PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan mekanisme utama dalam peristiwa
kelahiran bayi, merupakan proses yang dimulai dengan konsepsi dan
berakhir dengan adanya permulaan persalinan. Persalinan adalah proses
dimana bayi, plasenta dan ketuban keluar dari rahim ibu. Ibu yang
mengalami proses kelahiran akan memasuki masa nifas. Nifas adalah masa
pulih, dimana dimulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan
kembali seperti semula. (Mochtar, 1998).
Wiknjosastro (2002) berpendapat dalam menurunkan angka
mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi diadakan pengawasan wanita hamil
secara teratur, makin tua kehamilannya makin cepat pemeriksaan harus
diulang. Sedapat mungkin wanita tersebut diberi pengarahan sedikit
tentang kehamilan yang sedang di kandungnya. Kualitas pemeriksaan oleh
tenaga kesehatan (bidan) yang baik diharapkan setiap ibu hamil dapat
melewati masa kehamilan yang normal tanpa komplikasi.
Memberi perawatan kepada wanita hamil dan melibatkan orang-
orang yang dekat dengannya merupakan hal yang menarik sekaligus
menantang. Untuk berbagi dan memfasilitasi pertemuan wanita dan
pasangannya ketika mereka mulai membuka diri dan mengeksplorasi
perasaan mereka adalah kesempatan untuk berpartisipasi dalam
pengalaman kehidupan seseorang yang menakjubkan. Oleh karena itu,
memberi perawatan untuk kehamilan dan fokus terkait tentang cara wanita
dan pasangannya mengalami kehamilan ini harus disesuaikan dengan
dengan keunikan pengalaman mereka (Varney, 2007).
Pemanfaatan pelayanan antenatal care oleh sejumlah Ibu hamil di
Indonesia belum sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang ditetapkan. Hal
ini cenderung menyulitkan tenaga kesehatan dalam melakukan pembinaan
pemeliharaan kesehatan Ibu hamil secara teratur dan menyeluruh,
termasuk deteksi dini terhadap faktor risiko kehamilan yang penting untuk
segera ditangani.
Kurangnya pemanfaatan antenatal care oleh Ibu hamil ini
berhubungan dengan banyak faktor. Yaitu faktor-faktor predisposisi
(predisposing factors) yang terwujud dalam pendidikan, jumlah anak,
pendidikan suami, sikap, umur, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan Ibu
hamil dan sebagainya, faktor-faktor pemungkin/pendukung (enabling
factors) yang terwujud dalam jarak fisik lokasi, biaya antenatal care,
fasilitas pelayanan antenatal care, waktu tunggu dan sebagainya.
Selain itu terdapat pula faktor-faktor penguat (reinforcing factors)
yang terwujud dalam perilaku petugas pelayanan antenatal care, sikap
petugas pelayanan antenatal care dan sikap tokoh masyarakat.
Dampak dari kurangnya pembinaan pemeliharaan kesehatan Ibu
hamil akan menimbulkan kerugian tidak saja pada Ibu hamil itu sendiri
tetapi juga berpengaruh buruk bagi anak yang akan dilahirkan kemudian.
Seorang ibu hamil membutuhkan informasi tentang kehamilannya itu baik
ibu yang mengandung dan janin yang ada dalam kandungannya. Maka
perlunya pengawasan dan pendidikan yang diberikan oleh seorang petugas
kesehatan kepada ibu hamil. Petugas kesehatan ini kemudian di jadikan
sebuah program yang di sebut Antenatal care. Program ini sebuah program
untuk mengarahkan dan memberikan informasi tentang hal-hal yang harus
dilakukan seorang ibu hamil agar janin nya tetap sehat dan terjadi
kelahiran normal bagi bayi
Dan sesuai kebijakan pemerintah untuk kesejahteraan ibu hamil
maka dalam pemeriksaan kehamilan harus sesuai (14T) menurut taufik,
2011 yaitu Timbang berat badan (T1), Ukur tekanan darah (T2), Ukur
tinggi fundus uteri (T3), Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama
kehamilan (T4), Pemberian imunisasi TT (T5), Pemeriksaan Hb (T6),
Pemeriksaan VDRL (T7), Perawatan payudara, senam payudara dan pijat
tekan payudara (T8), Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil
(T9), Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10), Pemeriksaan
protein urine atas indikasi (T11), Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi
(T12), Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok
(T13), Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria (T14).
