BAHAN TAMBAHAN
MAKANAN
DISUSUN OLEH :
RATIH AYU MEISARI
111141003
DOSEN : Bapak Sediarso M.Farm, Apt.
Bahan Tambahan Pangan (BTP) dalam pengertian luas adalah bahan yang ditambahkan ke dalam
produk pangan selain bahan baku utama. Secara khusus BTP adalah bahan yang ditambahkan ke
dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau karakteristik pangan, baik yang mempunyai atau
tidak mempunyai nilai gizi. BTP dapat ditambahkan pada proses produksi, pengemasan,
transportasi atau penyimpanan.
Sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996 Tentang Pangan,
Yang dimaksud "bahan tambahan pangan" adalah bahan yang ditambahkan ke dalam pangan
untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, antara lain, bahan pewarna, pengawet,
penyedap rasa, anti gumpal, pemucat dan pengental.
Tujuan penggunaan bahan tambahan pangan adalah dapat meningkatkan atau mempertahankan
nilai gizi dan kualitas daya simpan. Bahan tambahan pangan yang digunakan hanya dapat
dibenarkan apabila, tidak digunakan untuk menyembunyikan atau menutupi penggunaan bahan
yang salah atau yang tidak memenuhi persyaratan dan tidak digunakan untuk menyembunyikan
cara kerja yang bertentangan dengan cara produksi yang baik untuk pangan serta tidak digunakan
untuk menyembunyikan kerusakan bahan pangan (BPOM, 2003).
Pada umumnya bahan sintetis mempunyai kelebihan yaitu lebih pekat, lebih stabil, dan lebih
murah, tetapi ada pula kelemahannya yaitu sering terjadi ketidaksempurnaan proses sehingga
mengandung zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan, dan kadang-kadang bersifat karsinogenik
yang dapat merangsang terjadinya kanker pada hewan dan manusia. Bahan tambahan pangan
yang digunakan hanya dapat dibenarkan apabila :
1. Dimaksudkan untuk mencapai masing-masing tujuan penggunaan dalam pengolahan.
2. Tidak digunakan untuk menyembunyikan penggunaan bahan yang salah atau yang tidak
memenuhi persyaratan.
3. Tidak digunakan untuk menyembunyikan cara kerja yang bertentangan dengan cara produksi
yang baik untuk pangan.
4. Tidak digunakan untuk menyembunyikan kerusakan bahan pangan.
Penggunaan bahan tambahan pangan sebaiknya dengan dosis di bawah ambang batas yang telah
ditentukan. Jenis BTP ada 2, yaitu GRAS (Generally Recognized as Safe), zat ini aman dan tidak
berefek toksik misalnya gula (glukosa). Sedangkan jenis lainnya, yaitu ADI (Acceptable Daily
Intake), jenis ini selalu ditetapkan batas penggunaan hariannya (daily intake) demi
menjaga/melindungi kesehatan konsumen.
1. BTP ANTIOKSIDAN
a. Definisi
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/1988 tentang Bahan
Tambahan Makanan, Antioksidan adalah bahan tambahan makanan yang dapat
mencegah atau menghambat oksidasi. Antioksidan adalah bahan tambahan yang
digunakan untuk melindungi komponen komponen makanan yang bersifat tidak jenuh
(mempunyai ikatan rangkap), terutama lemak dan minyak. Meskipun demikian
antioksidan dapat pula digunakan untuk melindungi komponen lain seperti vitamin
dan pigmen, yang juga banyak mengandung ikatan rangkap di dalam strukturnya.
Adanya ion logam, terutama besi dan tembaga, dapat mendorong terjadinya oksidasi
lemak. Ion-ion logam ini seringkali diinaktivasi dengan penambahan senyawa
pengkelat, dan dapat juga disebut bersifat sinergistik dengan antioksidan karena
menaikkan efektivitas antioksidan utamanya. Untuk dapat digunakan sebagai
antioksidan, suatu senyawa harus mempunyai sifat-sifat : tidak toksik, efektif pada
konsentrasi rendah (0,01-0,02%), dapat terkonsentrasi pada permukaan/lapisan lemak
(bersifat lipofilik) dan harus dapat tahap pada kondisi pengolahan pangan umumnya.
b. Mekanisme Kerja
Senyawa anti kempal biasanya merupakan garam-garam anhidrat yang bersifat cepat
terhidrasi dengan mengikat air, atau senyawa-senyawa yang dapat mengikat air
melalui pengikatan di permukaan (surface adhesion) tanpa menjadi basah dan
menggumpal. Senyawa senyawa tersebut biasanya adalah senyawa yang secara alami
berbentuk hampir kristal (nearcrystalline). Senyawa anti kempal dapat digolongkan
menjadi :
a.Garam (aluminium, amonium, kalsium, potassium, dan sodium).
b.Kalsium posfat.
c.Magnesium oksida.
d.Garam (magnesium, kaslium, dan campuran kalsium aluminium) dari asam silikat.
