Anda di halaman 1dari 10

Pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir dan lautan secara

terpadu (Rohim dahuri)

Konsep dan definisi wilayah pesisir dan lautan

1. Batas wilayah pesisir

Wilayah pesisir adalah suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan.
Apabila ditinjau dari garis pantai (coastline), maka suatu wilayah pesisir
memiliki dua macam batas (boundaries), yaitu: batas yang sejajar garis
pantai (longshore) dan batas yang tegak lurus terhadap garis pantai
(cross-shore). Untuk keperluan pengelolaan penetapan batas-batas
wilayah pesisir yang sejajar dengan garis pantai relatif mudah misalnya
batas wilayah pesisir antara Sungai Brantas dan sungai Bengawan Solo
atau batas wilayah pesisir Kabupaten Kupang adalah antara Tanjung nasi
kuning dan Pulau Sabu dan batas wilayah pesisir DKI Jakarta adalah antara
sungai Dadap di sebelah barat dan Tanjung Karawang di sebelah timur.

Tabel 2 2 menyajikan batas ke arah darat dan ke arah laut dari wilayah
pesisir yang telah diimplementasikan dalam program pengelolaan wilayah
pesisir di beberapa negara. ada beberapa pelajaran yang dapat dipetik
dari tabel tersebut. pertama, batas wilayah pesisir ke arah darat pada
umumnya adalah jarak secara arbitrer dari rata-rata pasang surut tinggi
(mean high tide) dan batas ke arah laut umumnya adalah sesuai dengan
batas yurisdiksi Provinsi. kedua, bahwa untuk kepentingan pengelolaan
batas ke arah darat dari suatu wilayah pesisir dapat ditetapkan sebanyak
dua macam yaitu batas untuk wilayah perencanaan (planning zone) dan
batas untuk wilayah pengaturan (regulation zone) atau pengelolaan
keseharian (day-to-day management). wilayah perencanaan sebaiknya
meliputi seluruh daerah daratan (hulu) apabila terdapat kegiatan manusia
(pembangunan) yang dapat menimbulkan dampak secara nyata
(significant) terhadap lingkungan dan sumber daya di pesisir. Oleh karena
itu batas wilayah pesisir ke arah darat untuk kepentingan perencanaan
dapat sangat jauh ke arah Hulu Misalnya Kota Bandung untuk kawasan
pesisir dan Das Citarum. Jika suatu program pengelolaan wilayah pesisir
menetapkan dua batasan wilayah pengelolaannya (Wilayah perencanaan
dan wilayah pengaturan), Maka wilayah perencanaan selalu lebih luas
daripada wilayah pengaturan.

Dalam pengelolaan wilayah sehari-hari, Pemerintah (Pihak pengelola)


Memiliki kewenangan penuh untuk mengeluarkan atau menolak izin
kegiatan pembangunan. Sementara itu kewenangan semacam ini diluar
batas wilayah pengaturan sehingga menjadi tanggung jawab bersama
antara instansi pengelolaan wilayah pesisir dalam regulation zone Dengan
instansi yang mengelola daerah hulu atau laut lepas. Ketiga, Bahwa
batas ke arah darat dari suatu wilayah pesisir dapat berubah. Contohnya
negara bagian California yang pada tahun 1972Menetapkan batas ke arah
darat wilayah pesisir nya sejauh 1000 m dari garis rata-rata pasang surut
tinggi, Kemudian sejak tahun 1977 batas tersebut menjadi batas arbitrer
yang bergantung pada isu pengelolaan.

Menurut Sugiarto 1976, Definisi wilayah pesisir yang digunakan di


Indonesia adalah daerah pertemuan antara darat dan laut; Ke arah darat
wilayah pesisir meliputi Bagian daratan, Baik kering maupun terendam air,
Yang masih dipengaruhi sifat sifat laut seperti pasang surut, Angin laut,
Dan perembesan air asin; Sedangkan ke arah laut wilayah pesisir
mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses proses alami
yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, Maupun
yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan
hutan dan pencemaran.

Definisi wilayah pesisir Seperti di atas memberikan suatu pengertian


bahwa ekosistem Pesisir merupakan ekosistem yang dinamis dan
mempunyai kekayaan habitat yang beragam, Di darat maupun di laut,
Serta saling berinteraksi antara habitat tersebut. Selain mempunyai
potensi yang besar, Wilayah pesisir juga merupakan ekosistem yang
paling mudah terkena dampak kegiatan manusia. Umumnya kegiatan
pembangunan, Secara langsung maupun tidak langsung berdampak
merugikan terhadap ekosistem pesisir.

Menurut kesepakatan internasional terakhir, Wilayah pesisir didefinisikan


sebagai wilayah peralihan antara laut dan daratan, Ke arah darat
mencakup daerah yang masih terkena pengaruh perbedaan air laut atau
pasang surut, Dan ke arah laut meliputi daerah paparan benua
(Continental shelf) (beatly et al, 1994).

Dalam rapat kerja nasional proyek MREP (Marine resources evaluation and
planning) Apa perencanaan dan evaluasi sumberdaya Kelautan Di Manado
1 sampai 3 Agustus 1994, Telah ditetapkan bahwa batas ke arah laut suatu
wilayah pesisir adalah sesuai dengan batas laut yang terdapat dalam peta
lingkungan pantai Indonesia (PLPI) Dengan skala 1 : 50.000 Yang telah
diterbitkan oleh Badan Koordinasi survei dan pemetaan nasional
(BAKOSURTANAL). Terangkan batas ke arah darat adalah mencakup batas
administratif seluruh desa pantai (Sesuai dengan ketentuan Direktorat
Jenderal pemerintahan umum dan otonomi daerah, Departemen dalam
negeri) Yang termasuk ke dalam wilayah pesisir MREP.

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Negara


kepulauan nusantara ini secara geografis terletak disekitar khatulistiwa
diantara 94 Derajat 45' Dan 141 Derajat 01' Bujur timur Dan dari 06
derajat 08' Bintang utara sampai 11 derajat 05' Lintang selatan. Secara
spasial, Wilayah teritorial Indonesia membentang dari Barat ke Timur
sepanjang 5110 km Dan dari utara ke selatan sejauh 1888 km (Sugiarto
1982).

Zonasi wilayah pesisir dan lautan

Ekosistem laut dapat dipandang dari dimensi horizontal dan vertikal.


Secara horizontal laut dapat dibagi menjadi dua yaitu laut pesisir (Zona
neritik) Yang meliputi daerah paparan benua, Dan lautan lepas (Lautan
atau zona oseanik). Pemintakatan atau zonasi (Zonation) Perairan laut
dapat pula dilakukan atas dasar faktor faktor fisik dan penyebaran
komunitas biotanya. Seluruh perairan laut terbuka disebut sebagai daerah
pelagis. Organisme pelagis adalah organisme yang hidup di laut terbuka
dan lepas dari dasar laut. Dalam pada itu, Zona dasar laut beserta
organismenya disebut daerah dan organisme bentik.

Kondisi oseanografi fisika perairan pesisir dan laut

Kondisi oseanografi fisika di kawasan pesisir dan laut dapat digambarkan


oleh terjadinya fenomena alam seperti terjadinya pasang, Arus, Kondisi
suhu dan salinitas serta angin. Fenomena fenomena memberikan
kekhasan karakteristik pada kekhasan pesisir dan lautan. Sehingga
menyebabkan terjadinya kondisi fisik perairan yang berbeda-beda.

A. Pasang surut dan muka laut

Pasang surut adalah proses naik turunnya muka laut secara hampir
periodik karena gaya tarik benda-benda angkasa, Terutama bulan dan
matahari. Naik turunnya muka laut dapat terjadi sekali sehari (pasut
tunggal), Atau dua kali sehari (pasut Ganda). Sedangkan Pasut yang
berperilaku di antara keduanya disebut sebagai Pasut campuran.

