Anda di halaman 1dari 4

TUGAS SEJARAH

SAMBUTAN RAKYAT TERHADAP PROKLAMASI


KEMERDEKAAN INDONESIA DI DAERAH SURAKARTA
KHUSUSNYA BOYOLALI

Nama Kelompok :
1. Afghan F M (01)
2. Bagas Dwi Mukti (07)
3. Gian Prayogo (15)
4. Vinsensius D A A (31)

XI MIPA 5
SMA NEGERI 1 BOYOLALI
ANALISIS SAMBUTAN RAKYAT TERHADAP PROKLAMASI
KEMERDEKAAN INDONESIA DI DAERAH SURAKARTA
KHUSUSNYA BOYOLALI

A. LATAR BELAKANG
Kabupaten Boyolali terletak di provinsi Jawa Tengah,atau tepatnya berada di sebelah
barat Kota Surakarta. Boyolali terkenal dengan sebutan kota Susu,karena merupakan
penghasil susu perah terbaik di Karisidenan Surakarta. Selain menghasilkan susu perah
terbaik, Boyolali juga melahirkan putra-putri terbaik bangsa, diantaranya Abdul Azis Saleh,
Prof. Dr.Soeharso, dan salah satunya adalah S.K Trimurti.
Reaksi berbagai daerah di Indonesia terhadap Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia adalah terjadinya perebutan kekuasaan, baik dengan cara kekerasan maupun
dengan cara perundingan. Melakukan serangan pembalasan diseluruh pangkalan Jepang.
Kerena posisi makin tersedak, maka Jepang bersiap siap membuat pertahanan terakhir dan
membuat persembunyian di daerah daerah jika sewaktu waktu sekutu berhasil
menguasainya.
Pada situasi yang demikian itu Boyolali dijadikan tempat pertahanan dan
perlindungan, bahkan mungkin untuk seluruh Karesidenan Surakarta dipusatkan di Boyolali.
Tempat tempat pertahanan maupun persembunyian itu antara lain :
a. daerah Kecamatan Musuk : di Tampir, Gares, Sukorame,. Tempat ini digunakan untuk
menyimpan bahan makanan dan bermacam macam kebutuhan harian.
b. kecamatan Cepaga, dibuat goa goa yang dapat membuat beribu ribu orang. Gua itu
terletak di lereng gunung Merapi bagian Timur.
c. Kecamatan Nogosari : Glonggong, Gunung Madu terdapat gua gua untuk menyimpan
senjata.
d. Bangak, Kecamatan Banyudono, terdapat gudang mesin
e. Bulu, Simo, Wonosegoro, juga dibuat gua gua untuk persiapan gerilya, serta di Teras
dibuat persiapan lapangan terbang.
Dalam membuat pertahanan, Jepang menggunakan tenaga rakyat secara paksa
dibawah todongan senjata tentara Jepang. Oleh karena itu tidak mengherankan apabila
banyak rakyat meninggal dunia dalam melakukan kerja paksa tersebut dan tidak heran pula
kalau kejadian tersebut menimbulkan rasa dendam yang membara dihati rakyat, yang pada
suatu saat bisa meledak menjadi satu perlawanan terhadap kekuasaan pendudukan tentara
Jepang. Dalam hal ini peranan pemuda memegang peranan penting di dalam perebutan
kekuasaan di daerah boyolali. Walaupun setelah menggunakan segala cara dan usaha,
akhirnya Jepang bertekuk lutut pada sekutu secara resmi pada 15 Agustus 1945.

B. PEMBAHASAN

Berita tentang persiapan Proklamasi Kemerdekaan telah dapat diketahui oleh para
tokoh pemuda Boyolali, yaitu Supeno, tanggal 16 Agustus 1945. Jadi sehari sebelum
Proklamasi dicetuskan.
Menyambut adanya berita proklamasi dari Jakarta, para pemuda Barisan Pelopor dan
Poetra Boyolali berkumpul di rumah Mandani untuk menyusun rencana kerja yang akan
dilakukan.
Berita proklamasi tanggal 17 Agustus 1945 terlambat diterima oleh daerah, karena
alat-alat perhubungan pada masa itu sulit dan mendapatkan rintangan dari pemerintah Jepang.
Di Boyolali karena sebelumnya telah mendapatkan berita, maka pada 17 Agustus 1945 para
pemuda dengan radio yang disimpan secara rahasia di Barisan Pelopor, dapat mengikuti
Proklamasi Kemerdekaan di Jakarta.
Markas Cabang Barisan Pelopor di Boyolali berpusat dirumah Amongwardoyo, jalan
Merbabu Boyolali. Dengan radio gelap itulah para anggota Barisan Pelopor mengetahui
pidato Bung Karno tentang proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Berita itu disiarkan
dengan bantuan dari Angkatan Muda Indonesia (AMI). Pada tanggal 19 Agustus 1945 ada
seorang pemuda dari Solo bernama Indromarjoko, memberikan plakat tentang kemerdekaan
dan Lencana Merah Putih untuk ditempelkan pada dinding gedung-gedung di tepi jalan.
Dengan demikian berarti masyarakat telah mengerti tentang adanya proklamasi Kemerdekaan
Indonesia.
Karena itu para pemuda spontan mengibarkan bendera merah putih yang pertama kali
di halaman kantor kabupaten, setelah didahului dengan penurunan bendera Jepang. Pengibar
benderanya : Mandani dan Amongwardoyo.
Pada sore harinya bendera diturunkan oleh bipati Boyolali RT Reksonagoro. Bahkan karena
adanya ultimatum dari bupati tersebut maka pengibran bendera merah putih dipindahkan
kesebelah selatan Benteng Renovatum ( Kridanggo ).Penjagaan bendera diatur secara terus
menerus bergiliran. Dengan adanya larangan pengibaran bendera tersebut kiranya justru
merupakan cambuk tumbuhnya semangat nasional merebut pemerintahan dari tangan Jepang.
Hal tersebut terbukti, karena tidak lama kemudian terjadi peristiwa penyerobotan
kekuasaan dari tangan Bupati Rt Reksonagoro oleh para pemuda.

C. KESIMPULAN

Dapat diambil kesimpulan bahwa dalam menyambut proklamasi sebagai berikut


1. Mula-mula rakyat tidak percaya berita proklamasi tersebut.
2. Luapan kegembiraan rakyat menyambut proklamasi.
3. Mengadakan rapat raksasa.
4. Para pemuda membentuk angkatan muda Indonesia.
5. Upaya pengambil alihan kekuasaan dari Jepang dan merebut gedung pemerintahan
6. Tekad mempertahankan kemerdekaan.

Hubungan antara S.K Trimurti dengan Sambutan Masyarakat Boyolali Setelah


Mendengar Berita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Perjuangan S.K Trimurti dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia serta
dalam kegiatannya untuk turut membantu pelaksanaan acara proklamasi telah
memberikan banyak inspirasi, terutama bagi para wanita dan masyarakat Boyolali
pada umumnya.
Penyebarluasan berita proklamasi di Boyolali mungkin tak segencar dan
semeriah kota lainnya, melainkan hanya bermodal pamflet, pidato oleh kepala daerah,
dan lewat mulut ke mulut. Perbedaan pandangan antara pemerintah daerah Boyolali
yang mendukung Indonesia dan Keraton Surakarta yang kala itu sering dibilang pro
Belanda juga kadang menjadi konflik. Tetapi masyarakat Boyolali mempunyai satu
tekad yang sama, yaitu untuk mewujudkan Kemerdekaan Indonesia atas usaha sendiri,
bukan atas pemberian Jepang.

Anda mungkin juga menyukai