Kelompok I :
Amir Hamzah 1415005
Dede Kurnia Indra 1415014
3 Manfaat
Setelah melakukan praktikum kali ini mahasiswa dapat :
1 Menjelaskan cara menetapkan kadar Asetaminofen tablet secara spektrofotometri UV.
2 Menjelaskan kegunaan dari senyawa Asetaminofen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori
Nama Kimia : N-asetil-p-aminofenol atau p-asetamidofenol atau 4hidroksiasetanilid
pH : stabil pada pH > 6 namun tidak stabil pada pH asam atau kondisi alkalis.
Struktur : Ikatan jenuhnya mudah diputus menjadi asam asetat dan p-aminofenol.
Parasetamol
Nama Generik dan Nama Dagang
Xepamol, dll.
Farmakologi
Paracetamol adalah suatu analgesik antipiretik terpilih yang cepat diabsorbsi tanpa
disebabkan oleh karena infeksi atau sebab yang lainnya. Disamping itu, paracetamol juga
dapat digunakan untuk meringankan gejala nyeri dengan intensitas ringan sampai sedang. Ia
aman dalam dosis standar, tetapi karena mudah didapati, overdosis obat baik sengaja atau
Sifat antipiretik yang dimiliki parasetamol disebabkan oleh gugus aminobenzen dan
benzena, tersubstitusi oleh satu gugus hidroksil dan atom nitrogen dari gugus amida pada
posisi para (1,4). Senyawa ini dapat disintesis dari senyawa asal fenol yang dinitrasikan
menggunakan asam sulfat dan natrium nitrat. Parasetamol dapat pula terbentuk apabila
Sifat analgesik dari parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai
sedang. Dalam golongan obat analgetik, parasetamol memiliki khasiat sama seperti aspirin
atau obat-obat non steroid antiinflamatory drug (NSAID) lainnya. Seperti aspirin,
aktivitasnya sebagai penghambat postaglandin perifer. Namun, tak seperti obat-obat NSAIDs.
Parasetamol termasuk ke dalam kategori NSAID sebagai obat anti demam, anti pegel
linu dan anti-inflammatory. Inflamasi adalah kondisi pada darah pada saat luka pada bagian
tubuh (luar atau dalam) terinfeksi, sebuah imun yang bekerja pada darah putih (leukosit).
Contoh pada bagian luar tubuh jika kita terluka hingga timbul nanah itu tandanya leukosit
antirematik. Pada penggunaan per oral Parasetamol diserap dengan cepat melalui saluran
cerna. Kadar maksimum dalam plasma dicapai dalam waktu 30 menit sampai 60 menit
mengalami perubahan dan sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi. Karena parasetamol
saluran cerna maupun efek kardiorenal yang tidak menguntungkan. Karenanya cukup aman
utamanya meliputi senyawa sulfat yang tidak aktif dan konjugat glukoronida yang
dikeluarkan lewat ginjal. Sedangkan sebagian kecil, dimetabolismekan dengan bantuan enzim
sitokrom P450. Hanya sedikit jumlah parasetamol yang bertanggung jawab terhadap efek
toksik (racun) yang diakibatkan oleh metabolit NAPQI (N-asetil-p- benzo-kuinon imina).
Bila pasien mengkonsumsi parasetamol pada dosis normal, metabolit toksik NAPQI ini
segera didetoksifikasi menjadi konjugat yang tidak toksik dan segera dikeluarkan melalui
ginjal. Perlu diketahui bahwa sebagian kecil dimetabolisme cytochrome P450 (CYP) atau N-
mengkonsumsi parasetamol pada dosis tinggi, konsentrasi metabolit beracun ini menjadi
jenuh sehingga menyebabkan kerusakan hati. Pada dosis normal bereaksi dengan sulfhidril
2 Asetaminofen baku
3 Sampel Tablet
Ditimbang dan serbukkan 20 tablet uji. Timbang dengan seksama serbuk setara
dengan 75 mg. masukkan kedalam labu takar 100 mL, tambahkan 25 mL NaOH 0,1
N, kocok dan tambahkan aquadest hingga tanda batas, saring. Buang lebih kurang 10
mL filtrat pertama dan tampung filtrat selanjutnya. Dipipet 10 mL filtrat masukkan ke
dalam labu takar 100 mL. tambahkan 10 mL NaOH 0,1 N dan encerkan dengan
aquadest hingga tanda batas.
BAB IV
HASIL DAN DATA PENGAMATAN
1 Data Pengamatan
a Pembakuan Larutan Baku
W baku = 75,1 mg
b Pembakuan Larutan Uji
c W sampel = 75,3 mL
d Pengukuran maks dan serapan larutan baku (AB)
Abs
200 0,2
210 0,160
220 0,123
230 0,218
240 0,372
250 0,487
260 0,503
270 0,434
280 0,330
290 0,258
300 0,200
2 Perhitugan
W baku 75,1 mg
C= V akhir = 100 mL = 0,751 mg/mL
C 0,751mg/mL
Cb = V akhir = 10 mL = 0,0751 mg/mL
Cs = 0,1579 mg/mL
Bobot 10 tablet = 6028 mg
Bobot rata rata = 602,8 mg
Etiket = 500 mg
Bobot ratarata tablet
Kadar zat uji dalam tablet % = Cu x Fp Bobot serbuk yang ditimbang 100 %
500 mg
3 Pembahasan
Pada praktikum penetapan kadar asetaminofen di gunakan metode spektrofotometri
UV berdasarkan interaksi sampel dengan sinar UV.
Adapun alasan asetaminofen dapat dianalisis dengan spektrofotometri UV karena
asetaminofen memiliki gugus OH- digugus kromofor (-CO) sehingga bisa menyerap
sinar UV.
Sampel yang digunakan dalam praktikum ini adalah parasetamol tablet.
Pelarut yang digunakan adalah NaOH 0,1 N. larutan ini digunakan untuk pelarut
karena asetaminofen sukar larut dalam air.
Dilakukannya penyaringan dengan kertas saring bertujuan agar partikel padat dan
ketosan yang ada tidak ikut dalam larutan yang dapat memungkinkan mempengaruhi
daya absorbansi sampel.
Pelarut yang digunakan adalah NaOH 0,1 N. larutan ini digunakan untuk pelarut
karena asetaminofen sukar larut dalam air.
Dilakukannya penyaringan dengan kertas saring bertujuan agar partikel padat dan
ketosan yang ada tidak ikut dalam larutan yang dapat memungkinkan mempengaruhi
daya absorbansi sampel.
Pada praktikum didapatkan kadar asetaminofen dalam tablet sebesar 2,5348 %. Pada
farmakope Indonesia Edisi IV, range kadar asetaminofen dalam tablet adalah 90 % -
110 %. Kadar yang didapat dalm praktikum ini berada diluar range yang telah
ditentukan. Hal ini disebabkan oleh ketidaktelitian praktikan dalam pengukuran
adanya zat lain yang ikut bereaksi dalam larutan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari Parktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1 C = 0,751 mg/mL
2 Cb = 0,0751 mg/mL
3 Cs = 0,1571 mg/mL
4 Kadar zat uji dalam tablet = 2,5348 %
Sediaan asetaminofen tidak sesuai dengan literatur yang terdapat pada Farmakope
edisi IV
5.2 Saran
Diharapkan untuk percobaan selanjutnya sebaiknya lebih teliti lagi dalam mengencerkan
sediaan Asetaminofen jangan sampai melebihi batas tanda tera karena dapat
mempengaruhi pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia, ed. IV. Jakarta: Dep. Kesehatan Republik Indonesia.
Siswandono, Bambang Soekardjo. 1998. Prinsip-Prinsip Rancangan Obat, hal 85. Surabaya:
Airlangga University Press.
Team Laboratorium AKA Caraka. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Farmasi II. Jakarta:
AKA Caraka.