Untuk memprediksi kondisi pasut dengan akurasi yang baik Diperlukan


pengetahuan tentang pasut yang cukup memadai. Karena itu diperlukan
data pengukuran paling sedikit selama 15 hari atau selama 18,6 tahun Jika
ingin mendapatkan hasil prediksi dengan akurasi tinggi (Pariwono 1985).
Data hasil pengukuran tersebut diuraikan menjadi komponen harmonik
(tabel 3-1). Hal ini dimungkinkan karena pasut bersifat sebagai
gelombang, Sehingga dengan mengetahui amplitudo dan periode dari
masing-masing komponen Pasut tersebut, Kita dapat men sintesa nya
melalui penjumlahan komponen Pasut yang ada. Kisaran pasang surut
(Tidal range) Adalah perbedaan tinggi muka air pada saat pasang
maksimum dengan tinggi muka air pada saat surut minimum, Rata-rata
berkisar antara 1 - 3 meter.
B. Gelombang laut

Gelombang yang ditemukan di permukaan laut pada umumnya terbentuk


karena adanya proses alih energi dari angin ke permukaan laut atau pada
saat-saat tertentu disebabkan oleh gempa di dasar laut. Gelombang ini
merambat ke segala arah membawa energi tersebut yang kemudian
dilepaskan nya ke pantai dalam bentuk hempasan ombak. Rambatan
gelombang ini dapat menempuh jarak ribuan kilometer sebelum mencapai
suatu pantai. Gelombang yang mendekati pantai akan mengalami
pembiasan (refraction), Dan akan memusat (convergence) Jika mendekati
Semenanjung, Atau menyebar (divergence) Jika menemui cekungan. Di
samping itu gelombang yang menuju perairan dangkal akan mengalami
spilling, plunging, collapsing, atau surging. Semua fenomena yang dialami
gelombang tersebut pada hakekatnya disebabkan oleh keadaan topografi
dasar lautnya (sea bottom topography).

C. Arus di pantai

Gelombang yang datang menuju Pantai dapat menimbulkan arus pantai


(nearshore current) Yang berpengaruh terhadap proses sedimentasi/Abrasi
di pantai. Pola arus pantai ini ditentukan terutama oleh besarnya sudut
yang dibentuk antara gelombang yang datang dengan garis pantai. Jika
sudut datang itu cukup besar, Maka akan terbentuk arus menyusur pantai
(longshore current) Yang disebabkan oleh perbedaan tekanan hidrostatik.

Jika sudut datang gelombang tersebut kecil atau sama dengan nol
(Gelombang yang datang sejajar dengan pantai), Maka akan terbentuk
arus meretas pantai (rip current) Dengan arah menjauhi pantai di samping
terbentuknya arus menyusur pantai. Diantara Kedua jenis arus pantai ini
arus menyusur pantai lah yang mempunyai pengaruh lebih besar terhadap
transportasi sedimen pantai. Sedimen tersebut dapat terangkut hingga
beberapa kilometer jauhnya dari tempat semula.

Pasut Merupakan parameter oseanografi lain yang penting di samping


gelombang sebagai pembangkit arus di perairan pantai. Di perairan
sempit dan semi tertutup seperti selat atau Teluk, Pasut Merupakan gaya
penggerak utama sirkulasi massa airnya. Arus yang disebabkan nya dapat
mencapai kecepatan 2 knot (sekitar 1m/det), Dan arahnya akan berbalik
180 derajat Setiap kurun waktu tertentu sesuai dengan sifat pasutnya.
Pada perairan dengan Pasut tunggal (Atau ganda), Maka arus yang
disebabkan nya akan berbalik arah setiap 12 Atau 6 jam sekali. Arus Pasut
merupakanParameter yang penting dalam proses pengangkutan pasir dari
mulut Teluk menuju wilayah hulunya, Kolam pelabuhan, Dan estuaria.
Arus yang disebabkan oleh pasut dipengaruhi Oleh dasar perairan. Arus
Pasut yang terkuat Akan ditemui di dekat permukaan dan akan menurun
kecepatannya semakin mendekati dasar perairan. Hal ini disebabkan
adanya gesekan dasar(bottom friction). Perubahan kecepatan arus Pasut
Seringkali berubah mengikuti kedalaman dimana fase Di lapisan dasar
perairan berubah lebih dahulu dibandingkan dengan Di lapisan permukaan
nya.