Kalsium stearat sering digunakan sebagai processing aid dalam pembuatan permen
keras (hard candy). Senyawa anti kempal yang relatif baru dikembangkan adalah
bubuk selulose berkristal mikro (microcrystalline cellulose powder). Senyawa ini
banyak dipakai untuk produk keju parut agar tidak membentuk gumpalan.
Bahan-bahan makanan yang tergolong bahan anti kempal diantaranya :
a. Aluminium Silicate (Aluminium silikat)
b. Calcium Aluminium Silicate (Kalsium aluminium silikat)
c. Calcium Silicate (Kalsium silikat)
d. Magnesium Carbonate (Magnesium karbonat)
e. Magnesium Oxide (Magnesium oksida)
f. Magnesium Silicate Magnesium silikat
g. Sodium Alumino Silicate (Natrium alumino silikat)
h. Myristic Acid, Palmitic Acid and Stearic Acid (Miristat, palmitat dan stearat)
i. Silicon Dioxide amorpus (Silikon Dioksida Amorf)
j. Cacium Phospate, Tribasic (Trikalsium fosfat)
k. Magnesium Phospate, Tribasic (Trimagnesium fosfat)
Fungsi Asam, baik organik maupun anorganik, secara alami terdapat di dalam
bahan pangan. Keberadaannya beragam, dari sebagai metabolit antara hingga
sebagai komponen pendapar (buffering agent). Asam seringkali ditambahkan ke
dalam bahan pangan dan proses pengolahan pangan. Fungsinya yang paling
penting adalah sebagai senyawa pendapar. Asam dan garamnya sering pula
ditambahkan sebagai campuran pembentuk adonan (leavening system), sebagai
antimikroba dan senyawa pengkelat. Asam berperan sangat penting dalam
pembentukan gel pektin, dapat bertindak sebagai penghilang busa (defoaming
agent) dan membantu proses denaturasi protein dalam pembuatan yogurt, keju,
dan produk-produk fermentasi susu lainnya.
Dalam proses pengolahan buah dan sayuran, asam sering ditambahkan untuk
menurunkan pH dan mengurangi kebutuhan panas selama proses sterilisasi.
Fungsi lain dari asam yang tak kalah pentingnya, tentu saja adalah kontribusinya
terhadap rasa dan aroma bahan pangan. Asam juga mempunyai kemampuan untuk
mengubah dan meningkatkan intensitas rasa dari komponen citarasa lainnya.
Asam lemak rantai pendek berkontribusi terhadap aroma berbagai makanan.
Bahan-bahan yang tergolong pengatur keasaman di antaranya:
a. Alumunium Amonium Sulfat m. Asam Malat
b. Aluminium Natrium Sulfat n. Asam Sitrat
c. Alumunium kalium Sulfat o. Asam Tartrat
d. Amonium Bikarbonat p. Diamonium Fosfat
e. Amonium Hidroksida q. Dikalsium Fosfat
f. Amonium Karbonat r. Dinatrium Fosfat
g. Asam Adipat s. kalium Bikarbonat
h. Asam Asetat Glasial
i. Asam Fosfat
j. Asam Fumarat
k. Asam Klorida
l. Asam Laktat
Tabel 1. Jenis BTP Pemanis Buatan beserta Nilai Kalori dan ADI
No Jenis BTP Nilai kalori ADI*
Pemanis Buatan
Kkal Mg/kg BB
Kkal/g KJ/g
1. Alitam 1,4 5,85 0,34
2. Asesulfam-K 0 0 15
3. Aspartam 0,4 1,67 50
4. Isomalt 2 8,36 tidak dinyatakan karena
termasuk Generally
Recognized as Safe
(GRAS)
Laktitol 2 8,36
5. tidak dinyatakan karena
Maltitol 2,1 8,78 termasuk GRAS
6.
