Anda di halaman 1dari 21

Tugas Individu

FITOTERAPI

OLEH:

NAMA : PUTU INDRAYANI

NIM : O1A114107

KELAS : C

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2016
1. Standarisasi Ekstrak
Standarisasi merupakan penetapan mutu farmasetik yang dapat
diproduksi dengan cara membandingkan suatu produk terhadap baku pembanding
dan dengan menentukan jumlah minimum satu atau lebih senyawa atau kelompok
senyawa (heinrich, dkk., 2009, farmakognosi dan fitoterapi). Standarisasi
dilakukan agar dapat diperoleh bahan baku yang seragam yang akhirnya dapat
menjamin efek farmakologi tanaman tersebut. Standardisasi merupakan proses
penjaminan produk akhir (simplisia, ekstrak atau produk herbal) agar mempunyai
nilai parameter tertentu yang konstan dan ditetapkan terlebih dahulu.
Metode standarisasi ekstrak meliputi (Anam, dkk., 2013):
a. Penentuan parameter non spesifik
1. Penetapan Susut Pengeringan
Tujuan: untuk memberikan batasan maksimal mengenai besarnya
senyawa yang hilang pada saat proses pengeringan.
Prosedur:
Suhu penetapan adalah 105oC dan susut pengerigan ditetapkan sebagai
berikuta: timbang seksama 1-2 gram zat dalam bobot timbang dangka
bertutup yang sebelumnya telah dipanaskan pada suhu penentapan selama
30 menit dan telah ditara. Jika zat berupa hablur besar, sebelum ditimbang
digerus dengan cepat hingga ukuran butiran lebih kurang 2 mm. ratakan
zat dalam botol timbang dengan menggoyangkan botol, hingga merupakan
lapisan setebal lebih kurang 5-10 mm, masukkan kedalam ruang
pengering, buka tutupnya, keringkan pada suhu penetapan hingga bobot
tetap. Sebelum setiap pengeringan, biarkan botol dalam keadaan tertutup
mendingin dalam eksikator hingga suhu kamar. Jika suhu lebur zat lebih
rendah dari suhu penetapan, pengeringan dilakukan pada suhu antara 5o
dan 10o dibawah suhu leburnya selama 1-2 jam, kemudian pada suhu
penetapan selama waktu yang ditentukan atau hingga bobot tetap (Depkes
RI, 1995).
2. Penentuan kadar air
Tujuan: Untuk mengetahui berapa jumlah hidrat atau air yang terkandung
dalam ekstrak. Dengan mengetahui kadar air, dapat dilakukan berbagai
tindakan yang tepat untuk mencegah terjadinya kerusakan pada ekstrak
dimana kadar air yang tinggi memudahkan pertumbuhan mikroba.
Prosedur:
Sejumlah 0,1 g ekstrak ditimbang dalam krus porselen bertutup yang
sebelumnya telah dipanaskan pada suhu 105 0C selama 30 menit dan telah
ditera. Diratakan dengan menggoyangkan hingga merupakan lapisan
setebal 10 15 mm dan dikeringkan pada suhu penetapan hingga bobot
tetap, tutupnya dibuka, dibiarkan krus dalam keadaan tertutup dan
mendingin dalam desikator hingga suhu kamar, kemudian dicatat bobot
tetap yang diperoleh untuk menghitung persentase susut pengeringannya
Berat sebelum pengeringanBerat akhirBerat
Kadar Air = sebelum pengeringan 100%

3. Penentuan kadar abu


Tujuan: untuk memberikan gambaran kandungan mineral internal dan
eksternal serta untuk mengontrol jumlah pencemar benda-benda organik
seperti tanah, pasir yang seringkali terikut dalam sediaan nabati.
Prosedur:
Lebih kurang 2-3 gram zat yang telah digerus dan ditimbang saksama,
masukkan kedalam krus platina atau krus silikat yang telah dipijarkan dan
ditara, ratakan. Pijarkan perlahan-lahan hingga arang habis, diinginkan,
ditimbang. Jika dengan cara ini arang tidak dapat dihilangkan,
ditambahkan air panas, saring melalui kertas saring bebas abu. Pijarkan
sisa dan kertas dalam krus yang sama. Masukkan filtrate kedalam krus,
uapkan, pijarkan hingga bobot tetap, ditimbang. Hitung kadar abu
terhadap bahan yang telah dikeringkan diudara (Depkes RI, 1995).
Berat awalBerat akhir
Kadar Abu = Berat awal 100%

4. Penentuan total bakteri dan total kapang


Tujuan : Untuk menentukan jumlah mikroorganisme yang diperbolehkan
dan untuk menunjukkan ada atau tidaknya bakteri atau kapang tertentu di
dalam ekstrak. persyaratan batasan maksimum mikroba dalam makanan
yaitu sebesar 106 koloni/gram.
Prosedur:
a. Penentuan total bakteri
Sejumlah 1 ml ekstrak dari pengenceran 10-4 dipipet dengan pipet
steril, kemudian ditanamkan dalam medium NA, lalu diinkubasi pada
suhu 37C selama 24 jam. Kemudian diamati dan dihitung jumlah
koloni yang tumbuh dan dikalikan dengan faktor pengenceran.
Dilakukan replikasi sebanyak tiga kali.
b. Penentuan total kapang
Sejumlah 1 ml ekstrak dari pengenceran 10-4 dipipet dengan pipet
steril, kemudian ditanam dalam medium PDA, lalu diinkubasi pada
suhu 25C selama tiga hari. Kemudian diamati dan dihitung jumlah
koloni yang tumbuh dan dikalikan dengan faktor pengenceran.
Dilakukan replikasi sebanyak tiga kali.

5. Penentuan batas logam berat


Tujuan: untuk menjamin bahwa ekstrak tidak mengandung logam
berbahaya timbal melebihi batas yang ditetapkan karena dapat bersifat
toksik pada tubuh manusia. Batas maksimum cemaran logam sebesar atau
sama dengan 10 mg/kg
Prosedur:
Penentuan batas logam Pb di dalam ekstrak dilakukan secara destruksi
basah ekstrak dengan asam nitrat dan hydrogen peroksida, kadar Pb
ditentukan dengan spektrofotometri serapan atom. Ditimbang teliti 0,799 g
timbal nitrat Pb(NO3)2 kemudian dilarutkan ke dalam labu ukur 500 ml
dengan air suling, dicukupkan volumenya. Dibuat beberapa konsentrasi 1,
2, 4, 8, dan 10 ppm. Ditimbang teliti 45 mg sampel ekstrak kemudian
dimasukkan ke dalam labu kjeldahl, ditambahkan 5 ml HNO3 p.a. dan 1
ml HClO4 p.a. lalu didestruksi pada suhu 2000C sampai diperoleh larutan
jernih, dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml, dicukupkan volumenya.
Kadar logam Pb diukur menggunakan AAS pada 217 nm.
6. Penentuan bobot jenis
Tujuan: Untuk menggambarkan besarnya massa per satuan volume untuk
memberikan batasan antara ekstrak kental dan ekstrak cair. Bobot jenis
juga berkaitan dengan kontaminasi dan kemurnian ekstrak.
Prosedur:
Bobot jenis ekstrak ditentukan terhadap hasil pengenceran ekstrak 5% dan
10% dalam pelarut etanol dengan alat piknometer. Digunakan piknometer
bersih, kering dan telah dikalibrasi dengan menetapkan bobot piknometer
dan bobot air yang baru dididihkan pada suhu 25oC. Suhu diatur hingga
ekstrak cair lebih kurang 20oC, lalu dimasukkan ke dalam piknometer.
Diatur suhu piknometer yang telah diisi hingga suhu 25oC, kelebihan
ekstrak cair dibuang dan ditimbang. Kurangkan bobot piknometer kosong
dari bobot piknometer yang telah diisi. Bobot jenis ekstrak cair adalah
hasil yang diperoleh dengan membagi bobot ekstrak dengan bobot air,
dalam piknometer pada suhu 25oC.
Bobot pikno sampelbobot piknokosong
Bobot jenis = Bobot pikno airbobot pikno kosong

