PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Al-Quran adalah sumber ajaran Islam. Kitab suci itu menempati posisi sentral,
bukan saja dalam perkembangan dan pengembangan ilmu-ilmu keislaman,
melainkan juga merupakan inspirator, pemandu, dan pemadu gerakan-gerakan
umat Islam sepanjang empat belas abad sejarah pergerakan umat.
Jika demikian itu halnya, maka pemahaman terhadap ayat-ayat al-
Quran, melalui penafsiran-penafsirannya mempunyai peranan yang sangat
besar bagi maju-mundurnya umat. Sekaligus, penafsiran-penafsiran itu dapat
mencerminkan perkembangan serta corak pemikiran mereka.
Berikut ini, akan dikemukakan selayang pandang tentang perkembangan metode
penafsiran, keistimewaan dan kelemahannya, menurut tinjauan kacamata kita
yang hidup pada abad ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), serta era
globalisasi dan informasi.
B. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah supaya mahasiswa mengetahui apa
pengertian tafsir dan fungsinya serta model-model penelitian tafsir.
C. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang di gunakan dalam makalah ini adalah metode tinjauan
pustaka.
BAB II
PEMBAHASAN
Kata Metode berasal dari bahasa Yunani yakni methodos, kata ini terdiri dari
dua kata, yakni meta, yang berarti menuju, melalui, mengikuti, sesudah; dan
kata modos yang berarti jalan, perjalanan, cara dan arah. Kata methods sendiri
berarti penelitian, metode ilmiah, hipotesa ilmiah atau uraian ilmiah. Dalam
bahasa Inggris, kata tersebut sering disebut dengan method, dan dalam bahasa
Arab kata tersebut diterjemahkan dengan istilah manhaj atau Thariqah. Model
berarti contoh, acuan, ragam, atau macam1. Sedangkan penelitian
berarti pemeriksaan, penyelidikan yang dilakukan dengan berbagai cara dengan
tujuan mencari kebenaran-kebenaran obyektif.
Dalam bahasa Indonesia sendiri istilah tersebut diartikan sebagai cara yang
teratur, terpikir, baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu Pengetahuan dan
sebagainya); cara kerja yang tersistem dan untuk memudahkan pelaksanaan
suatu kegiatan guna mencapai sesuatu yang ditentukan. Dalam kaitannya
dengan studi Al Quran, maka istilah metode dapat diartikan sebagai cara yang
teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai pemahaman yang benar tentang
apa yang dimaksudkan Allah dalam ayat-ayat Al Quran yang diturunkan melalui
perantara Nabi Muhammad SAW.
Tafsir berasal dari bahasa Arab, fassara, yufassiru, tafsiran yang berarti
penjelasan, pemahaman, dan perincian. Dapat pula berarti al-idhah wa al-
tabyin yaitu penjelasan dan keterangan. Dalam kaitan studi tafsir, dapat
diperjelas dengan pengertian: suatu cara yang teratur dan terpikir baik-baik
untuk mencapai pemahaman yang benar tentang apa yang dimaksudkan Allah di
dalam ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Sehingga pengertian dari metodologi tafsir adalah pembahasan ilmiah tentang
metode-metode penafsiran Al-Quran.
Jadi, model penelitian tafsir dapat di artikan sebagai suatu contoh, ragam, acuan
atau macam dari penyelidikan secara seksama terhadap penafsiran Al-quran
yang pernah di lakukan oleh generasi terdahulu untuk di ketahui secara pasti
tentang berbagai hal yang terkait dengannya.
Di lihat dari segi usianya, penafsiran Al-quran termasuk yang paling tua
dibandingkan dengan kegiatan ilmiah lainya dalam Islam. Pada saat Al-quran di
turunkan 15 tahun yang lalu Rasul sudah berfungsi sebagai pemberi penjelasan
kepada para sahabat arti dan kandungan ayat Al-quran tersebut meski tidak
menjelaskan semua kandungannya.
Metode ini juga dipakai dalam Tafsir Al-Jalalain karya As-Suyuthi dan Taj At-
Tafasair karya Al-Mirghani.
Seiring perluasan wilayah kekhalifahan Islam baik Daulah Bani Umayyah maupun
Bani Abbasiyah, banyak orang-orang 'Ajam (non-Arab) yang masuk Islam.
