Wilayah pesisir adalah suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan.
Apabila ditinjau dari garis pantai (coastline), maka suatu wilayah pesisir
memiliki dua macam batas (boundaries), yaitu: batas yang sejajar garis
pantai (longshore) dan batas yang tegak lurus terhadap garis pantai
(cross-shore). Untuk keperluan pengelolaan penetapan batas-batas
wilayah pesisir yang sejajar dengan garis pantai relatif mudah misalnya
batas wilayah pesisir antara Sungai Brantas dan sungai Bengawan Solo
atau batas wilayah pesisir Kabupaten Kupang adalah antara Tanjung nasi
kuning dan Pulau Sabu dan batas wilayah pesisir DKI Jakarta adalah antara
sungai Dadap di sebelah barat dan Tanjung Karawang di sebelah timur.
Tabel 2 2 menyajikan batas ke arah darat dan ke arah laut dari wilayah
pesisir yang telah diimplementasikan dalam program pengelolaan wilayah
pesisir di beberapa negara. ada beberapa pelajaran yang dapat dipetik
dari tabel tersebut. pertama, batas wilayah pesisir ke arah darat pada
umumnya adalah jarak secara arbitrer dari rata-rata pasang surut tinggi
(mean high tide) dan batas ke arah laut umumnya adalah sesuai dengan
batas yurisdiksi Provinsi. kedua, bahwa untuk kepentingan pengelolaan
batas ke arah darat dari suatu wilayah pesisir dapat ditetapkan sebanyak
dua macam yaitu batas untuk wilayah perencanaan (planning zone) dan
batas untuk wilayah pengaturan (regulation zone) atau pengelolaan
keseharian (day-to-day management). wilayah perencanaan sebaiknya
meliputi seluruh daerah daratan (hulu) apabila terdapat kegiatan manusia
(pembangunan) yang dapat menimbulkan dampak secara nyata
(significant) terhadap lingkungan dan sumber daya di pesisir. Oleh karena
itu batas wilayah pesisir ke arah darat untuk kepentingan perencanaan
dapat sangat jauh ke arah Hulu Misalnya Kota Bandung untuk kawasan
pesisir dan Das Citarum. Jika suatu program pengelolaan wilayah pesisir
menetapkan dua batasan wilayah pengelolaannya (Wilayah perencanaan
dan wilayah pengaturan), Maka wilayah perencanaan selalu lebih luas
daripada wilayah pengaturan.
Dalam rapat kerja nasional proyek MREP (Marine resources evaluation and
planning) Apa perencanaan dan evaluasi sumberdaya Kelautan Di Manado
1 sampai 3 Agustus 1994, Telah ditetapkan bahwa batas ke arah laut suatu
wilayah pesisir adalah sesuai dengan batas laut yang terdapat dalam peta
lingkungan pantai Indonesia (PLPI) Dengan skala 1 : 50.000 Yang telah
diterbitkan oleh Badan Koordinasi survei dan pemetaan nasional
(BAKOSURTANAL). Terangkan batas ke arah darat adalah mencakup batas
administratif seluruh desa pantai (Sesuai dengan ketentuan Direktorat
Jenderal pemerintahan umum dan otonomi daerah, Departemen dalam
negeri) Yang termasuk ke dalam wilayah pesisir MREP.
Pasang surut adalah proses naik turunnya muka laut secara hampir
periodik karena gaya tarik benda-benda angkasa, Terutama bulan dan
matahari. Naik turunnya muka laut dapat terjadi sekali sehari (pasut
tunggal), Atau dua kali sehari (pasut Ganda). Sedangkan Pasut yang
berperilaku di antara keduanya disebut sebagai Pasut campuran.
C. Arus di pantai
Jika sudut datang gelombang tersebut kecil atau sama dengan nol
(Gelombang yang datang sejajar dengan pantai), Maka akan terbentuk
arus meretas pantai (rip current) Dengan arah menjauhi pantai di samping
terbentuknya arus menyusur pantai. Diantara Kedua jenis arus pantai ini
arus menyusur pantai lah yang mempunyai pengaruh lebih besar terhadap
transportasi sedimen pantai. Sedimen tersebut dapat terangkut hingga
beberapa kilometer jauhnya dari tempat semula.
E. Angin
Di wilayah pantai angin lokal yang dikenal sebagai angin darat dan angin
laut dimanfaatkan oleh para nelayan untuk melaut menangkap ikan dan
kembali ke darat setelah itu. Berhembusnya angin darat (Dari darat ke
laut) Pada malam hari dan angin laut (Dari laut ke darat) Pada siang hari
disebabkan oleh perbedaan panas antara daratan dan laut.
Di Indonesia jarang ditemukan angin yang sangat kuat badai yang lebih
dikenal dengan siklon tropis sering mengamuk di lautan sekitar garis
lintang 10 derajat Utara dan juga sekitar 10 derajat Selatan. Di utara
misalnya sering dilaporkan terjadinya di Laut Cina Selatan bagian utara,
Filipina dan Laut Andaman, Sedangkan di selatan sering terjadi di lautan
Hindia sampai ke utara Australia.
A. Siklus kimia
B. Interaksi udara-air
Interaksi antara udara dengan air laut dikontrol oleh lapisan sangat tipis
pada permukaan air laut (Surface microlayer). Transfer kimia antara udara-
air (dan kebalikannya) terjadi baik dalam bentuk gas, Liquid ataupun fasa
padatan. Contoh interaksi ini adalah deposisi padatan (dry and wet
deposition), Kelarutan gas, Dan partikel yang terbawa angin (wind-borne
material) (acolian particles). Terjadinya transfer dari air ke udara terutama
dalam fase gas dan Liquid, Sedangkan transfer partikel yang terbawa
angin tersebut prosesnya tidak langsung melainkan terbawa bersama
Liquid. Gas yang ditransfer adalah n2o, co, dan ch4.
Ada tiga jenis material hasil proses biologis di permukaan laut yang jatuh
ke dalam laut yaitu: Jaringan organik, Kalsium karbonat (CaCO3), Dan
silika opal (SiO2.nH2O). Material tersebut dihasilkan oleh binatang dan
tumbuhan. Semua binatang dan tanaman menghasilkan jaringan organik
dan dari bahan ini pula beberapa binatang dan tanaman memproduksi
CaCO3 dan sio2.
Gas nitrogen terlarut tidak digunakan untuk proses biologi karena hanya
sebagian kecil saja yang bisa digunakan oleh bakteri. Gas hidrogen yang
terlarut kira-kira 11 PPM sedangkan konsentrasi keseluruhan nitrogen
dalam air laut adalah 11,5 ppm, Jadi hanya sedikit saja fraksi nitrogen
dalam bentuk bukan gas. Seluruh nitrat nitrogen berasal dari air sungai
yang dikuatkan oleh hasil analisis kandungan nitrat dalam air laut yang
berkisar sekitar 0,5 ppm.
D. Proses anorganik
Hampir semua elemen yang terlarut dalam air berbentuk ion-ion. Ion ion
tersebut tidak bisa bergabung karena air mempunyai konstanta dielektrik
yang tinggi, Serta setiap ion dikelilingi oleh lapisan molekul air yang
disebut lingkaran hidrasi (hydration sphere), Dimana hidrasi akan
bergantung pada muatan perunit area dan densitas muatan.
Kation dan anion di dalam larutan mempunyai daya tarik menarik ataupun
tolak menolak karena sifat muatannya. Dalam air laut interaksi antara
unsur yang terlarut tidak bisa diabaikan sehingga secara keseluruhan efek
terjadinya penurunan spesies ion untuk Bereaksi Interaksi lain adalah
terbentuknya pasangan ion (ion pairs) Sebagai contoh terbentuknya
senyawa Ferinitrat.
E. Oksigen
F. Unsur mikro
Unsur mikro atau trace Element Seperti seng tembaga timbal mangan
kadmium merkuri nikel dan perak merupakan logam logam berat yang
diintrodusir oleh kegiatan manusia. Konsentrasi yang rendah dari unsur-
unsur tersebut bukan saja disebabkan oleh kandungannya yang rendah
dalam batuan tetapi juga sangat reaktif dalam air. Hal utama dari sifat
reaktivitas yg ini adalah berhubungan dengan organisme baik secara
langsung maupun tidak langsung. Hubungan tersebut terutama dalam
rantai makanan di mana logam logam berat tersebut bisa terakumulasi
dalam tubuh organisme keadaan ini biasa disebut dengan biomagnifikasi.
G. Siklus hidrologi
Konsumer nekton
Selain pemakan benthos consumer ini juga terdiri dari ikan ikan pemakan
plankton. Ikan-ikan dari familia clupeidae Merupakan bagian yang sangat
penting dari golongan ikan pemakan Plankton di wilayah pesisir. Ikan
pemakan Plankton dapat menangkap Plankton karena mempunyai
semacam jaring yang dibentuk oleh tapis insang. Karena Saringan yang
terbuat dari benang sutra dengan mata saringan yang sangat halus nya
pun tidak dapat menangkap sebagian besar fitoplankton, dapat
disimpulkan bahwa makanan utama ikan dewasa pemakan Plankton
terutama terdiri dari zooplankton. Dengan perkataan lain mereka adalah
konsumen sekunder.
Jenis ikan pemakan Plankton bersifat sangat selektif. Hal ini dapat
diketahui dari beberapa hasil penelitian yang menunjukkan bahwa seekor
ikan pemakan Plankton yang ada dalam suatu perairanMemiliki komposisi
Plankton yang tidak sama dengan jenis ikan lain dalam perairan yang
sama. Kondisi ini menggambarkan setiap jenis ikan memiliki tingkat
selektifitas jenis dan ukuran Plankton tersendiri. Dengan demikian jenis
ikan pemakan Plankton dapat menghindari persaingan bukan saja karena
memiliki "jaring" Dengan mata jaring yang berlainan tetapi juga
menyeleksi secara aktif jasad-jasad Plankton yang disukai.