b. Penentuan parameter spesik


1. Indentifikasi
Tujuan:
Prosedur:
Identitas ekstrak dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Deskripsi tata nama:
Nama Ekstrak (generik, dagang, paten)
Nama latin tumbuhan (sistematika botani)
Bagian tumbuhan yang digunakan (rimpang, daun, buah,)
Nama Indonesia tumbuhan
Ekstrak dapat mempunyai senyawa identitas artinya senyawa tertentu
yang menjadi petunjuk spesifik dengan metode tertentu. Parameter
identitas ekstrak mempunyai tujuan tertentu untuk memberikan identitas
obyektif dari nama dan spesifik dari senyawa identitas
2. Pemeriksaan organoleptik
Tujuan:
Prosedur:
Pemeriksaan organoleptik meliputi : bentuk, warna, rasa dan bau. Pegujian
ini dilakukan dengan menggunakan panca indera langsung.

3. Penetapan kadar sari

2. Daftar Prodak Fitofarmaka


a. Nodiar kimia farma
Tiap tablet Nodiar mengandung :
Attapulgite 300 mg
Psidii Folium Extract ( Daun Jambu Biji ) 50 mg
Curcuma domestica Rhizoma Extract ( Kunyit ) 7.5 mg
Dosis : Dosis Dewasa dan Anak-anak ( 12 tahun lebih ) : Satu kali minum
2 tablet, maksimum 12 tablet dalam waktu 24 jam. Dosis Anak-anak ( 6
tahun sampai 12 tahun ) : Satu kali minum 1 tablet, maksimum 6 tablet
dalam waktu 24 jam.
Indikasi : Secara tradisional Psidii Folium Ekstrak dan Ekstrak Curcuma
domestica Rhizoma digunakan untuk menyembuhkan diare.

b. X-Gra Phapros
Tiap kapsul mengandung:
Ekstrak Ganoderma lucidum 150 mg
Ekstrak Eurycomae radix 50 mg
Ekstrak Ginseng 30 mg
Ekstrak Retrofracti fructus 2,5 mg
Royal jelly 5 mg
Dosis: Sehari 2 kapsul Diminum sebelum tidur secara rutin minimal
selama 1 bulan.
Indikasi: Meningkatkan stamina dan kesegaran tubuh, membantu
meningkatkan stamina pria, membantu mengatasi disfungsi ereksi dan
ejakulasi dini.

c. Stimuno Dexa Medica

Komposisi:
Tiap 5 ml Stimuno Sirup mengandung ekstrak Phyllanthus niruri 25 mg.
Tiap kapsul Stimuno mengandung Phyllanthus niruri 50 mg
Dosis : Sirup untuk anak-anak usia 1 tahun ke atas; Anak : 3 kali sehari 1
sendok takar sirup (5 ml); Kapsul untuk dewasa Dewasa : 3 kali sehari 1
kaps.
Indikasi: Membantu meningkatkan sistem imun tubuh (sebagai
imunomodulator).

d. Tensigard Phapros
Komposisi tiap kapsul berisi:
Ekstrak Apii herba 92mg
Ekstrak Orthosiphon folium 28mg
Dosis: Dosis terapi: 3 x sehari 1 kapsul. Dosis pemeliharaan: 2 x sehari 1
kapsul
Indikasi: Menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik

e. Rheumaneer Nyonya Meneer


Komposisi:
Curcumae domesticae Rhizoma 95 mg
Zingiberis Rhizoma ekstrak 85 mg
Curcumae Rhizoma ekstrak 120 mg
Panduratae Rhizoma ekstrak 75 mg
Retrofracti Fructus ekstrak 125 mg
Dosis : Pengobatan: Diminum sehari 2 kali pagi & Malam @ 2 kapsul.
Diminum 3 hari berturut-turut.
Indikasi: Menghilangkan nyeri sendi (arthralgia) dan kaku sendi.
Melancarkan peredaran darah. Menghangatkan dan menyegarkan badan.

Daftar pustaka:
http://mushaffkunimal.blogspot.co.id/2014/01/fitofarmaka-indonesia.html, diakses
pada sabtu, 04 maret 2017, pukul : 09:30.
3. Daftar Prodak OHT

N Nama
Komposisi Indikasi
o Prodak
mengurangi frekuensi
Ekstrak psidii folium 23,5 %
Diabmeneer buang air besar,
Ekstrak curcumae domesticate
memadatkan tinja, dan
(Produksi PT rhizome 12,5 %
1 menyerap racun pada
Soho Industri Ekstrak coix lacrima jobi semen 18 %
penderita diare serta bukan
Ekstrak phellodendri radix 23 %
Farmasi) sebagai pengganti oralit.
Ekstrak coptidis rhizome 23 %
Membantu dalam
Virugon Ekstrak Drymariae setara dengan pengobatan penyakit
2 Cream
Drymariae Herba 10% Herpes (Dompo) pada
(Konimex) bahan lain hingga 100% kulit.

Tiap 5 ml Stimuno Sirup mengandung


Membantu memperbaiki
Ekstrak Phyllanthus niruri 25 mg
3 Hi Stimuno dan meningkatkan daya
Tiap kapsul Stimuno mengandung
tahan tubuh
Phyllanthus niruri 50 mg
Psidii
Meningkatkan jumlah sel
4 (PT. Dexa Ekstrak psidii folium
darah merah
Medica)
5 Diapet Psidii Folium 24%
Curcuma Domesticae Rhizoma 20% diare non spesifik,
(Produksi PT Coicis Lacrymae-jobii Semen 41% mengurangi frekuensi
Soho Industri Terminaliae Chebulae Fructus 8% buang air besar,
Farmasi) memadatkan tinja,
menyerap racun pada
penderita diare, bukan
Granati Pericarpium 7% sebagai pengganti oralit,
mengatasi rasa mulas.

diare non spesifik,


mengurangi frekuensi
Setiap 1 takaran (10 ml) mengandung
Diapet Sirup buang air besar,
ekstrak:
memadatkan tinja,
(Produksi PT Psidii Folium 1.4%
6 menyerap racun pada
Soho Industri Curcuma Domesticae Rhizoma 1.2%
penderita diare, bukan
Terminaliae chebulae Fructus 0.5%
Farmasi) sebagai pengganti oralit,
Granati Pericarpium 0.4%
mengatasi rasa mulas.

Setiap kapsul Diapet mengandung:


diare non spesifik,
Attapulgite 42%
Diapet NR mengurangi frekuensi
Karbon Aktif 10%
buang air besar,
(Produksi PT Psidii Folium 10%
7 memadatkan tinja,
Soho Industri Curcuma Domesticae Rhizoma 8%
menyerap racun pada
Coicis Lacrymae-jobii Semen 17%
Farmasi) penderita diare, bukan
Terminaliae Chebulae Fructus 3%
sebagai pengganti oralit,
Granati Pericarpium 3%
mengatasi rasa mulas.
Yohimbehe Cortex extract 125 mg
Membantu memelihara
Eurycomae Radix extract 50 mg
8 Irex Max kesehatan dan stamina
Panacis Radix extract 50 mg
tubuh
Retrofracti Fructus extract 5 mg.
tablet obat diare herbal
Stop Diar Psidii Folium
yang telah diuji klinis oleh
Plus Curcuma Domestica Rhizoma
Bagian Farmakologi dan
9 Jasmini Multiflorii Folium
(Air Mancur Toksikologi Universitas
Brugmansiae Folium
Wonogiri) Gajah Mada untuk
Bolus Alba
menyembuhkan diare.
10 Lelap Tiap kaplet Lelap mengandung ekstrak: Meningkatkan kualitas
Valeriane Radix 250 mg tidur.
(Produksi PT Myristicae Semen 115 mg Membuat tidur lebih pulas.
Soho Industri Acanthopanacis Senticosi Radix et
Caulis 100 mg
Farmasi)
Polygalae Radix 135 mg
Fitogaster
Curcumae domesticae Rhizoma ekstrak membantu meredakan
11 (PT Kimia (kunyit) perut kembung
Farma)
Kaempferiae Rhizoma
Kiranti Pegal Zingiberis Rhizoma mengatasi pegal linu dan
Linu Curcumae Domesticae Rhizoma keletihan , meringankan
12
Myristicae Flos sakit pada persendian,
(Orang Tua) Caryophyllum menghangatkan tubuh.
Paulliniae Fructu
Kiranti Sehat Pada waktu datang bulan
Curcumae Domesticae Rhizoma
Datang Bulan mengalami: nyeri, letih
Kaempferiae Rhizoma
13 Lesu, keputihan, bau
Zingiberis Rhizoma
badan.
Tamarindi Pulpa
(Orang Tua)
Mengatasi segala jenis
kanker dan tumor (kista,
myoma, endometriosis),
hepatitis dan gagal
ginjal

