TERHADAP BAKTERI
Filed under: Bakteriologi, MyCollage 1 Komentar
Januari 31, 2011
4 Votes
Untuk melihat bentuk-bentuk bakteri dan sifatnya terhadap pengecatan maka yang terlebih
dahulu dilakukan adalah membuat sediaan yang dapat dilakukan dengan cara :
Dengan ose yang telah disteril pada nyala api dan telah dingin, spesimen/perbenihan cair
diambil, lalu dioleskan pada permukaan bagian tengah dari seebuah kaca objek yang bersih
dan kering sedemikian rupa sehingga diperoleh sediaan yang agak tipis, rata dengan ukuran
sekitar 2 x 2 cm, kemudian dikeringkan pada udara terbuka yang tidak langsung berhubungan
dengan sinar matahari.
Terlebih dahulu satu mata ose NaCl 0.9% steril diletakkan pada permukaan bagian tengah
dari suatu kaca objek, kemudian dengan ose steril dan dingin koloni/pertumbuhan bakteri
diambil sedikit dengan ose tadi, yang selanjutnya dicampur dan dioleskan sedemikian rupa
pada tetesan NaCl tadi sehingga diperoleh sediaan yang agak tipis, rata dengan ukuran 2 x 2
cm. sediaan dikeringkan pada suhu kamar yang terhindar dari cahaya matahari langsung.
Sediaan yang telah kering terlebih dahulu difiksasi melalui nyala api 3 kali dimana
permukaan sediaan berada sebelah atas waktu fiksasi.
Mempermudah dicat.
3. Pengecatan Neisser
4. Pengecatan Sederhana
5. Pengecatan Kapsul
6. Pengecatan Flagella
7. Pengecatan Spora
8. Pengecatan Negatif
Pengecatan ziehl-neelsen
Untuk melihat bakteri basil tahan asam (BTA) terutama M. Tuberculosis dan M. Leprae yang
terlihat berbentuk batang warna merah dengan latar belakang biru, dilakukan pengecatan ZN.
a) Persiapan
Untuk spesimen sputum dibuat sediaan yang berukuran 2 x 3 cm, sedangkan spesimen dari
reitz serum sediaan dengan ukuran 1 x 1,5 cm, yang langsung diambil dari penderita.
Ketentuan lainnya sama dengan sediaan secara umum.
Alkohol 96% : 10 ml
Aquadest : 85 ml
Fenol : 5 ml
Basic fuchsin digerus dalam mortar sampai hancur, kemudian dilarutkan dalam alkohol,
ditambahkan aquadest dan fenol, kocok dan saring kedalam botol yang berwarna.
HCl pekat : 3 ml
Alkohol 96 % : 97 ml
Aquadest : 100 ml
Methylene blue digerus dalam mortar sampai hancur, tambahkan sdikit aquadest sambil
digerus hingga methylene blue larut. Cukupkan volumenya menjadi 100 ml dan saring
kedalam botol yang berwarna.
Sediaan dicat dengan karbol fuchsin smpai menutupi seluruh permukaan kaca objek.
Dengan api kecil kaca objek dipanasi dari bawah sampai zat warna menguap (tidak
boleh mendidih ), hal ini dilakukan 3 kali dalam waktu 5 menit
Zat warna dibuang dan sediaan dicuci dengan air kemudian dilunturkan dengan HCl
alkohol 3 % ( untuk M. Leprae dipakai HCl alkohol 1 % ) samai semua zat warna keluar dari
sediaan.
Sediaan dicuci air kemudian dicat dengan air methylene blue selama 20-30 detik.
Sediaan dicuci air, dikeringkan dan diperiksa minimal 100 LP dan hasil dilaporkan.
BTA TBC :
BTA Leprae :
Pengecatan Gram
Filed under: Bakteriologi, MyCollage 1 Komentar
Januari 31, 2011
Maksud dari pengecatan ini adalah untuk mengetahui bentuk dan sifat bakteri terhadap
pengecatan Gram, yang berwarna merah termasuk kelompok bakteri yang Gram negatif
sedangkan yang berwarna ungu adalah kelompok bakteri yang bersifat gram positif.
a) Persiapan
Alkohol 96% : 10 ml
Aquadest : 87 ml
Fenol : 3 ml
Kristal/ gentian violet digerus dalam mortar sampai hancur, kemudian dilarutkan dalam
alkohol dan ditambahkan Aquadest dan fenol, selanjutnya larutan ini disaring dengan kertas
saring kedalam botol yang berwarna dan disimpan pada tempat yang gelap.
3) Alkohol 96%
4) Larutan Lugol :
Iodium kristal : 1 gr
Kalium iodide : 2 gr
Aquadest : 300 ml
Iodium dan kalium iodide digerus bersama-sama dalam mortar dan ditambahkan Aquadest
sedikit demi sedikit sambil digerus sampai larut. Larutan ini disaring kedalam botol yang
berwarna dan sisa aquadest semuanya dimasukkan kedalam botol melalui kertas saring.