D. Suhu dan salinitas

Suhu dan salinitas merupakan parameter oseanografi Yang penting dalam


sirkulasi untuk mempelajari asal-usul masa air. Kedua parameter ini Serta
tekanan menentukan densitas air laut. Perbedaan densitas antara dua
tempat akan menghasilkan perbedaan tekanan yang kemudian Memicu
aliran Massa air dari tempat yang bertekanan tinggi Ke tempat yang
bertekanan rendah. Disamping itu dengan menggabungkan suhu dan
salinitas dalam suatu diagram (Dikenal sebagai diagram T-S) Kita dapat
melacak asal usul dari massa air tersebut.

Suhu suatu perairan dipengaruhi oleh radiasi matahari; Posisi matahari;


Letak geografis; Musim; Kondisi awan; Serta proses interaksi antara air
dan udara, Seperti alih panas (heat), Penguapan Dan hembusan angin.
Kondisi yang hampir serupa berlaku untuk salinitas perairan. Parameter
yang mempengaruhi adalah keadaan lingkungannya (Muara sungai atau
gurun pasir), Musim, Serta interaksi antara laut dengan daratan/Gunung
es.

Suhu air di perairan nusantara kita umumnya berkisar antara 28 sampai


38 derajat Celcius. Di lokasi yang sering terjadi kenaikan suhu (upwelling)
Seperti Laut Banda, Suhu air permukaan nya bisa turun sekitar 25 derajat
Celcius. Ini disebabkan air yang dingin di lapisan bawah terangkat ke atas
permukaan. Suhu dekat pantai biasanya sedikit lebih tinggi dibandingkan
dengan suhu di lepas pantai (nontji, 1987).

Suhu permukaan laut (SPL) Indonesia secara umum berkisar antara 26


sampai 19 derajat Celcius. Karena perairan Indonesia dipengaruhi oleh
angin musim, Maka sebaran SPL nya Pun mengikuti perubahan musim.
Pada musim barat (Desember-Januari-Februari), SPL Di kawasan Barat
Indonesia (KBI) Pada umumnya relatif lebih rendah daripada musim Timur
(Juni-juli-agustus). SPL Di dekat Laut Cina Selatan pada waktu musim barat
berkisar antara 26 sampai 28 derajat Celcius, Sedangkan di kawasan
Timur Indonesia kisarannya antara 28 sampai 29 derajat Celcius (Ilahude
dan birowo,1987). Pada musim Timur kebalikannya terjadi yaitu SPL di
perairan KTI Berkisar 26 sampai 28 derajat Celcius sedangkan di perairan
KBI Berkisar antara 28 sampai 29 derajat Celcius.
Salinitas secara umum dapat disebut sebagai jumlah kandungan garam
dari suatu perairan yang dinyatakan dalam permil. Kisaran salinitas air
laut berada antara 0 sampai 4o/oo, Yang berarti kandungan garam
berkisar antara 0 sampai 40 gr/kg air laut. Secara umum salinitas
permukaan perairan Indonesia rata-rata berkisar antara 32 sampai 340
o/oo.

E. Angin

Angin merupakan parameter lingkungan yang penting sebagai gaya


penggerak dari aliran skala besar yang terdapat baik di atmosfer maupun
lautan. Arus kuroshio di Lautan Pasifik Dan arus teluk (gulf stream) Di
lautan Atlantik merupakan dua contoh aliran di laut yang digerakkan oleh
angin. Gelombang merupakan produk penting lain yang dihasilkan oleh
angin. Demikian pula deretan bukit pasir (sand dunes) Yang ditemui di
pantai pantai yang penting bagi perlindungan pantai.

Begitu udara bergerak (Angin mulai berhembus) Karena perbedaan


tekanan, gaya sekunder akan bekerja. Gaya sekunder ini dikenal sebagai
gaya coriolisYang disebabkan perputaran bumi. Makin jauh dari
Khatulistiwa Gaya coriolis makin kuat. Di daerah khatulistiwa Sendiri Gaya
coriolis sama dengan nol (harvey, 1976).

Di wilayah pantai angin lokal yang dikenal sebagai angin darat dan angin
laut dimanfaatkan oleh para nelayan untuk melaut menangkap ikan dan
kembali ke darat setelah itu. Berhembusnya angin darat (Dari darat ke
laut) Pada malam hari dan angin laut (Dari laut ke darat) Pada siang hari
disebabkan oleh perbedaan panas antara daratan dan laut.

Di Indonesia jarang ditemukan angin yang sangat kuat badai yang lebih
dikenal dengan siklon tropis sering mengamuk di lautan sekitar garis
lintang 10 derajat Utara dan juga sekitar 10 derajat Selatan. Di utara
misalnya sering dilaporkan terjadinya di Laut Cina Selatan bagian utara,
Filipina dan Laut Andaman, Sedangkan di selatan sering terjadi di lautan
Hindia sampai ke utara Australia.

Kondisi oseanografi Kimia perairan pesisir dan lautan

Kualitas air suatu perairan pesisir dicirikan oleh karakteristik kimianya, In


sangat dipengaruhi oleh masukan dari daratan maupun dari laut
sekitarnya. Pada kenyataannya perairan pesisir merupakan penampungan
(Storage system) Akhir segala jenis limbah yang dihasilkan oleh aktivitas
manusia. Karenanya karakteristik kimia perairan pesisir bersifat unik dan
ditentukan oleh besar kecilnya pengaruh interaksi kegiatan-kegiatan di
atas serta kondisi hidrodinamika perairan pesisir seperti proses difusi
(Diffusion), Disolusi (disSolution) Dan pengadukan (Turbulence) Terhadap
substansi kimia. Oseanografi kimia dapat didefinisikan sebagai bagian dari
ilmu oseanografi yang khusus mempelajari sifat-sifat kimia laut dan
komposisi sedimen laut. Dengan demikian oseanografi kimia perairan
pesisir diartikan sebagai sifat-sifat perairan pesisir dan komposisi sedimen
nya, Faktor-faktor Yang mempengaruhi dan interaksinya baik fisika kimia
maupun biologi.

Substansi kimia yang tidak mudah terurai seperti biosida atau


organoklorin, Hidrokarbon dan logam berat disebut substansi atau
komponen yang resisten. Komponen kimia ini akan berada relatif lama
dalam ekosistem perairan pesisir dan dapat terakumulasi dalam biota laut
atau tumbuhan maupun hewan, Kemudian mengalami proses
biotransformasi melalui sistem jaringan makanan (food web) Dan proses
biomagnifikasi dimana kadarnya dalam tubuh biota tersebut akan
meningkat. Pengaruh yang ditimbulkan dapat bersifat akut ataupun kronik.
Dampak negatif terhadap kesehatan manusia dapat terjadi apabila biota
laut yang tubuhnya terakumulasi senyawa kimia resisten tersebut
dikonsumsi oleh manusia. Apabila biota laut yang di dalam tubuhnya telah
terakumulasi senyawa kimia resisten yang berada dalam sedimen maupun
badan air terus mengalami peningkatan akumulasi senyawa kimia dan
sistem tersebut dapat menimbulkan gangguan atau merusak ekosistem
atau habitat perairan sehingga fungsi dan kegunaan perairan pesisir
menurun.

Beberapa faktor yang mempengaruhi oseanografi kimia perairan pesisir


sangat ditentukan oleh keadaan hidrodinamika Perairan pesisir yaitu
keadaan arus dan pasang surut. Proses hidrodinamika menentukan tingkat
pengenceran Dan penyebaran komponen kimia melalui proses disolusi
difusi dan turbulensi. Suatu perairan pesisir disebut memiliki high energi
environment (HEE) Apabila keadaan hidrodinamika nya dinamis sehingga
komponen kimia terancam dan menyebar luas. Sebaliknya disebut
memiliki low energy environment (LEE) Apabila keadaan hidrodinamika
nya statis (sluggish water), Sehingga komponen kimia tertahan dan
terakumulasi.