Manitol 1,6 6,69 tidak dinyatakan karena
7. termasuk GRAS
0 0
8. Neotam 0 0 tidak dinyatakan karena
9. Sakarin 0 0 termasuk GRAS
10. Siklamat 2,4
11. Silitol 10,03
2,6 2
12. Sorbitol 0 5
13. Sukralosa 11
10,87 tidak dinyatakan karena
0 termasuk GRAS
tidak dinyatakan karena
termasuk GRAS
15
* ADI : Acceptable Daily Intake (Asupan harian yang dapat diterima) yaitu istilah
untuk menentukan jumlah maksimum suatu pemanis buatan yang dinyatakan dengan
mg/kg berat badan yang dapat dikonsumsi setiap hari selama hidup tanpa
menimbulkan efek merugikan terhadap kesehatan.
1) BTP Pemanisyang diizinkan digunakan dalam pangan terdiri atas Pemanis Alami
(Natural Sweetener) dan Pemanis Buatan (Artificial Sweetener).
2) Pemanis Alami sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a.Sorbitol (Sorbitol);
b.Manitol (Mannitol);
c. Isomalt/Isomaltitol (Isomalt/Isomaltitol);
d.Glikosida steviol (Steviol glycoside);
e. Maltitol (Maltitol);
f. Laktitol (Lactitol);
g.Silitol (Xylitol); dan
h.Eritritol (Erythritol).
Beberapa bahan tambahan makanan seperti pembentuk cita rasa seperti koumarin,
safrol, minyak kalamus, dan sinamil antranilat, semuanya dilarang. Masing-masing
mempunyai daya pengoksidasi yang tinggi, sehingga tidak bisa digunakan sebagai
BTM mamin berlemak, karena akan memicu ketengikan. Bahan pemutih dan
pematang yang diizinkan adalah asam askorbat.
Sistem kerja emulsifier berhubungan erat dengan tegangan permukaan antara kedua
fase (tegangan interfasial). Selama emulsifikasi, emulsifier berfungsi menurunkan
tegangan interfasial sehingga mempermudah pembentukan permukaan interfasial
yang sangat luas. Bila tegangan interfasial turun sampai di bawah 10 dyne per cm,
maka emulsi dapat dibentuk. Sedangkan bila tegangan interfasial mendekati nilai nol,
maka emulsi akan terbentuk dengan spontan.
Berikut ini adalah contoh-contoh emulsifier yang umum digunakan dalam bahan
pangan :
o Mono dan Diglycerides, dikenal juga dengan istilah discrete
substances.Pertama kali dibuat oleh Berthelot pada tahun 1853 melalui reaksi
esterifikasi asam lemak dan glycerol. Mono dan diglycerides merupakan zat
pengemulsi yang umum digunakan. Komponenkomponen ini dapat diperoleh
dengan memanaskan triglyceride dan glycerol dengan suatu katalis yang bersifat
basa. Reaksi ini akan menghasilkan campuran yang terdiri dari 45 persen
monogliserida dan 45 persen digliserida, serta 10 persen trigliserida
bersamasama dengan sejumlah kecil gliserol dan asam-asam lemak bebas. Mono
dan digliserida yang terbentuk kemudian dipisahkan dengan cara destilasi
molekuler. Yang tergolong monodan diglycerides antara lain:
1. Glycerol monolaurate, dibuat dari reaksi glycerol dan asam laurat.
2. Ethoxylated mono dan diglycerides (EMG), juga disebut
denganpolyoxyethylene (20)
3. mono dan diglycerides.
4. Diacetyl tartaric acid ester of monoglycerides (DATEM).
5. Lactic acid ester of monoglycerides, misalnya glyceril lactylpalmitate.
6. Succinylated monoglycerides
o Stearoyl Lactylates, merupakan hasil reaksi dari steric acid dan lactic acid,
selanjutnya diubah ke dalam bentuk garam kalsium dan sodium. Bahan
pengemulsi ini sering digunakan dalam produk-produk bakery.
o Propylene Glycol Ester, merupakan hasil reaksi dari propylene glycol dan asam-
asam lemak. Umumnya digunakan dalam pembuatan kue, roti dan whipped
topping.
