7.2. Grup B pasien harus dirawat di unit pelayanan kesehatan / rumah sakit.
Pasien perlu untuk dirawat di unit pelayanan kesehatan sekunder agar dapat
diobservasi, terutama ketika pasien mendekati fase kritis. Pasien yang termasuk dalam grup B
adalah pasien dengan warning signs, pasien dengan kondisi tertentu yang dapat membuat
penyakit dan/atau perawatan yang lebih rumit (seperti kehamilan, bayi, usia lanjut, obesitas,
diabetes melitus, gagal ginjal, penyakit hemolitik kronis), dan pasien dengan keadaan sosial
dan/atau keadaan geografis tertentu (seperti hidup sendiri, atau hidup jauh dari fasilitas
pelayanan kesehatan tanpa sarana transportasi yang mendukung / yang dapat diandalkan).
Bila pasien dengue dengan warning signs, rencana penatalaksanaan adalah:
Memeriksa dan mencatat hematokrit sebelum terapi cairan.
Cairan yang diberikan berupa 0.9% saline, ringer laktat, atau larutan hartmann.
Pemberian cairan adalah 5-7 ml/kg/jam selama 1-2 jam, kemudian dikurangi menjadi
3-5 ml/kg/jam selama 2-4 jam, dan kemudian diturunkan menjadi 2-3 ml/kg/jam atau
dapat diturunkan sesuai dengan respon klinis pasien.
Meninjau kembali status klinis pasien dan ulangi pemeriksaan hematokrit. Jika
hematokrit sama atau meningkat sedikit, lanjutkan cairan IV dengan kecepatan yang
sama (2-3 ml/kg/jam) selama 2-4 jam. Jika vital signs memburuk dan hematokrit
meningkat secara signifikan, pemberian cairan ditingkatan menjadi 5-10 ml/kg/jam
untuk 1-2 jam. Menilai kembali status klinis pasien, ulangi pemeriksaan Ht dan
penyesuaian kembali cairan infus.
Berikan cairan IV minimum yang diperlukan untuk mempertahankan perfusi yang
baik dan output urin (output urin sekitar 0.5 ml/kg/jam). Cairan IV biasanya
dibutuhkan hanya 24-48 jam. Mengurangi cairan IV secara bertahap ketika tingkat
kebocoran plasma menurun menjelang akhir dari fase kritis. Akhir fase kritis
memperlihatkan output urin dan/atau asupan cairan oral yang memadai, atau Ht
menurun di bawah nilai awal pada pasien yang stabil.
Pasien harus dipantau oleh penyedia layanan kesehatan sampai periode risiko berakhir.
Keseimbangan cairan harus dipertahankan. Parameter yang harus dipantau antara lain; vital
signs, urine output (setiap 4-6 jam), hematokrit (sebelum dan sesudah pemberian cairan,
kemudian setiap 6-12 jam), glukosa darah, dan fungsi organ lain (bila diperlukan / ada
indikasi, seperti fungsi ginjal, hati, fungsi koagulasi).
7.3. Grup C.
Pasien memerlukan perawatan emergency dan mungkin harus dirujuk. Adapun kriteria
pasien adalah sebagai berikut:
- Kebocoran plasma yang signifikan menyebabkan syok dengue dan/atau
akumulasi cairan dengan respiratory distress.
- Perdarahan yang berat / masif.
- Kerusakan organ / gangguan fungsi organ (kerusakan hati, gangguan
ginjal, kardiomiopati, ensefalopati atau ensefalitis).
Semua pasien dengan DBD yang berat / parah harus dirawat di rumah sakit dengan fasilitas
perawatan intensif dan transfusi darah. Resusitasi cairan IV adalah intervensi yang sangat
penting dan bila intervensi cairan IV cepat dan tepat, mungkin intervensi yang lain tidak
dibutuhkan, karena syok telah teratasi tanpa komplikasi yang lanjut. Larutan isotonik
kristaloid dan volume pemberian yang adekuat untuk mempertahankan sirkulasi yang efektif
selama periode kebocoran plasma. Kebocoran plasma harus secepat mungkin diintervensi
dengan larutan istonik kristaloid, atau dalam kasus syok hipotensi, larutan koloid dapat
diberikan. Jika memungkinkan, nilai hematokrit didapatkan sebelum dan sesudah resusitasi
cairan.
Pemberian cairan harus dilanjutkan selama 24-48 jam untuk mempertahankan
sirkulasi yang efektif. Untuk pasien dengan kelebihan berat badan atau obesitas, perhitungan
dalam pemberian cairan harus sesuai dengan berat badan ideal (ideal body weight IBW).
Pemeriksaan golongan darah dan cross-matching harus dilakukan untuk semua pasien syok,
bila mana diperlukan transfusi darah pada kasus dengan perdarahan yang dicurigai dan/atau
masif.
Resusitasi cairan harus dibedakan dengan jelas dari pemberian cairan sederhana
seperti pada grup A dan B. Volume cairan yang lebih besar (10-20 ml bolus) diberikan untuk
jangka waktu terbatas dibawah pemantauan ketat untuk mengevaluasi respon pasien dan
untuk menghindari perkembangan edema paru. Tingkat defisit cairan IV pada syok dengue
bervariasi, input biasanya jauh lebih besar dari output, dan rasio input / output tidak begitu
bermakna untuk menilai kebutuhan resusitasi cairan selama periode syok dengue.
Tujuan dari resusitasi cairan termasuk peningkatan sirkulasi central dan perifer
(penurunan takikardi, peningkatan tekanan darah, volume pulsasi nadi, ekstremitas hangat,
dan waktu pengisian kapiler < 2 detik), dan peningkatan akhir perfusi organ (improving end-
organ perfusion) yaitu tingkat kesadaran stabil (lebih waspada atau gelisah berkurang),
output urin 0.5 ml/kg/jam, dan penurunan asidosis metabolik.
Kepustakaan.
1. Deen J, Lum L, Martinez E, Tan LH, et all. Clinical Management and Delivery of
Clinical Services. In: Dengue: Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention and
Control. A Joint Publication of the World Health Organization (WHO) & the Special
Programme for Research and Training in Tropical Diseases (TDR), 2009. Pg. 33-41.