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin.Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari HPHT (hari pertama haid terakhir).Kehamilan dibagi
menjadi 3 trimester yaitu trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai
tiga bulan, trimester kedua dimulai dari bulan keempat sampai bulan
keenam, trimester tiga dimulai dari bulan ketujuh sampai bulan
kesembilan (Prawirohardjo, 2009).
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu
serta perubahan sosial didalam keluarga.Jarang seorang ahli medik tertatih
yang begitu terlibat dalam kondisi yang biasanya sehat dan normal.Mereka
menghadapi sesuatu tugas yang tidak biasa dalam memberikan dukungan
pada ibu dan keluarganya dalam rencana menyambut keluarga baru,
memantau perubahan-perubahan fisik yang normal yang dialami ibu serta
tumbuh kembang janin, juga mendeteksi serta menatalaksanakan setiap
kondisi yang tidak normal.Pada umumnya kehamilan berkembang dengan
normal dan menghasilkan kelahiran bayi yang cukup sehat cukup bulan
melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai yang kita harapkan.
Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Oleh
karena itu pelayanan atau asuhan merupakan cara penting untuk
memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi
ibu dengan kehamilan normal.
Dalam referensi (Prawirohardjo 2009) ditinjau dari tuanya kehamilan,
kehamilan dibagi menjadi 3 bagian, antara lain.
a. Kehamilan trimester pertama ( antara 0-12 minggu)
b. Kehamilan trimester kedua (antara 12-28 minggu)
c. Kehamilan trimesster ketiga ( antara 28- 40 minggu)
B. Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan kehamilan atau antenatal care (ANC) adalah
pengawasan kehamilan untuk mengetahui kesehatan umum ibu,
menegakan secara dini penyakit yang menyertai kehamilan, menegakan
secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan resiko kehamilan.
a. Tujuan ANC
Tujuan asuhan kebidanan dalam kehamilan pada prinsipnya adalah
memberikan layanan untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil
dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga. Tujuan asuhan
antenatalantara lain (Hani, dkk, 2010: 5-6):
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk mamastikan
kehamilan ibu dan tumbuh kembang janin.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,
mental, social ibu.
3) Mengenali secara dini adanya penyulit atau komplikasi
yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat
penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan
dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma
seminimal mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
mempersiapkan ibu agar dapat memberikan air susu ibu
(ASI) secara ekslusif.
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima
kelahiran janin agar dapat tumbuh kembang secara normal.
b. Jadwal pemeriksaan:
1) Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui
terlambat haid.
2) Kebijakan program WHO dalam Nugroho (2014: 5):
a) Minimal satu kali pada trimester I ( 0-12 minggu)
b) Minimal satu kali pada trimester II (13-28minggu)
c) Minimal dua kali pada trimester III (29-36 minggu).
3) Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu
c. Pemeriksaan ibu hamil
Pemeriksaan kehamilan adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
memastikan seorang wanita sedang hamil atau tidak (Hani, dkk,
2010: 86-97):
1) Anamnesa identitas klien meliputi umur, pendidikan,
pekerjaan, suku budaya, agama, identitas suami dan alamat,
keluhan yang dirasakan, riwayat haid, riwayat kehamilan,
persalinan dan kehamilan sebelumnya.
2) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan setelah anamnesa, sebelum
melakukan pengkajian. Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi. Berikut merupakan
langkah-langkah pemeriksaan fisik pada ibu hamil:
a) Perhatikan tanda-tanda tubuh yang sehat
b) Pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar
lengan kiri
c) Pengukuran tanda vital, meliputi tekanan darah, suhu,
denyut nadi, pernapasan.
d) Pemeriksaan chepalo caudal
Pemeriksaan fisik pada ibu hamil melalui pemeriksaan
inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi. Pemeriksaan
ini meliputi pemeriksaan kepala, muka, mulut, leher,
dada dan payudara, abdomen, pemeriksaan punggung di
bagian ginjal, genetalia, panggul, ekskremitas,
pemeriksaan lutut. Selain pemeriksaan yang dilakukan
pada ibu hamil juga perlu dilakukan pemeriksaan pada
janin, yakni denyut jantung janin.
e) Menentukan ukuran panggul luar
Mengukur panggul dilakukan untuk menentukan
panggul tersebut sempit atau tidak, pengukuran dapat
dilakukan dengan cara:
(1) Distansia spinarum, yaitu jarak antara spina iliaka
anterior kanan dan kiri dengan ukuran panggul
normal 23-26 cm.