Beberapa proses lainnya terjadi di kawasan pesisir adalah adanya siklus


kimia, Interaksi antara udara dan air, Siklus dan distribusi nutrien, Proses
anorganik, Keberadaan oksigen dan unsur mikro serta siklus hidrologi.

A. Siklus kimia

Proses pelapukan batuan di daratan menambah konsentrasi unsur-unsur


kimia dalam air yang akhirnya akan terhanyut kan ke laut. Air hujan
mengandung beberapa gas terlarut terutama CO2 dan so2, Sehingga air
hujan bersifat sedikit asam (PH = 5,7). Keasaman Bisa bertambah dengan
adanya so2 yang berasal dari emisi industri dan kegiatan gunung berapi.

CaCO3 + CO2 + H2O --> Ca2 + + 2HCO3-

(Kalsit) (dakam air hujan) (dalam larutan)

Reaksi di atas memperlihatkan proses penambahan konsentrasi ion ion ke


dalam air sungai. Penambahan ion-ion tidak saja berasal dari hasil
pelapukan tetapi bisa juga berasal dari aktivitas gunung berapi dan
aktivitas hidrotermal.

Proses pelapukan menambah konsentrasi garam garam yang terlarut


dalam air sungai yang berasal dari proses daur ulang garam garam yang
ada dalam air laut ditambah dengan hasil reaksi. Karena kandungan
klorida dalam batuan di daratan sekitar 0,01%Sehingga hampir
Seluruhnya terkecuali konsentrasi berasal dari air laut.

B. Interaksi udara-air

Interaksi antara udara dengan air laut dikontrol oleh lapisan sangat tipis
pada permukaan air laut (Surface microlayer). Transfer kimia antara udara-
air (dan kebalikannya) terjadi baik dalam bentuk gas, Liquid ataupun fasa
padatan. Contoh interaksi ini adalah deposisi padatan (dry and wet
deposition), Kelarutan gas, Dan partikel yang terbawa angin (wind-borne
material) (acolian particles). Terjadinya transfer dari air ke udara terutama
dalam fase gas dan Liquid, Sedangkan transfer partikel yang terbawa
angin tersebut prosesnya tidak langsung melainkan terbawa bersama
Liquid. Gas yang ditransfer adalah n2o, co, dan ch4.

C. Siklus Dan distribusi nutrien

Ada tiga jenis material hasil proses biologis di permukaan laut yang jatuh
ke dalam laut yaitu: Jaringan organik, Kalsium karbonat (CaCO3), Dan
silika opal (SiO2.nH2O). Material tersebut dihasilkan oleh binatang dan
tumbuhan. Semua binatang dan tanaman menghasilkan jaringan organik
dan dari bahan ini pula beberapa binatang dan tanaman memproduksi
CaCO3 dan sio2.

Gas nitrogen terlarut tidak digunakan untuk proses biologi karena hanya
sebagian kecil saja yang bisa digunakan oleh bakteri. Gas hidrogen yang
terlarut kira-kira 11 PPM sedangkan konsentrasi keseluruhan nitrogen
dalam air laut adalah 11,5 ppm, Jadi hanya sedikit saja fraksi nitrogen
dalam bentuk bukan gas. Seluruh nitrat nitrogen berasal dari air sungai
yang dikuatkan oleh hasil analisis kandungan nitrat dalam air laut yang
berkisar sekitar 0,5 ppm.
D. Proses anorganik

Hampir semua elemen yang terlarut dalam air berbentuk ion-ion. Ion ion
tersebut tidak bisa bergabung karena air mempunyai konstanta dielektrik
yang tinggi, Serta setiap ion dikelilingi oleh lapisan molekul air yang
disebut lingkaran hidrasi (hydration sphere), Dimana hidrasi akan
bergantung pada muatan perunit area dan densitas muatan.

Kation dan anion di dalam larutan mempunyai daya tarik menarik ataupun
tolak menolak karena sifat muatannya. Dalam air laut interaksi antara
unsur yang terlarut tidak bisa diabaikan sehingga secara keseluruhan efek
terjadinya penurunan spesies ion untuk Bereaksi Interaksi lain adalah
terbentuknya pasangan ion (ion pairs) Sebagai contoh terbentuknya
senyawa Ferinitrat.

Fe3+ + NO3- --> (FeNO3) 2+

E. Oksigen

Konsentrasi dan distribusi oksigen di laut ditentukan oleh kelarutan gas


oksigen dalam air dan proses biologi yang mengontrol tingkat konsumsi
dan pembebasan oksigen. Proses fisik juga mempengaruhi kecepatan
oksigen memasuki dan terdistribusi di dalam laut.

F. Unsur mikro

Unsur mikro atau trace Element Seperti seng tembaga timbal mangan
kadmium merkuri nikel dan perak merupakan logam logam berat yang
diintrodusir oleh kegiatan manusia. Konsentrasi yang rendah dari unsur-
unsur tersebut bukan saja disebabkan oleh kandungannya yang rendah
dalam batuan tetapi juga sangat reaktif dalam air. Hal utama dari sifat
reaktivitas yg ini adalah berhubungan dengan organisme baik secara
langsung maupun tidak langsung. Hubungan tersebut terutama dalam
rantai makanan di mana logam logam berat tersebut bisa terakumulasi
dalam tubuh organisme keadaan ini biasa disebut dengan biomagnifikasi.

G. Siklus hidrologi

Diketahui bahwa air di bumi ini tetap jumlahnya. Perubahannya hanya


pada bentuk dalam mengikuti siklus hidrologi yang berputar sepanjang
masa (Air di daratan-air di laut- hujan). Distribusi air yang secara geografis
tidak merata ditambah distribusi kepadatan penduduk yang tidak merata
pula jelas akan menimbulkan ketidak seimbangan persediaan dan
permintaan (Supply and demand) Akan air yang sukar untuk diatasi.

Sumber-sumber air yang dapat dimanfaatkan sebagai air minum adalah:


Air laut, Air atmosfer, Air Meteorologi, Air permukaan dan air tanah. Saat
ini yang paling banyak digunakan untuk air minum adalah air permukaan
dan air tanah dan masih jarang menggunakan air laut. Nampaknya
dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk maka penggunaan air
laut untuk kebutuhan air minum menjadi alternatif utama di masa
mendatang.

Konsumer nekton

Komponen konsumer nekton terdiri atas ikan-ikan, Crustacea Berukuran


besar, Penyu dan sebagainya. Hewan-hewan tersebut sering didapatkan
menyebar pada daerah yang luas hal yang demikian sering terjadi pada
konsumen tingkat sekunder dan tersier.

Selain pemakan benthos consumer ini juga terdiri dari ikan ikan pemakan
plankton. Ikan-ikan dari familia clupeidae Merupakan bagian yang sangat
penting dari golongan ikan pemakan Plankton di wilayah pesisir. Ikan
pemakan Plankton dapat menangkap Plankton karena mempunyai
semacam jaring yang dibentuk oleh tapis insang. Karena Saringan yang
terbuat dari benang sutra dengan mata saringan yang sangat halus nya
pun tidak dapat menangkap sebagian besar fitoplankton, dapat
disimpulkan bahwa makanan utama ikan dewasa pemakan Plankton
terutama terdiri dari zooplankton. Dengan perkataan lain mereka adalah
konsumen sekunder.

Jenis ikan pemakan Plankton bersifat sangat selektif. Hal ini dapat
diketahui dari beberapa hasil penelitian yang menunjukkan bahwa seekor
ikan pemakan Plankton yang ada dalam suatu perairanMemiliki komposisi
Plankton yang tidak sama dengan jenis ikan lain dalam perairan yang
sama. Kondisi ini menggambarkan setiap jenis ikan memiliki tingkat
selektifitas jenis dan ukuran Plankton tersendiri. Dengan demikian jenis
ikan pemakan Plankton dapat menghindari persaingan bukan saja karena
memiliki "jaring" Dengan mata jaring yang berlainan tetapi juga
menyeleksi secara aktif jasad-jasad Plankton yang disukai.

Anda mungkin juga menyukai