Anda di halaman 1dari 5

Retensio Plasenta

1. Pengertian Retensio Plasenta


Adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau melebihi
waktu 30 menit setelah bayi lahir. Hampir sebagian besar gangguan
pelepasan plasenta disebabkan oleh gangguan kontruksi uterus
(Prawirohararjo 2008).
Retensio Plasenta (placental retention) merupakan plasenta yg belum
lahir dalam setengah jam setelah janin lahir. Sedangkan ssa plasenta (rest
placental) merupakan tertinggalnya bgian plasenta dalam rongga Rahim
yang dapat menimbulkan perdarahan postpartum dini (early postpartum
hemorrhage) atau pendarahn post partum lambat (late postpartum
hemorrhage) yang biasanya terjadi dalam 6-10 hari pasca persalinan
(Sarwono prawirohardjo 2009)
2. Klasifikasi retensio plasenta
Retensio plasenta terdiri dari beberapa jenis, antara lain :
1) Plasenta Adhesiva adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion
plasenta sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme separasi
fisiologis.
2) Plasenta Akreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga
mencapai sebagian lapisan miometrium.
3) Plasenta Inkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga
mencapai atau melewati lapisan myometrium.
4) Plasenta Perkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta yang
menembus lapisan myometrium hingga mencapai lapisan serosa
dinding uterus.
5) Plasenta Inkarserata adalah tertahannya plasenta di dalam
kavum uteri, disebabkan oleh konstriksi ostium uteri (Cuningham
2011).

3. Penyebab Retensio plasenta


Retensio Plasenta disebabkan oleh :
1) Faktor Maternal
Gravida berusia lanjut
Multiparitas , plasenta acreta jarang di jumpai pada
primigravida
2) Faktor Uterus
Bekas secsio cesaria, placentatertanam di cicatrix uterus
Bekas curettage
Bekas pengeluaran plasenta secara manual
Bekas endometritis
3) Faktor faktor plasenta lainnya :
Plasenta previa
Implantasi corneal
Plasenta suka lepas karena : mempunyai inersi di sudut
tuba, berukuran sangat kecil atau plasenta anularis (Buku
Obstretic patologi 2002)

Patologi Anatomis
1. Plasenta Inkreta, dimana vili korealis tumbuh lebih dalam dan
menembus desidua sampai ke myometrium.
2. Plasenta akreta, yang menembus lebih dalam ke dalam
myometrium tetapi belum menembus serosa.
3. Plasenta perkreta, yang menembus sampai serosa atau peritoneum
dinding Rahim (Wiknjosastro Obstetri patologi 2002)

4. Klasifikasi
1) Berdasarkan Luasnya
Total : seluruh plasenta yang melekat pada myometrium
Partial : ada salah satu atau lebih cotyledon atau sebagian
cotyledon yang melekat
2) Berdasarkan Dalamnya
Acreta : plasenta melekat pada myometrium
Increta : villi chorialis menembus otot uterus tapi tidak
keseluruhan tebalnya.
Percreta : villi chorialis menembus dinding uterus dan
dapat menimbulkan, perforasi lapisan serosa dapat terjadi
rupture uteri (Harry Oxorn & William R Forte, 2010)
5. Gejala klinis
1) Anamnesis, meliputi tentang pertanyaan tentang periode
prenatal, meminta informasi mengenai episode perdarahan
sebelumnya, pariatis, serta riwayat multipel fetus dan
polihidramnion. Serta riwayat postpartum sekarang dimana
plasenta tidak lepas secara spontan atau timbul perdarahan
aktif setelah bayi dilahirkan.
2) Pada pemeriksaan prevagina, plasenta tidak ditemukan di
dalam kanalis servikalis tetapi secara parsal atau lengkap
menempel di dalam uterus.
6. Komplikasi
Koplikasi yang dapat terjadi meliputi
1. Komplikasi yang berhubungan dengan transfusi darah yang
dilakukan
2. Multiple organ failure yang berhubungan dengan kolaps
sirkulasi dan penurunan perfusi organ
3. Sepsis
4. Kebutuhan terhadap histeroktomi dan hilang.nya potensi
untuk memiliki anak selanjutnya
7. Etiologi Retensio plasenta
Penyebab Retentio plasenta menurut sastrawinata (2006:174) adalah :
a. Fungsional
1) His kurang kuat (penyebab terpenting)
2) Plasenta sukar terlepas karena tempatnya (insersi di sudut
tuba), bentuknya (plasenta membranasea,plasenta anularis),
dan ukurannya (plasenta yang sangat kecil ). Plasenta yang
sukar lepas karena penyebab di atas disebut plasenta
adhesive
b. Patologi Anatomi :
1) Plasenta akreta
2) Plasenta inkreta
3) Plasenta perkreta
Sebab-sebabnya plasenta belum lahir bisa oleh karena :
a. Plasenta belum lepas dari dinding uterus
b. Plasenta sudah lepas, akan tetapi belum di lahirkan
8. Tanda dan gejala
1. Plasenta Akreta Parsial/Separasi
a. Konsistensi uterus kenyal
b. TFU setinggi perut
c. Bentuk uterus discoid
d. Perdarahan sedang-banyak
e. Ostium uteri terbuka
f. Separasi Plasenta lepas sebagian
g. Syok inkarserata
2. Plasenta inkarserata
a. Konsistensi uterus keras
b. TFU 2 jari bawah pusat
c. Bentuk Uterus globular
d. Perdarahan sedang
e. Tali pusat terjulur
f. Osteum uteri terbuka
g. Separasi plasenta sudah lepas
h. Syok jarang
3. Plasenta Akreta
a. Konsistensi uterus cukup
b. TFU setinggi pusat
c. Bentuk uterus discoid
d. Perdarahan sedikit atau tidak ada
e. Tali pusat tidak terjulur
f. Ostium uteri terbuka
g. Separasi plasenta melekat seluruhnya
h. Syok jarang sekali, kecuali akibat inversion oleh tarikan
kuat pada tali pusat
(Prawirohardjo 2002:178)
9. Penatalaksanaan
a. Pencegahan adalah yang terbaik :
1. Atasi anemia pada kehamilan
2. Riwayat perdarahan (lahir dirumah sakit)
3. Pemeriksaan factor pembekuan darah pada IUFD
4. Pada kala 3 uterus jangan dipijat atau di dorong sebelum
plasenta lepas
5. Persalinan lam: berikan penanganan, cegah jangan sampai ibu
lelah
6. Penggunaan uterotonika terutama pada ibu dengan resiko
perdarahan
b. Penanganan umum
Penanganan retensio plasenta atau sebagian plasenta adalah :
1. Resisutasi. Pemberian oksigen 100%. Pemasangan IV-line dengan
karakter yang berdiameter besar serta pemberian cairan
kristaloid (sodium klorida isotonic atau larutan ringer laktak yang
hangat, apabila memungkinkan). Monitor jantung nadi, tekanan
darah dan saturasi oksigen. Transfusi darah apabila diperlukan
yang di konfirsmasi dengan hasil pemeriksaan darah.
2. Drips oksitosin (oxytocin drips) 20 IU dalam 500 ml larutan ringer
laktat atau Nacl 0.9% (normal saline) sampai uterus
berkontraksi.
3.
Retensio Plasenta

Definisi : belum lahir dari 30 Sebabnya :


menit, indikasi plasenta
manual Plasenta adhesiva
Plasenta akreta
Pendarahan Plasenta inkreta
Habituals
Berhasil Baik : HPP Plasenta
Narkosa inkarserata
Uterotonika IV-IM Tidakannya : Plasenta melekat erat :
Perawatan Postpartum
Pemijatan Uterus
normal, untuk
Berikan Obat- Persiapan Umum
Kuretasa Plasenta :
tumpul Adhesiva
obatan: mempercepat Perdarahan Berlangsung: Histeroktomi
Akreta atau ligasi
Pemijatan
Pasang infus dan arteri Hipogastrika
Uterotonika Inkreta
kontraksinya
Antibiotika Atonia Uteri dengan
transfusi interna perawatan
Perkreta
Vit/Fe
Perhatikan apakah bolus
TamponIV-IM
Basah untuk
Pertimbangkan postoperasi yang baik
plasenta yang
Ulterosonika Terdapat sisa plasenta
KP tamponade

Anda mungkin juga menyukai