(2) Distansia kristarum, yakni jarak terjauh antara krista
iliaka kanan dan kiri dengan ukuran sekitar 26-29
cm. Bila selisih antara distansia kristarum dan
distansia spinarum kurang dari 26 cm, maka
kemungkinan besar kesempitan panggul.
(3) Distansia tuberum, yakni ukuran melintang dari
pintu bawah panggul atau jarak antara
tuberischiadikum kanan dan kiri dengan ukuran
normal 10,5-11 cm.
(4) Kinjugata eksterna, yakni jarak antara tepi atas
simfisis dan ujung prosesus spinosus lumbal V
dengan ukuran normal 18-20 cm.
f) Pemeriksaan Leopold
Dilakukan untuk menentukan besar dan konsistensi
uterus, bagian-bagian janin, presentasi, gerakan janin
dan kontraksi uterus. Cara melakukan pemeriksaan
leopold terdiri atas empat bagian, yakni:
(1) Leopold I : Pemeriksaan mengahadap ke muka ibu,
menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin
dalam fundus, konsistensi uterus.
(2) Leopold II : Menentukan batas samping kanan dan
kiri, menentukan letak punggung janin, pada letak
lintang mana bagian kepala janin.
(3) Leopold III : Menentukan bagian terbawah janin,
apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk pintu
atas panggul atau belum dengan cara digoyangkan.
(4) Leopold IV : Pemeriksaan mengahdap ke arah kaki
ibu hamil, untuk menentukan bagian terbawah janin
apa dan berapa jauh sudah masuk pintu atas
panggul.
d. Pemeriksaan penunjang pada ibu hamil
Pemeriksaan penunjang pada ibu hamil, meliputi beberapa hal
berikut (WHO, 2011):
1) Pemeriksaan Hemoglobin
Hemoglobin (Hb) adalah komponen sel darah merah yang
berfungsi menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh. Jika Hb
berkurang, jaringan tubuh kekurangan oksigen. Oksigen
diperlukan tubuh untuk bahan bakar proses metabolisme.
Pemeriksaan Hb dilakukan untuk mendeteksi terjadinya anemia
diluar fisiologis pada ibu yang dapat membahayakan
kehamilan. Berikut merupakan pemeriksaan Hb :
a) Pemeriksaan Hb dengan metode Hb sahli:
(a) Alat dan Bahan
Standar hemoglobin 1 set (Haemometer), HCL 0,1%,
sarung tangan bersih, aquades, lanset steril, kapas/tissue
kering, pipet 2 buah, klorin 0,5 %, autoclick, spuit
(b) Pelaksanaan :
(1) Isi tabung sahli dengan ditetesi HCL 0,1% N sampai
batas angka 2 tabung scula
(2) Pasang spuit yang telah diisi udara pada pipet
penghisap
(3) Pakai sarung tangan bersih untuk menghindari
kontak langsung dengan darah
(4) Tusuk ujung jari dengan lanset steril
(5) Bersihkan darah yang pertama keluar dengan
kapas/tissue kering
(6) Massase dengan jari dan hisap darah dengan pipet
penghisap sampai darah mencapai garis warna biru
pada tabung atau angka 20 mm
(7) Usaplah ujung pipet dengan tissue kering untuk
menghindari sisa darah di luar pipet
(8) Masukkan pipet ke dalam tabung sahli kemudian
keluarkan darah dengan mendorong spuit sambil
menarik pipet keluar
(9) Aduk HCL dengan darah sampai benar-benar
tercampur dan diamkan 3-5 menit supaya hematin
dan darah berubah menjadi asam hematin
(10) Masukkan aquades tetes demi tetes ke dalam
tabung sahli, aduk kembali setelah ditetesi sampai
warnanya sama dengan warna standar
(11) Lihat terdapat pada angka berapa permukaan
darah, angka itulah yang menunjukan kadar Hb.
Dalam membaca hasil pemeriksaan tabung sejajar
dengan mata, tepat pada lengkungan di bagian
tengah, bukan di bagian pinggir cairan)
(c) Hasil pemeriksaan
(1) Kadar hemoglobin normal:Lebih dari atau sama
dengan 11 g/dl
(2) Kadar hemoglobin anemia ringan:Diantara > 8 dan
< 11 g/dl
(3) Kadar hemoglobin anemia berat:Kurang dari atau
sama dengan 8 gr/dl
b) Pemeriksaan Hb dengan Hb Stik
(a) Alat dan bahan
Satu set Hemoglobin test strips, sarung tangan bersih,
lanset steril, kapas/tissue kering, pipet 1 buah, alkohol
swaps
(b) Pelaksanaan
(1) Siapkan alat dan bahan lalu dekatkan ke pasien
(2) Masukkan strips ke alat hemoglobin test
(3) Cuci tangan
(4) Memakai sarung tangan
(5) Bersihkan jari pasien yang akan diambil darahnya
untuk pemeriksaan hb dengan alkohol swaps
(6) Tusuk ujung jari dengan lanset steril
(7) Bersihkan darah yang pertama keluar dengan
kapas/tissue kering
(8) Hisap darah dengan pipet penghisap
(9) Teteskan darah ke strips sampai batas yang ada di
strips
(10) Tunggu hasilnya dan lihat angka berapa
yang muncul pada layar hemoglobin test strips
(c) Hasil pemeriksaan
(1) Kadar hemoglobin normal:Lebih dari atau sama
dengan 11 g/dl
(2) Kadar hemoglobin anemia ringan:Diantara > 8 dan
< 11 g/dl
(3) Kadar hemoglobin anemia berat:Kurang dari atau
sama dengan 8 gr/dl
2) Pemeriksaan protein urine :
a) Pemeriksaan protein urin dengan metode asam asetat
Pemeriksaan protein urin digunakan untuk mengetahui
kadar protein yang terdapat dalam urin yang dapat
mengindikasikan risiko pre-eklampsi dan penyakit ginjal.
(a) Alat dan bahan
Urin 5 cc, asam asetat 6% (1 cc), lampu spirtus 1 buah,
tabung reaksi 2 buah, sarung tangan 1 pasang, spuit 2-3
cc, pipet 2 buah, korek api, tissue dan kertas saring,
bengkok atau ember dengan larutan klorin 5%
(b) Pelaksanaan
(1) Isi tabung reaksi masing masing dengan urin yang
sudah disaring 2-3 cc (satu tabung reaksi untuk
control)
(2) Panaskan urin diatas lampu spirtus berjarak 2-3 cm
dari ujung lampu sambil digoyang-goyangkan
hingga mendidih
(3) Tambahkan 4 tetes asam asetat 6% pada salah satu
tabung
(4) Panaskan sekali lagi
(5) Bandingkan dengan urin control
Catatan:
No
Warna Penilaian b) Pemer
.
1. Jernih (-) iksaan
2. Keruh/butiran halus (+)
3. Endapan (++)
4. Mengkristal (+++)
protein urine dengan metode stik :
Stick dicelupkan dalam urin. Kadar protein diukur
berdasarkan perubahan warna yang terbentuk. Derajat
perubahan warna ditentukan oleh kadar protein dalam urin,
sehingga perubahan warna itu menjadi ukuran
semikuantitatif pada proteinuria. Indikator yang terdapat
dalam carik celup ialah tetrabromphenolblue yang berwarna
kuning pada pH 3 dan berubah warna menjadi hijau sampai
hijau-biru sesuai dengan banyaknya protein dalam urin
(Gandasoebrata, 2006).
(a) Alat dan bahan
Wadah urine, kemasan stick/ warna standar, urin, stik
untuk pemeriksaan urin
(b) Pelaksanaan
(1) Urin ditampung dalam wadah kering dan bersih.
(2) Dicelupkan stick pemeriksaan urin lengkap pada
sampel urin.
(3) Didiamkan sesaat hingga sampel urin naik
berdasarkan gaya kapilaritasnya.
(4) Diamati, dibandingkan dengan warna standar pada
kemasan dan dicatat hasilnya.
3) Pemeriksaan glukosa urine :
a) dengan metode benedict
Pemeriksaan glukosa urine digunakan untuk mengetahui kadar
glukosa yang terdapat dalam urin yang dapat mengindikasikan
kondisi diabetes mellitus yang mungkin akan diperburuk
kondisinya dengan adanya kehamilan.
(a) Alat dan bahan
Benedict, urin wanita hamil, kertas saring, tabung reaksi,
rak, penjepit tabung, sarung tangan, lampu spirtus, korek
api, spuit 5 cc, pipet, bengkok, waskom berisi larutan
klorin o,5%.
(b) Pelaksanaan
(1) Isilah 2 tabung reaksi dengan pereaksi benedict masing-
masing 2,5 cc
(2) Masukkan urin yang telah disaring pada salah satu
tabung tersebut sebanyak 4 tetes
(3) Panaskan diatas lampu spirtus sampai mendidih
(4) Simpan di tempat tabung, biarkan dingin
(5) Bandingkan dengan tabung yang lain, dna lihat
perbedaan warnanya
Catatan:
No Warna Penilaian
.
1. Biru/hijau keruh (-)
2. Hijau/keruh kekuningan (+)
3. Kuning/kuning kehujauan (++)
4. Jingga (+++)
5. Endapan merah bata (++++)
C. Fisiologi Kehamilan
Proses kehamilan dalam referensi Prawirohardjo (2009) yaitu
memantapkan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari :
1. Ovulasi
Ovulasi adalah keluarnya sel telur dari indung telur, perlu kita
ketahui untuk menentukan masa / hari subur seorang wanita.Karena
kehamilan hanya mungkin terjadi bila senggama (coitus) dilakukan
pada sekitar saat ovulasi. Biasanya ovulasi terjadi kira-kira 14 hari
sebelum haid yang akan datang ( Prawirohardjo, 2009).
Pertumbuhan embironal ooganium yang kelak menjadi ovum
menjadi digenital ridge. jumlah oogonium pada wanita pada bayi baru
lahir bisa mencapai 750.000, pada umur 6-15 tahun 439.000, umur 16-
25 tahun 159.000, Umur 26-35 tahun 59.00,umur 35-45 tahun
sebanyak 34.000, dan pada masa menopause akan menghilang.
(Prawirihardjo,2009).
Selama masa subur yang berlangsung 20 sampai 35 tahun
hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan
terjadi ovulasi
1) Proses pertumbuhan ovum (oogenesis).
Asalnya : epitel germinal- Oogonium folikel primer- proses
pematangan pertama.
2) Dengan pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan
menjadi folikel de graff yang menuju kepermukaan ovarium
disertai pembentukan cairan liquor folikuli.
3) Desakan folikel de graff ke permukaan ovarium menyebabkan
penipisan dan disertai devaskularisasi.
4) Selama pertumbuhan menjadi folikel de graff ovarium
mengeluarkan hormon estrogen yang dapat mempengaruhi :
a) Gerak dari tuba yang makin mendekati ovaarium
b) Gerak sel rambut lumen tuba makin tinggi
c) Peristaltik tuba makin aktif
D. Pertumbuhan Janin
Pertumbuhan janin terdapat beberapa fase, yaitu :
c. Yodium.
Yodium dibutuhkan sebagai pembentuk senyawa tiroksin
yang berperan mengontrol setiap metabolisma sel baru yang
terbentuk. Bila kekurangan senyawa ini, akibatnya proses
perekembagan janin, termasuk otaknya terhambat dan
terganggu. Janin akan tumbuh kerdil
Sebaliknya, jika tiroksin berlebih, sel-sel baru akan
tumbuh secara berlebihan sehingga janin tumbuh melampaui
ukuran normal. Karenanya, cermati asupa yodium ke dalam
tubuh saat hamil. Angka yang ideal untuk konsumsi yodium
adalah 175 mikrogram perhari
d. Tiamin (vitamin B1), Riboflavin (B2) dan Niasin (B3).
Deretan vitamin ini akan membantu enzim untuk
mengatur metabolisma sistem pernafasan dan enerji. Ibu
hamil dianjurkan untuk mengonsumsi Tiamin sekitar 1,2
miligram per hari, Riboflavin sekitar 1,2 miligram perhari
dan Niasin 11 miligram perhari. Ketiga vitamin B ini bisa
Anda konsumsi dari keju, susu, kacang-kacangan, hati dan
telur.
e. Air.
Kebutuhan ibu hamil di trimester III ini bukan hanya
dari makanan tapi juga dari cairan. Ari sangat penting untuk
pertubuhan sel-sel baru, mengatur suhu tubuh, melarutkan
danmengatur proses metabolisma zat-zat gizi, serta
mempertahankan volume darah yang meningkat selama
masa kehamilan.
Jika cukup mengonsumsi cairan, buang air besar
akan lancar sehingga terhindar dari sembelit serta risiko
terkena infeksi saluran kemih. Sebaiknya minum 8 gelas
air putih sehari. Selain air putih, bisa pula dibantu dengan
jus buah, makanan berkuah dan buah-buahan. Tapi jangan
lupa, agar bobot tubuh tidak naik berlebihan, kurangi
minuman bergula seperti sirop dan softdrink