Menginduksi apoptosis sel


kanker
Mengatasi gangguan
Sehat Kuat tyroid, prostat, dan
Ganodermae Fungus
(Chang Sheuw hormonal
Panacis Pseudoginseng Radix
Tian Ran Ling Mempercepat
14 Ligustici Radix
Yao) penyembuhan luka atau
Atractylodis Macrocephalae Rhizoma
infeksi dan regenerasi
Gynostemmae Pentaphylli Herb
(Daun Terata) sel
Mengurangi efek samping
kemoterapi atau radiasi
Menormalisasi fungsi
organ, metabolisme,
hormon dan jaringan
tubuh
Menjaga kesehatan jangka
panjang (terutama ex
penderita kanker)
Fitolac
membantu memperlancar
15 (PT Kimia Sauropi Folium Ekstrak (daun Katu)
ASI
Farma)
Sanggolangit
Efektif sebagai anti nyeri
dan anti bengkak pada
16 (Songgolangit Tridacis Procumbentis Herba
sendi rematik, pegal linu
Herbal- dan kaku sendi
Surabaya)
Asma, Rheumatik,
Tekanan darah tinggi,
Zingiberis Rhizoma (Jahe) 15%
Menambah daya tahan
Retrofracti Fructus (Cabe Jawa) 50%
tubuh, Kencingbatu, Sakit
Nigellae Sativa Semen (Biji idari
Sehat Tubuh gigi, Amandel, Migran,
Nigelkla Sativa) 15%
17 (TIAN RAN Lever, Alergi, Maag,
Piperis Nigri Fructus (Lada Hitam)
LIG TAO) Lemah Jantung,
25%
Exsim,Kurang nafsu
Bahan lain sampai menjadi 100%
makan, Kurang darah,
Lemah syahwat, Asam
urat
Morindae Folium ekstrak (daun
Glucogarp Mengkudu) membantu meringankan
18
(PT Phapros) Mamordicae Fructus ekstrak (buah gejala kencing manis
Pare)
Membantu mengatasi rasa
nyeri pada rheumatic,
membantu mengurangi
serangan ulang radang
Minyak atsiri curcuma xanthorrhiza atau nyeri pada sendi
(Temulawak) tulang, membantu
19 Reumakeur Minyak atsiri curcuma domestica pencernaan lemak, karena
(kunyit) bekerja sebagai
curcuminoid kholagogase hingga dapat
mencegah terjadinya
peradangan yang
disebabkan oleh
peroksidasi lemak.
20 Tolak Angin 30% bahan yang terdiri dari : Meredakan mual,
Amommi Fructus kembung, sakit perut,
(Sido Muncul) Foeniculli Fructus melegakan tenggorokan,
Isorae Fructus
Myristicae Semen
Burmanni Cortex
Centellae Herba
Caryophylli Folium
Parkiae Semen memperbaiki daya tahan
Oryza sativa tubuh
Menthae arvensitis Herba
Usneae thallus
Zingiberis Rhizoma
ekstrak Panacis Radix
70% Mel Depuratum (Madu)
Mastin

(PT. Industri Garciniae Fructus Cortex Extract


21
Jamu 550 mg
Borobudur)
Niran

22 (PT. Industri
Jamu
Borobudur)
Redacid

23 (PT. Industri
Jamu
Borobudur)
OB Herbal
24 (PT. Deltomed
Laboratories)
Kenis

25 (PT. Industri
Jamu
Borobudur)
Tulak

26 (PT. Industri
Jamu
Borobudur)
27 Bilon
(PT. Industri
Jamu
Borobudur)
Neo Sendi

28 (PT. Industri
Jamu
Borobudur)
Inlacin 100
29 PT. DEXA
MEDICA
30

31

32

33

34

35

Daftar pustaka;

http://blogbersama48.blogspot.co.id/2012/09/komposisi-fitofarmaka-dan-obat
herbal.html, diakses pada sabtu, 04 maret 2017, pukul 12:22.

http://kendhilkencana.blogspot.co.id/2012/01/obat-herbal-terstandar-2-oht.html,
diakses pada sabtu, 04 maret 2017, pukul 14:40.

