OUTLINE PROPOSAL
I. PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk meninjau atau menguji
kembali hasil perencanaan struktur jembatan karang dari beton bertulang
yang meliputi perhitungan dan gambar struktur yang ekonomis dan
mempunyai kekuatan yang memadai sesuai dengan peraturan yang berlaku
di indonesia.
2. Manfaat penulisan tugas akhir ini untuk memberikan pengetahuan,
pengertian dan pengalaman dalam merencanakan jembatan karang dari
beton betulang.
2
Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk meninjau atau menguji
kembali hasil perencanaan struktur jembatan karang dari beton bertulang yang
meliputi perhitungan dan gambar struktur yang ekonomis dan mempunyai
kekuatan yang memadai sesuai dengan peraturan yang berlaku di indonesia.
Manfaat penulisan tugas akhir ini untuk memberikan pengetahuan,
pengertian dan pengalaman dalam merencanakan jembatan karang dari beton
bertulang.
3
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penelitian dan
perencanaan pondasi tiang pancang yang akan dibahas dalam penulisan tugas
akhir ini adalah :
Beban rencana yang ditinjau adalah beban konstruksi yang secara garis
besar terdiri dari beban primer dan beban skunder, beban rencana didapat dari
pihak perencana yaitu PT. Mettana.
2.1 Tanah
4
2.1.2 Sifat-sifat teknis tanah
5
2.2 Pondasi Tiang Pancang
6
Tiang pancang kotak atau sering disebut (Prestressed Squared Pile) adalah
jenis tiang pancang paling tua di dunia. Karena pancang ini terisi penuh
(massive) maka luas penampang akan selalu sama di setiap tiang.
Data sondir atau cone penetration test (CPT) sangat berperan penting
dalam merecanakan pondasi tiang (pile). CPT atau sondir ini dapat juga
mengklasifikasikan lapisan tanah dan dapat memperkirakan kekuatan dan
kerakteristik dari tanah, didalam perencanaan pondasi tiang pancang data tanah
7
sangat diperlukan dalam merencanakan kapasitas daya dukung (bearing capacity)
dari tiang pancang sebelum pembangunan dimulai.
Dimana :
Qs
= Tahanan gesek dinding tiang (kg)
As
= Luas selimut tiang
Fs
= Tahanan gesek dinding persatuan luas (kg/cm2)
Dalam Tomlinson (1994) bahwa besarnya Fs dapat ditentukan berdasarkan
besar tahanan ujung konus sebesar 0,012 qc.
8
Untuk hitungan tahanan ujung tiang dari pengujian sondir, Heijnen dalam
Hardiyatmo (2002) menyarankan nilai faktor dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Kondisi Tanah Dan Nilai Faktor
Kondisi tanah Faktor
Pasir terkonsolidasi normal (OCR = 1) 1
Pasir mengandung banyak kerikil kasar, pasir dengan OCR 2- 4 0,67
Kerikil halus, pasir dengan OCR = 6-10 0,5
Sumber : Hardiyatmo (2002)
2.5.4 Kapasitas daya dukung vertikal yang ditinjau terhadap satu tiang
9
2.5.5 Kapasitas daya dukung vertikal yang ditinjau terhadap group tiang
10
Kekuatan material pondasi tiang pancang dihitung dengan menggunakan
persamaan kemampuan pikul pondasi tiang pancang terhadap beban.
Krimadibrata (1985), daya pikul pondasi tiang pancang ditentukan dengan
persamaan sebagai berikut :
Pw = 0,33 bk. Ap + a. A....(2.9)
Dimana :
Pw = Daya pikul tiang (ton)
bk = Kekuatan beton karakteristik (kg/cm2)
a = Tegangan tekan/tarik baja (kg/cm2)
Ap = Luas penampang (cm2)
A = Luas penampang tulangan (cm2)
2.7 Penurunan
11
dan lempung dengan kadar kejenuhan kira-kira kurang 90%. Semua tanah dengan
koefesien permeabilitas yang besar termasuk semua tanah tidak kohesif akan
mengalami penurunan seketika. Persamaan penurunan seketika menurut De Beer
dan Marten adalah :
H po' p
Si ln
C po'
................................................................................(2.10)
Dimana:
Persamaan 2.11.
Dimana :
qc = Tekanan konus rata-rata pada ujung tiang (kg/cm2)
=
po Tekanan overburden efektif rata-rata, atau tegangan efektif
12
p = q.I.......................................................................................(2.12)
Dimana :
Nilai faktor pengaruh (I) untuk tambahan vertikal dibawah beban terbagi
Hardiyatmo (2002) :
1
I 1
1 (r / z ) 2 2/3
...................................................................(2.13)
Dimana :
D = Kedalaman (m)
r = Jarak horizontal titik didalam tanah terhadap garis kerja beban
(m)
13
Menurut Anugrah dan Erny (2002), mengemukakan bahwa Ketebalan
pondasi telapak di atas lapisan tulangan bawah tidak boleh kurang dari 300 mm
untuk pondasi di atas pancang (SNI-03-2487-2002 pasal 17.7). Kuat geser pondasi
telapak di sekitar kolom, beban terpusat, atau daerah reaksi ditentukan oleh
kondisi terberat dari dua hal adalah sebagai berikut :
Aksi balok satu arah di mana masing-masing penampang kritis yang akan ditinjau
menjangkau sepanjang bidang yang memotong seluruh lebar pondasi telapak.
1. Aksi balok satu arah dimana masing-masing penampang kritis yang akan
ditinjau menjangkau sepanjang bidang yang memotong seluruh lebar
pondasi telapak.
2. Aksi dua arah di mana masing-masing penampang kritis yang akan
ditinjau harus ditempatkan sedemikian hingga perimeter penampang
adalah rninimum.
Perhitungan gaya geser 1 arah dan 2 arah untuk poer sama dengan
perhitungan gaya geser 1 arah dan 2 arah pada pondasi telapak dengan syarat
Vc Vu
Maka untuk itu digunakan persamaan sebagai berikut:
1. Gaya geser satu arah
Gaya geser penampang kritis adalah :
Vu .L.G '
..........................................................................................(2.15)
Dimana :
14
1
Vc f ' c .b.d
6
...............................................................................(2.16)
Dimana :
= faktor reduksi kekuatan geser = 0,75
b = Panjang pondasi
Dimana :
= Daya dukung tanah (t/m2)
III.METODE PENELITIAN
15
Data untuk merencanakan perhitungan dikumpulkan dari data sekunder,
dan data primer sedangkan pengolahannya dilakukan dengan menggunakan
rumus-rumus perencanaan yang ada.
Adapun data yang dihimpun sebagaimana tersebut di bawah ini :
1. Penentuan beban bangunan akan dihitung berdasarkan gambar struktur yang
dibuat oleh PT. Mettana.
2. Perhitungan yang berkenaan dengan berat satuan maksimal dan gaya-gaya
bekerja didasarkan pada Peraturan SNI 1726.2002
3. Data tanah didasarkan pada laporan penyelidikan tanah di lapangan yaitu
data CPT yang dilakukan oleh PT. Mettana.
Tahanan ini terjadi di ujung sampai pada lapisan tanah keras sehingga daya
dukung tanah keras mampu melawan beban kerja vertikal yang disalurkan
16
pondasi. Daya dukung ujung tiang pancang dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan 2.2.
3.2.7 Penurunan
17
perubahan permanen dari bagian struktur tanah, selain itu juga akibat dari
heterogenitas alami massa tanah pada arah lateral dan kedalaman, sehingga
penentuan besarnya penurunan perlu dipertimbangkan keseluruhannya. Penurunan
yang diperhitungkan meliputi perhitungan penurunan segera. Perhitungan
konsolidasi tidak dapat dihitung karena tiadak adanya data tanah dari
laboratorium. Perhitungan dihitung dengan menggunakan persamaan 2.10 sampai
persamaan 2.14.
18
IV. RENCANA HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
19