o Sorbitan Esters. Asam sorbitan yang terbentuk dari reaksi antara sorbitan dan
asam lemak. Sorbitan adalah produk dihidrasi dari gula alkohol yang dapat
diperoleh secara alami yaitu sorbitol. Sampai saat ini hanya sorbitan
monostearat, satu-satunya ester sorbitan yang diizinkan digunakan dalam
pangan. Bahan tersebut umumnya digunakan dalam pembuatan kue, whipped
topping, cake icing, coffee whiteners, serta pelapis pelindung buah dan sayuran
segar.
o Polysorbates. Ester polioksietilen sorbitan umumnya disebut polisorbat. Ester ini
dibuat dari reaksi antara ester-ester sorbitan dan ethylene oxide. Tiga jenis
polisorbat yang diizinkan untuk digunakan dalam pangan adalah polisorbat 60,
Polisorbat 65, polisorbat 80.
o Polyglycerol Ester, dibuat dari reaksi antara asam-asam lemak dan glycerol yang
sudah mengalami polimerisasi. Tingkat polimerisasinya antara 2-10 molekul.
Ester-ester poliglycerol digunakan dalam pangan yang diaerasi mengandung
lemak, beverage, icing, dan margarine.
o Ester-ester Sukrosa, adalah mono, di dan triester sukrosa dan asam-asam lemak.
Ester ini dihasilkan dari reaksi sukrosa dan lemak sapi. Penggunaannya dalam
pangan umumnya pada pembuatan roti, produk tiruan olahan susu, dan whipped
milk product.
o .Lecitin, adalah campuran fosfatida dan senyawa-senyawa lemak yang terdiri
dari fosfatidil kolin, fosfatidil etanolamin, fosfatidil inositoll, dan komponen-
komponen lainnya. Lesitin merupakan bahan penyusun alami pada hewan
maupun tanaman. Lecitin paling banyak diperoleh dari kedele dan kuning telur.
Biasanya digunakan untuk emulsifier pada margarine, roti, kue dan lain-lain.
7. BTP PENGAWET
a. Definisi
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/1988 tentang
BahanTambahan makanan, BTP pengawet adalah bahan tambahan pangan yang
dapat mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau penguraian dan
perusakan lainnya terhadap pangan yang disebabkan oleh mikroorganisme.
Jenis BTP Pengawet yang diizinkan digunakan dalam pangan terdiri atas:
1. Asam sorbat dan garamnya (Sorbic acid and its salts);
2. Asam benzoat dan garamnya (Benzoic acid and its salts);
3. Etil para-hidroksibenzoat(Ethyl para-hydroxybenzoate);
4. Metil para-hidroksibenzoat(Methyl para-hydroxybenzoate);
5. Sulfit (Sulphites);
6. Nisin (Nisin);
7. Nitrit (Nitrites);
8. Nitrat (Nitrates);
9. Asam propionat dan garamnya (Propionic acid and its salts); dan
10. Lisozim hidroklorida(Lysozyme hydrochloride).
Fungsi lain :-
Natrium sorbat (Sodium sorbate)
INS. 201
ADI : 0 25 mg/kg berat badan
Sinonim :-
Fungsi lain :-
Kalium sorbat (Potassium sorbate)
INS. 202
ADI : 0 25 mg/kg berat badan
Sinonim : Potassium sorbate; Potassium salt of trans; Trans-
2,4hexadienoic acid.
Fungsi lain :-
Fungsi lain :-
Fungsi lain :-
Fungsi lain :-
6. Nisin (Nisin)
INS. 234
ADI : 0 - 33000 unit/kg berat badan
Sinonim : Nisin preparation
Fungsi lain :-
7. Nitrit (Nitrites)
Kalium nitrit (Potassium nitrite)
INS. 249
ADI : 0 0,06 mg/kg berat badan
Sinonim :-
Fungsi lain :-
8. Nitrat (Nitrates)
Natrium nitrat (Sodium nitrate)
INS. 251
ADI : 0 3,7 mg/kg berat badan
Sinonim : Chile saltpetre; cubic or soda nitre
Fungsi lain :-
Contoh perhitungan penggunaan campuran BTP Pengawet pada Kategori Pangan 04.1.2.5 Jem,
jeli dan marmalad :
Batas Penggunaan
BTP Maksimum pada Produk Perhitungan
(mg/kg) (mg/kg)
Etil 1000 x x/1000
parahidroksibenzoat
Metil 1000 y y/1000
parahidroksibenzoat
(x/1000) + (y/1000) < 1
Jenis BTP pewarna yang diperbolehkan oleh Badan POM adalah sebagai
berikut :
A. Pewarna Alami B. Pewarna Sintetik
a. Anato a. Biru Berlian
b. Beta-Apo-8-karotenal b. Coklat HT
c. Etil Beta-Apo-8-karotenoat c. Eritrosin
d. Kantasantin d. Hijau FCF
e. Karamel, amonia Sulfit e. Hijau S
f. Karamel f. Indigotin
g. Karmin g. Karmosin
h. Beta-karoten h. Kuning FCF
i. Klorofil i. Kuning Kuinolin
j. Klorofil tembaga komplex j. Merah Allur
k. Kurkumin k. Ponceau 4RTartrazin
l. Riboflafin
m. Titanium dioksida
Beberapa pewarna alami yang diijinkan dalam pangan, menurut Peraturan Menteri
Kesehatan RI No 772/Menkes/RI/Per/IX/88 diantaranya adalah :
o Karamel, yaitu pewarna alami berwarna coklat yang dapat digunakan untuk
mewarnai jem/jeli (200 mg/kg), acar ketimun dalam botol (300 mg/kg) dan yogurt
beraroma (150 mg/kg)
o Beta-karoten, yaitu pewarna alami berwarna merah orange yang dapat digunakan
untuk mewarnai es krim (100 mg/kg), keju (600 mg/kg)
o Kurkumin, yaitu pewarna alami yang berwarna kuning-orange yang dapat
digunakan untuk mewarnai es krim dan sejenisnya (50 mg/kg)
b. Mekanisme Kerja
Banyak penelitian tentang bagaimana mempertahankan tekstur buah-buahan dan
sayuran berkaitan erat dengan tinggi dan rendahnya kandungan kalsium didalam sel-
sel jaringannya. Semakin rendah kandungan kalsiumnya, buah dan sayuran akan lebih
cepat lunak dan layu. Penambahan kalsium banyak diaplikasikan pada buah dan
sayuran sebelum dan sesudah panen untuk menunda proses pematangan. Disamping
itu, proses pengerasan dan ketahanan terhadap proses pelayuan dihasilkan dari
kestabilan sistem membran dan pembetukan kalsium pektat (Ca-Pectates) yang akan
menambah pengerasan pada dinding sel dan penguatan pada kulit buah dan sayuran.
Salah satu bahan pengeras yang diijinkan yaitu kalsium klorida dapat ditambahkan
dengan kombinasi proses pemanasan untuk buah dan sayuran dalam kaleng. Pada
proses panas, molekul COO- akan terbentuk dari pektin yang terkandung pada buah
dan sayuran selanjutnya dengan Ca2+ akan membentuk lapisan garam saling
bersilangan. Lapisan garam ini menyebabkan dinding sel buah akan terlindungi dari
enzim-enzim yang menyebabkan proses pelayuan dan matang. Bahan-bahan
tambahan makanan diijinkan sebagai bahan pengeras diantaranya :
1. Aluminium Amonium Sulfat
2. Aluminium Kalium Sulfat
3. Aluminium Natrium Sulfat
4. Aluminium Sulfat (Anhidrat)
5. Kalsium Glukonat
6. Kalsium Karbonat
7. Kalsium Klorida
8. Kalsium Laktat
9. Kalsium Sitrat
10. Kalsium Sulfat
11. Monokalsium Fosfat
Selain dijinkan oleh peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes), bahan pengeras
diatas juga telah dievaluasi masalah keamanannya oleh CODEX JECFA
FAO/WHO. Kalsium Sulfat dalam US FDA juga dinyatakan sebagai aman atau
Generally Recognize as Safe (GRAS).
1. Enzim, yaitu enzim yang berasal dari hewan, tumbuhan atau mikroba yang
dapat menguraikan zat secara enzimatis, misalnya membuat pangan menjadi
lebih empuk, lebih larut dan lain-lain.
2. Penambah gizi, yaitu berupa asam amino, mineral atau vitamin baik tunggal
ataupun campuran yang dapat meningkatkan nilai gizi pangan.
3. Humektan, yaitu bahan tambahan pangan yang menyerap lembab (uap air)
sehingga mempertahankan kadar air pangan.
Beberapa bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam makanan, menurut Permenkes RI
No.722/Menkes/Per/IX/88 dan No.1168/Menkes/PER/X/1999 sebagai berikut:
Boraks umumnya digunakan untuk mematri logam, pembuatan gelas dan enamel,
sebagai pengawet kayu, dan pembasmi kecoa. Boraks ini sering disalh gunakan untuk
dicampurkan dalam pembuatan baso, tahu, ikan asin, mie dll. Boraks bersifat iritan
dan racunbagi sel-seltubuh, berbahaya bagi susunan saraf pusat, ginjal dan hati. Jika
tertelan dapat menimbulkan kerusakan pada usus, otak atau ginjal. Kalau digunakan
berulang-ulang serta kumulatif akan tertimbun dalam otak, hati dan jaringan lemak.
Asam boraks ini akan menyerang sistem saraf pusat dan menimbulkan gejala
kerusakan seperti rasa mual, muntah, diare, kejang perut, iritasi kulit dan jaringan
lemak, gangguan peredaran darah, kejang-kejang akibatnya koma, bahkan kematian
dapat terjadi karena ada gangguan sistem sirkulasi darah.
2. Formalin (formaldehid).
Formalin merupakan zat pengawet terlarang yang paling banyak disalahgunakan
untuk produk pangan. Zat ini termasuk bahan beracun dan berbahaya bagi kesehatan
manusia. Jika kandungannya dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan
hampir semua zat yang terdapat dalam sel sehingga menekan fungsi sel dan
menyebabkan kematian sel yang menyebabkan keracunan pada tubuh. Formalin
adalah larutan 37 persen formaldehida dalam air, yang biasanya mengandung 10
sampai 15 persen metanol untuk mencegah polimerasi. Formalin dapat dipakai
sebagai bahan anti septik, disenfektan, dan bahan pengawet dalam biologi. Zat ini
juga merupakan anggota paling sederhana dan kelompok aldehid dengan rumus kimia
HCHO.
4. Kloramfenikol (chloramfenicol).
Penggunaan kloramfenikol sebagai bahan tambahan pangan digunakan sebagai anti
mikrobial, terutama ditambahkan pada air susu untuk tujuan mematikan mikroba
pengurai pada susu.
Efek terhadap kesehatan dari kloramfenikol yang diberikan sebanyak 50 mg/kg berat
badan pada neonatus, terutama yang prematur dapat mengalami pray sickness.
Kelainan ini berdasarkan atas belum sempurnanya kemampuan hati neonatus untuk
mengadakan konjugasi kloramfenikol dengan asam glukoramat. Kloramfenikol yang
tidak mengalami konjugasi masih bersifat toksik.
5. Kalium Klorat
Kalium klorat (KClO3) salah satu fungsinya sebagai pemutih, sehingga sering
dimasukkan dalam obat kumur pemutih dan pasata gigi. Sejak tahun 1988,
Pemerintah Indonesia sudah melarang penggunaan kalium klorat sebagai bahan
tambahan makanan karena senyawa ini dapat merusak tubuh bahkan kematian.Jika
terpapar dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan methemoglobinemia (kelainan
dalam darah), kerusakan hati dan ginjal, iritasi pada kulit, mata, dan saluran
pernapasan. Bila dimakan bersamaan dengan produk pangan, kalium klorat dapat
menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan, gejalanya mual, muntah dan diare.
6. Dietilpirokarbonat.
Dietilpirokarbonat (DEP) termasuk di dalam bahan kimia karsinogenik mengandung
unsur kimia C6H10O5 adalah bahan kimia sintetis yg tdk ditemukan dlm produk-
produk alami dan digunakan sebagai pencegah peragian pada minuman yang
mengandung alkohol maupun minuman yang tidak beralkohol.DEP sering digunakan
untuk susu dan produk susu, bir, jus jeruk dan minuman buah-buahan lain sehingga
minuman ini dapat bertahan lama. DEP apabila masuk ke dalam tubuh dan
terakumulasi dalam jangka panjang, dapat memicu timbulnya kanker.
7. Nitrofuranzon.
Nitrofuranzon merupakan bahan sintetik yang bersifat bakteri ida pada
hewan.Nitrofuranzon digunakan dalam pakan ternak, pada pangan digunakan sebagai
senyawa antimikroba. Efek farmakologi nitrofuranzon dari hasil penelitian terhadap
tikus dapat mengakibatkan skin lession pada kulit, infeksi pada kandung
kemihmembunuh flora usus.
8. Asam salisilat dan garamnya.
Asam salisilat sering disebut aspirin. Pada aspirin ini adalah analgetik dan anti-
inflamasi. Penelitian telah menunjukkan bahwa aspirin dapat mengurangi jumlah
asam folat dalam darah, meskipun kepastian perubahan belum terbukti.
Berdasarkan rumus kimianya, zat warna sintetis dalam makanan menurut Joint
FAO/WHO Expert Commitee on Food Additives (JECFA) dapat digolongkan dalam
beberapa kelas yaitu : azo, triaril metana, quinolin, xantin, indigoid. Methanyl Yellow
initermasuk ke dalam zat warna sintetis azo. Zat pewarna kuning Metanil yellow,
merupakan zat pewarna industri tekstil yang dilarang untuk produk makanan,
yang pada umumnya menggunakan zat anorganik ataupun mineral alam. Zat warna
anorganik berasal dari persenyawaan logam berat seperti aluminium, besi, tembaga
dan lainnya. Zat warna ini bersifat racun dan berbahaya karena mengandung residu
logam berat. Industri tekstil menggunakan logam berat sebagai bahan pengikat warna
agar warna warna yang dihasilkan menjadi lebih terang dan indah. Bahkan ada
beberapa industry tekstil yang menggunakan logam berat sebagai bahan pewarna.
Logam berat yang terkandung di dalam pewarna tekstil dapat dilihat dari jenis limbah
yang dihasilkan industry tekstil tersebut, terutama arsenic (Ar), Kadmium (Cd), krom
(Cr), timbal (Pb), tembaga (Cu),zinc/seng (Zn) (Agus widodo, 2006). Bahaya Utama
Terhadap Kesehatan Paparan kuning metanil dalam waktu lama (kronis), dapat
menyebabkan kanker pada saluran kemih dan kandungan kemih. Gejala
Akut bila terpapapar Kuning Metanil Jika terkena kulit dalam jumlah banyak akan
menimbulkan iritasi pada kulit. Jika terkena mata akan menimbulkan gangguan
penglihatan/kabur Jika terhirup akan menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan,
dalam jumlah banyak bisa menimbulkan kerusakan jaringan dan peradangan pada
ginjal.
Kalium bromat dilarang pada beberapa negara karena dianggap sebagai karsinogen,
pemicu kanker. The Centre for Science in teh Public Interest (CPSI), sebuah lembaga
advokasi nutrisi dan kesehatan terkemuka di Amerika Serikat, mengajukan
permohonan kepada food and Drug Administration (FDA) untuk melarang
penggunaan kalium bromat. Di negara-negara Eropa, Inggris Kalium bromat dilarang
pada beberapa negara karena dianggap sebagai karsinogen, pemicu kanker. The
Centre for Science in teh Public Interest (CPSI), sebuah lembaga advokasi nutrisi dan
kesehatan terkemuka di Amerika Serikat, mengajukan permohonan kepada food and
Drug Administration (FDA) untuk melarang penggunaan kalium bromat. Di negara-
negara Eropa, Inggris, dan Kanada, kalium bromat telah dilarang mulai 1990 an.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_KELUARGA/197807
162006042-AI_MAHMUDATUSSA'ADAH/BAHAN_TAMBAHAN_PANGAN.
2. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31027/3/Chapter%20II.pdf
3. http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/195810141986012-
F._MARIA_TITIN_SUPRIYANTI/Titin_file_4,aditif.pdf
4. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/10/jtptunimus-gdl-s1-2008-srisugiyat-489-3-bab2.pdf
5. http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/538/jbptunikompp-gdl-ajiedwipra-26860-4-unikom_a-
i.pdf
6. http://heavenlyblush.com/blog/2010/09/18/pengawet-pemanis-pewarna-mana-yang-aman/
7. Cahyadi, Wisnu. 2009. Bahan Tambahan Pangan. Jakarta : Bumi Aksara
8. Kuswara, Sutrisno. 2006. Bahan Tambahan Pangan. Bogor : Ebook pangan
9. Saparinto, Cahyo. 2006. Bahan Tambahan Pangan.Yogyakarta : Kanisius
10. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG BATAS MAKSIMUM
PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PENGAWET
11. Menurut PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBATDAN MAKANAN
REPUBLIKINDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG BATAS MAKSIMUM
PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHANPANGANPEMANIS