Anda di halaman 1dari 100

USULAN TEKNIS

A. LATAR BELAKANG
PT ARSS BARU didirikan pada tanggal 23 November 2005 di Yogyakarta dengan
Nomor Akta 02 Notaris Muhammad Zainal Hakim. Perusahaan ini melakukan
pekerjaan perencanaan transportasi dan konstruksi gedung, pra rencana
pembangunan bidang teknik, konsultasi teknik, pengawasan pada pembangunan
fisik, dan pekerjaan konsultan dalam arti yang seluas-luasnya.
PT ARSS BARU ditunjang oleh sejumlah tenaga ahli yang berdedikasi tinggi serta
profesional, baik dari segi teknis maupun manajemen. Perusahaan ini juga
mengadakan kerjasama dengan badan/lembaga sejenis yang memiliki kualifikasi
dan peng laman luas. Upaya ini dilakukan untuk terus mengembangkan kinerja
yang baik guna turut berpartisipasi dalam pembangunan.
B. LINGKUP DAN LAYANAN PEKERJAAN
Layanan konsultansi yang disediakan oleh PT ARSS BARU antara lain : Sipil
(transportasi, bangunan, dan keairan);
Arsitektur (Desain arsitektural, Lansekap, dan desain interior); Tata lingkungan
Prasarana Industri Pertanian
Prasarana Perhubungan

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) B-1

USULAN TEKNIS
Inspeksi Teknik (Instalasi Bangunan, Instalasi Sipil Trasportasi, Dan Instalasi Sipil
Keairan);
Pengembangan Instansi Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia.
C. DATA ADMINITRASI
Nama Perusahaan : PT ARSS BARU
Alamat : Jl. Mangkuyudan 40 Yogyakarta 55143,
Direksi/Pengurus Perusahaan :
Direktur : Ir. Unggul Susetyo Pramono
Akta Pendirian
No.Akta : 02
Tanggal : 23 November 2005
Nama Notaris : Muhammad Zainal Hakim
D. PENGALAMAN PERUSAHAAN
Pengalaman Perusahaan PT ARSS BARU selama 10 (sepuluh) tahun terakhir adalah
sebagai berikut :

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) B-2

USULAN TEKNIS
A. PENDEKATAN
1. Prinsip Perencanaan Teknis
Sebagai upaya untuk memberikan wacana perencanaan teknis yang unggul, maka
dalam usulan teknis ini PT GEBE KONSULINDO sebagai konsultan perencana
pekerjaan Perencanaan Teknis Jembatan 2 akan menguraikan beberapa prinsip
pendekatan yang direncanakan akan diterapkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Dalam hal ini, prinsip perencanaan teknis jembatan yang akan dijadikan acuan
antara lain sebagai berikut:
a. Pihak konsultan akan membentuk tim kerja yang professional dengan susunan
personil yang berpengalaman dan kompeten dibidang perencanaan jembatan,
dibuktikan dengan sertifikasi keahlian yang diterbitkan oleh organisasi atau
lembaga yang berwenang dan terakreditasi.
b. Konsultan perencana akan mengikuti ketentuan-ketentuan yang ditetapkan
dalam criteria perencanaan.
c. Konsultan akan bertanggungjawab pada hasil perencanaan, termasuk apabila
menggunakan produk standar suatu komponen struktur jembatan yang dibuat pihak
lain, dengan menunjukkan sertifikat kelayakan yang diterbitkan oleh lembaga
yang berwenang di bidang jembatan untuk komponen tersebut.
Pertanggungjawaban akan dinyatakan dengan cara menandatangani setiap
lembar gambar rencana dan setiap dokumen pelaporan perhitungan atau
analisis yang mendukungnya.
d. Hasil perencanaan dan perhitungan akan dilengkapi legalitasnya yakni melalui
persetujuan dan disahkan oleh instansi yang berwenang, seperti Departemen
Pekerjaan Umum. Bila diperlukan akan dimintakan untuk diteliti banding atau

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) E-1

USULAN TEKNIS
diverifikasi oleh pihak ketiga yang independen, sebelum dilakukan persetujuan
dan pengesahan oleh instansi yang berkompeten.
e. Konsep perencanaan akan memperhatikan rencana tata guna lahan di
lokasi rencana jembatan, beserta kendala alinyemen dan kendala
lintasan di bawahnya, agar didapat suatu hasil rancangan geometrik,
bentuk dan cara pelaksanaan konstruksi yang optimal.
f. Perencanaan akan berdasarkan hasil survey dan penyelidikan,
yang memberikan informasi yang jelas dan akurat mengenai kondisi
lapangan di lokasi rencana jembatan, dan kondisi teknis lainnya yang
mendasari kriteria perencanaan.
g. Perencanaan akan memperhatikan ketersediaan material dan
peralatan di sekitar lokasi jembatan agar diperoleh rancangan jembatan
yang praktis dan ekonomis.
2. Pendekatan Pokok-Pokok Perencanaan
Perencanaan jembatan dapat dilakukan menggunakan dua pendekatan
dasar untuk menjamin keamanan struktural yang diijinkan, yaitu Rencana
Tegangan Kerja (WSD) dan Rencana Keadaan Batas (Limit State). Struktur
jembatan yang berfungsi paling tepat untuk suatu lokasi tertentu adalah
yang paling baik memenuhi pokok-pokok perencanaan berikut ini:
Kekuatan dan stabilitas struktur
Kenyamanan bagi pengguna jembatan
Ekonomis
Kea etan dan kelayakan jangka panjang
Kemudahan pemeliharaan
Estetika

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) E-2

USULAN TEKNIS
Dampak lingkungan pada tingkat yang wajar dan cenderung minimal.
Selanjutnya untuk memenuhi pokok-pokok perencanaan tersebut,
persyaratan dalam perencanaan akan dipenuhi sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perencanaan Jembatan BMS 92 sebagai berikut:
Persyaratan umum perencanaan
Persyaratan Analisa Struktur
Persyaratan Perencanaan Pondasi
Persyaratan Perencanaan Elemen Struktur Jembatan
Dalam hal menjaga agar tingkat standar kualitas perencanaan tertentu
sesuai persyaratan dapat dicapai, maka panduan atau Manual
Perencanaan Jembatan (Bridge Design Manual) BMS 92 akan dijadikan
pegangan dalam menetapkan:
Metodologi Perencanaan
Pemilihan dan Perencanaan Struktur Jembatan
Perencanaan Elemen Struktur Jembatan
Perencanaan Pondasi, Dinding Penahan Tanah dan Slope Protection, dan lain
sebagainya.
3. Pendekatan Kriteria Perencanaan
Dalam melakukan perencanaan teknis jembatan, pihak konsultan
mengacu pada beberapa kriteria perencanaan yang antara lain meliputi
beberapa hal sebagai berikut :
Peraturan-peraturan yang dipergunakan sebagai acuan perecanaan,
Pengendalian mutu material yang dipergunakan agar sesuai standar teknis
yang ditetapkan,

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) E-3

USULAN TEKNIS
Penerapan metode dan asumsi pada perhitungan serta pemilihan type struktur atas,
struktur bawah dan pondasi,agar diperoleh hasil perencanaan teknis yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Dalam hal perhitungan struktur jembatan antara lain akan memperhitungkan
pembebanan jembatan. Beban-beban akan direncanakan berdasarkan aturan-
aturan yang ada dalam Peraturan Perencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS
92, dan merupakan kombinasi dari:
Beban berat sendiri
Beban mati tambahan
Beban hidup
Beban sementara
Beban-beban sekunder
Penerapan metode pengumpulan data lapangan agar dalam tahap collecting
data dapat terkumpul data yang lengkap, hierarkis, dan tidak tumpang tindih.
Program komputer yang dipergunakan dan validasi kehandalan yang
dinyatakan dalam bentuk bench mark terhadap contoh studi.
B. METODOLOGI PELAKSANAAN
Metodologi pelaksanaan adalah serangkaian metode, cara, dan tahap kegiatan
yang sistematis yang merupakan gambaran konsep penyelenggaraan pekerjaan
dengan mendasarkan pada langkah kerja yang mengacu pada pencapaian target
dan tujuan pekerjaan atas dasar batasan ruang lingkup kegiatan, waktu
pelaksanaan, dan ketersediaan biaya. Tersusunnya metodologi pelaksanaan
Pekerjaan Perencanaan Teknis Jembatan 2 yang terarah diharapkan akan
dapat mengantarkan pada keberhasilan tercapainya produk rencana yang
fungsional. Maka sebagaia tindak

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) E-4

USULAN TEKNIS
lanjut hal tersebut, pihak konsultan menyusun metodologi pelaksanaan yang terurai
secara global pada flow chart berikut ini:
PENGUMPULAN DATA & AN LISA
PERSIAPAN
SURVEY PENDAHULUAN
(Preliminary Survey)
PENGUKURAN TOPOGRAFI
PENYELIDIKAN EOLOGI DAN GEOTEKNIK
SURVEY HIDROLOGI DAN HIDRAULIK
PERENCANAAN TEKNIS
PERENCANAAN GEOMETRI DAN ALINYEMEN JEMBATAN
PENENTUAN BENTANG DAN LEBAR JEMBATAN

Mempersiapkan dan
mengumpulkan ata-data awal.
Menetapkan desain sementara
Menetapkan ruas yang akan
disurvey

Pengumpulan informasi
termasuk data sekunder
untuk maksud menetapkan
survey detail berikutnya yan
diperlukan
Pencatatan kondisi
eksisting lokasi jembatan
perkiraan kebutuhan
pembebasan lahan
Identifikasi da pak
penting lingkungan
Penyiapan koordinasi
dengan institusi-institusi
yang berkaitan.
Mengumpulkan data koordinat dan
ketinggian permukaan tanah
sepanjang rencana trase jembata di
dalam koridor yang ditetapkan untuk
penyiapan peta topografi untuk
perencanaan jembatan

Melakukan pemetaan
penyebaran tan h/batuan
dasar
Mengumpulkan informasi
mengenai stabilitas tanah,
Menentukan jenis dan
karakteristik tanah.

Mengumpulkan data hidrologi dan


karakter/ p rilaku aliran air sekitar
jembata guna keperluan analisis
hidrolo i,
Penentuan debit banjir rencana
(elevasi muka air banjir) untuk
perencanaan bangunan pengaman
terhadap gerusan, ata river training
(pengarah arus) jika yang diperluka

Kendala alinye en
horisontal dan vertikal
Kendala geotek ik
Profil topografi
Kendala lintasa di bawah
jembatan
Tinggi permukaan air
sungai
Kebutuhan tinggi bebas
vertikal

Profil topografi
Kendala banjir tertinggi 50 tahun
terakhir
Teknolgi konstruksi (kemudahan dalam
pelaksan an)
Faktor ekonomis
Kebutuhan lalu lintas berdasarkan hasil
survey lal lintas
Prediksi lalu lintas masa depan
Kemungkinan dan kemudahan
pelebaran jembatan pada masa a an
datang.

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) E-5

USULAN TEKNIS
P MILIHAN BENTUK STRUKTUR JEMBATAN
PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN
PERENCANAAN STRUKTUR BAWAH JEMBATAN
PERENCANAAN
P NDASI JEMBATAN
PERENCANAAN JALAN PENDEKAT
PERENCANAAN BANGUNAN PELENGKAP D N PENGAMAN
DESAIN DAN ESTIMASI

PENGGAMBARAN
N SIK

Kendala geometri
Kendala material dan
ketersediaannya.
Kecepatan pelaksanaan
Kesulitan perencanaan
dan pelaksanaan
Pemeliharaan jembatan
Biaya konstruksi

(Pendalaman metode
perencanaan struktur atas
jembatan di raikan lebih lanjut
pa a sub bab berikutnya)

(Pendalam n metode
perencanaan struktur bawah
jembatan diuraikan lebih lanjut
pada sub bab berikutnya)
(Pendalaman metode
perencanaan pondasi jembatan
di raikan lebih lanjut pa a sub
bab berikutnya)

Perencanaan jalan
pendekat jembatan
termasuk harus
memperhatikan
kesinambungan ukuran dan
ketinggian jembatan.
Potensi penu unan tanah
harus dihitung secara
cermat berda arkan hasil
penyelidikan tanah.
Perencanaan jalan
pendekat harus mengacu
kepada ketentuan yang
berlaku.

Rambu dan arka pada jembatan


Pagar penga an jembatan
Lampu penerangan pada jembatan
Struktur pengaman pada pilar
jembatan terutama untuk
menghindari tumbukan langsung
dengan pilar jembatan (seperti fender
pengaman atau sejenisnya)

Rancangan ( raft
Perencanaan Teknik)
Gambar Rencana (Final
Desain)

PERHITUNGA
KUANTITAS
PEKERJAAN FI

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) E-6

USULAN TEKNIS
C. PENDALAMAN METODOLOGI
1. Perencanaan struktur atas jembatan
Perencanaan struktur atas jembatan akan direncanakan sesuai dengan aturan-aturan
yang ditentukan dalam Peraturan Perencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS 92
atau peraturan lain yang relevan yang disetujui oleh pemberi tugas. Prinsip-
prinsip dasar untuk perencanaan struktur jembatan adalah Limit States atau Rencana
Keadaan Batas, dengan memperhatikan beberapa faktor berikut ini:
Pembebanan pada struktur atas jembatan dihitung berdasarkan kombinasi dari
semua jenis beban yang secara fisik akan bekerja pada komponen struktur
jembatan.
Kekuatan struktur atas jembatan direncanakan berdasarkan analisis struktur dan
cara perhitungan gaya-gaya dalam yang ditetapkan di dalam standar/peraturan
yang disebut diatas dan khususnya berhubungan dengan material yang dipilih.
Deformability, lawan lendut dan lendutan dari struktur atas jembatan harus
dihitung dengan cermat, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang agar tidak
melampaui nilai batas yang diijinkan oleh standar/peraturan yang digunakan.
Umur layan jembatan direncanakan berdasarkan perilaku jangka panjang
material dan kondisi lingkungan di lokasi jembatan yang diaplikasikan pada
rencana komponen struktur jembatan khususnya selimut beton, permeabilitas
beton, atau tebal elemen baja, terhadap resiko korosi ataupun potensi degradasi
meterial.
2. Perencanaan struktur bawah jembatan
Struktur bangunan bawah akan direncanakan secara benar terhadap aspek kekuatan
dukung dan stabilitas, sebagai akibat beban struktur atas dan tekanan tanah vertikal
ataupun horisontal dan mengikuti aturan-aturan yang ditentukan dalam Peraturan

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) E-7

USULAN TEKNIS
Perencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS 92, faktor-faktor yang
perlu diperhatikan adalah :
Struktur bawah jembatan direncanakan untuk menanggung beban
struktur atas melalui komponen tumpuan, yang sudah merupakan
kombinasi terbesar dari semua beban struktur atas, beserta beban-beban
yang bekerja pada struktur bawah yaitu:
tekanan tanah lateral,
gaya-gaya akibat aliran air,
tekanan air,
gerusan,
tum ukan, dan
beban-beban sementara lainnya yang dapat bekerja pada komponen struktur
bawah.
Kekuatan struktur bawah ditentukan berdasarkan analisis struktur dan
cara perencanaan kekuatan yang ditetapkan di dalam peraturan yang
berhubungan dengan material yang digunakan.
Perletakan jembatan direncanakan berdasarkan asumsi yang diambil di
dalam modelisasi struktur dengan memperhatikan kekuatan dan kemampuan
deformasi komponen perletakan seperti karet elastomer yang mengacu kepada
SNI 03-4816- 1998 Spesifikasi bantalan karet untuk perletakan jembatan.
Deformasi yang potensial terjadi khususnya penurunan diperhatikan di
dalam perencanaan struktur bawah. Penurunan diantisipasi dan dihitung
dengan cara analisis yang benar berdasarkan data geoteknik yang akurat,
dimana pengaruh dari potensial penurunan diferensial dari struktur
bawah, bila ada akan diperhitungkan dalam perencanaan struktur atas.

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) E-8

USULAN TEKNIS
Jika gerusan dapat mengakibatkan terkikisnya sebagian tanah
timbunan di atas atau di samping suatu bagian struktur bawah jembatan
maka pengaruh stabilitas dari massa tanah akan diperhitungkan secara teliti.
Umur layan rencana struktur bawah direncanakan berdasarkan perilaku
jangka panjang material dan kondisi lingkungan khususnya bila berada di
bawah air yang diaplikasikan pada rancangan komponen struktur bawah
khususnya selimut beton, permeabiitas beton atau tebal elemen baja terhadap
resiko korosi ataupun potensi degradasi material.
3. Perencanaan pondasi jembatan
Struktur bangunan bawah harus direncanakan secara benar terhadap aspek
kekuatan dukung dan stabilitas, sebagai akibat beban struktur atas dan
mengikuti aturan- aturan yang ditentukan dalam Peraturan Perencanaan
Jembatan (Bridge Design Code) BMS 92, faktor-faktor yang perlu diperhatikan
adalah :
Analisis dapat dilakukan terpisah atau terintegrasi dengan analisis
struktur jembatan. Penggunaan paket software komersil, harus dilakukan
validasi terlebih dahulu dengan menggunakan contoh dari text book dan
dicek secara manual untuk mendapatkan keyakinan.
Pondasi jembatan pada umumnya dapat dipilih dari jenis :
Pondasi dangkal/pondasi telapak
Pondasi caisson
Pondasi tiang pancang (jenis end bearing atau friction)
Pondasi Tiang Bor
Pondasi jenis lain yang dianggap sesuai
Penentuan jenis dan kedalaman pondasi dilakukan berdasarkan kondisi
lapisan tanah dan kebutuhan daya dukung untuk struktur bawah
serta batasan

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) E-9

USULAN TEKNIS
penurunan pondasi. Secara umum kondisi dan kendala lapangan yang
harus dipertimbangkan adalah :
Pembebanan dari struktur jembatan
Daya dukung pondasi yang dibutuhkan
Daya dukung dan sifat kompresibilitas tanah atau batuan
Penurunan yang diijinkan dari struktur atas/bawah jembatan
Tersedianya alat berat dan material pondasi
Stabilitas tanah yang mendukung pondasi
Kedalaman permukaan air tanah
Perilaku aliran air tanah
Perilaku aliran air sungai serta potensi gerusan dan sedimentasi
Potensi penggalian atau pengerukan di kemudian hari yang berdekatan
dengan pondasi.
Khusus untuk penggunaan pondasi tiang, penentuan jenis dan panjang
tiang dilakukan berdasarkan kondisi lapangan di lokasi rencana jembatan,
khususnya kondisi planimetri serta berdasarkan atas evaluasi yang cermat
dari berbagai informasi karakteristik tanah yang tersedia, perhitungan
kapasitas statik vertikal dan lateral, dan/atau berdasarkan
riiwayat/pengalaman sebelumnya.

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) E - 10

USULAN TEKNIS
A. TANGGAPAN UMUM
PT GEBE KONSULINDO sebagai konsultan perencana pada Pekerjaaan
Perencana n Teknis Jembatan 2, secara seksama telah melakukan review terhadap
Kerangka Acuan yang disampaikan. Pada dasarnya Kerangka Acuan telah
memberikan pokok-pokok informasi tentang latar belakang, tujuan, lingkup
kegiatan, dan tugas konsultan serta gambaran kepada konsultan dalam hal metoda
pendekatan teknis, rencana kerja konsultan, tenaga ahli yang dibutuhkan dan
lainnya.
Uraian penjelasan-penjelasan tambahan yang diberikan cukup jelas, sehingga dalam
pengajuan dokumen penawaran tidak mengalami hambatan yang sulit. Terhadap
syarat-syarat pelaksanaan yang diberikan juga cukup jelas, baik mengenai output
maupun ruang lingkup pekerjaan. Sehingga pihak konsultan dapat dengan jelas
mengetahui apa yang diinginkan pihak pemberi kerja.
Namun tahapan tentang perencanaan struktur jembatan dan informasi sehubungan
mekanisme dan prosedur pelaksanaan perencanaan teknis jembatan belum tertuang
secara khusus di dalam Kerangka Acuan Kerja karena masih tercampur dengan
wacana acuan untuk perencanaan jalan. Oleh karena itu, lebih lanjut konsultan
perencana akan mempersiapkan metode pelaksanaan dan rencana kerja dengan
pendekatan yang lebih detail guna mencapai tujuan dan sasaran dari pekerjaan
perencanaan teknis jembatan ini.

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) D-1

USULAN TEKNIS
B. TANGGAPAN TERHADAP LINGKUP PEKERJAAN
Dalam pelaksanaan pekerjaan, pihak konsultan mengacu pada batasan lingkup
pekerjaan agar kerangka kegiatan dan substansi yang dihasilkan sebagai produk
akhir tidak keluar dari arahan yang diisyaratkan pihak pemberi kerja. Keberhasilan
pekerjaan konsultan perencana akan lebih mendekati sasaran apabila deskripsi
lingkup kegiatan dipahami dengan baik. Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja yang
telah dipelajari, PT GEBE KONSULINDO mereview lingkup pekerjaan dari setiap
tahapan kegiatan dengan uraian sebagai berikut :
1. Persiapan Pelaksanaan Desain
Kegiatan pekerjaan ini meliputi :
a. Mengumpulkan data kelas, fungsi dan status jembatan yang akan di desain.
b. Mempersiapkan peta-peta dasar berupa ; (sesuai dengan jenis pekerjaan) Peta
Topografi skala 1 : 250.000 s/d 1 : 25.000 atau yang lebih besar. Peta Tata guna
tanah.
c. Melakukan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi terkait baik di pusat maupun di
daerah termasuk juga mengumpulkan informasi harga satuan/ upah untuk disekitar
lokasi proyek terutama pada proyek yang sedang berjalan.
d. Mengumpulkan dan mempelajari laporanlaporan yang berkaitan dengan
permasalahan lingkungan dan sosial pada wilayah yang dipengaruhi atau
mempengaruhi jembatan yang akan direncanakan.
2. Survey Dan Investigasi
Survey lapangan dan investigasi harus dilaksanakan untuk mendapatkan data di
lapangan s mpai dengan tingkat ketelitian tertentu dengan memperhatikan

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) D-2

USULAN TEKNIS
beberapa faktor, seperti kondisi lapangan aktual yang ada dan sasaran
penanganan yang hendak dicapai. Konsultan Perencana dengan persetujuan
Pengguna Jasa akan menghindarkan suatu kondisi bahwa informasi terlalu
berlebihan atau terlalu minimal.
Jenis-jenis survey atau investigasi yang harus dilaksanakan antara lain terbatas
pada ruang lingkup sebagai berikut:
2.1 SurveyPendahuluan
Sebelum Survey Pendahuluan dilaksanakan, terlebih dahulu Tim Survey
menyiapkan dan mempelajari data pendukung, yang meliputi tetapi tidak
terbatas pada antar lain :
dokumen studi-studi terdahulu (jika ada), seperti studi kelayakan atau studi
lingkungan;
as built drawings di lokasi yang bersangkutan dari pekerjaan penanganan
sebelumnya);
peta-peta dasar yang relevan; dan sebagainya.
2.2 InventarisasiJembatandanJalanPendekat
Pelaksanaan inventarisasi jembatan dilakukan pada ruang lingkup tujuan :
a. Mendapatkan informasi mengenai existing jembatan, mencakup antara
lain :
nama, lokasi, tipe, dan kondisi umum jembatan;
dimensi jembatan, yang meliputi bentang, lebar, ruang bebas, dan jenis
lantai;
kondisi dan tipe/jenis bangunan bawah dan pondasi;
penanganan perbaikan atau pemeliharaan yang diperlukan, termasuk
perkiraan kuantitas jenis-jenis pekerjaannya;
kondisi aliran sungai;
dan lain sebagainya yang memerlukan perhatian pada saat perencanaan
teknis atau pada saat pelaksanaan konstruksi.

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) D-3

USULAN TEKNIS
b. Pengambilan foto-foto kondisi existing jembatan tersebut, termasuk yang
memperlihatkan kondisi aliran sungainya.
Di samping hal yang ditentukan tersebut di atas, inventarisasi jembatan
harus mengacu juga kepada pedoman-pedoman BMS untuk kegiatan
pemeriksaan jembatan.
2.3 SurveyTopografi
Lingkup Pekerjaan Survey Topografi adalah sebagai berikut :
a. Pemasangan patok-patok
b. Pengukuran titik kontrol horizontal
c. Pengukuran titik kontrol vertikal
d. Pengukuran situasi
e. Pengukuran Penampang Melintang.
f. Pengukuran pada perpotongan rencana trase jembatan dengan sungai atau
jalan
2.4 InvestigasiGeoteknik&Geologi
Ruang Lingkup penyelidikan geologi antara lain meliputi pemetaan
geologi permukaan detail dengan peta dasar topografi skala 1:250.000 s/d
skala 1:100.000. Pencatatan kondisi geoteknik disepanjang lokasi rencana
jembatan.
a. Penyelidikan lapangan
Meliputi pemeriksaan sifat tanah (konsistensi, jenis tanah, warna,
perkiraan prosentase butiran kasar/ halus) sesuai dengan Metoda USCS.
b. Pemetaan
Jenis batuan yang ada disepanjang trase jalan dipetakan, batas-
batasnya ditetapkan dengan jelas sesuai dengan data pengukuran untuk
selanjutnya diplot dalam gambar rencana dengan skala 1:2000 ukuran A3.
Pemetaan mencakup jenis struktur geologi yang ada antara lain: sesar/
patahan, kekar, perlapisan

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) D-4

USULAN TEKNIS
batuan, dan perlipatan. Lapukan batuan dianalisis berdasarkan pemeriksaan
sifat fisik/ kimia, kemudian hasilnya diplot di atas peta geologi teknik
termasuk didalamnya pengamatan tentang:
Gerakan tanah
Tebal pelapukan tanah dasar
Tata guna lahan
Adapun kegiatan penyelidikan geoteknik meliputi :
a. Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji
b. Pengambilan contoh tanah tak terganggu
Dalam hal ini penentuan lokasi quarry baik untuk struktur jembatan, maupun
untuk bahan timbunan (borrow pit) diutamakan yang ada disekitar lokasi
pekerjaan. Bila tidak dijumpai, maka akan diinformasikan lokasi
quarry lain yang dapat dimanfaatkan. Penjelasan mengenai quarry
meliputi :
jenis dan karakteristik bahan,
perkiraan kuantitas,
jarak ke lokasi pekerjaan,
kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul dalam proses penambangannya,
foto-foto.
2.5 SurveyHidrologi&Hidrolika
Lingkup pekerjaan survey hidrologi dan hidrolika ini meliputi:
a. Mengumpulkan data curah hujan harian maksimum (mm/hr) paling
sedikit dalam jangka 10 tahun pada daerah tangkapan (catchment area)
atau pada daerah yang berpengaruh terhadap lokasi pekerjaan, data tersebut
bisa diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika dan/ atau instansi terkait
di kota terdekat dari lokasi perencanaan.

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) D-5

USULAN TEKNIS
b. Mengumpulkan data bangunan jembatan yang ada yang meliputi:
lokasi, dimensi, kondisi, tinggi muka air banjir.
c. Menganalisis data curah hujan dan menentukan curah hujan rencana,
debit dan tinggi muka air banjir rencana dengan periode ulang tertentu
dengan metode yang sesuai.
d. Menganalisa pola aliran air pada daerah rencana untuk memberikan
masukan dalam proses perencanaan yang aman.
e. Menentukan rencana elevasi aman untuk jembatan.
f. Merencanakan bangunan jembatan terhadap gerusan samping atau
horisontal dan vertikal.
3. Perencanaan Konstruksi Jembatan
3.1 PerencanaanStrukturJembatan
Perencana n struktur jembatan untuk pelaksanaan pekerjaan ini mengacu
kepada:
a. Peraturan Perencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS 92
b. Manual Perencanaan Jembatan (Bridge Design Manual) BMS 92
c. peraturan lain yang relevan dan disetujui oleh pemberi tugas, antara lain:
Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan, SNI
(Design Standard of Earthquake Resistance of Bridges)
Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan Jalan Raya
(SK.SNI T-14-1990-0.3)
Pembebanan untuk Jembatan RSNI 4
Peraturan Struktur Beton untuk Jembatan, RSNI
Perencanaan Struktur Baja untuk Jembatan, ASNJ4
3.2 PerencanaanJalanPendekatdanOprit
Perencana n jalan pendekat dan oprit harus mengacu kepada :

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) D-6

USULAN TEKNIS
a. Standar perencanaan jalan pendekat jembatan (Pd T-11-2003)
b. Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, No.038/T/BM/1997
c. Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan
Metoda Analisa Komponen SNI 1732-1989-F
3.3 Untuk perhitungan atau analisa harga satuan pekerjaan mengikuti
ketentuan Panduan Analisa Harga Satuan Direktorat Jenderal Bina
Marga, Departemen Pekerjaan Umum.
4. Penggambaran
4.1 Rancangan(DraftPerencanaanTeknik)
Tim konsultan akan membuat rancangan (draft) perencanaan teknis dari
setiap detail perencanaan dan mengajukannya kepada pengguna jasa untuk
diperiksa dan disetujui.
4.2 GambarRencana(FinalDesain)
Pembuatan gambar rencana lengkap dilakukan setelah rancangan
perencanaan disetujui oleh pengguna jasa dengan memperhatikan
koreksi dan saran yang diberikan.
Gambar rencana akhir terdiri dari gambar-gambar rancangan yang telah
diperbaiki dan dilengkapi dengan:
a. Sampul luar (cover) dan sampul dalam.
b. Daftar isi.
c. Peta lokasi proyek.
d. Peta lokasi Sumber Bahan Material (Quarry).
e. Daftar simbol dan singkatan.
f. Daftar bangunan pelengkap dan volume.

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) D-7

USULAN TEKNIS
g. Daftar rangkuman volume pekerjaan.
h. Strip ap
i. Jenis Penanganan
5. Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Fisik
a. Penyusunan pembayaran pekerjaan (per item) sesuai dengan spesifikasi yang
dipakai,
b. Perhitungan kuantitas pekerjaan akan dilakukan secara keseluruhan. Tabel
perhitungan mencakup semua jenis mata pembayaran (pay item),
c. Tim konsultan mengumpulkan harga satuan dasar upah, bahan, dan peralatan
yang akan digunakan di lokasi pekerjaan.
d. Tim konsultan menyiapkan laporan analisa harga satuan pekerjaan untuk semua
item pembayaran yang mengacu pada Panduan Analisa Harga Satuan No.
008/BM/2008 yang diterbitkan Direktorat Jenderal Bina Marga.
e. Tim konsultan menyiapkan laporan perkiraan kebutuhan biaya pekerjaan
konstruksi.
C. APRESIASI DAN INOVASI
Hal-hal yang penting dalam keberhasilan suatu proyek adalah sebagai berikut:
Pencapaian sasaran manfaat bukan hanya fungsional.
Keberhasilan proyek ini harus dilihat dari keberhasilannya dalam mencapai
sasaran manfaat bukan hanya fungsional, sehingga program tepat sasaran dan
dapat berlanjut (self finance).
Pelaksanaan Terstruktur

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) D-8

USULAN TEKNIS
Penjelasan mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan dilakukan
secara komprehensif dan terstruktur.
Penyiapan Proyek Yang Matang
Keberhasilan dan kegagalan suatu proyek banyak ditentukan pada
tahapan penyiapannya. Oleh kerana itu Konsultan akan mempersiapkan
perencanaan secara cermat dengan memperhatikan jadwal
implementasi yang telah ditetapkan.
Kendali Kualitas dan Biaya yang Ketat
Pihak konsultan melakukan pengendalian kualitas dan menejemen biaya
tanpa mengorbankan kualitas pekerjaan.
Terkait dengan kebutuhan personil, pada Kerangka Acuan Kerja telah
ditetapkan secara spesifik komposisi tenaga ahli dari team konsultan.
Setelah mengkaji rincian kebutuhan layanan keahlian dengan pemahaman
kami terhadap proyek serta pengalaman pada proyek sejenis diberikan
apresiasi bahwa jenis profesi dan jumlah tenaga ahli yang dibutuhkan akan
disediakan oleh konsultan.
Guna memberikan layanan yang maksimal konsultan juga akan merancang
jadwal penugasan dan pengalokasian tugas dan tanggungjawab pada tiap-
tiap tenaga ahli. Konsultan memperkirakan mobilisasi pekerjaan ini
dapat dilakukan segera mungkin. Hal ini yang akan menjadi kritis dalam
peningkatan kegiatan konsultan adalah ketepatan waktu dalam mobilisasi
tenaga ahli dan tenaga penunjang. Untuk mempersiapkan jadwal
penugasan maka dilakukan kajian terhadap rencana kerja yang
dikembangkan konsultan dan selanjutnya dapat dialokasikan tugas kelompok
dan tugas masing-masing tenaga ahli.

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) D-9

USULAN TEKNIS
A. PEMAHAMAN LATAR BELAKANG PEKERJAAN
Kebutuhan sarana jembatan sebagai sarana pendukung jalan raya, khususnya untuk
kegiatan transportasi telah banyak berkembang di beberapa daerah ataupun kota
kota kecil dan besar di seluruh Indonesia. Hal ini dikarenakan peningkatan
kebutuhan transportasi sejalan dengan tuntutan pembangunan yang sangat cepat
terkait dengan upaya pengembangan wilayah dengan kemudahan akses transportasi
yang memadai.
Ketersediaan sarana transportasi yang belum mencukupi khususnya untuk akses
jembatan, menuntut perlunya perencanaan konseptual guna merealisasikan sarana
jembatan yang baru. Jembatan 2 sebagai akses transportasi yang merupakan salah
satu jalur yang berpotensi dalam pengembangan wilayah di Propinsi Kalimantan
Timur khususnya, juga mempunyai fungsi internal untuk memberikan wadah
keterpaduan bagi penyelenggaraan transportasi yang berlangsung di
dalamnya. Dalam hal ini, pembangunan sarana jembatan sebagai urat nadi
penghubung akses jalan diharapkan mampu menghubungkan akses perekonomian
nasional melalui jalan lintas di pulau-pulau besar seperti Pulau Sumatera, Kalimantan,
Jawa, Sulawesi dan Papua, serta meningkatkan penanganan non lintas agar
senantiasa dapat berfungsi untuk mendukung kelancaran arus lalu lintas barang
dan jasa dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi dengan tetap menjaga
lingkungan.
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan kemudahan akses di Kalimantan Timur,
maka Perencanaan Teknis Jembatan 2 perlu mendapatkan perhatian segera untuk
direalisasikan. Dengan rencana teknis untuk pembangunan jembatan yang baik dan
sesuai dengan kebutuhan, maka diharapkan pelaksanaan fisik untuk realisasi rencana
teknis jembatan menjadi lebih lancar dan pada tahap-tahap selanjutnya akan

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) D - 10

USULAN TEKNIS
menunjang pertumbuhan transportasi secara internal maupun untuk pengaruhnya
bagi Propinsi Kalimantan Timur secara menyeluruh.
B. PEMAHAMAN MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN
Perencanaan Teknis Jembatan 2 dimaksudkan untuk membantu Direktorat Jenderal Bina
Marga cq P2JJ dalam rangka melaksanakan pekerjaan perencanaan teknik jalan pada
ruas-ruas jalur lintas utama dan non lintas utama dengan memberikan konsep
perencanaan jembatan bagi pemerintah propinsi Kalimantan Timur yang sesuai
dengan anggaran dan tepat sasaran berdasarkan rencana strategis tatanan wilayah.
Adapun terhadap tujuan dari kegiatan ini pihak konsultan telah memahami bahwa
Pekerjaan Perencanaan Teknis Jembatan 2 bertujuan untuk memberikan
ketersediaan perencanaan teknik jembatan yang berwawasan lingkungan, sesuai
dengan rencana, dan menggunakan standar prosedur yang berlaku guna tercapainya
mutu pekerjaan perencanaan. Dengan tercapainya penyelesaian
penanganan masalah-masalah yang sifatnya khusus diharapkan tingkat pelayanan
transportasi yang diinginkan selama ini dapat tercapai.
Sasaran yang ingin dicapai dari pekerjaan Perencanaan Teknis Jembatan 2 ini adalah :
1. Tersedianya perencanaan teknik jalan.
2. Tercapainya penyelesaian penanganan masalah sehingga tingkat pelayanan
jalan yang diinginkan selama umur rencana dapat tercapai.
3. Ketersediaan dokumen perencanaan teknik jalan serta dokumen pelelangan.
C. PEMAHAMAN HASIL / KELUARAN

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) D - 11

USULAN TEKNIS
Dari pekerjaan Perencanaan Teknik Jembatan 2, pihak konsultan memahami
bahwa hasil pekerjaan jasa konsultansi ini diharapkan akan menghasilkan
keluaran berupa laporan-laporan teknik dengan substansi isi sebagai berikut :
1. Laporan perencanaan
Laporan perencanaan ini antara lain berisi laporan berisi:
Daftar isi.
Peta lokasi proyek.
Uraian yang berisi data perencanaan beserta perhitungan struktur
jembatan secara detail.
Gambar rencana yang dibuat di atas kertas A3.
2. Laporan perkiraan kuantitas dan biaya
Laporan ini berisi perkiraan kuantitas dan biaya yang dihitung untuk tiap
item pekerjaan yang kemudian digabungkan sebagai kesimpulan perkiraan
biaya. Laporan perkiraan kuantitas dan biaya ini antara lain berisi laporan
berisi:
Daftar isi.
Peta lokasi proyek.
Perhitungan perkiraan kuantitas.
Analisa biaya.
Perkiraan biaya.
3. Laporan penyelidikan tanah
Laporan penyelidikan tanah harus mencakup sekurang-kurangnya
pembahasan mengenai hal-hal berikut:
Data proyek.
Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek
terhadap kota besar terdekat.
Kondisi morfologi sepanjang lokasi.

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) D - 12

USULAN TEKNIS
Kondisi badan jalan yang ada yang akan terhubung jembatan.
Batuan penyusun (stratigrafi). Untuk peta penyebaran batuan
disiapkan dalam kertas HVS ukuran A3 dan diwarnai sesuai dengan standar
pewarnaan geologi dan diberi notasi.
Hasil akhir pemeriksaan laboratorium dijadikan acuan untuk perbaikan hasil
diskripsi secara visual.
Penyebaran jenis tanah di lokasi pekerjaan. Untuk peta penyebaran
tanah disiapkan
dalam kertas kalkir ukuran A3 dan diwarnai sesuai dengan
standar pewarnaan geologi dan diberi notasi.
Analisis perhitungan konstruksi timbunan dan stabilitasnya.
Analisis longsoran di lokasi pekerjaan jembatan.
Sumber bahan konstruksi jembatan (jenisnya dan perkiraan
volume cadangan).
Gejala struktur geologi yang ada (kekar, sesar/ patahan dan
sebagainya) beserta lokasinya.
Rekomendasi.
4. Laporan Topografi
Laporan topografi akan mencakup sekurang-kurangnya pembahasan
mengenai hal-hal berikut:
Data proyek.
Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek
terhadap kota besar terdekat.
Kegiatan perintisan untuk pengukuran.
Kegiatan pengukuran titik kontrol horizontal.
Kegiatan pengukuran titik kontrol vertikal.

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) D - 13

USULAN TEKNIS
Kegiatan pengukuran situasi.
Kegiatan pengukuran penampang melintang.
Kegiatan pengukuran khusus (bila ada).
Perhitungan dan penggambaran.
Peralatan ukur yang digunakan berikut nilai koreksinya.
Dokumentasi foto (ukuran 3R) mengenai kegiatan pengukuran topografi
termasuk kegiatan pencetakan dan pemasangan BM, pengamatan matahari, dan
semua obyek yang dianggap penting untuk keperluan perencanaan jembatan.
Deskripsi BM (sebagai lampiran).
Data ukur hasil ploting dan negatip film harus diserahkan.
5. Dokumen Pelelangan Pekerjaan Fisik
6. Laporan Inventarisasi Jembatan
Hasil d ri survey inventarisasi dibuat dalam satu laporan inventarisasi yang
memuat:
Foto dokumentasi
Data lapangan
Usulan penanganan
Laporan teknik
D. PEMAHAMAN JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) D - 14

USULAN TEKNIS
PT ARSS BARU sebagai konsultan perencana telah memahami bahwa pelaksanaan
pekerjaan mengacu pada batasan waktu yang telah ditetapkan, yaitu selama 5 (lima)
bulan.
E. PEMAHAMAN KEBUTUHAN PERSONIL
Tenaga ahli yang diperlukan seperti yang disebutkan dalam KAK untuk kegiatan ini
adalah sebagai berikut :
1) Ketua Tim (Team Leader)
Ketua Tim 1 (satu) orang disyaratkan seorang sarjana seorang sarjana atau strata yang
lebih tinggi, di bidang Teknik Sipil lulusan Universitas / Perguruan Tinggi Negeri atau
swasta yang telah terakreditasi atau lulusan perguruan tinggi luar negeri yang
telah terakreditasi dan berpengalaman selama minimal 7 (tujuh) tahun dalam
melaksanakan pekerjaan perencanaan teknis jembatan. Ketua Tim mempunyai
tugas utama memimpin dan mengkoordinasikan seluruh Kegiatan anggota tim
kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan
selesai.
2) Ahli Jembatan
Ahli Jembatan dibutuhkan 1 (satu) orang disyaratkan seorang sarjana atau strata yang
lebih tinggi di bidang Teknik Sipil, lulusan universitas atau perguruan tinggi negeri
atau swasta yang telah terakreditasi dan berpengalaman, dalam
melaksanakan pekerjaan perencanaan teknis. Diutamakan yang telah mempunyai
pengalaman sebagai tenaga Ahli Jembatan selama minimal 5 (lima) tahun. Tugas utama
Ahli Jembatan adalah merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan dalam
pekerjaan perencanaan jembatan serta harus menjamin bahwa rencana

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) D - 15

USULAN TEKNIS
jembatan yang dihasilkan adalah pilihan yang paling ekonomis dan sesuai
dengan standar teknik.
3) Ahli Hidrologi
Ahli Hidrologi dibutuhkan 1 (satu) orang yang disyaratkan seorang sarjana
atau strata yang lebih tinggi di bidang Teknik Sipil, lulusan universitas atau
perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi dan
berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan teknis
jembatan. Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman sebagai tenaga
Ahli Hidrologi minimal selama 5 (lima) tahun. Adapun tugas utama Ahli
Hidrologi antara lain melakukan analisa system survey pemeriksaan kondisi
hidrologi dan menyusun informasi database hidrologi.
4) Ahli Tanah dan Bahan (Geotechnical Engineer)
Ahli Tanah dibutuhkan 1 (satu) orang yang disyaratkan seorang sarjana
atau strata yang lebih tinggi di bidang Teknik Sipil dan berpengalaman di
bidangnya selama minimal 5 (lima) tahun, lulusan universitas atau perguruan
tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi dan berpengalaman
dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan teknis jembatan. Tugas ahli
teknik tanah dan bahan adalah merencanakan dan melaksanakan
semua kegiatan yang mencakup pelaksanaan penyelidikan tanah dan
analisisnya.
5) Ahli Pengukuran (Geodetic Engineer)
Ahli Pengukuran dibutuhkan 1 (satu) orang yang disyaratkan seorang
sarjana atau strata yang lebih tinggi di bidang Teknik Sipil dan
berpengalaman di bidangnya selama minimal 5 (lima) tahun, lulusan
universitas atau perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah
terakreditasi dan berpengalaman dalam

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) D - 16

USULAN TEKNIS
melaksanakan pekerjaan perencanaan teknis jembatan. Tugas ahli
teknik pengukuran adalah merencanakan dan melaksanakan semua
kegiatan dalam pekerjaan pengukuran yang hasilnya siap digunakan untuk
tahap perencanaan teknik jembatan.
6) Ahli Biaya dan Kuantitas
Ahli Biaya dan Kuantitas dibutuhkan 1 (satu) orang yang disyaratkan
seorang sarjana atau strata yang lebih tinggi di bidang Teknik Sipil dan
berpengalaman di bidangnya selama minimal 5 (lima) tahun, lulusan
universitas atau perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah
terakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan
perencanaan teknis jembatan. Tugas Ahli Biaya dan Kuantitas adalah
melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pengumpulan data harga
satuan bahan dan upah dan menyiapkan analisa serta perhitungan
kuantitas pekerjaan yang benar dan akurat.

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) D - 17

USULAN TEKNIS
A. PEMAHAMAN LATAR BELAKANG
Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi yang baik merupakan faktor
penting dalam menunjang pengembangan wilayah. Dalam hal ini, jalan dan
jembatan merupakan salah satu bagian terpenting dalam upaya pengembangan
wilayah. Sarana jalan dan jembatan merupakan jalur yang menghubungkan
beberapa titik wilayah sehingga dapat menjadi akses perpindahan barang atau
orang dari satu tempat ke tempat yang lain. Jadi pembangunan jaringan jalan
dan jembatan sebagai urat nadi perekonomian nasional diharapkan mampu
menghubungkan jalan lintas di pulau- pulau besar seperti Pulau Sumatera,
Kalimantan, Jawa, Sulawesi dan Papua.
Selain itu, pembangunan jalan dan jembatan diharapkan mampu meningkatkan
penanganan non lintas agar senantiasa dapat berfungsi untuk mendukung kelancaran
arus lalu lintas barang dan jasa dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi dengan
tetap menjaga lingkungan. Dalam pendekatan kebijakan pemerintah
khususnya penanganan infrastruktur, Direktorat Jenderal Bina Marga
menitikberatkan pada peningkatan jalan lintas pulau sepanjang 10.790 km, serta
melaksanakan preservasi terhadap jalan-jalan nasional lainnya sepanjang 23.838 km.
Oleh karena itu, sebagai upaya lanjutan dalam rangka mengembangkan layanan
transportasi maka pemerintah Kalimantan Timur menyelenggarakan paket pekerjaan
Perencanaan Teknis Jembatan
2 demi me peroleh konsep pembangunan jembatan yang tepat sasaran sehingga
memberi kemudahan akses bagi pengguna jalan.

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) D - 18

USULAN TEKNIS
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Kerangka Acuan Kerja memuat masukan, asas kriteria dan persyarataan proses yang
harus dipenuhi dan diinterprestasikan sebagai pedoman bagi konsultan perencana
dalam melaksanakan pekerjaan untuk mewujudkan hasil perencanaan teknis jalan
yang berkualitas, efisien, efektif, serasi dan selaras dengan lingkungannya.
Jasa pelayanan Perencanaan Teknis Jembatan 2 ini dimaksudkan untuk membantu
Direktorat Jenderal Bina Marga cq P2JJ dalam rangka melaksanakan
pekerjaan perencanaan teknik jalan pada ruas-ruas jalur lintas utama dan non lintas
utama.
Sedangkan tujuan dari kegiatan ini adalah ketersediaan perencanaan teknik jalan dan
jembatan yang berwawasan lingkungan, serta dokumen pelelangan, sesuai
dengan rencana menggunakan standar prosedur yang berlaku guna
tercapainya mutu pekerjaan perencanaan, tercapainya penyelesaian penanganan
masalah-masalah yang sifatnya khusus serta memenuhi tingkat perekonomian yang
tinggi sehingga tingkat pelayanan jalan yang diinginkan selama ini dapat tercapai.
C. SASARAN PEKERJAAN
Adapun sasaran yang dicapai dari pekerjaan Perencanaan Teknis Jembatan 2 ini
adalah :
4. Tersedianya perencanaan teknik jalan.
5. Tercapainya penyelesaian penanganan masalah sehingga tingkat pelayanan
jalan yang diinginkan selama umur rencana dapat tercapai.
6. Ketersediaan dokumen perencanaan teknik jalan serta dokumen pelelangan.

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) D - 19

USULAN TEKNIS
D. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA
Pemilik Pekerjaan adalah Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Perencanaan dan
Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Kalimantan Timur.
E. SUMBER DANA
Anggaran pekerjaan Perencanaan Teknis Jembatan 2 (PR 11) sebesar
Rp. Rp.784.987.000 (Tujuh ratus delapan puluh empat juta sembilan ratus delapan
puluh tujuh ribu rupiah) dengan bersumber pada dana APBN Murni Tahun Anggaran
2011.
F. RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Berdasarkan kerangka acuan kerja yang menjadi dasar penyusunan penawaran teknis,
maka ruang lingkup pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup jasa konsultansi berupa konsultansi teknik. Sedangkan tanggung jawab
Konsultan Perencanaan Teknik Jembatan 2 adalah sebagai berikut :
Melaksanakan survey dan perencanaan teknik jalan dan jembatan pengguna
jasa sesuai standar perencanaan;
Menyediakan dokumen pelelangan pengadaan jasa konstruksi;
Menyediakan perencanaan teknik detail, gambar detail, dan perhitungan
volume pekerjaan;
Mengidentifikasi dampak lingkungan dan sosial serta permasalahan road
safety (keselamatan jalan), menyusun rekomendasi penanganannya dan
memastikan bahwa rekomendasi tersebut dituangkan dalam rencana teknik detail,
gambar detail dan perhitungan volume pekerjaan.

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) D - 20

USULAN TEKNIS
2. Lokasi Kegiatan
Pekerjaan Perencanaan Teknis Jembatan 2 berlokasi di Provinsi Kalimantan
Timur dengan daftar ruas jalan seperti pada Daftar Kuantitas (BOQ) terlampir.
3. Fasilitas Lainnya
Fasilitas-fasilitas lain yang akan dicantumkan dalam estimasi biaya antara lain :
Kendaraan untuk Konsultan, termasuk biaya operasi dan pemeliharaan.
Perjalanan dinas Konsultan.
Tiket penerbangan.
Perjalanan darat (Inland Travel).
Komunikasi (Telex, telepon, dan Facsimile)
Komputer dan sebagainya
4. Jangka Waktu Pelaksanaan
Keseluruhan jadwal waktu jasa konsultansi ini terdiri dari pekerjaan perencanaan
teknik yang dilakukan dalam periode 5 bulan.

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) D - 21

USULAN TEKNIS
Pokok-pokok rencana kerja pada Perencanaan Teknis Jembatan 2 akan
diselenggarakan dengan koordinasi berbagai pihak dengan melaksanakan rencana
bersama. Rencana pengembangan pekerjaan ini harus menunjukkan upaya-upaya
untuk mewujudkan konstruksi jembatan yang baik dalam perencanannya dan tepat
sasaran dalam pelaksanaannya. Hal ini sangat berperan untuk mengarahkan
pengembangan wilayah pada umumnya serta untuk kepentingan kemudahan
akses transportasi pada khususnya.
Berdasarkan pendekatan dan metoda yang kami susun pada bab terdahulu, bagian ini
akan membahas tujuan dari rencana kerja yang diusulkan. Untuk mendukung
pekerjaan Perencanaan Teknis Jembatan 2 di Propinsi Kalimantan Timur, pada
bagian ini disusun rencana kerja yang diorganisasikan secara sistematis,
yang berhubungan satu sama yang lainnya. Adapun pokok-pokok rencana kerja
tersebut meliputi:
A. PERSIAPAN
Pada rencana kerja ini konsultan mempersiapkan segala sesuatunya guna mencapai
tujuan yang diharapkan. Persiapan yang dilakukan diantaranya :
Mobilisasi (peralatan dan personil).
Koordinasi tim kerja.
Penentuan orientasi proyek dengan mempelajari kembali skope pekerjaan.
Penyusunan rencana dan jadwal kerja secara rinci,
Penyiapan surat-menyurat, formulir/blangko yang akan digunakan dalam
pelaksanaan survey atau pemeriksaan visual di lapangan.

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) F-1

USULAN TEKNIS
Koordinasi dengan pihak-pihak terkait yang selanjutnya akan dibutuhkan kerja
samanya dalam penyusunan rencana.
B. KEGIATAN DALAM SURVEY PENDAHULUAN
Survey Pendahuluan dilaksanakan dengan menggunakan kendaraan survey dan
berjalan kaki, sesuai dengan kebutuhan, untuk memperoleh data atau informasi yang
ditargetkan sebagaimana ditentukan di dalam sasaran tersebut di atas. Rencana
kegiatan terkait pengambilan data lapangan untuk maksud Survey Pendahuluan yang
dilaksanakan sepanjang lokasi pembangunan jembatan antara lain meliputi :
a. Membuat laporan mengenai jenis survey detail berikutnya yang harus
dilaksanakan, yang mengutarakan antara lain lokasi survey dan cakupan yang
diperlukan.
b. Menyusun diagram strip longitudinal, mulai dari titik awal ruas sampai dengan
titik akhir ruas, yang memuat gambaran Lokasi dan kondisi jembatan dalam
bentuk tabel atau daftar, yang lebih memerinci hal-hal tersebut dalam diagram
strip longitudinal tersebut :
c. Menyajikan gambar-gambar atau peta-peta yang menunjukkan :
Sketsa alinyemen jembatan.
Batas-batas ruang milik jembatan dan kemungkinan diperlukannya
pengadaan tanah
Lokasi deposit material jalan yang diperkirakan dapat dimanfaatkan, seperti
quarry pasir, batu, atau bahan timbunan.
Kondisi alam tertentu yang dapat atau akan mempengaruhi konstruksi
jembatan.

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) F-2

USULAN TEKNIS
Lokasi bangunan-bangunan tertentu sepanjang lokasi jembatan yang
diperkirakan dapat atau akan mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan
konstruksi maupun pelayanan lalu lintas jembatan.
Foto-foto lapangan, sesuai dengan keperluan.
C. RENCANA KERJA DALAM INVENTARISASI JEMBATAN
Dalam kegiatan inventarisasi jembatan, konsultan perencana akan mengarah pada
perolehan Informasi yang komprehensif mengenai data inventarisasi jembatan,
untuk dipergunakan sebagai input untuk tahapan perencanaan teknis mendetail dan
dapat dipergunakan untuk estimasi awal kuantitas sebagian pekerjaan
perencanaan jembatan, pemeliharaan atau perbaikan jembatan yang
diperlukan; yang akan dituangkan dalam format-format yang kompatibel dengan
bahan masukan untuk program BMS.
D. RENCANA KERJA PENGUKURAN TOPOGRAFI
1. PemasanganPatok-Patok
a. Membuat patok-patok BM dari beton dengan ukuran 10x10x75 cm atau pipa
paralon ukuran 4 inci yang diisi dengan adukan beton dan di atasnya dipasang
neut dari baut, ditempatkan pada tempat yang aman, mudah terlihat.
b. Memasang patok BM setiap pada setiap lokasi rencana jembatan
dipasang minimal 3, masing-masing 1 (satu) pasang di setiap sisi sungai/ alur dan 1
(buah) disekitar sungai yang posisinya aman dari gerusan air sungai.
c. Memastikan pemasangan/penanaman Patok BM dengan kuat, bagian yang
tampak di atas tanah setinggi 20 cm, dicat warna kuning, diberi lambang
Prasarana Wilayah, notasi dan nomor BM dengan warna hitam.

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) F-3

USULAN TEKNIS
d. Mengambil foto dokumentasi Patok BM yang sudah terpasang, dilengkapi
dengan nilai koordinat serta elevasi.
Sebagai antisipasi terhadap kendala rencana kegiatan, maka dalam
pemasangan patok-patok akan memperhatikan acuan tambahan sebagai
berikut :
Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan patok kayu yang
cukup keras, lurus, dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekurang-
kurangnya 50 cm, bagian bawahnya diruncingkan, bagian atas diratakan
diberi paku, ditanam dengan kuat, bagian yang masih nampak diberi nomor
dan dicat warna kuning. Dalam keadaan khusus, perlu ditambahkan patok
bantu.
Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitar patok
diberi tanda-tanda khusus.
Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang patok, maka titik-
titik poligon dan sifat datar ditandai dengan paku seng dilingkari cat kuning
dan diberi nomor.
2. PengukuranTitikKontrolHorizontal
a. Melakukan pengukuran titik kontrol horizontal dengan sistem poligon,
dengan semua titik ikat (BM) harus dijadikan sebagai titik poligon.
b. Mengukur sisi poligon atau jarak antar titik poligon dengan meteran atau
dengan alat ukur secara optis ataupun elektronis.
c. Mengukur sudut-sudut poligon dengan alat ukur theodolit dengan
ketelitian baca dalam detik.
d. Melakukan pengamatan matahari pada titik awal dan titik akhir
pengukuran dan untuk setiap interval + 5 km di sepanjang trase yang diukur.
Apabila pengamatan matahari tidak bisa dilakukan, disarankan
menggunakan alat GPS Portable (Global Positioning System).

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) F-4

USULAN TEKNIS
3. PengukuranTitikKontrolVertikal
a. Melakukan pengukuran ketinggian dengan cara 2 kali berdiri/ pembacaan
pergi- pulang.
b. Melakukan pengukuran sifat datar yang mencakup semua titik
pengukuran (poligon, sifat datar, dan potongan melintang) dan titik BM.
c. Memastikan bahwa rambu-rambu ukur yang dipakai dalam
keadaan baik, berskala benar, jelas dan sama.
d. Melakukan pembacaan ketiga benangnya pada setiap pengukuran
sifat datar, yaitu Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT), dan Benang Bawah
(BB), dalam satuan milimiter. Pada setiap pembacaan dipenuhi: 2 BT = BA +
BB.
e. Memastikan bahwa dalam satu seksi (satu hari pengukuran), slag
(pengamatan) dalam jumlah yang genap.
4. Pengukuransituasi
Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem tachimetri, yang mencakup
semua obyek yang dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada
disepanjang jalur pengukuran, seperti alur, sungai, bukit, jembatan,
rumah, gedung dan sebagainya. Dalam pengambilan data pihak konsultan
akan tetap memperhatikan keseragaman penyebaran dan kerapatan titik
yang cukup sehingga dihasilkan gambar situasi yang benar. Pada lokasi-lokasi
khusus seperti sungai, maka pengukuran dilakukan dengan tingkat kerapatan
yang lebih tinggi. Dalam hal ini pengukuran situasi menggunakan alat
theodolit.
5. PengukuranPenampangMelintang
Untuk pengukuran penampang melintang digunakan alat theodolit.

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) F-5

USULAN TEKNIS
6.
PengukuranPerpotonganRencanaTraseJembatanDenganSungaiAtauJalan
a. Menentukan koridor pengukuran searah rencana trase jembatan masing-
masing minimum 100 m dari garis tepi sungai/ jalan atau sampai pada garis
pertemuan antara oprit jembatan dengan jalan dengan interval
pengukuran penampang melintang rencana trase jalan sebesar 25 meter.
Pada posisi lokasi jembatan interval pengukuran penampang melintang
dan memanjang baik terhadap sungai maupun jalan sebesar 10 m, 15 m, dan
25 m.
Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek yang dibentuk
alam maupun manusia disekitar persilangan tersebut.
b. Memeriksa dan mengoreksi alat ukur sebelum melakukan pengukuran
dengan langkah sebagai berikut:
Pemeriksaaan theodolit:
Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.
Sumbu II tegak lurus sumbu I.
Garis bidik tegak lurus sumbu II
Kesalahan kolimasi horizontal = 0.
Kesalahan indeks vertikal = 0.
Pemeriksaan alat sifat datar:
Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.
Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo.
Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan dilampirkan
dalam laporan.
c. Menjaga ketelitian dalam pengukuran poligon dengan langkah sebagai
berikut :
Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10n, (n adalah jumlah
titik poligon dari pengamatan matahari pertama ke pengamatan
matahari
PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) F-6

USULAN TEKNIS
selanjutnya atau dari pengukuran GPS pertama ke pengukuran GPS
berikutnya).
Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5.
d. Melakukan perhitungan dengan langkah kerja sebagai berikut :
Perhitungan Koordinat.
Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap seksi, antara pengamatan
matahari yang satu dengan pengamatan berikutnya. Koreksi sudut tidak
diberikan atas dasar nilai rata-rata, tapi diberikan berdasarkan panjang kaki
sudut (kaki sudut yang lebih pendek mendapatkan koreksi yang lebih besar), dan
harus dilakukan di lokasi pekerjaan.
Perhitungan Sifat Datar.
Perhitungan sifat datar dilakukan hingga 4 desimal (ketelitian 0,5 mm), dan
dilakukan kontrol perhitungan pada setiap lembar perhitungan dengan
menjumlahkan beda tingginya.
Perhitungan Ketinggian Detail.
Ketinggian detail dihitung berdasarkan ketinggian patok ukur yang dipakai
sebagai titik pengukuran detail dan dihitung secara tachimetris.
Dalam hal ini, seluruh perhitungan akan menggunakan sistim komputerisasi.
e. Melakukan penggambaran poligon yang dibuat 1:500 untuk jembatan.
Mencantumkan harga absis (x) dan ordinat (y)-nya pada koordinat grid
terluar (dari gambar).
Mencantumkan petunjuk arah Utara pada setiap lembar gambar
dan/atau setiap 1 meter panjang gambar.
Melakukan penggambaran titik poligon berdasarkan hasil perhitungan
dan bukan dilakukan secara grafis.

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) F-7

USULAN TEKNIS
Mencantumkan nilai X,Y,Z pada setiap titik ikat (BM) dan diberi tanda khusus.
Menggambarkan semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan
penampang melintang pada gambar polygon, sehingga membentuk gambar situasi
dengan interval garis ketinggian (contour) 1 meter.
E. RENCANA KERJA PENYELIDIKAN GEOTEKNIK Kegiatan penyelidikan geoteknik
meliputi :
a. Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji
Mengambil contoh tanah dari sumuran uji 25 - 40 kg untuk setiap contoh
tanah.
Memberi identitas yang jelas (nomor sumur uji, lokasi, kedalaman) pada setiap
contoh tanah.
Melakukan penggalian sumuran uji pada setiap jenis satuan tanah yang
berbeda dengan kedalaman 1-2 m.
Mengambil foto dokumentasi sumuran uji yang digali dan contoh tanah yang
diambil.
b. Pengambilan contoh tanah tak terganggu
Melakukan pengambilan contoh tanah tak terganggu dengan cara bor tangan
menggunakan tabung contoh tanah (split tube untuk tanah keras atau piston tube
untuk tanah lunak).
Memberi identitas yang jelas (nomor bor tangan, lokasi, kedalaman) pada
setiap contoh tanah.
Melakukan pemboran tangan dilakukan pada setiap lokasi yang diperkirakan
akan ditimbun (untuk perhitungan penurunan) dan pada setiap lokasi yang
diperkirakan akan digali (untuk perhitungan stabilitas lereng);

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) F-8

USULAN TEKNIS
Mengambil foto dokumentasi pada setiap pemboran tangan dan contoh tanah yang
diambil.
F. RENCANA KERJA PENYELIDIKAN HIDROLOGI DAN HIDRAULIK
Rencana kegiatan yang akan dilakukan terkait penyelidikan hidrologi dan hidrolika antar
lain:
a. Mengumpulkan data curah hujan harian maksimum (mm/hr) paling sedikit
dalam jangka 10 tahun pada daerah tangkapan (catchment area) atau pada
daerah yang berpengaruh terhadap lokasi pekerjaan, data tersebut bisa diperoleh dari
Badan Meteorologi dan Geofisika dan/ atau instansi terkait di kota terdekat dari lokasi
perencanaan.
b. Mengumpulkan data bangunan jembatan yang ada yang meliputi: lokasi,
dimensi, kondisi, tinggi muka air banjir.
c. Menganalisis data curah hujan dan menentukan curah hujan rencana, debit dan
tinggi muka air banjir rencana dengan periode ulang tertentu dengan metode
yang sesuai.
d. Menganalisa pola aliran air pada daerah rencana untuk memberikan masukan
dalam proses perencanaan yang aman.
e. Menentukan rencana elevasi aman untuk jembatan.
f. Merencanakan bangunan jembatan terhadap gerusan samping atau horisontal
dan vertikal.
G. RENCANA KERJA PERHITUNGAN DAN ANALISA STRUKTUR
a. Perencanaan struktur jembatan didasarkan pada Peraturan Perencanaan
Jembatan (Bridge Design Code) BMS 92. Prinsip-prinsip dasar untuk
perencanaan struktur jembatan adalah Limit States atau Rencana Keadaan Batas.

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) F-9

USULAN TEKNIS
b. Analisis mencakup idealisasi struktur dan pondasi pada aksi beban rencana
sebagai suatu model numerik. Dari model tersebut gaya dalam dan deformasi
serta stabilitas keseluruhan struktur dapat dihitung. Pendekatan analisis dapat
menggunakan paket software struktur komersil yang mana terlebih dahulu
dilakukan validasi dengan menggunakan contoh-contoh yang diketahui (dapat
menggunakan contoh dari text book) dan dilakukan pengecekan secara manual
untuk menyakinkan keakuratan hasil analisis.
c. Untuk analisis struktur jembatan dilakukan dengan pendekatan: (1) Linear
Elastik, (2) Linear Dinamik, (3) Non-linear elastic, (4) Response Spectrum, (5)
Time History Analysis atau (6) pendekatan Plastisitas. Penggunaan pendekatan
akan meminta persetujuan dari pemberi tugas.
d. Penentuan kapasitas penampang dari elemen struktur jembatan dapat
menggunakan paket software komersil yang memiliki kemampuan pengecekan
terhadap parameter design sesuai dengan peraturan perencanaan Jembatan
(Bridge Design Code) BMS 92. Penggunaan paket software dengan standard
selain Peraturan Perencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS 92 meminta
persetujuan dari pemberi tugas.
H. RENCANA KERJA PENGGAMBARAN
Pembuatan gambar rencana akhir terdiri dari gambar-gambar rancangan yang telah
diperbaiki dan dilengkapi dengan:
a. Sampul luar (cover) dan sampul dalam.
b. Daftar isi.
c. Peta lokasi proyek.
d. Peta lokasi Sumber Bahan Material (Quarry).
e. Daftar simbol dan singkatan.

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) F - 10

USULAN TEKNIS
f. Daftar bangunan pelengkap dan volume.
g. Daftar rangkuman volume pekerjaan.
h. Strip ap
Laporan-laporan yang harus dibuat sebagai produk pekerjaan Perencanaan
Teknis Jembatan 2 adalah :
1. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan merupakan apresiasi terhadap kerangka acuan kerja
kegiatan yang antara lain meliputi latar belakang masalah, maksud dan tujuan,
ruang lingkup yang diharapkan, metode / cara pendekatan, teknik dan prosedur
pengumpulan data serta analisis. Pada pelaporan ini dicantumkan juga pentahapan
pekerjaan, jadwal rencana kerja dan organisasi pelaksanaan studi yang akan
dibahas dalam pertemuan dengan Pengguna Jasa. Laporan ini diserahkan pada
hari kalender ke 30 (tiga puluh) setelah diterbitkan SPMK dan diserahkan
sebanyak 5 (lima) buku.
2. Laporan Antara
Laporan ini berisi hasil pengumpulan bahan dan kajian yang akan dibahas dalam
pertemuan dengan Penyedia Jasa. Laporan ini diserahkan pada hari kalender ke 90
(sembilan puluh) setelah diterbitkan SPMK dan dibuat sebanyak 5 (lima) buku.
3. Daftar Laporan Akhir
Laporan ini merupakan produk akhir sementara yang akan dibahas dalam
pertemuan dengan Pengguna Jasa. Konsep laporan akhir ini yang diserahkan pada hari
ke 150 (seratus lima puluh) setelah dikeluarkannya SPMK. Jumlah buku yang akan
diserahkan sebanyak 5 (lima) buku.

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) F - 11

USULAN TEKNIS
4. Laporan Akhir
Laporan ini merupakan penyempurnaan dari Konsep Laporan Akhir. Laporan ini
akan diserahkan pada akhir masa kontrak pada hari ke 150 (seratus lima puluh)
setelah dikeluarkannya SPMK berjumlah sebanyak 5 (lima) buku.
5. Laporan Ringkasan Eksekutif
Laporan ini merupakan ringkasan dari Laporan Akhir. Laporan ini akan
diserahkan pada akhir masa kontrak pada hari ke 90 (sembilan puluh)
setelah dikeluarkannya SPMK berjumlah sebanyak 5 (lima) buku.
6. Laporan Teknik
Laporan Teknik adalah laporan-laporan sebagaimana tertuang pada
bab sebelumnya.
7. Pembuatan Dokumen Pelelangan
Dokumen Pelelangan Pekerjaan Fisik sesuai dengan dokumen pelelangan standar
menurut Permen PU No. 43/PRT/M/2007. Dokumen ini terdiri dari BAB I sampai
dengan BAB VIII tiap set, diserahkan bersama Laporan Akhir sebanyak 5 (lima) set.
8. Softcopy
Konsultan perencana menyerahkan semua Softcopy Laporan, photo,
gambar perencanaan dalam bentuk DVD dan Flashdisk (16 GB).

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) F - 12

USULAN TEKNIS
B. TENAGA AHLI DAN PENUGASANNYA
Tenaga ahli yang diperlukan seperti yang disebutkan dalam KAK untuk kegiatan ini
adalah sebagai beikut :
1. Ketua Tim (Team Leader)/ Ahli Utama Tanggung jawab seorang tim leader adalah :
Memimpin seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan
selama 5 (lima) bulan sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
Menjalin koordinasi yang baik dengan satuan pemberi kerja dan pihak luar terkait agar
pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan lancar
Meminimalisir hambatan yang dapat mengganggu kelancaran pekerjaan sehingga
terlaksana pekerjaan yang efisien dan tepat sasaran.
Membantu tenaga ahli lainnya untuk menganalisa permasalahan dan
penyempurnaan desain dengan memberikan masukan sesuai pada porsinya
sebagai pemimpin kegiatan yang menguasai masalah perencanaan teknis.
Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan dengan mengkaji ulang serta pengecekan
keseluruhan hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan.
2. Ahli Jembatan
Tugas dan tanggungjawab Ahli Jembatan antara lain :
Melakukan penelaahan system survey pemeriksaan kondisi jembatan yang telah
dikembangkan
Melakukan pengumpulan data bangunan jembatan baik dalam bentuk softcopy ,
maupun hardcopy
Menyusun rencana skala prioritas penanganan jembatan
Melakukan koordinasi dengan Tenaga Ahli lainnya terhadap hasil kajian

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) G-2

USULAN TEKNIS
Melakukan evaluasi penyusunan informasi database jembatan
Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Ketua Tim
3. Ahli Hidrologi
Adapun tugas dan tanggung jawab Ahli Hidrologi antara lain sebgai berikut:
Melakukan penelaahan system survey pemeriksaan kondisi hidrologi yang
ada
Melakukan pengumpulan data hidrologi dalam bentuk softcopy dan
hardcopy
Melakukan koordinasi dengan Tenaga Ahli lainnya terhadap hasil kajian
Mengevaluasi penyusunan informasi database hidrologi
Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Ketua Tim
4. Ahli Tanah dan Bahan (Geotechnical Engineer)
Tugas teknik tanah dan bahan adalah :
Merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pelaksanaan penyelidikan
tanah di lapangan dan di laboratorium,
Pengolahan dan analisis data tanah,
Perhitungan-perhitungan mekanika tanah,
Menjamin bahwa data, analisis dan perhitungan mekanika tanah yang dihasilkan adalah
benar, akurat, siap digunakan,
Memberikan masukan yang rinci mengenai kondisi, sifat-sifat dan stabilitas badan jalan untuk
tahap perencanaan teknik jalan dan jembatan
5. Ahli Pengukuran (Geodetic Engineer)
Tugas Ahli Pengukuran (Geodetic Engineer) adalah :
Menyiapkan peta dasar dan peta kerja dengan skala sesuai kebutuhan
Membuat manuskrip berdasarkan hasil survey di lapangan
Membuat peta tematik bersama ahli basis data
Mengarahkan proses dijitasi peta

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) G-3

USULAN TEKNIS
Ploting dan produksi petaMelakukan interpretasi citra untuk keperluan
penyusunan basis data spasial.
6. Ahli Biaya dan Kuantitas
Tugas Ahli Biaya dan Kuantitas adalah
Melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pengumpulan data harga satuan
bahan dan upah dan menyiapkan analisa serta perhitungan kuantitas
pekerjaan yang benar dan akurat.
C. TENAGA PENDUKUNG
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini pihka konsultan juga menugaskan beberapa tenag
pendukung untuk membantu kelancaran pekerjaan, antara lain:
Teknisi/Surveyor sebanyak 4 orang yang akan ditugaskan selama 4 bulan
Operator Komputer yang akan ditugaskan selama 4.5 bulan.
Operator CAD / Draftman sebanyak 2 orang yang akan ditugaskan selama 4 bulan
Tenaga Administrasi yang akan ditugaskan selama 4.5 bulan

PR 11 PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 2 (KALIMANTAN TIMUR) G-4


AN TEKNIS

dengan
elakukan
ra rencana
mbangunan

gi serta
an ini juga
i kualifikasi
gkan kinerja

pil

kungan

AN TEKNIS
asi Sipil

hir adalah

AN TEKNIS
gul, maka
rencana
pa prinsip
pekerjaan.
ikan acuan

susunan
embatan,
si atau

etapkan

suk apabila
ibuat pihak
lembaga

ni setiap
gan atau

melalui
partemen
atau

AN TEKNIS
an persetujuan

una lahan di
kendala
eometrik,

enyelidikan,
kondisi
nya yang

l dan
an jembatan

endekatan
aitu Rencana
. Struktur
entu adalah
ni:

AN TEKNIS
minimal.
ebut,
dengan
berikut:

an tertentu
al
adikan

ection, dan lain

ultan
ain meliputi

anaan,
standar teknis

AN TEKNIS
e struktur atas,
g dapat

itungkan
aturan-
Code) BMS

p collecting
ndih.
alan yang

kegiatan
pekerjaan
paian target
waktu
anaan
n akan
yang

AN TEKNIS
yang terurai
AN TEKNIS
AN TEKNIS
turan-aturan
Code) BMS 92
. Prinsip-
tau Rencana

ombinasi dari
struktur

ruktur dan
r/peraturan
dipilih.
atan harus
ng agar tidak
g digunakan.
ka panjang
n pada
meabilitas
gradasi

ek kekuatan
nah vertikal
am Peraturan

AN TEKNIS
r-faktor yang

beban
pakan
beban-beban

ponen struktur

struktur dan
ran yang

ng diambil di
kemampuan
engacu kepada
embatan.
perhatikan di
an dihitung
k yang akurat,
i struktur
uktur atas.

AN TEKNIS
anah
jembatan
secara teliti.
arkan perilaku
bila berada di
ur bawah
baja terhadap

adap aspek
ur atas dan
erencanaan
lu diperhatikan

ngan analisis
ilakukan
xt book dan

arkan kondisi
r bawah

AN TEKNIS
ngan yang

i
dekatan

s dan panjang
ana jembatan,
yang cermat
tungan

AN TEKNIS
ekerjaaan
terhadap
uan telah
n, lingkup
al metoda
hkan dan

ngga dalam
lit. Terhadap
ngenai output
engan jelas

ehubungan
um tertuang
pur dengan
t konsultan
erja dengan
ari pekerjaan

AN TEKNIS
an lingkup
bagai produk
erhasilan
a deskripsi
n Kerja yang
dari setiap

esain.
an) Peta
Tata guna

sat maupun di
k disekitar

an

data di
an

AN TEKNIS
asaran
persetujuan
asi terlalu

ra lain terbatas

Survey
tapi tidak

kan atau studi

penanganan

p tujuan :
akup antara

dan jenis

rmasuk

rencanaan

AN TEKNIS
ermasuk yang

asi jembatan
k kegiatan

an sungai atau

i pemetaan
1:250.000 s/d
asi rencana

arna,
a USCS.

n, batas-
an untuk
00 ukuran A3.
lain: sesar/

AN TEKNIS
pemeriksaan
ogi teknik

tan, maupun
sekitar lokasi
n lokasi
i quarry

mbangannya,

m/hr) paling
hment area)
data tersebut
stansi terkait

AN TEKNIS
ang meliputi:

n rencana,
ng tertentu

memberikan

mping atau

mengacu

S 92
92
as, antara lain:
n, SNI

Jalan Raya

AN TEKNIS
03)
/T/BM/1997
ya dengan

n mengikuti
ral Bina

n teknis dari
a jasa untuk

angan
erhatikan

ng telah

AN TEKNIS
pesifikasi yang

han. Tabel

peralatan

ntuk semua
an No.

ya pekerjaan

rikut:

encapai
asaran dan

AN TEKNIS
n dilakukan

an pada
empersiapkan
wal

men biaya

Kerja telah
nsultan.
n pemahaman
s diberikan
utuhkan akan

n merancang
ab pada tiap-
erjaan ini
kritis dalam
m mobilisasi
wal
yang
ugas kelompok

AN TEKNIS
snya untuk
pun kota
peningkatan
sangat cepat
transportasi

untuk akses
asikan sarana
pakan salah
Kalimantan
rikan wadah
di
at nadi
perekonomian
, Kalimantan,
ntas agar
ntas barang
enjaga

ntan Timur,
segera untuk
ng baik dan
sasi rencana
utnya akan

AN TEKNIS
pengaruhnya

t Jenderal Bina
k jalan pada
nsep
ang sesuai
an wilayah.
mi bahwa
memberikan
ngan, sesuai
tercapainya
n
at pelayanan

2 ini adalah :

pelayanan

angan.

AN TEKNIS
memahami
nghasilkan
agai berikut :

struktur

ng untuk tiap
ulan perkiraan
si laporan

gnya

i proyek

AN TEKNIS
n.
tuan
an standar

perbaikan hasil

penyebaran

dengan

kiraan

dan

bahasan

i proyek

AN TEKNIS
pografi
atahari, dan
embatan.

asi yang

AN TEKNIS
a pelaksanaan
ama 5 (lima)

egiatan ini

au strata yang
egeri atau
egeri yang
un dalam
empunyai
ggota tim
yatakan

u strata yang
gi negeri
alam
mpunyai
n. Tugas utama
atan dalam
ana

AN TEKNIS
an sesuai

rang sarjana
rsitas atau
dan
teknis
ebagai tenaga
utama Ahli
saan kondisi

ang sarjana
aman di
au perguruan
ngalaman
. Tugas ahli
anakan
anah dan

n seorang
dan
lulusan
elah

AN TEKNIS
ugas ahli
semua
gunakan untuk

syaratkan
pil dan
lulusan
elah
aan
s adalah
n data harga
itungan

AN TEKNIS
faktor
jalan dan
bangan
ngkan
arang atau
ngan jalan
mampu
era,

eningkatkan
g kelancaran
nomi dengan
tah

0 km, serta
g 23.838 km.
ayanan
et pekerjaan

aran sehingga

AN TEKNIS
proses yang
an perencana
n teknis jalan
a.
uk membantu
kan
n non lintas

nik jalan dan


sesuai
na
nanganan
nomian yang
t tercapai.

mbatan 2 ini

pelayanan

angan.

AN TEKNIS
naan dan

sebesar
s delapan
Anggaran

waran teknis,

gung jawab

n pengguna

tungan

n road
a dan
teknik detail,

AN TEKNIS
Kalimantan
erlampir.

ntara lain :
araan.

erencanaan

AN TEKNIS
n 2 akan
akan rencana
upaya-upaya
dan tepat
mengarahkan
mudahan

lu, bagian ini


endukung
mur, pada
stematis,
a kerja

una mencapai

aan.

an dalam

AN TEKNIS
tuhkan kerja

survey dan
ormasi yang
tas. Rencana
huluan yang
uti :
yang harus
upan yang

mpai dengan
an dalam
m diagram

annya

, seperti

onstruksi

AN TEKNIS
n yang
kerjaan

engarah pada
asi jembatan,
ndetail dan
an
ng
tibel dengan

m atau pipa
ya dipasang

batan
alur dan 1

bagian yang
mbang

AN TEKNIS
g, dilengkapi

dalam
sebagai

ok kayu yang
rang-
s diratakan
diberi nomor
kan patok

sekitar patok

tok, maka titik-


cat kuning

m poligon,
n.
meteran atau

it dengan

khir
yang diukur.
n

AN TEKNIS
i/ pembacaan

ua titik
itik BM.
dalam

engukuran
nang Bawah
2 BT = BA +

), slag

g mencakup
yang ada
mbatan,
hak konsultan
apatan titik
a lokasi-lokasi
kat kerapatan
n alat

lit.

AN TEKNIS
aiAtauJalan
atan masing-
i pada garis
val
25 meter.
ang melintang
m, 15 m, dan

ang dibentuk

n pengukuran

dilampirkan

h sebagai

dalah jumlah
amatan

AN TEKNIS
kuran GPS

pengamatan
udut tidak
panjang kaki
bih besar), dan

mm), dan
gan dengan

yang dipakai

puterisasi.
mbatan.
oordinat grid

ambar

erhitungan

AN TEKNIS
tanda khusus.
uasi, dan
gambar situasi

oteknik

ap contoh

da setiap

h yang

h yang

tangan
piston tube

an) pada

diperkirakan
si yang

AN TEKNIS
oh tanah yang

hidrolika antar

ing sedikit
tau pada
diperoleh dari
at dari lokasi

eliputi: lokasi,

a, debit dan
an metode

ikan masukan

au horisontal

Perencanaan
ar untuk
an Batas.

AN TEKNIS
an rencana
deformasi
isis dapat
dahulu
ui (dapat
ara manual

n: (1) Linear
ctrum, (5)
endekatan

mbatan dapat
engecekan
n Jembatan
standard
eminta

yang telah

AN TEKNIS
rencanaan

uan kerja
dan tujuan,
osedur
entahapan
ang akan
ahkan pada
ahkan

s dalam
der ke 90
buku.

has dalam
kan pada hari
ang akan

AN TEKNIS
aporan ini
ima puluh)

n ini akan
puluh)

ng pada

gan standar
I sampai
k 5 (lima) set.

photo,

AN TEKNIS
egiatan ini

ader adalah :
ekerjaan

ar terkait agar

sehingga

han dan
a porsinya
s.
a pengecekan

ang telah

softcopy ,

AN TEKNIS
Tim

gai berikut:
drologi yang

y dan

sil kajian

Tim

an penyelidikan

ilkan adalah

n jalan untuk

utuhan

AN TEKNIS
erluan

a harga satuan
ntitas

rapa tenag

lan

ama 4 bulan

Anda mungkin juga menyukai