Anda di halaman 1dari 11

1.

Kabel AAAC

Gambar 1. Kabel AAAC

Lokasi : Belakang Kampus Teknik Sudirman


Keterangan :
Kabel ini terbuat dari aluminium-magnesium-silicon campuran logam,
keterhantaran elektris tinggi yang berisi magnesium silicide, untuk memberi
sifat yang lebih baik. Kabel ini biasanya dibuat dari paduan aluminium 6201.
AAAC mempunyai suatu anti karat dan kekuatan yang baik, sehingga daya
hantarnya lebih baik.
Kabel jenis ini dirancang sebagai kabel yang memiliki konstruksi yang
kuat, anti karat dan untuk penggunaan yang sangat lama. Kabel jenis AAAC
juga baik untuk digunakan sebagai penghantar dari penangkal petir.

2. Kabel AAACS
Gambar 2. Kabel AAACS

Lokasi : Dekat Padmasana Fakultas Teknik Unud Sudirman

Keterangan :

Kabel AAACS merupakan penghantar AAAC yg berisolasi. Isolasi kabel


AAACS memiliki ketahanan islolasi, sampai dengan 6 KV. Secara komposisi
bahan memang terjadi perbedaan antara AAAC dengan AAACS. Perbedaan
terutama terjadi dalam sisi isolasi, selanjutnya adanya vaselin pada AAAC
sedangkan dalam AAACS vaselin tidak ada. Tentu hal ini menimbulkan masalah
bagi kabel AAACS, terutama terjadinya korosi di dalam kabel. Perlunya
penanganan khusus pada saat menempatkan kabel AAACS pada isolator, sebab
salah penanganan akan dapat merusak isolasi kabel AAACS tersebut dan
penghantar AAACS.

3. Lightning Arrester
Gambar 3. Lightning Arrester

Lokasi : Jl. Dr. Goris


Keterangan :
Arrester adalah sejenis alat yang memiliki fungsi untuk menstabilkan
tegangan arus listrik. Dan hubungannya dengan petir atau linghtning adalah alat
penstabil tegangan listrik yang berfungsi prinsip kerja lightning protection yaitu
memproteksi perangkat elektronik dari lonjakan tegangan listrik akibat
sambaran petir.
Fungsi Lightning Arrester adalah untuk menjaga kestabilan tegangan
listrik PLN pada jaringan listriknya, yang memang rata-rata jauh tinggi dari
permukaan tanah, seperti sutet dan transformator listrik.

Prinsip kerja lightning arrester adalah bekerja dengan sistem katup,


dimana menggunakan dua lempeng yang dapat terputus atau tersambung
otomatis. Pada saat petir besar menyambar jaringan listrik dalam rumah, maka
otomatis tegangan listrik akan melonjak besar (karena petir mengandung aliran
listrik). Secara otomatis hal ini membuat dua logam pada arrester kemudian
akan saling terhubung dan menjadi konduktor bagi arus listriknya.

Pada saat itu salah satu kutub akan membuang kelebihan muatan listrik ke
grounding rod di tempat pembumian, sehingga lonjakan muatan ini tidak akan
mengenai sistem kelistrikan yang ada. Lonjakan tegangan listrik ini akan
dibuang sebelum masuk ke sistem kelistrikan. Itulah mengapa pembuatan tempat
grounding rod itu harus bagus, diusahakan dengan nilai tahanan yang sangat
kecil sehingga saat ada petir besar tidak mengganggu prinsip kerja lightning
arrester. Jika demikian, maka tegangan kejut sebesar apapun tidak akan merusak
peralatan listrik di rumah. Cara kerja lightning arrester ini dapat bekerja dengan
baik tanpa memutus arus listrik sesaatpun.

4. Current Transformer (CT)


Gambar 4. Current Transfomer

Lokasi : Jl. Dr. Goris


Keterangan :
Transformator arus digunakan untuk mengukur arus beban pada sebuah
rangkaian. Dengan penggunaan transformator arus, maka arus beban yang besar
dapat diukur hanya dengan menggunakan amperemeter yang rangenya tidak
terlalu besar.

Fungsi dari transformator arus yaitu sebagai media pengukuran serta


penurunan yang dilakukan pada sebuah arus untuk tolak ukur sebagai dasarnya
yang berdasarkan perbandingan yang tertentu saja dilakukan. Transformator arus
ini termasuk dalam bagian dari transformator khusus yang disebut transformator
pengukuran (instrumen).

5. Power Transformer (PT)


Gambar 5. Power Transformer

Lokasi : Jl. Raya Kampus Unud, Jimbaran


Keterangan :
Transformator Daya adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi
untuk menyalurkan tenaga atau daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan
rendah atau sebaliknya. Dalam operasi penyaluran tenaga listrik transformator dapat
dikatakan sebagai jantung dari transmisi dan distribusi. Dalam kondisi ini suatu
transformator diharapkan dapat beroperasi secara maksimal.

6. Load Back Switch (LBS)


Gambar 6. Load Break Switch (LBS)

Lokasi : Jl. Dr. Goris (Depan Sekolah Santo Joseph)


Keterangan :
Switch pemutus beban (Load Break Switch, LBS) merupakan saklar atau
pemutus arus tiga fase untuk penempatan di luar ruas pada tiang pancang, yang
dikendalikan secara elektronis. Switch dengan penempatan di atas tiang pancang
ini dioptimalkan melalui kontrol jarak jauh dan skema otomatisasi.
Fungsi utama LBS adalah sebagai pemutus beban (Load Break Switch)
pada sistem tegangan menengah/tinggi. Ada juga yang menyebut DS
(Disconnecting Switch) atau IS (Isolating switch) atau PMS (Pemisah).

7. Recloser
Gambar 7. Recloser

Lokasi : Jl. Diponegoro


Keterangan :

Recloser adalah peralatan yang digunakan untuk memproteksi bila


terdapat gangguan, pada sisi hilirnya akan membuka secara otomatis dan akan
melakukan penutupan balik (reclose) sampai beberapa kali tergantung
penyetelannya dan akhirnya akan membuka secara permanen bila gangguan
masih belum hilang (lock out). Penormalan recloser dapat dilakukan baik secara
manual maupun dengan sistem remote. Recloser juga berfungsi sebagai
pembatas daerah yang padam akibat gangguan permanen atau dapat melokalisir
daerah yang terganggu.
Recloser mempunyai 2 (dua) karateristik waktu operasi (dual timming),
yaitu operasi cepat dan operasi lambat.
Menurut fasanya recloser dibedakan atas :
Recloser 1 fasa
Recloser 3 fasa

8. MVTIC
Gambar 8. Kabel MVTIC

Lokasi : Depan Agrokompleks Universitas Udayana Sudirman


Keterangan :

Kabel MVTIC atau NFA2XSY-T adalah sebuah overhead twisted cable


atau kabel udara yang dipelintir. Kabel ini mempunyai tiga inti konduktor yang
diberi isolasi sendiri pada tiap kabelnya. Inti konduktor kabel ini adalah
aluminium, dengan isolasi ELPE (extruded crosslinked polyethylene),
mempunyai layer metal tembaga, serta PVC pada pelindung paling luarnya.
Kabel ini digunakan pada tingkat transmisi dan ditribusi udara dengan nominal
tegangan 12/20 kV dengan maksimum nominal 24 kV.

9. Fuse Cut Out (FCO)


Gambar 9. Fuse Cut Out (FCO)

Lokasi : Belakang Fakultas Teknik Unud Sudirman


Keterangan :
Fuse cut out atau biasa disingkat FCO adalah peralatan proteksi yang
bekerja apabila terjadi gangguan arus lebih. Alat ini akan memutuskan rangkaian
listrik yang satu dengan yang lain apabila dilewati arus yang melewati kapasitas
kerjanya.
Prinsip kerjanya adalah ketika terjadi gangguan arus maka fuse pada cut
out akan putus, seperti yang ada pada SPLN 64 tabung ini akan lepas dari
pegangan atas, dan menggantung di udara, sehingga tidak ada arus yang
mengalir ke sistem.
Adapun cara perlindungannya adalah dengan melelehkan fuse link,
sehingga dapat memisahkan antara bagian yang sehat dan yang terganggu.
Sedangkan fuse link itu sendiri adalah elemen inti dari FCO yang terletak di
dalam fuse holder dan mempunyai titik lebur tertentu. Jika beban jaringan
sesudah FCO menyentuh titik lebur tersebut, maka fuse link akan meleleh dan
akan memisahkan jaringan sebelum FCO dengan jaringan sesudah FCO.
Cut out biasanya digunakan pada jaringan distribusi 20 kV untuk proteksi
trafo distribusi dari arus lebih akibat hubung singkat,dan juga diletakkan pada
percabangan untuk proteksi jaringan.

Anda mungkin juga menyukai