Basic fuchsin : 1 gr
Alkohol 96% : 10 ml
Aquadest : 90 ml
Basic fuchsin digerus dalam mortar sampai hancur, dilartukan dalam alkohol kemudian
aquadest ditambahkan selanjutnya saring kedalam botol yang berwarna.
Sediaan yang telah difiksasi dan dingin, dicat dengan larutan karbol gentian / kristal
violet selama 1 menit.
Zat warna dibuang dicuci dengan aquadest dan dicat dengan larutan lugol selama 1
menit.
Larutan zat warna dibuang dan sediaan dicuci dengan alkohol 96% sampai semua zat
warna keluar.
Diperiksa minimal 100 lapangan pandang, dilaporkan bentuk dan sifat bakteri terhadap
pengecatan Gram serta jumlah bakteri secara semi kuantitatif.
Untuk bahan dari secret alat kelamin, maka Diflokokus gram negatif yang ada dilaporkan
apakah intra atau ekstraseluler, sedangkan clue cell yang ada dilaporkan dalam jumlah
persentase, sedangkan untuk spesimen sputum jumlah PMN dilaporkan rata-ratanya per
lapangan pandang ( objektif 10X dan okuler 10 X ).
Pewarnaan Kapsula Bakteri
Kebanyakan bakteri mengeluarkan lendir pada permukaan selnya yang melapisi dinding sel.
Jika lapisan lendir ini cukup tebal dan kompak maka disebut dengan kapsula. Pada beberapa
bakteri adanya kapsula menunjukkan sifat yang virulen. Kapsula bakteri tidak berwarna
sehingga untuk mengetahui ada tidaknya kapsula bakteri perlu dilakukan pewarnaan khusus
(Hastuti, 2008). Pewarnaan ini bisa dilakukan dengan menggunakan nigrosin, merah kongo
atau tinta cina. Setelah ditambahkan pewarna yang tidak menembus kapsul, maka kapsul
dapat tampak dengan menggunakan mikroskop cahaya. Ini merupakan penampilan negatif
kapsul yang terlihat jernih dengan latar belakang gelap (Schlegel, 1994).
Kapsula merupakan lapisan polimer yang terletak di luar dinding sel. Jika lapisan polimer ini
terletak berlekatan dengan dinding sel maka lapisan ini disebut kapsula. Tetapi jika polimer
atau polisakarida ini tidak berlekatan dengan dinding sel maka lapisan ini disebut lendir
(Darkuni: 2001). Baik kapsula maupun lendir terdiri dari polisakarida dan polipeptin
(komplek polisakarida dengan protein). Kapsula bukan organ yang penting untuk kehidupan
sel bakteri. Hal ini terbukti bahwa sel bakteri yang tidak dapat membentuk kapsula mampu
tumbuh dengan normal dalam medium. Kapsula berfungsi dalam penyesuaian diri dengan
lingkungannya. Misalnya berperan dalam mencegah terhadap kekeringan, mencegah atau
menghambat terjadinya pencantelan bakteriofag, bersifat antifagosit sehingga kapsul
memberikan sifat virulen bagi bakteri. Kapsula juga berfungsi untuk alat mencantelkan diri
pada permukaan seperti yang dilakukan oleh Streptococcus muans (Darkuni, 2008).
Hal yang serupa juga dijelaskan dalam Dwidjoseputro (2005) bahwa lapisan lendir terdiri atas
karbohidrat dan pada beberapa spesies tertentu, lendir itu juga mengandung unsur N atau P.
Lendir bukan suatu bagian integral dari sel, melainkan suatu hasil pertukaran zat. Lendir
memberikan perlindungan terhadap kekeringan, seakan-akan merupakan suatu benteng
untuk bertahan. Kapsula merupakan gudang cadangan makanan (Pelczar: 2007). Kapsula
bakteri-bakteri penyebab penyakit (patogen) berfungsi untuk menambah kemampuan bakteri
untuk menginfeksi. Selain itu, bakteri berkapsula juga menyebabkan adanya gangguan lendir
dalam proses industri. (Pelczar:2007). Ukuran kapsula sangat dipengaruhi oleh medium
tempat ditumbuhkannya bakteri tersebut. Pada beberapa kejadian tebalnya kapsula hanya satu
per sekian diameter selnya, namun dalam kasus-kasus lainya ukuran kapsula jauh lebih besar
daripada diameter selnya.
Lapisan kapsul cukup tebal sehingga sulit diwarnai, oleh karena itu diperlukan suatu
pewarnaan khusus. Salah satu cara pewarnaan kapsula menurut Raebiger yaitu dengan
menggunakan pewarna larutan formol-gentian violet Raebiger atau kristal violet. Satu lagi
cara untuk perwarnaan kapsula bakteri adalah dengan pewarnaan negatif (pewarnaan tidak
langsung ). Pada pewarnaan negatif latarbelakangnya diwarnai zat warna negatif sedangkan
bakterinya diwarnai dengan zat warna basa. Kapsula tidak menyerap warna sehingga terlihat
lapisan terang yang tembus dengan latar belakang yang berwarna (Waluyo, Lud: 2007).
Pewarnaan Flagella
I. Cara GRAY.
Caranya:
1. Di dalam sebuah tabung reaksi dibuatlah suspensi kuman dari tanaman (lebih baik diambil
dari media zwerm agar yaitu media untuk bulu cambuk), 1 ose penuh disuspensikan
dengan 1 ml air garam faal steril.
3. Satu ose dari suspensi ini diapuskan di atas objek gelas yang bersih, keringkan dan fiksasi di
atas api 3x.
5. Cuci bersih dengan aquadest, kemudian dipulas dengan larutan carbolfuchsin selama 10
detik.
6. Cuci dengan aquadest, keringkan dengan kertas saring atau pada suhu kamar.
NaCl : 1 gram.
Ketiga zat ini dicampur baik-baik, kemudian 1,7 gram campuran dilarutkan dalam 35 ml
alkohol 95% + 65 ml aquadest. Larutan pulas ini disimpan beberapa minggu dalam botol
bertutup rapat, baru dipakai.
Caranya :
1. Sediakan suspensi bakteri dalam air sampai sedikit keruh, yang diambil dari tanaman agar
atau sediment dari bouillon.
2. Satu tetes dari suspensi diteteskan pada objek gelas sedemikian rupa sehinggga tetesan
mengalir pada objek.
3. Keringkan (biarkan) kering pada suhu kamar, kemudian bubuhi larutan pulas, biarkan 10
menit.
4. Cuci dengan air, bubuhi dengan borax-methylen biru yang encer (1,0 g borax + 0,1 g
methylen biru dalam 100 ml aquadest), biarkan 5-10 menit.
5. Cuci dengan air dan keringkan dengan kertas saring, lihat dengan mikroskop.
6. Hasil pewarnaan:
PEWARNAAN ENDOSPORA
Bakteri tertentu seperti Clostridium, Desulfumoculatum (anaerob) dan
Bacillus (aerob) mempunyai kemampuan untuk membentuk suatu struktur dalam sel
pada tempat-tempat yang khas, disebut endospora. Endospora dibentuk apabila
kondisi lingkungan tidak memungkinkan untuk kelangsungan hidup sel vegetatif
bakteri. Endospora merupakan bentuk kehidupan yang paling resisten dan dapat
bertahan dalam keadaan kekurangan nutrien, tahan terhadap panas, dan unsur-
unsur fisik lainnya seperti pembekuan, kekeringan, radiasi dan bahan-bahan kimia
yang dapat menghancurkan bakteri yang tidak membentuk endospora. Endospora
dikelilingi oleh suatu lapisan yang kedap air (impermeabel) yang disebut selubung
spora. Tujuan dilakukannya pewarnaan endospora adalah membedakan endospora
dengan sel vegetatif, sehingga pembedaannya tampak jelas.
Letak endospora
1. Sentralis
2. Terminalis
3. Sub terminalis 1 2 3
Prinsip Pewarnaan
Pemanasan akan mengembangkan lapisan luar endospora sehingga zat warna
primer (malakit hijau) dapat masuk masuk ke dalam endospora sehingga berwarna
hijau. Melalui pendinginan warna primer akan terperangkap di dalam spora, dengan
pencucian zat warna primer yang ada pada sel vegetatif akan terlepas sehingga
pada saat debri counterstain dengan safranin, sel vegetatif akan berwarna merah
Pada pengecatan endospora dengan larutan Hijau Malakit, bakteri penghasil endospora
menunjukkan reaksi positif yaitu larutan Hijau Malakit akan berikatan dengan spora sehingga
saat pencucian akan tetap berwarna hijau dan cat penutup Safranin tidak bisa masuk/diikat
oleh endospora. Sedangkan pada bakteri yang tidak menghasilkan endospora maka larutan
Hijau Malakit tidak dapat diikat (Fardiaz, 1992).
1. Sediakan kaca benda yang bersih, lalu lewatkan di atas nyala api spritus.
3. Secara aseptic ambillah inokulum bakteri yang akan diperiksa lalu letakkan di atas
tetesan aquades itu kemudian ratakan perlahan-lahan
4. Ambillah kaca benda lain yang bersih lalu letakkan di ats kaca benda sediaan tersebut
sehingga membentuk sudut 450
5. Geserkan kaca benda yang tegak ini, sehingga sediaan menjadi tipis dan merata, biarkan
sampai mengering
6. Lakukan fiksasi dengan cara melewatkan sediaan tersebut di atas nyala api lampu
spritus dengan cepat
7. Teteskan larutan hijau malakit di atas sediaan itu lalu panaskan sediaan tersebut diatas
nyala api spritus selama 3 menit, jagalah jangan sampai sediaan mendidih atau mengering,
jika mengering, tambahkan tetesan larutan hijau malakit. Selama pemanasan jepitlah sediaan
dengan pinset.
8. Letakkan larutan hijau malakit di atas kawat penyangga yang diletakkan di atas
mangkuk pewarna, lalu biarkan sampai dingin
9. Cucilah kelebihan larutan hijau malakit dengan air kran dalam botol penyemprot
10. Teteskan larutan safranin di atas sediaan tersebut, lalu biarkan selama satu menit
12. Keringkan sediaan dengan kertas penghisap dan amatilah di bawah mikroskop.
Jika pewarnaan ini berhasil dengan baik, maka sel vegetatif bakteri akan berwarna merah,
jika sel membentuk spora maka spora akan Nampak berwarna hijau.
Bahan pulas dipakai tinta-cina, karena itu sering juga disebut pewarnaan tinta-
cina. Pewarnaan Burri dipakai untuk mengetahui adanya golongan spirochaetales dan juga
untuk memperlihatkan adanya selubung (kapsul) pada kuman-kuman yang tertentu seperti
pada Diplococcus pneumoniae, Klebsiella Frielander, dll.
Pewarnaan ini merupakan pewarnaan yang tidak langsung. Kita hanya mewarnai latar
belakang dari bakteri tersebut, sedangkan bakterinya sendiri tidak mengambil zat-zat warna.
Pada negatif staining pada umumnya tidak dilakukan fiksasi, maka praktis bakteri tidak
mengalami perubahan-perubahan, tidak mengerut. Dengan demikian pewarnaan negatif
berguna untuk melihat bentuk-bentuk sel yang sesungguhnya serta berguna untuk
pengukuran-pengukuran bakteri.
Pada pewarnaan bakteri ini sel-sel kuman kelihatan transparan (terang jernih)
sedangkan latar belakangnya kelihatan gelap (dengan tinta-cina).
1. Pada objek gelas yang bersih, pada pinggir sebelah kanan diteteskan 1 tetes tinta-cina.
2. Kepada tetesan tinta-cina tersebut, diteteskan 1 tetes bahan yang diperiksa, campur baik-
baik.
3. Dengan sediaan yang lain, campuran itu diratakan pada objek gelas hingga merupakan
lapisan tipis dengan jalan seperti membuat preparat hapus pada pemeriksaan malaria.
5. Dengan pewarnaan ini latar belakang preparat kelihatan agak gelap dan abu-abu, sedangkan
spirochaetanya sendiri tidak mengambil zat warna dan kelihatan tidak berwarna (transparan),
berkilat putih.
Selubung kuman kelihatan juga bila diwarnai dengan tinta-cina, karena kapsul itu tidak
menagkap tinta-cina. Dia kelihatan putih dengan latar belakang gelap. Kapsul kelihatan
seperti daerah yang tipis yang tidak berwarna mengelilingi bagian lainnya dari badaan kuman
yang tercat. Untuk melihat tubuh bakteri sendiri dengan jelas, dibubuhi zat warna yang
mudah dilihat yang dapat diambil oleh tubuh kuman itu sendiri, misalnya : carbolfuchsin,
carbolthionine, dll.
pewarnaan kapsul dengan tinta-cina ini bisa juga disempurnakan lagi menurut Cara GINS
dan lazimnya disebut BURRI GINS.
Cara Burri-Gins :
1. Larutan bahan yang diperiksa (umurnya kira-kira 24 jam dalam bouillon) diambil 1 ose
kemudian dicampur dengan campuran tinta-cina dan aquadest (NaCl 0,9%) sama banyak.
2. Setetes dari campuran itu diratakan pada gelas objek yang bersih seperti kalau kita membuat
sediaan apus malaria.
3. Sediaan dikeringkan di udara kemudian direkatkan dengan sublimat jenuh, cuci dengan air
kran.
Larutan karbolthionine, yaitu larutan thionine yang jenuh dalam alkohol, 10 ml. Dicampur
dengan larutan karbol 5% sebanyak 90 ml.
5. Cuci dalam air lalu keringkan dalam udara, lihat dengan mikroskop.
6. hasil pewarnaan :
Catatan :
Larutan karbolthionine juga dapat diganti dengan larutan methylen biru 1% hasilnya sama.
Jika karbolthionine diganti dengan carbolfuchsin encer selama 1-3 menit, maka terdapat:
bakteri berwarna merah, kapsul: jernih dan latar belakang: hitam.