia di
www.informatika.org/~rinaldi/Matdis/2008.../Makalah0809-031.pdf. diakses pada 23 Februari
2010, h. 2
20
Tony Buzan, Buku Pintar Mind, h. 15-16
19
21
Tony Buzan, Use Your Head, h. 141-142
21
23
Bobbi De Porter, dkk, Quantum Learning, h. 152
24
Sutanto Windura, Be an Absolute, h. 70
24
25
Sutanto Windura, Be an Absolute, h. 80
25
yaitu, relevansi artikel yang dipilih (article chosen is relevant), dan tugas
dikumpulkan tepat waktu (assignment was completed on time).26
Keterangan:
a. Mind Map (total poin 12)
1) Struktur (S): Struktur non linear yang dilengkapi dengan gambar yang
menjelaskan ide secara lengkap (3 poin)
2) Hubungan dengan ide (R): Relatif pentingnya ide dan hubungan
dipetakan dengan sangat efektif (3 poin)
3) Komunikasi (C): Informasi dituangkan dengan jelas dan dalam
tingkatan pemahaman yang baik (3 poin)
4) Eksplorasi (E): Peta menunjukkan pemikiran efektif antara makna
dengan ide, tema, dan kerangka (3 poin)
26
University of Minnesota and Marieke van Dijk, Published by the digital media
center (DMC), diakses pada 06 Juni 2010 di mc@umn.edu.
26
27
W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran. (Jakarta: Grasindo, 1996), h. 53.
28
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2007), h. 84
27
29
M. Ngalim Purwanto, Psikologi, h. 101
30
Martinis Yamin, Paradigma Pendidikan Konstruktivistik, (Jakarta: Gaung Persada
Press), h. 120
31
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h.
49
32
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, 2003. H. 89
33
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 27
28
satu arah dari luar ke dalam diri siswa, tetapi merupakan pemberian makna
oleh siswa terhadap pengalamannya melalui proses asimilasi dan
akomodasi.34
Dari beberapa definisi mengenai belajar dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan suatu proses usaha dan perbuatan yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku akibat
pengalaman yang didapat melalui pengalaman, pendengaran, membaca,
dan meniru. Seseorang yang melakukan aktivitas belajar akan memperoleh
perubahan dalam dirinya dan akan memperoleh pengalaman baru dalam
hidupnya.
Perubahan yang terjadi dalam proses belajar ditampakkan dalam
bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan
kecakapan tingkah laku, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,
keterampilan, dan daya pikirnya. Selain itu seseorang yang melakukan
aktivitas belajar akan terjadi perubahan yang bersentuhan dengan aspek
yang mempengaruhi tingkah laku.
Beberapa ahli mencoba mengkategorikan jenis-jenis belajar yang
dikenal dengan taksonomi belajar, salah satu yang terkenal adalah
taksonomi yang disusun oleh Benyamin S. Bloom (Taksonomi Bloom).
Tujuan pendidikan dapat dirumuskan pada tiga tingkatan, pertama tujuan
umum pendidikan yang menentukan perlu tidaknya suatu program
diadakan. Kedua, tujuan yang didasarkan atas tingkah laku, yang
dimaksud dengan taksonomi disini ialah berhasilnya pendidikan dalam
bentuk tingkah laku. Ada tiga macam tingkah laku yang dikenal umum,
yaitu; kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga, tujuan yang lebih jelas
dirumuskan secara operasional. Kaum behavioris menganggap bahwa
taksonomi yang dikemukakan Bloom adalah sangat bersifat mental.35
34
C Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
h.58
35
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Yogyakarta: Bumi
Aksara, 2006), h. 115
29
36
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2007), h. 101-103
37
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan, h. 96
38
Sukmadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2005), h. 299-302
30
39
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan, h. 132-139
31
Faktor ini berasal dari dalam diri siswa sendiri yang meliputi dua
aspek, yaitu: (1) aspek fisiologis (bersifat jasmaniah), (2) aspek
psikologis (bersifat rohaniah).
a. Aspek fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang
menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-
sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa
dalam mengikuti pelajaran di kelas. Kondisi organ tubuh yang
kurang fit dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif)
sehingga materi yang dipelajari kurang atau tidak berbekas.
Kondisi organ-organ khusus siswa seperti indera pendengar
dan indera penglihat juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa
dalam menyerap informasi dan pengetahuan yang didapat di kelas.
Untuk itu dibutuhkan pola hidup yang sehat dan teratur agar
tercipta kelancaran dalam proses kegiatan belajar.
b. Aspek psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat
mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran
siswa diantaranya adalah:
1) Inteligensi siswa
Pada umunya inteligensi diartikan sebagai kemampuan
psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri
dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Inteligensi (IQ)
sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
2) Sikap siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (resposen
tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang,
barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.
Seorang guru dituntut terlebih dahulu menunjukkan sikap
positif terhadap dirinya sendiri dan terhadap mata pelajaran
32
40
Nurlaila, Pengaruh Penggunaan Mind Map Terhadap Retensi Siswa SMA Kelas X
pada Pembelajaran Konsep Jamur, Skripsi pendidikan MIPA-UPI Bandung, 2008, h. 54
41
Taopik Hidayat, Korelasi antara Kemampuan Membaca Kritis Teks Biologi
Melalui Mind Map Dengan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Sistem Saraf, Skripsi pendidikan
MIPA-UPI Bandung, 2008, h. 58
34
42
Lies Lisnawati, Implementasi Mind Maping dalam Pembelajaran Sub Konsep
Sistem Reproduksi Manusia di SMA, Skripsi pendidikan MIPA-UPI Bandung, 2006, h. 58
43
Ida Bagus Putu Arnyana, Pengembangan Peta Pikiran Untuk Peningkatan
kecakapan Berpikir Kreatif Siswa, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 3 TH
XXXX Juli 2007, h. 681
44
Noor Zurina bt. Kassim dkk, Penggunaan Peta Minda dan Gambar Rajah Dalam
Meningkatkan Keberkesanan Pelajar Menjawab Soalan Esei Bagi Topik Molecules of Life
dan Biocatalysis, Unit Biologi Kolej Matrikulasi Perak, 2007, h. 10
45
Alma Mueller, et al. Joining Mind Mapping and Care Planning to Enhance student
critical thingking and Achieve Holistic Nursing Care, Nursing diagnosis volume 13, No.1,
January-March, 2002, h. 27
35
C. Kerangka Berpikir
Belajar merupakan proses interaksi antara guru dengan siswa yang
bertujuan untuk memperoleh kecakapan, keterampilan dan sikap sehingga
dapat mengubah perilaku seseorang secara bertahap. Biologi merupakan salah
satu pelajaran sains yang banyak menggunakan sains sebagai konten, maka
biologi berisikan konsep-konsep yang telah ada yang menuntut siswa untuk
hapal dan paham. Dalam belajar biologi siswa lebih dituntut aktif salah
satunya dengan membaca dan memahami konsep. Oleh karena itu dibutuhkan
suasana belajar yang bersifat student centred.
Namun sistem pembelajaran yang berjalan saat ini masih banyak yang
bersifat teacher centred dan , sehingga belum mendukung untuk menjadikan
siswa aktif dan memperoleh hasil belajar yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Guru biologi masih banyak yang mengajar dengan asumsi
bahwa pengetahuan ditransfer sebanyak mungkin kepada siswa tanpa
memperhatikan sejauh mana siswa memahami konsep yang dipelajari.
Guru memegang peranan penting dalam proses pelaksanaan
pembelajaran di kelas, guru berperan sebagai fasilitator, organisator, motivator
dan model bagi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Dalam hal ini semua faktor berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya.
Semua itu sangat menentukan keberhasilan siswa sebagai hasil dari proses
pembelajaran di kelas.