Mereka kurang dapat mengerti maksud ayat al-Quran secara umum. Untuk
memenuhi kebutuhan mereka tersebut dengan ijtihad para mufassir muncullah
metode ini. Pada awalnya metode ini bertitik tumpu pada riwayat (matsur),
tetapi kemudian berkembang dengan menggunakan ar-ray seperti yang
dilakukan Ath-Thabari.
Metode ini muncul untuk memenuhi kebutuhan ummat yang ingin memahami
makna ayat terutama pada ayat-ayat yang redaksionalnya mirip. Karya terkenal
dari masa ini ialah: Durrat at Tanzil wa Ghurrat al Tawil karya Al-Khatib Al-Iskafi
(240 H).
1. M. Quraish Shihab
Menurut Prof. Dr. Quraish Shihab (1944) terdapat dua model penafsiran Quran
yaitu:
Model ini berkembang pada zaman sahabat Nabi Muhammad SAW yang mana
bila mereka gagal menemukan penjelasan Nabi, mereka merujuk kepada bahasa
dan syair-syair Arab. Sebagai contohnya, Umar bin Khattab pernah bertanya
tentang arti takhawwufdalam firman Allah: Auw yakhuzabum ala takhawwuf.
(Q.S. 16:47).
Sedang kekurangannya:
Pengertian : membahas ayat-ayat al-Quran sesuai tema atau judul yang telah
ditetapkan.Contoh : Al-Insan fi Al-Quran karya Mahmud al-Aqqad, Ar-Riba fi Al-
Quran karya al-Maududi. Ciri-ciri : menghimpun ayat-ayat berkaitan dengan
judul sesuai kronologis waktu turunnya, menelusuri asbabun-nuzul ayat-ayat
terhimpu, penelitian secara cermat kata dan kalimat yang terkandung,
pengkajian terhadap pemahaman-pemahaman mufassirin tentang ayat tersebut,
menghindari sejauh mungkin subyektivitas mufassir. Kelebihan : menjawab
tantangan zaman, praktis-sistematis, dinamis, dan membuat pemahaman
menjadi utuh.Kekurangan : memenggal ayat Al-Quran, membatasi
pemahamanan ayat.
2. mengenai corak tafsir yaitu tafsir ilmiah, tafsir sufi, dan tafsir politik.
Dalam model penelitian tafsir ini, metode yang dipergunakan ialah metode
eksploratif, deskriptif, dan analisis dengan merujuk kepada kitab-kitab tafsir
yang ditulis ulama terdahulu.
Dengan model ini, diantara mufassir ada yang memfokuskan penelitiannya pada
kemujizatan Al-Quran; metode-metode, dan kaidah-kaidah dalam menafsirkan
Al-Quran, serta ada pula yang khusus meneliti corak dan penafsiran Al-Quran
yang terjadi pada abad keempat Hijriyah. Demikianlah, upaya ummat Islam
untuk mengamalkan kitab sucinya, Al-Quran telah menghasilkan berbagai
macam metode penafsiran. Kesemuanya tak lain dan tak bukan hanyalah untuk
menegakkan kalimat Allah semata.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ayat-ayat Al Quran yang sangat banyak ini sejatinya dapat menjawab semua
persoalan yang terjadi pada masyarakat. Namun kesan yang ada pada saat ini
seakan-akan ayat Al Quran masih mengandung misteri sehingga belum mampu
menjawab semua persoalan yang ada. Kesan dan pemahaman yang keliru ini
adalah akibat dari miskinnya cara, metode dan pendekatan dalam memahami
dan menafsirkan ayat Al Quran. Metodologi tafsir Al Quran adalah salah satu
cara untuk mengkaji, memahami dan menguak lebih jauh maksud dan
kandungan dari ayat-ayat Al Quran. Metode tafsir yang adapun sangat beragam
model, bentuk dan pendekatannya.
Adalah suatu hal yang sangat penting bagi kita untuk mengetahui dan
memahami macam-macam metode tafsir ayat Al Quran yang ada dengan
berbagai macam pendekatannya, jika hal ini telah kita ketahui, maka ayat-ayat
Al Quran semakin hidup dan mampu untuk menjawab segala persoalan
masyarakat yang berkembang begitu cepat. Hal ini semakin mempertegas
bahwa Al Quran adalah wahyu Allah yang menjadi rujukan dan sumber utama
semua umat Islam.
B. DAFTAR PUSTAKA
Al-Aridh, Ali Hasan, Sejarah dan Metodologi Tafsir, (Jakarta : Rajawali Pers, 1992).
Nata, Abuddin, Metode studi Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004).
Hakim, Atang ABD. Metodologi studi Islam. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung