Laju difusi berhubungan langsung dengan perbedaan kadar yang dibatasi ole
h membran itu dan daya larutnya dalam lipid. Banyak toksikan bersifat ma
mpu mengion. Bentuk ion sering tidak dapat menembus membran sel karena daya la
rut lipidnya yang rendah. Sebaliknya bentuk non ion cukup larut dalam
lipid sehingga dapat menembus membran dengan raja penetrasi yang bergant
ung pada daya larut lipid nya. Tingkat ionisasi asam dan basa organik
lemah bergantung pada pH medium. Jadi untuk asam organik lemas seperti asam benz
at, difusi akan mudah bila lingkungan bersifat asam karena zat ini terutama ber
ada dalam bentuk . untuk basa
Absorbsi
Saluran cerna
Banyak tapi kan dapat masuk ke saluran cerna Bersama makanan dan air minum
atau secara sendiri sebagai obat atau zat kimia lain. Kecuali zat yang kaustik
atau amat merangsang mukosa sebagian besar pastikan tidak menimbulkan efek
toxic kecuali kalau mereka diserap. AbsensiDapat terjadi di seluruh saluran cerna.
Dalam usus asam lemah terutama akan berada dalam bentuk ion dan karenanya
tidak mudah diserap. Namun sesampai di daerah mereka mengion sehingga tidak
mudah berdifusi kembali. Sebaliknya bahasa lemah terutama akan berada dalam
bentuk nonton sehingga mudah diserap. Harus dicatat bahwa adsorpsi usus akan
lebih tinggi lagi dengan lebih lamanya waktu kontak dan luasnya daerah
permukaan vili dan mikrovili usus.
Dalam usus terdapat sistem transport untuk adopsi zat makanan seperti Mono
saka rida, asam amino dan unsur lain seperti besi, kalsium dan natrium. Namun
beberapa toxic kan misalnya 5-fluorourasil, talium, Dan timbal dikenal dapat
diserap dari usus dengan sistem transport aktif. Disamping itu ke partikel seperti
bahan pewarna azo dan latex polistirena dapat memasuki sel usus lewat
pinositosis.
Distribusi
Setelah suatu zat kimia memasuki daerah yadi distribusi dengan cepat ke seluruh
tubuh. Laju distribusi ke tiap-tiap alat tubuh berhubungan dengan aliran darah di
alat tersebut, Mudah tidaknya zat kimia itu melewati dinding kapiler dan
membran sel serta afinitas komponen alat tubuh terhadap Zat kimia itu.
Sawar
Sawar darah-otak. Terletak di dinding kapiler Yang bertaut rapat sehingga hanya
sedikit atau tak ada pori-pori di antara sel-sel itu. Jadi taksi kan harus melewati
endot helium kapiler itu sendiri. Di adanya vesikel dalam sel-sel ini menyebabkan
kemampuan transport nya lebih rendah lagi. Akhirnya kadar protein cairan
interstisial otak rendah, Berbeda dengan kadarnya dalam alat-alat tubuh lain,
Oleh karena itu mekanisme transport oksigen dari udara ke otak bukan melalui
peningkatan protein. Dengan demikian penetrasi toxikan ke dalam otak
bergantung pada daya larut lipid nya. Sebagai contoh mencolok adalah metil
merkuri yang mudah masuk otak dengan toksisitas utama pada sistem saraf
pusat. Sebaliknya senyawa merkuri anorganik tidak larut dalam lipid, Tidak
mudah memasuki otak, Dan tok sisi tas utamanya bukan di otak tetapi di ginjal
karena air seni mudah melarutkan merkuri anorganik.
Pengikatan suatu zat kimia dalam jaringan dapat menyebabkan lebih tingginya
kadar dalam jaringan itu. Ada dua jenis utama ikatan yaitu ikatan jenis kovalen
yang bersifat tidak reversible dan ikatan dan kovalen biasanya merupakan yang
terbanyak dan bersifat rasa reversibel. Karena itu proses ini berperan penting
dalam distribusi toksikan ke berbagai alat tubuh dan jaringan.
Hati dan ginjalMemiliki kapasitas yang lebih tinggi untuk mengikat zat-zatKimia.
Dalam alat-alat tubuh ini telah dikenal berbagai protein yang memiliki sifat
pengikatan khusus, Seperti metalotionein Yang penting untuk meningkat
kadmium dalam hati dan ginjal dan juga untuk transfer logam dari hati ke ginjal.
Pengikatan suatu zat dapat dengan cepat menaikkan kadarnya dalam organ
tubuh. Misalnya 30 menit setelah pemberian dosis tunggal kadarnya dalam hati
50 kali lebih tinggi daripada kadarnya dalam plasma.
Jaringan lemak. Merupakan depot penyimpanan yang penting bagi zat yang larut
dalam lipid. Zat-zat ini disimpan dalam jaringan lemak dengan pelarut and
sederhana dalam lemak netral. Ada kemungkinan bahwa kadar plasma zat yang
disimpan dalam lemak naik tajam akibat mobilisasi lemak dengan cepat pada
kelaparan. Konjugasi asam lemak dengan proxy kan dapat juga merupakan suatu
mekanisme penimbunan zat kimia dalam jaringan yang mengandung lipid dan
dalam sel-sel badan
Ekskresi
Setelah absorbsi dan distribusi dalam tubuh toksikan dapat dikeluarkan dengan
cepat atau perlahan. Mereka dikeluarkan dalam bentuk asal, Sebagai metabolit,
Dan atau sebagai konjugat. Jalur utama ekskresi adalah urin, Tetapi hati dan
paru-paru juga merupakan alat ekskresi penting untuk zat kimia jenis tertentu.
Ekskresi urin
Ginjal membuang toksikan dari tubuh dengan mekanisme yang serupa dengan
mekanisme yang digunakan untuk membuang hasil akhir metabolisme faal yaitu
dengan filtrasi glomerulus, Difusi tubular, Dan sekresi tubular. Kapiler glomerulus
memiliki pori-pori yang besar sekitar 70 Nano micro, Karena itu sebagian besar
toksikan akan lewat di glomerulus kecuali toksikan yang sangat besar yaitu berat
Molekul lebih dari 60.000 Atau yang terikat erat dengan Protein plasma. Toksikan
dalam Filtrat glomerulus akan mengalami absorpsi pasif di sel-sel tubular bila
koefisien partisi lipid atau airnya tinggi, Atau tetap dalam lumen tubuler dan
dikeluarkan bila Ia merupakan senyawa yang polar.
Suatu teks ikan dapat juga dikeluarkan lewat tubulus ke dalam urin dengan difusi
pasif. Karena urine biasanya bersifat asam proses ini berperan dalam ekskresi
basa organik. Sebaliknya asam organik tak mungkin dikeluarkan dengan difusi
pasif lewat sel tubulus. Namun asam lemah sering mengalami metabolisme
menjadi asam yang lebih kuat sehingga presentasi bentuk ion yang tidak diserap
lewat sel tubulus meningkat untuk kemudian diekskresikan.
Toksisitas logam
Umumnya efek toksik logam merupakan akibat dari reaksi antara logam dan
komponen intrasel. Untuk dapat menimbulkan efek toksik nya pada suatu sel
logam harus memasuki sel. Proses masuknya melintasi membran akan lebih
mudah kalau logam ini bersifat lipofilik seperti metil merkuri. Bila logam ini
terikat pada suatu protein maka zat akan diserap dengan endositosis. Setelah
masuk ke dalam sel logam dapat mempengaruhi berbagai organel. Contohnya
retikulum endoplasma mengandung berbagai jenis enzim dan enzim mikrosom ini
dihambat oleh banyak logam seperti metil merkuri. Logam-logam toksik juga
menghasilkan struktur retikulum endoplasma. Lisosom merupakan tempat lain
untuk kerja logam Sebagai konjugat metallothionein. Setelah logam terkumpul di
dalam lisosom sel tubulus proksimal ginjal Kemudian akan ber degradasi dan
melepaskan HG2+. Ion merkuri menghambat enzim proteolitik dalam lisosom
dan menyebabkan cedera sel. Selain itu protein tertentu dalam sitosol lisosom
dan nukleus Dapat mengikat logam toksik seperti merkuri dan menurunkan
ketersediaannya untuk melakukan efek toksik pada organel dan tempat
metabolisme yang peka.
Seperti halnya toxicant lainEfek toksik logam berkaitan dengan tingkat dan
lamanya perjalanan. Umumnya makin tinggi kadarnya Dan makin lama pajanan
efek toksik akan lebih besar. Tetapi terlepas dari perbedaan kuantitatif ini
perubahan dalam tingkat dan lamanya perjalanan dapat mengubah sifat efek
toksik.
Bentuk kimia
Faktor pejamu
Seperti halnya kebanyakan toksikan lain Hewan muda dan hewan tua umumnya
lebih rentan daripada orang dewasa muda terhadap logam. Anak kecil tampak
sangat rentan terhadap program karena biasanya kepekaannya lebih besar dan
tingkat penyerapan dalam saluran cernanya juga lebih besar. Selain itu
berdasarkan unit berat badan pada anak kecil asupan makan yang merupakan
sumber utama logam lebih besar.
Indikator biologis
Merkuri
Tinjauan umum
Sebagai unsur, Merkuri atau Hg berbentuk cair. Bagan ini dilepaskan dari kerak
bumi melalui penegasan. Merkuri juga terdapat di lingkungan sebagai senyawa
anorganik dan organik. Unsur Hg dapat menjadi senyawa anorganik lewat
oksidasi dan kembali menjadi unsur Hg lewat reduksi. Hg anorganik dapat
menjadi Hg organik melalui kerja kuman anaerobik tertentu dan senyawa ini
secara lambat ber degradasi menjadi hg anorganik.
Toksisitas
Karena pernah Terjadi keracunan massal akibat memakan butir padi-padian yang
disemprot dengan fungisida merkuri atau karena memakan ikan yang
terkontaminasi oleh metil merkuri telah dilakukan penyelidikan secara luas.
Masyarakat yang diteliti terdiri atas subjek yang normal hingga mereka yang
keracunan secara fatal. Para nelayan terpajan lebih tinggi dari tingkat normal
tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda keracunan. Masyarakat yang terlibat
dalam peristiwa di negata terpajan pada susunan yang lebih kecil daripada
masyarakat yang terkena dalam peristiwa di Irak, Karenanya latihan SID ini gatal
rata-rata 2 sampai 3 tahun sedangkan di masyarakat Irak sekitar 2 sampai 3
bulan.