PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Reproduksi merupakan salah satu ciri dari makhluk, disamping ciri-ciri
lain seperti; respirasi, transportasi, pencernaan, ekskresi, koordinasi, dan
iritabilitas. Setiap makhluk hidup memiliki kemampuan untuk melakukan
reproduksi atau proses perkembangbiakan. Secara umum reproduksi pada
makhluk hidup dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu reproduksi seksual
(secara perkawinan) dan reproduksi aseksual (tanpa perkawianan).
1
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini yaitu:
Bagaimanan Gambaran Umum Reproduksi Hewan?
Bagaimana Mekanisme Reproduksi?
Bagaimana Susunan Fungsional Organ Reproduksi Pada Hewan?
BAB II
2
ISI
3
fragmentasi dan regenerasi terjadi pada banyak hewan spons, cnidaria, annelida
polikaeta, dan tunikata.Banyak hewan lain juga dapat menggantikan anggota
tubuh yang hilang dengan cara regenerasi misalnya, sebagian besar bintang laut
dapat menumbuhkan lengan baru ketika terluka atau patah, tetapi hal tersebut
bukan merupakan reproduksi karena tidak dihasilkan individu baru. Pada bintang
laut dari genus Linckia, individu baru bisa tumbuh dan berkembang dari sepotong
lengan. Dengan demikian, satu hewan dengan lima lengan, jika diputuskan
semuanya. Secara aseksual dapat menghasilkan lima keturunan.
Reproduksi aseksual mempunyai beberapa potensi keuntungan. Sebagai
contoh, hal tersebut mebuat hewan-hewan yang hidup dalam isolasi mampu
menghasilkan keturunan tanpa harus mencari dan menemukan pasangan kawin.
Reproduksi aseksual dapat juga menciptakan banyak sekali keturunan dalam
waktu singkat, yang merupakan hal ideal untuk dapat mengkolonisasi suatu
habitat secara cepat.
4
tergantung pada kondisi lingkungan, misalnya waktu-waktu dalam setahun. Satu
jenis telur di buahi, tetapi jenis telur yang lain berkembang dengan cara
partenogenesis yaitu, proses perkembangan telur tanpa di buahi. Hewan dewasa
yang di hasilkan melalui partenogenesis seringkali haploid, dan sel-selnya tidak
mengalami meosis dalam pembentukan telur -telur baru. Dalam kasus Daphnia,
pergantian dari reproduksi seksual ke reproduksi aseksual seringkali berkaitan
dengan musim. Perilaku seksual pada kadal partenagenetik yaitu kadal whiptail
yang hidup di gurun dan padang rumput (Cnemidophorus uniparens) adalah
spesies yang semua anggotanya betina. Repilia ini bereproduksi secara
partenogenesis, telor mengalami pengandaan kromosom setelah meiosis dan
berkembang menjadi kadal tanpa harus di buahi. Akan tetapi, ovulasi ditingkat
dengan terjadinya ritual percumbuan dan perkawinan yang meniru perilaku
spesies yang berhubungan dekat dan bereproduksi secara seksual
Pola reproduksi yang menakjubkan lain nya adalah hermafroditisme
sekuensial, dimana suatu individu mengubah jenis kelaminya selama masa
hidupnya. Pada beberapa spesies, hewan hermafrodit seksuensial bersifat
protogini (protogynous, betina dulu baru berganti menjadi jantan), sementara
spesies lain bersifat protandri (protandrous, jantan dulu beru berganti menjadi
betina). Pada berbagai spesies ikan-ikan karang yang di sebut sebagai wrasse,
pengubahan jenis kelamin di kaitkan dengan umur dan ukuran. Sebagai contoh,
wrasse kepala biru karibia adalah spesies protogini dimana hanya individu yang
terbesar (umumnya yang tertua) berubah dari betina ke jantan. Ikan ini hidup
dalam kelompok yang terdiri atas seekor jantan dan beberapa ekor betina. Jika
yang jantan mati atau dikeluarkan dari percobaan, betina yang paling besar dalam
kelompok tersebut akan berubah jenis kelamin dan menjadi jantan baru. Dalam
tempo satu minggu, individu yang berubah kelamin itu sudah menghasilkan
sperma sebagai pengganti telur. Pada spesies ini, jantan akan membela dan
mempertahankan kelompok itu dari pengacau, dan dengan demikian ukuran yang
lebih besar memberikan keuntungan reproduksi yang lebih besar bagi jantan di
bandingkan betina. Sebaliknya , terdapat hewan protandri yang berubah dari
jantan ke betina ketika ukuran bertambah. Pada kasus seperti itu, ukuran yang
5
lebih besar bisa meningkatkan keberhasilan reproduksi betina di bandingkan
jantan.
6
tubuh disebut fertilisasi eksterna, misalnya pada ikan dan katak. Bila
pembuahannya terjadi di dalam tubuh disebut fertilisasi interna. Misalnya pada
reptilia, burung, dan hewan menyusui.
Perkembangbiakan pada vertebrata dapat dibedakan atas:
1. Ovipar (bertelur), ialah hewan yang meletakkan telur di luar tubuhnya.
Embrio berkembang di dalam telur dan memperoleh sumber makanan dari
cadangan makanan dalam telur. Misalnya ikan, burung, amfibia, dan sebagian
reptilia.
2. Ovovivipar (bertelur-beranak), ialah hewan yang menghasilkan telur, dan
embrio berkembang dalam telur. Pembeda dengan ovipar adalah kelompok
hewan ovovivipar tidak mengeluarkan telurnya dari dalam tubuh. Jadi embrio
tetap tumbuh di dalam telur tetapi tetap berada di dalam tubuh induk. Saat
menetas dan keluar dari tubuh induknya tampak seperti melahirkan.
Misalnya, ikan Hiu, kadal, dan beberapa jenis ular.
3. Vivipar (beranak), ialah hewan yang melahirkan anaknya. Embrio
berkembang di dalam tubuh induknya dan mendapatkan makanan dari
induknya dengan perantaraan plasenta (ari-ari). Misalnya, manusia dan hewan
menyusui lainnya.
7
A. Gametogenesis pada Hewan (Betina)
Gametogenesis pada hewan betina disebut oogenesis. Oogenesis adalah
proses pembentukan gamet betina (ovum) yang terjadi dalam ovarium. Proses ini
ditandai dengan adanya perubahan oogonium menjadi oosit (calon ovum), yang
akan mengalami pemasakan sehingga menjadi ovum yang siap
dibuahi. Umumnya tahap-tahap oogenesis serupa dengan spermatogenesis.
Sel induk telur (oogonium) menjadi besar sebelum membelah secara
meiosis. Sel yang menjadi besar ini disebut oosit primer. Akan tetapi,
dibandingkan spermatogenesis, ada dua perbedaan utama pada oogenesis.
Pertama, sel oosit primer jauh lebih besar karena mengandung komponen
sitoplasmik lebih banyak. Kedua, dua oosit sekunder (hasil pembelahan meiosis I)
berbeda ukuran dan fungsi. Salah satu sel oosit sekunder memiliki ukuran lebih
besar. Sel oosit sekunder yang berukuran lebih besar ini akan melakukan meiosis
II yang hanya akan menghasilkan satu uvum (sel telur) yang sehat dan fungsional
dan satu badan kutub yang akan mengalami degenerasi. Sedangkan sel oosit
sekunder yang berukuran lebih kecil (badan kutub pertama) juga mengalami
degenerasi (mati). Dengan demikian, dari total empat sel haploid hanya satu sel
haploid saja yang fungsional menjadi sel ovum, sedangkan tiga sel lainnya
mengalami degenerasi.
8
pada uterus yang bermuara di kloaka. Pada Teleostei punya oviduk pendek
dan berhubungan langsung dengan ovarium. Pada bagian posterior bersatu
dan bermuara pada satu lubang. Teleostei tidak memiliki kloaka.
2. Amphibi
a. Ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan
lemak bermwarna kuning (korpus adiposum). Baik ovarium maupum korpus
adiposum berasal dari plica gametalis, masing-masing gonalis, dan pars
progonalis. Ovarium digantungkan oleh mesovarium.
b. Saluran reproduksi, oviduk merupakan saluran yang berkelok-kelok. Oviduk
dimulai dengan bangunan yang mirip corong (infundibulum) dengan
lubangnya yang disebut oskum abdominal.oviduk di sebelah kaudal
mengadakan pelebaran yang disebut dutus mesonefrus. Dan akhirnya
bermuara di kloaka.
3. Reptil
a. Ovarium berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan bagian permukaannya
benjol-benjol. Letaknya tepat di bagian ventral kolumna vertebralis.
b. Saluran reproduksi, oviduk panjang dan bergelung. Bagian anterior terbuka
ke rongga selom sebagai ostium, sedang bagian posterior bermuara di kloaka.
Dinding bersifat glanduler, bagian anterior menghasilkan albumin yang
berfungsi untuk membungkus sel telur, kecuali pada ular dan kadal. Bagian
posterior sebagai shell gland akan menghasilkan cangkang kap
4. Aves
a. Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya
yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen.
b. Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri,
bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh
mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; bagian anterior adalah
infundibulumyang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom
sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah
magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang
mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland
untuk menghasilkan cangkang kapur.
9
5. Mamalia
a. Ovarium berjumlah sepasang, merupakan organ yang kompak, dan terletak di
dalam rongga pelvis.
b. Saluran reproduksi, pada monotremata oviduk hanya sebelah kiri yang uterus
yang mensekresikan bungkus telur. Oviduk menuju ke sinis urogenital dan
bermuara di kloaka. Pada mamalia yang lain duktus Muller membentuk
oviduk, uterus, dan vagina. Bagian anterior oviduk (tuba falopi) membentuk
infundibulum yang terbuka kearah rongga selom.
C. Fertilisasi
Proses fertilisasi mulai bila sperma benar-benar melekat pada telur. Untuk
itu, sperma melepaskan enzim pencerna yang membuat lubang pada lapisan
protein pelengkap dan pada beberapa spesies pada sel-sel folikel saja, yang
biasanya menyelubungi telur. Kemudian sel sperma memasuki telur. Telur dalam
hal ini terlihat memainkan peran penting, karena sperma terlihat tertarik kedalam.
Masuknya sperma di ikuti oleh suatu perubahan cepat dan dramatik dalam telur
itu sendiri. Unsur sitoplasmanya di susun kembali dengan cepat. Pada katak,
granula-granula tertentu dalam sitoplasma terlihat pada permukaan telur dalam
pita yang di sebut bulan sabit kelabu.
Pada banyak telur, perubahan yang terjadi karena masuknya sebuah
sperma, ialah dengan cepat merintangi masuknya sperma lainnya. Bagaimana ini
terjadi tidak sepenuhnya diketahui. Pada hewan dengan telur besar, seperti
reptilia, burung dan cungur bebek platikus, hal itu tidak terjadi sama sekali.
Meskipun banyak sperma dapat masuk kedalam telur-telur ini, hanya satu
10
memberikan nukleusnya (intinya) pada bakal zigot. Pada setiap kasus, masuknya
sebuah sel sperma juga merangsang menyelesaikan pembelahan meiosis ke 2 , dan
terbentuklah sebuah badan kutub kedua.
Peristiwa terakhir dalam fertilisasi, ialah ketika kepala sperma mambesar
membentuk sebuah pronukleus dan bergerak ke pronukleus yang mirip dari
telur tadi. Kedua pronukleus bersatu membentuk sebuah inti zigot diploid, maka
fertilisasi selesai. Dalam waktu yang singkat pembelahan mitosis yang pertama
dari sel akan terjadi dan perkembangan embrio akan mulai.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Reproduksi Pada Vertebrata
1. Class Pisces yaitu dengan ovipar dan secara fertilisasi eksternal, ovovivipar
dan vivipar. Organa reproduksinya meliputi testis, vas deferens, lubang
urogenitalia untuk jantan dan untuk betina adalah ovarium, oviduk dan lubang
urogenitalia.
2. Class Amphibia yairu dengan fertilisasi eksternal. Organ reproduksinya
meliputi testis, vasa efferentia dan kloakauntuk jantan dan untuk betina yaitu
ovarium, oviduk dan kloaka.
3. Class Reptilia yaitu dengan fertilisasi internal. Organ reproduksinya meliputi
testis, hemipenis, vas deferens, epididimis dan kloaka. Untuk betina yaitu
ovarium, oviduk dan kloaka.
11
4. Class Aves yaitu dengan fertilisasi internal. Organ reproduksi bagi yang jantan
yaitu testis, vas deferens dan kloaka. Untuk yang betina meliputi ovarium kiri,
oviduk, dan kloaka.
5. Class Mammalia yaitu dengan fertilisasi internal. Organ reproduksi jantan
meliputi penis, vas deferens, testis dan anus. Untuk yang betina meliputi
ovarium, oviduk, uterus dan anus. Memiliki sistem menstruasi yang disebut
dengan fase estrus serta tipe uterus yang kompleks. termasuk kedalam
kelompok ini adalah manusia.yang telah kita kupas tuntas di blog ini
DAFTAR PUSTAKA
12