Keberhasilan pembelajaran juga ditentukan oleh pemilihan dan
penerapan metode dan strategi yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran di
46
John W. Budd, Mind Maps as Classroom Exercises, Industrial Relations Landgrant
Term Professor Industrial Relations Center University of Minnesota, Avenue South
Minneapolis, 2003, h. 12
36
kelas. Hal ini akan membantu guru dalam mengelola situasi kegiatan belajar
mengajar di kelas. Oleh karena itu, guru dituntut agar mampu menerapkan
metode dengan strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi
yang akan disampaikan.
Pembelajaran yang menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan
teknik Mind Mapping menuntut siswa agar aktif dan kreatif dalam proses
pembelajaran. Pendekatan konstruktivisme memfokuskan secara eksklusif
pada proses dimana siswa secara individual aktif mengkonstruksi realitas
biologi mereka sendiri. Sedangkan teknik Mind Mapping dapat menuntut
siswa agar kreatif dalam membuat catatan materi pelajaran, sehingga catatan
tersebut dapat membantu siswa dalam memahami materi biologi. Selain itu,
pendekatan konstruktivisme dengan teknik Mind Mapping diharapkan mampu
menjadikan siswa sebagai subjek belajar dan guru berperan sebagai fasilitator,
organisator dan motivator bagi siswa. Dengan demikian diduga bahwa
pendekatan konstruktivisme dengan teknik Mind Mapping dapat
meningkatkan hasil belajar biologi siswa.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan di berikut ini:
37
Siswa mengalami
kesulitan memahami
suatu konsep
Penerapan pendekatan
konstruktivisme dengan
teknik Mind Mapping
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka dapat
dirumuskan hipotesisnya sebagai berikut: Terdapat pengaruh pendekatan
konstruktivisme dengan teknik Mind Mapping terhadap hasil belajar biologi
siswa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosda Karya, 2007), h. 207
2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2008), h. 76
38
39
Keterangan:
R1 = Kelompok Eksperimen
R2 = Kelompok Kontrol
X = Perlakuan pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan
teknik Mind Mapping
O1 = Pretes
O2 = Postes
O3 = Pretes
O4 = Postes
Dalam desain ini, kedua kelompok diberi tes awal (pretes) dengan tes
yang sama. Tes ini diberikan pada awal pembelajaran untuk mengukur
seberapa jauh siswa telah memiliki kemampuan mengenai hal-hal yang akan
dipelajari. Kemudian kelompok A sebagai kelompok eksperimen diberi
perlakuan khusus, sedangkan kelompok B diberi perlakuan seperti biasanya.
Setelah beberapa saat, kedua kelompok di tes dengan tes yang sama sebagai
tes akhir (postes). Tes ini diberikan pada akhir pembelajaran untuk mengukur
penguasaan kompetensi tertentu seperti yang dirumuskan dalam indikator
hasil belajar.3 Hasil kedua tes akhir diperbandingkan (diuji perbedaannya).
Perbedaan yang berarti (signifikan) antara kedua hasil tes akhir (postes) pada
kelompok eksperimen menunjukkan pengaruh dari perlakuan yang diberikan.
3
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana,
2008), h. 236
4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), h. 139-140
40
E. Instrumen Penelitian
Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam
yaitu, tes hasil belajar, observasi interaksi pembelajaran di kelas dan rubric
assessment. Tes hasil belajar diberikan untuk mengukur tingkat pemahaman
siswa terhadap konsep-konsep dalam topik yang diajarkan. Observasi interaksi
pembelajaran dilakukan untuk melihat kuantitas interaksi yang terjadi antara
guru dan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan rubric
assessment diberikan untuk mengukur kemampuan siswa dalam membuat
Mind Mapping.
Instrumen penelitian ini menggunakan instrumen tes objektif
berbentuk pilihan ganda dengan lima pilihan, yaitu; a, b, c, d, dan e sebanyak
41
1. Validitas
Validitas adalah ketetapan alat penilaian pada suatu konsep yang akan
dinilai sehingga menilai sesuai dengan keharusan mana yang harus dinilai.
Validitas suatu tes dikatakan valid apabila tes itu mengukur apa yang hendak
diukur.5
6
Untuk menguji validitas digunakan rumus poin biserial ( pbi).
pbi =
dimana:
pbi = Koefisien korelasi biserial
= rerata skor dari subjek yang menjawab benar bagi item yang dicari
validitasnya
= Rerata skor total
= Standar deviasi dari skor total
= Proporsi siswa yang menjawab benar
= Proporsi siswa yang menjawab salah
5
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2009), h. 65
6
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi, h. 72
7
Ahmad Sofyan, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006), cet 1, h. 105
8
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi, h. 75
43
2. Reliabilitas
Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut
dalam menilai apa yang dinilainya. Untuk uji reliabilitas ini digunakan rumus
K-R 20 sebagai berikut:
R11=
Keterangan:
R11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan
p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1-p)
pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q
n = Banyaknya item
s = Standar deviasi dari tes
Keterangan:
P : Indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B : Banyaknya siswa yang menjawab benar
JS : Jumlah seluruh peserta tes
Keterangan:
D : Daya pembeda
J : Jumlah peserta tes
JA : Banyaknya peserta tes kelompok atas
JB : Banyaknya peserta tes kelompok bawah
BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda soal adalah sebagai berikut:14
1. Daya beda : 0,00-0,20 : Jelek (poor)
2. Daya beda : 0,20-0,40 : Cukup (satisfactory)
3. Daya beda : 0,40-0,70 : Baik (good)
4. Daya beda : 0,70-1,00 : Baik sekali (excellent)
Dari hasil pengujian daya pembeda soal, maka soal yang dapat dipakai
sebagai instrumen penelitian adalah soal dengan daya pembeda 0,20 ke atas,
dengan klasifikasi minimal cukup.
Dalam penelitian ini, daya beda untuk masing-masing butir soal
dihitung dengan menggunakan program ANATES.
13
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi, h. 213-214
14
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi, h. 218
45
15
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian, Science Education Research,
2008, h. 52
16
Richard R. Hake, Analyzing Change/Gain Score, of Physics, Indiana University
24245 Hatteras Street, Woodland Hills, CA, 91367 USA, h. 1
46
b. Uji normalitas
Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran
data berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas
digunakan uji Liliefors, dengan langkah-langkah sebagai berikut:17
1. Kolom Xi
Data diurutkan dari yang terkecil sampai terbesar
2. Kolom Zi
Tentukan nilai Zi dari tiap-tiap data dengan rumus:
Zi=
Keterangan:
Zi = Skor baku
= Mean
= Skor data
= Simpangan baku
3. Kolom Zt
Nilai Zt dikonsultasikan pada Ftabel, misalnya mencari -2,7167 maka
pada tabel dilihat baris ke 2,7 kolom 2 maka diperoleh Zt = 0,4967
4. Kolom F (Zi)
Jika Zi bernilai negative, maka F (Zi) = 0,5 Zt
Jika Zt bernilai positif, maka F (Zi) = 0,5 + Zt
5. Kolom S (Zi)
S (Zi) =
17
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2002), 466-467
47
c. Uji homogenitas
Perhitungan homogenitas yang dilakukan adalah uji homogenitas
dua varians atau uji fisher. Pengujian homogenitas dilakukan untuk
mengetahui sama atau tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi.
Rumus uji homogenitas yang digunakan adalah uji fisher, dengan
rumus:18
Fhitung=
Keterangan:
F = Homogenitas
2
S1 = Varians terbesar atau data pertama
2
S2 = Varians terkecil atau data kedua
Dengan derajat kebebasan (db)
db = 1
Kriteria pengujian jika
Fhitung <Ftabel maka Ho diterima
Fhitung >Ftabel maka Ho ditolak
d. Uji Hipotesis
Berdasarkan uji normalitas, data berdistribusi normal dan
berdasarkan uji homogenitas, data berdistribusi homogen, maka untuk
melihat perbedaan hasil tes siswa dari kelompok eksperimen dan
kontrol dapat digunakan uji parametrik, yaitu uji-t. langkah-langkah
untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:19
to =
1. Mencari mean yaitu M=
( )
2. Mencari Standar Deviasi (SD), yaitu SD= ( )
18
Ruseffendi, Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan, (Bandung: IKIP
Bandung Press, 1998), h. 295
19
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 1987), h. 314-316
48
20
University of Minnesota and Marieke van Dijk, Published by the digital media
center (DMC), diakses pada 06 Juni 2010 di mc@umn.edu.
50
b. Hasil Observasi
Data yang diperoleh dari hasil observasi dianalisis dengan
menggunakan analisis data deskriptif. Analisis data deskriptif yaitu data
yang diperoleh dianalisis dan dipaparkan dalam bentuk deskripsi.
H. Hipotesis Statistik
Ho: A = B
H1 : A > B
Keterangan:
A. Deskripsi Data
Data hasil belajar biologi siswa berdasarkan pada tujuan yang telah
dirumuskan meliputi data nilai pretes dan postes dari dua kelompok yang
berbeda. Kelompok eksperimen dalam pembelajaran menggunakan
pendekatan konstruktivisme dengan teknik Mind Mapping sebanyak 33 siswa
dan kelompok kontrol menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan
diskusi sebanyak 37 siswa.
Sebelumnya Kedua kelompok tersebut diberikan pretes dan postes.
Instrumen tes yang digunakan sebelumnya telah diuji validitas dan
reliabilitasnya. Sehingga instrumen tes tersebut telah layak digunakan untuk
mengukur pemahaman siswa. Hasil belajar siswa dianalisis untuk mengetahui
adanya pengaruh pendekatan konstruktivisme dengan teknik Mind Mapping
terhadap hasil belajar biologi siswa.
51
52
Tertinggi 52 52
Terendah 16 16
Rata-rata 35,04 35,41
Median 34,10 36,50
Modus 30,50 47,30
Standar deviasi 10,89 11,56
Variansi 118,80 133,77
Tertinggi 80 96
Terendah 36 56
Rata-rata 62,65 81,27
Median 64,8 82,00
Modus 72,1 86,12
Standar deviasi 11,23 8,83
Variansi 126,23 77,91
1
Lampiran 11, h. 120
2
Lampiran 12, h. 125
53
3. Normal Gain
Gain adalah selisih antara nilai postes dan pretes. Gain
menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa
setelah pembelajaran dilakukan oleh guru.
Berdasarkan hasil perhitungan N-Gain diperoleh skor N-Gain pada
kelompok kontrol dan eksperimen sebagai berikut:3
3
Lampiran 16, h 135 dan lampiran 18, h. 137
4
Lampiran 15, h. 134
5
Lampiran 17, h. 136
54
6
Lampiran 13, h. 131
7
Lampiran 16, h. 135
55
8
Lampiran 19, h. 138
9
Lampiran 20, h. 140
56
Dari tabel tersebut diperoleh t hitung > ttabel, maka hipotesis nol (Ho)
ditolak.10 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara kelompok kontrol dan eksperimen. Hal ini menjadi
indikasi bahwa pendekatan konstruktivisme dengan teknik Mind Mapping
berpengaruh terhadap hasil belajar Biologi pada konsep virus.
10
Lampiran 22, h. 144
57
11
Lampiran 8, h. 114
12
Lampiran 23, h. 146
58
Keterangan:
M1: Mind Mapping pertemuan pertama
M2: Mind Mapping pertemuan kedua
B. Pembahasan
Berdasarkan pengujian hipotesis terhadap data pretes kelompok
eksperimen dan kontrol dengan menggunakan Uji-t menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelompok eksperimen
dan kontrol. Artinya kelompok eksperimen dan kontrol memiliki kemampuan
59
13
Lies Lisnawati, Implementasi Mind Maping dalam Pembelajaran Sub Konsep
Sistem Reproduksi Manusia di SMA, Skripsi pendidikan MIPA-UPI Bandung, 2006, h. 58
14
Alma Mueller, et al. Joining Mind Mapping and Care Planning to Enhance
student critical thingking and Achieve Holistic Nursing Care, Nursing diagnosis volume 13,
No.1, January-March, 2002, h. 27
15
Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010), h.
4
16
Bobbi De Porter, dkk, Quantum Teaching, (Bandung: Kaifa, 1999), h. 175
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan
pendekatan konstruktivisme dengan teknik Mind Mapping pada konsep virus
dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat
dari hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t, dapat diketahui
bahwa hasil belajar biologi siswa kelompok eksperimen (81,27) lebih tinggi
daripada hasil belajar biologi siswa kelompok kontrol (62,65). Hal ini
dibuktikan dengan diperolehnya t hitung > ttabel yaitu 7,49 > 2,00. Jadi dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
konstruktivisme dengan teknik Mind Mapping berpengaruh terhadap hasil
belajar biologi siswa.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, peneliti dapat
memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi sekolah dan pihak guru pada khususnya, hendaknya dalam mencatat
pelajaran menggunakan teknik Mind Mapping. Sebelum proses belajar
mengajar dimulai, hendaknya guru benar-benar harus memastikan bahwa
siswa tersebut sudah mempersiapkan alat-alat dan bahan untuk membuat
catatan dengan Mind Mapping.
2. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan
teknik Mind Mapping dapat dijadikan alternatif variasi dalam proses
pembelajaran, khususnya dalam upaya meningkatkan hasil belajar biologi.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, sebaiknya sebelum melakukan
penelitian, pada kelas yang akan diterapkan penggunaan teknik Mind
Mapping dilakukan persiapan yang lebih matang, misalnya
mempersiapkan alat tulis berupa pensil warna dan kertas sebelum jam
pelajaran berlangsung dan memberikan arahan cara membuat Mind
62
63
DAFTAR PUSTAKA
Buzan, Tony. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2010.
Muijs, Daniel dan Reynolds, David. Effevtive Teaching: The Central Issues.
London: SAGE Publications Ltd. 2005.
Noor Zurina bt. Kassim dkk. Penggunaan Peta Minda dan Gambar Rajah Dalam
Meningkatkan Keberkesanan Pelajar Menjawab Soalan Esei Bagi
Topik Molecules of Life dan Biocatalysis. Unit Biologi Kolej
Matrikulasi Perak. 2007.
Nurlaila. Pengaruh Penggunaan Mind Map Terhadap Retensi Siswa SMA Kelas X
pada Pembelajaran Konsep Jamur. Skripsi pendidikan MIPA-UPI
Bandung. 2008.
Olivia, Femi. Teknik Meringkas. Jakarta: PT. Alex Media Komputindo. 2008.
University of Minnesota and Marieke van Dijk. Published by the digital media
center (DMC). diakses pada 06 Juni 2010 di mc@umn.edu.
Windura, Sutanto. Mind Map Langkah Demi Langkah. Jakarta: PT Elek Media
Kompitindo. 2010.
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR .....................................................................................i
DAFTAR ISI ...................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................vi
DAFTAR TABEL ...........................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................viii
iv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................51
A. Deskripsi Data ..................................................................................51
1. Data Hasil Pretes ..........................................................................51
2. Hasil Uji Data Postes ....................................................................52
3. Normal Gain .................................................................................53
4. Pengujian Prasyarat Analisis Data ................................................54
a. Uji normalitas data kelompok eksperimen dan kontrol .............54
b. Uji Homogenitas ......................................................................55
c. Uji Hipotesis ............................................................................55
5. Data Hasil Observasi ....................................................................56
6. Skor Mind Mapping Kelompok Eksperimen .................................57
B. Pembahasan . ....................................................................................58
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
ix