https://www.scribd.com/doc/228755278/Daftar-Jamu-OHT-Fitofarmaka, diakses
pada sabtu, 04 maret 2017, puku 15:24.
4. Cara Penomoran/Registrasi Obat Tradisional
Nomor registrasi obat tradisional terdiri dari kode huruf dan 9 kode angka
(menurut Cerdas Memilih Obat & Mengenali Penyakit, Agus Wibowo, 2009):
Arti kode huruf :
TR : obat tradisional lokal
TI : obat tradsional impor
TL : obat tradisional lisensi
BTR : produk berbatasan lokal
BTI : produk berbatasan impor
BTL : produk berbatasan lisensi
Angka 1-2 : tahun mulai didaftarkan pada Depkes.RI
1976 ditulis 76
1978 ditulis 78
2000 ditulis 00
Angka 3 :
Angka 1 : pabrik farmasi
Angka 2 : pabrik jamu
Angka 3 : perusahaan jamu
Angka 4 : menunjukkan bentuk sediaan
1 : bentuk rajangan
2 : bentuk serbuk
3 : bentuk kapsul
4 : bentuk pil, granul, boli, pastiles, jenang, tablet/kaplet
5 : bentuk dodol, majun
6 : bentuk cairan
7 ; bentuk salep, krim
8 : bentuk plester/koyo
9 : bentuk lain seperti dupa, ratus, mangir, permen

Angka 5-8 : menunjukkan nomor urut jenis produk yang terdaftar

Angka 9 : menunjukkan jenis atau macam kemasan ( volume)


1 : 15 ml
2 : 30 ml
3 : 45 ml

Jadi Counterpain No.Reg. BTR 001700032, berarti :


BTR : obat ini berbatasan local
00 : mulai didaftarkan pada tahun 2000
1 : obat ini dibuat oleh pabrik farmasi
7 : obat in ibuat dalam bentuk sediaan salep atau krim
0003 : produk memiliki nomor urut 0003 yang terdaftar dari pabrik tersebut
2 : kemasan 30 ml.
5. Perbedaan Uji Praklinik Dan Klinik

6. Interaksi Obat
7. Dapatkah Terjadi Nteraksi Obat Dari Bahan Alam (Menurut Sutanti, D.W.,
dan Iis W., 2013, Bioavailabilitas Tablet Ibuprofen Pada Pemberian Bersamaan
Dengan Ekstrak Air Herba Pegagan (Centella Asiatica (L) Urban) Pada Kelinci
Jantan, Jurnal Ilmiah Kefarmasian, Vol. 3(1) ).
Masyarakat umum beranggapan, obat herbal dapat mengurangi efek
samping dari obat yang diminum dan dapat meningkatkan efektifitas dari
pengobatan. Meskipun dianggap alami, banyak obat herbal yang dapat
berinteraksi dengan obat lain menyebabkan efek samping yang berbahaya dan
atau mengurangi manfaat dari obat. Penggunaan obat herbal yang bersamaan
dengan obat sintetik memungkinkan terjadinya interaksi potensial. Dimana
interaksi ini umumnya tidak diketahui sampai pasien tersebut mengalami sakit
atau kejadian serius yang mengancam hidup pasien terjadi.
Obat herbal dapat berinteraksi dengan obat sintetik melalui interaksi
Farmakokinetik dan atau farmakodinamik. Interaksi farmakokinetik
mengakibatkan perubahan absorpsi, distribusi, metabolisme atau ekskresi dari
obat sintetik atau obat herbal sehingga dapat mempengaruhi kerja obat secara
kuantitatif. Interaksi farmakodinamik mempengaruhi aksi obat secara kualitatif,
baik melalui efek meningkatkan (aksi sinergis atau aditif) atau efek antagonis.
Sebagai contoh ibuprofen apabila diminum bersama dengan ekstrak air
herba pegagan yang sama- sama memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi dapat
kemungkinan berkurangnya metabolisme ibuprofen di dalam usus sehingga
ibuprofen berada dalam jumlah lebih banyak di usus akibat selanjutnya adalah
jumlah ibuprofen yang terabsorpsi akan meningkat dimana hal ini yang akan
menentukan bioavailabilitas obat ibu proven dalam tubuh.

8. Macam-Macam Bentuk Sediaan obat Trasisional


Macam macam bentuk sediaan obat tradisional:
1. RAJANGAN
Rajangan adalah sediaan obat tradisional berupa potongan simplisia,
campuran simplisia, atau campuran simplisia dengan sediaan galenik, yang
enggunaannya dilakukan dengan pendidihan atau penyeduhan dengan air
panas. Misanya seperti teh.
2. SERBUK
Serbuk adalah sediaan obat tradisional berupa butiran homogen dengan
deraiat halus yang cocok; bahan bakunya berupa simplisia sediaan galenik,
atau campurannya.
3. PIL
Pil adalah sediaan padat obat tradisional berupa massa bulat, bahan bakunya
berupa serbuk simplisia, sediaan galenik, atau campurannya.
4. DODOL ATAU JENANG
Dodol atau jenang adalah sediaan padat obat tradisional bahan bakunya
berupa serbuk simplisia, sediaan galenik atau campurannya.
5. PASTILES
Pastiles adalah sediaan padat obat tradisional berupa lempengan pipih
umumnya berbentuk segi empat; bahan bakunya berupa campuran serbuk
simplisia, sediaan galenik, atau campuran keduanya.
6. KAPSUL
Kapsul adalah sediaan obat tradisional yang terbungkus cangkang keras atau
lunak; bahan bakunya terbuat dari sediaan galenik dengan atau tanpa bahan
tambahan.
7. TABLET
Tablet adalah sediaan obat tradisional padat kompak, dibuat secara kempa
cetak, dalam bentuk tabung pipih, silindris, atau bentuk lain, kedua
permukaannya rata atau cembung, terbuat dari sediaan galenik dengan atau
tanpa bahan tambahan
8. CAIRAN OBAT DALAM
Cairan obat dalam adalah sediaan obat tradisional berupa larutan emulsi atau
suspensi dalam air ; bahan bakunya berasal dari serbuk simplisia atau sediaan
galenik dan digunakan sebagai obat dalam
9. SARI JAMU
Sari jamu adalah cairan obat dalam dengan tujuan tertentu diperbolehkan
mengandung etanol.
10. PAREM, PILIS DAN TAPEL
Parem, pilis dan tapel adalah sediaan padat obat tradisional; bahan bakunya
berupa serbuk simplisia, sediaan galenik, atau campurannya dan digunakan
sebagai obat luar.
11. KOYOK
Koyok adalah sediaan obat tradisional berupa pita kain yang cocok dan tahan
air yang dilapisi dengan serbuk simplisia dan atau sediaan galenik, digunakan
sebagai obat luar dan pemakainya ditempelkan pada kulit.
12. CAIRAN OBAT LUAR
Cairan obat luar adalah sediaan obat tradisional berupa larutan suspensi atau
emulsi; bahan bakunya berupa simplisia, sediaan galenik dan digunakan
sebagai obat luar.
13. SALEP/KRIM
Salep/krim adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan. bahan
bakunya berupa sediaan galenik yang larut atau terdispersi homogen dalam
dasar salep/krim yang cocok dan digunakan sebagai obat luar.

Daftar pustaka:
Depkes RI,1995, Materia Medika Indonesia, Depkes RI: Jakarta
Hermanto dan subroto, 2007, Pilih Jamu dan Herbal Tanpa Epek Samping. PT Elex,
Media Komputindo: Jakarta.
Suharmiati dan Lestari H., 2007, Cara Benar Meracik Obat Tradisional, Agromedia:
Jakarta.

9. Pengertian Simplisia Dan Haksel


1. Simplisia Simplisia merupakan bahan alamiah yang dipergunakan sebagai
oabt yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan
lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.

2. Haksel merupakan bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun, bunga,


biji dan lain-lain yang dikeringkan tetapi belum dalam bentuk serbuk. Atau
haksel dapat juga diartikan sebagai simplisia dalam bentuk rajangan, irisan,
fragmen atau utuh yang biasanya terdapat dalam ramuan atau sediaan (haksel
tidak berbentuk serbuk).
Daftar pustaka:
Depkes RI, 1989, material medika Indonesia, Depkes RI: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai