B. Pelaksana Penelitian :
a. Nama : Aulia Rahman
b. NIM : 120510040
c. Angkatan : 2012
d. Fakultas : Hukum
e. Program Studi : Ilmu Hukum
1 Abu Abdul halim Ahmad, suap dampak dan bahayanya tinjauan syarI dan social, Jakarta,
Pustka Alkautsar, 1996. Hlm:11-12.
1
social, mengebiri kebenaran, dan menjungkirbalikkan nilai humanism. Disamping
itu risywah mampu menggerogoti nilai dan moral ummat secara perlahan tetapi
pasti, mengesampingkan kafaah (potensi) umat dan juga menyia-nyiakan
kemaslahatan umum. Risywah mampu membentuk syahsiah individualistis,
materialis, bermental hipokrit, penghianat, tamak dan tega dengan sesama. Dia
dapat memicu masyarakat bertindak criminal, perampokan, pemerasan (extrortion)
dan bahkan dendam berkepanjangan.2
Fakta memperlihatkan bahwa sebagian masyarakat cenderung mempraktekkan
suap untuk mempermudah segala urusan. Bagi kelompok ini, seolah-olah tidak ada
masalah yang tidak dapat diselesaikan lewat suap. 3 Suap masih dianggap sebagai hal
yang wajar, lumrah, dan tidak menyalahi aturan. Suap terjadi hampir disemua aspek
kehidupan dan dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat. Tindak Pidana suap telah
diatur di dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1980 Tentang Tindak Pidana
Suap. Dalam konteks sistem, suap terjadi karena mekanisme yang ada dalam proses
kebijakan memiliki celah-celah. Argumentasi yang dikemukakan tiap pihak mentah
karena apa yang dipikirkan hanyalah kepentingan golongan masing-masing. Di satu
sisi, parlemen sudah kurang peduli terhadap konstituen dan rakyatnya, di sisi lain
penyuap merasa prosedur birokrasi yang ada terlalu membebani, tidak realistis, dan
sering mengada-ada. Suap terjadi akibat ketidak percayaan dan keengganan
terhadap demokrasi yang bisa melahirkan kehidupan publik yang lebih sehat. Suap
juga terjadi akibat prasangka negatif bahwa segala jalan bisa ditempuh asalkan
tujuan tercapai. Akibatnya, walaupun dalam proses demokrasi sekalipun yang
tampak di depan mata, di dalamnya publik jarang mengetahui ada suap. Sulit
dibuktikan apalagi ditangkap.
2 Ibid.
3 Suyitno, Menyingkap Makna Hadis Tentang Risywah: Suatu Kajian Kritik Hadis, dalam
Suyitno (ed), Korupsi, Hukum, Dan Moralitas Agama: Merencanakan Fikih Antikorupsi
(Yogyakarta: Gama Media, 2006), hlm. 87.
2
Hingga saat ini, Indonesia masih memegang predikat sebagai negara dengan
tingkat korupsi tinggi. Pada Desember 2012 lalu, Transparency internastional
(organisasi Internasional yang bertujuan memerangi korupsi politik) mengumumkan
kalau Indonesia menempati urutan ke 118 dari 176 negara dalam Corruption
Perception Index(CPI) 2012.4
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut tentang Tindap Pidana Suap Menurut Perspektif Hukum Positif dan Hukum
Islam.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam
4 Jika dibandingkan negara di kawasan Asia Tenggara, Indonesia ada di bawah Singapura
(skor 87 di peringkat 5 dunia), Brunei Darussalam (skor 55 di peringkat 46 dunia), Malaysia
(skor di peringkat 54 dunia), Thailand (skor 37 di peringkat 88 dunia). Lihat Febriana Firdaus
IndeksPersepsi Korupsi Indonesia Masih Buruk dalam www.tempo.com, diakses pada
tanggal 19 September 2015, pkl. 15.31WIB