Anda di halaman 1dari 24

SATURDAY, 15 NOVEMBER 2014

KEPERAWATAN PERIOPERATIF

MATERI 1
ASUHAN KEPERAWATAN DI KAMAR BEDAH

PENDAHULUAN
Operasi
Perawatan perioperatif
1. Praoperatif
2. Intraoperatif
3. Postoperatif

PEMBEDAHAN
Merupakan :
Bagian dari tahap pengobatan
Relatif singkat
Menakutkan/was-was
Sangat penting & menentukan

Pendahuluan
Tujuan
Mampu memberikan askep pasien yang akan operasi
Punya acuan dalam memberikan askep di kamar bedah
Mampu melakukan pengolahan di ruang pulih sadar

Jenis pembedahan
Sifat pembedahan
Alasan pembedahan

ASKEP PASIEN DI KAMAR BEDAH


A. PENGERTIAN
Proses pemberian askep pada pasien perioperatif
Di kamar bedah di bagi menjadi
- Praoperatif
- Intraoperatif
- Postoperatif
B. ASKEP PRA OPERATIF DI KAMAR BEDAH
Personil kamar bedah
1. Operator
2. Dokter anestesi
3. Asisten operator
4. Instrumentator
5. Sirculating nurse
6. Asisten anestesi
7. Tehnisi lain

- Pasien masuk kamar bedah/ sejak di program untuk operasi ruang


persiapan
- Timbang terima (Sirculating nurse)
a) Identitas pasien
b) Validasi data
c) Telaah catatan pasien
d) Cel list pra operasi
- Tujuan askep preoperatif
a) Identifikasi dan penuhi belajar pasien dan keluarga
b) Meningkatkan ketenangan pasien
c) Memenuhi dan koreksi kebutuhan cairan, nutrisi
d) Tingkatkan istirahat
e) Kurangi mikroorganisme kulit dan potensi innfeksi post operasi
f) Cegah aspirasi, vomitus, obstruksi oral
g) Cegah trauma fisik selama anestesi
h) Lindungi barang milik pribadi pasien
- Pengkajian pre bedah (faktor resiko operasi)
a) Umur
b) Status nutrisi
c) Keseimbangan cairan elektrolit
d) Kesehatan mental dan sikap pasien
e) Medikasi (antikoagulan, penenang, heroin, antibiotic, diuretik)
f) Kesehatan umum pasien (Infeksi, DM, hati, koagulasi)
- Fokus pengkajian
a) Status fisiologis tingkat sehat sakit, tingkat kesadaran.
b) Status psikososial ekpresi kekhawatiran, tingkat ansietas, missal
komunikasi verbal, mekanisme koping.
c) Status fisik area operasi, kondisi kulit, persiapan, pencukuran,
pergerakan sendi
- Diagnosa perawat yang mungkin muncul
I. Takut
II. Cemas
III. Resiko cedera
- Tujuan
1). Takut hilang/berkurang
2). Cemas hilang/berkurang
3). Tidak terjadi cedera
- Fokus intervensi
1). Salam
2). Perkenalan identitas
3). Beri penjelasan kepada pasien dan keluarga
4). Pastikan pasien aman saat pindah ke meja operasi
5). Beri support mental
6). Anjurkan berdoa

C. ASKEP INTRA OPERATIF DI KAMAR BEDAH


- Dari ruang persiapan masuk kamar operasi dilakukan pembedahan
- Fokus pengkajian (subyektif obyektif)
- Tugas perawat membantu tim bedah
DIAGNOSA PERAWAT YANG MUNGKIN MUNCUL
- Resti inefektif jalan napas
- Resti aspirasi
- Resti infeksi
- Resti gangguan keseimbangan cairan & elektrolit
- Resti cedera : aberasi/combustio
- Resti hipotermi

TUJUAN
- Tidak terjadi inefektif jalan napas
- Tidak terjadi aspirasi
- Tidak terjadi infeksi
- Tidak terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
- Tidak terjadi cedera
- Tidak terjadi hipotermi

FOKUS INTERVENSI
- Kaji kefeektifan jalan napas
- Pasang NGT
- Pasang orofaringeal tube
- Monitor vital sign
- Cuci sesuai prosedur
- Pastikan alat-alat dalam keadaan steril
- Bersihkan area yang akan di operasi
- Monitor jumlah pengeluaran cairan (darah, urin)
- Monitor turgor kulit pasien
- Lakukan pemasangan IV line jika diperlukan
- Pasang netral elektrocouter sesuai prosedur dan awasi selama
jalanna operasi
- Pasang penghangat pada meja operasi
- Selimuti pasien pada area yang akan terbuka
- Monitor suhu tubuh

IMPLEMENTASI YANG HARUS DILAKUKAN


- Sirculating Nurse
Mendokumentasikan semua tindakan dan kejadian yang terjadi saat
operasi
- Srub Dan Sirculating Nurse
Menghitung jumlah instrument, BHP (Benang, Jarum, Kasa) sebelum
dan sesudah operasi.

D. ASKEP POST OPERASI DI KAMAR BEDAH


- Dari kamar operasi ruang pulih sadar/Post Anestesi Care Unit (PACU)
- Timbang terima dengan petugas ruang pulih sadar
- Masa paling kritis
- Tugas perawat :
a) Bantu pasien pulih dari anestesi
b) Pertahankan sistem tubuh pasien
c) Cegah komplikasi
d) Cegah ketidaknyamanan pasien

IMPLEMENTASI
- Monitor kepatenan jalan napas
- Monitor vital sign
- Bantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan
- Pasang pengaman
- Ciptakan lingkungan terapeutik
- Cegah hipotermi

MATERI 2
PENGOLAHAN PASIEN DI RUANG PULIH SADAR

PENGERTIAN
Suatu langkah pengolahan standart keperawatan di ruang pulih sadar

STANDAR FASILITAS
1. Oksigen sentral
2. Suction sentral
3. Laringoskop

PENGOLAHAN PASIEN DI RUANG PULIH SADAR


1. Orofaringeal tube
2. Monitor vital sign
3. Stetoskop
4. Ambubag
5. Monitor EKG

KRITERIA PASIEN KELUAR DARI PACU MENURUT CARPERNITO, 1995


1. Prosedur
- Siapkan keperluan dan cek alat untuk siap pakai
- Lakukan timbang terima dari kamar operasi
- Cek : identitas, catatan medik, advis medik, perlengkapan pasien.
- Lakukan monitor pasien secara continue 1x/5menit pada 15 menit pertama
2. Pengolahan pasien di ruang pulih sadar
- 1x/10 pada 30 menit pertama :
Dengan aldrette score anestesi umum
Dengan bromage score regional anestesi
Dengan steward score pasien anak-anak
- Monitor tanda alergi pada lokal anestesi
- Catat di catatan medis 16
- Informasikan ke operator dan anestesi jika ada hal membahayakan
- Timbang terima dengan petugas ruangan

ALDRETTE SCORE
- Aktivitas
Mampu gerak 4 ekstrimitas 2
Mampu gerak 2 ekstrimitas 1
Tidak mampu gerak ekstrimitas 0
- Respirasi
Mampu napas dalam dan batuk 2
Dyspneu, usaha bernapas 1
Apneu 0
- Sirkulasi
TD 20 mmHg pre anestesi 2
TD 20-50 mmHg 1
TD > 50 mmHg pre anestesi 0
- Kesadaran
Sadar penuh 2
Bangun jika di panggil 1
Tidak ada respon 0

STEWARD SCORE (boleh kembali ke ruang dengan score 5)


- Aktifitas
Bangun 2
Respon terhadap rangsang 1
Tidak ada respon 0
- Respirasi
Batuk/menangis 2
Pertahanan jalan napas 1
Perlu bantuan napas 0
- Motorik
Gerak bertujuan 2
Gerak tanpa tujuan 1
Tiddak ada gerakan 0

BROMAGE SCORE (boleh kembali ke ruang dengan score 2)


1. Gerakan penuh di tungkai 0
2. Tidak mampu ekstensi tungkai 1
3. Tidak mampu fleksi lutut 2
4. Tidak mampu fleksi pergelangan kaki 3

MATERI 3
STANDAR OPERASIONAL PENAMPILAN PROFESIONAL KAMAR
BEDAH

Standar operasional penampilan profesional kamar bedah tergantung


1. Penderita (tipe operasi)
2. Tim bedah

- Infeksi RS (nosokomial) dan infeksi dari pekerjaan merupakan masalah yang


penting di seluruh dunia dan terus meningkat (Alvarado, 2000)
- Tingkat infeksi nosokomial di Eropa dan Amerika (1%) dan Asia (>40%) (Lynch,
1997)

SEJARAH PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL


1. Tahun 1847
-
Angka kematian postpartum akibat infeksi puerperalis yang ditolong oleh
dokter / mahasiswa lebih tinggi dibanding yang ditolong oleh bidan
- Kolletschka (Prof Pat) + karena terluka pada saat melakukan autopsi, hasil
autopsi jenazahnya sesuai dengan gejala yang sama infeksi pada puerperalis.
- Cuci tangan dengan clorine. Pelopor Dr. Ignaz Philipp Semmelweis.
2. Dr. Joseph Lister
Tingginya angka pada pasien fraktur terbuka
Pateur menemukan mikroba peragian pada pembuatan anggur
Atas dasar tersebut maka lister mengemukakan bahwa pembusukan dan penanahan
juga disebabkan oleh mikroba
Lister membuat proses pencucian luka dengan karbol angka kejadian menurun
Dengan didukung oleh teori Koch lahir konsep Antiseptik
3. Dr. William Steward Halsted
Menemukan dan mempelopori pemakaian sarung tangan dan konsep suci hama
4. Florence Nightingale
Kontrol nyeri Chloroform

NOSOCOMIAL INFECTIONS (Nosos disease, korneos hospital)


Infeksi yang diperoleh penderita selama dirawat di RS
Kriteria :
Sewaktu pasien masuk RS
Tanda klinis baru timbul setelah pasien dirawat 2 x 24 jam

INFEKSI NOSOKOMIAL
Infeksi luka operasi
Infeksi saluran napas bawah
Infeksi saluran kemih
Bakterimia
Gastroenteritis
Hepatitis B
Infeksi nifas . Dll

SUMBER INOS KAMAR BEDAH


Alat alat bedah
Pasien
Lingkungan
Petugas kamar bedah

PENCEGAHAN INOS KAMAR BEDAH


Petugas
- Tegakkan SOP
- Universal precaution (masker, sarung tangan, gaun/apron,goggle, alas
kaki)
- Prinsip aseptik dan antiseptic
- Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan prosedur
- Pemakaian masker harus menutupi hidung dan wajah bagian bawah,
ganti jika sudah lembab, kotor.
- Hindari penyerahan alat tajam secara langsung
- Petugas dengan lesi kulit tidak diperkenankan melaksanakan tindakan
bedah
- Tempat khusus untuk buang alat tajam
- Petugas tidak banyak bicara, mondar-mandir dikurangi dan jumlah
petugas peruang dibatasi
- Anatomi tangan pengaruhi kebersihan (makin besar makin susah)

Alat alat
- Washing, setting, packing, sterilisasi
- Sedapat mungkin memakai alat disposable
- Perhatikan kebutuhan bungkusan, tidak terbuka, tidak kotor, kelembapan
bungkusan, tanggal sterilisasi (berlaku 6x24 jam)
- Instrument yang digunakan untuk operasi, sepsis segera amankan untuk
mencegah kontaminasi
- Tempat larutan antiseptic harus sering diganti minimal 1 minggu sekali
- Alat-alat seperti anestesi, meja operasi, dll bersihkan dengan desinfektan.

Persiapan pasien
- Makin lama rawat inap makin resiko pasien menalami INOS & stress
- Bila perlu lakukan biakan kuman untuk pasien yang rawat inap lama untuk
gambaran kuman yang berpotensi post operasi
- Pencukuran daerah operasi
- Makin lama rawat inap makin stressimun ?
- Premedikasi, profilaksis sesuai advis
- Puasa, huknah
- Persiapan KU

Lingkungan
- Penerangan cukup
- Ventilasi/sirkulasi udara masuk Kamar Operasi harus menggunakan hepa
filter
- Suhu antara 14oC-18oC kelembapan 50-55%
- Pengololaan limbah
- Tekanan udara dalam kamar operasi harus lebih besar/positif dari luar
(coridor)
- Arus lalu lintas, jumlah petugas harus dibatasi
- Pembagian daerah kamar operasi
Daerah publik
Daerah semi publik
Daerah aseptik
Daerah aspektif 1
Daerah aseptik 2

SEKEDAR TAHU

APAKAH INFEKSI PASCA OPERASI TERJADI ATAU TIDAK, BERGANTUNG PADA


BERBAGAI FAKTOR
Jumlah mikroorganisme yang memasuki luka
Virulensinya (kemampuan untuk menyebabkan penyakit)
Usia, ras, status sosioekonomi, dan penyakit kronis

EFFICIENCY OF HAND HYGIENE PREPARATION IN KILLING BACTERIA


Good Better Best

Plain Soap Antimikrobial soap Alcohol-based


handscrub

KONSEP PENCEGAHAN INFEKSI


Pare
Halsted
Lister
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ILO
1. Lama operasi 1. Usia
2. Penggunaan AB profilaksi 2. Malnutrisi
3. Mencukur rambut sebelum operasi 3. Obesitas
4. Lama perawatan sebelum operasi 4. Imunosupresan
5. Penggunaan darah/implant 5. DM
6. Kerusakan jaringan 6. Kortikosteroid
7. Kehilangan darah 7. Kategori luka operasi
8. Teknik operasi

GAMBARAN JUMLAH TIM OPERASI/ORANG YANG ADA DALAM KAMAR OPERASI


DENGAN JULAH KUMAN YANG ADA DI UDARA
Jumlah kuman/ meter kubik udara
Jumlah Orang Jumlah Operasi
Berkisar antara Rata-rata
68 11 27 132 80,4
9 12 14 48 213 131,3
Lebih dari 13 3 147 245 195,6

RISK OF OPERATIF WOUND INFECTION


Infection Risk
Infection Rate With
Without antibiotic
Operation Prosedure Antibiotic prophylaxis
prophylaxis
(%)
(%)
Clean 12 -
Clean contaminated 10 20 7
Contaminated 20 35 10 15
Dirty/infected 20 50 15 35

TEKNIK PENGHITUNGAN INFEKSI LUKA OPERASI (ILO)


Numerator (Jumlah Kasus Infeksi Luka Operasi)
Adlah jumlah pasien yang ditemukan dengan tanda klinis infeksi, hasil kultur positif,
dokter yang merawat mengatakan infeksi.
Denomerator (Jumlah Kasus Operasi)
Adalah jumlah pasien yang dilakukan operasi

TEKNIK PENGHITUNGAN INFEKSI RATE LUKA OPERASI


Infeksi Rate : Numerator x 100 = .. %
Denominator

Infeksi Rate : Jumlah Kasus Infeksi x 100 = .. %


Jumlah Kasus Operasi

RESIKO HBV
Resiko penularan HBV setelah luka tusuk jarum suntik yang terkontaminasi HBV
27 37 : 100
(270-370 : 100))

RESIKO HIV
Resiko penularan HIV setelah luka tusuk jarum suntik yang terkontaminasi HIV
4 : 1000

KESIMPULAN
Pengendalian infeksi adalah salah satu tolak ukur standar pelayanan kesehatan
rumah sakit (Clinical Risk Medico Legal) yang sangat perlu dilaksanakan
Harus merupakan bagian dari profesionalisme tenaga kesehatan
Patient safety

MATERI 4
DEKONTAMINASI DESINFEKSI STERILISASI

PROSEDUR DAN STANDAR PELAYANAN ASEPSIS KLINIK


Pengertian aseptik dan antiseptic
Asepsis keadaan bebas kuman
Antisespsis cara dan tindakan yang diperlukan untuk mencapai keadaan bebas
kuman pathogen

LATAR BELAKANG
5. Tahun 1847
- Angka kematian postpartum akibat infeksi puerperalis yang ditolong oleh
dokter / mahasiswa lebih tinggi dibanding yang ditolong oleh bidan
- Kolletschka (Prof Pat) + karena terluka pada saat melakukan autopsi, hasil
autopsi jenazahnya sesuai dengan gejala yang sama infeksi pada puerperalis.
- Cuci tangan dengan clorine. Pelopor Dr. Ignaz Philipp Semmelweis.
6. Dr. Joseph Lister
Tingginya angka pada pasien fraktur terbuka
Pateur menemukan mikroba peragian pada pembuatan anggur
Atas dasar tersebut maka lister mengemukakan bahwa pembusukan dan penanahan
juga disebabkan oleh mikroba
Lister membuat proses pencucian luka dengan karbol angka kejadian menurun
Dengan didukung oleh teori Koch lahir konsep Antiseptik
7. Dr. William Steward Halsted
Menemukan dan mempelopori pemakaian sarung tangan dan konsep suci hama
8. Florence Nightingale
Kontrol nyeri Chloroform

DASAR HUKUM
HAM, UU No.23 Tahun 199 Bab III
Hak Untuk Hidup, Ps 9
1. Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup dan
meningkatkan taraf kehidupannya
2. Setiap orang berhak hidup tentram, aman, damai, bahagia, sejahtera lahir
dan batin.
Undang undang No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan pasien 53 (2) Nakes dalam
melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan
menghormati hak pasien.

PRINSIP UMUM ASEPTIK


Alat yang dibungkus harus mudah dibuka tanpa resiko kontaminasi
Pinggir botol larutan harus dianggap tidak steril
Lengan tidak steril tidak boleh berada diatas daerah steril
Larutan tuangkan dengan jarak aman
Peralatan steril tidak boleh tersentuh dengan barang yang tidak steril
Bila rau harus di anggap tidak steril
Ideal satu alat satu pasien
Bila tidak mungkin dengan tahapan steril pakai klorin 0,5% - cuci air steril
pakai lagi.
Petugas menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)
Topi, masker kaca mata
Cuci tangan procedural
Menggunakan sarung tangan
Sepatu menutup kaki

Klasifikasi instrumen medis berdasarkan penggunaan menurut Dr. Earl Spaulding


Instrumen critical item : masuk kedalam jaringan steril atau sistem vascular
(sterilisasi)
Instrumen semi critical : masuk kedalam membran mukosa (sterilisasi minimal
HLD atau ILD)
Instrumen non critical : menyentuh permukaan kulit (LLD)

REFERENSI PERMENKES 968/MENKES/PER/XI/1992


Cara menyiapkan larutan klorine 0,5 %
Pengenceran Untuk Kondisi
Jenis Larutan
Kotor Bersih
Kadar yang diperlukan 0,5 % 0,05 0,1%
Klorin 5% 100 ml/liter 10-20 ml/liter
KI Hipoklorit/Korin 70% 7,0 g/liter 0,7 1,4 g/liter
NaDCC/Klorin 60% 8,5 g/liter 0,9 1,7 g/liter
NaDCC tablet (PresptR)
4 tab/liter 0,5 1 tab/liter
(1,5gr korin/tablet)

PEMBAGIAN / KLASIFIKASI DESINFEKTAN


LEVEL DESINFECTAN JENIS ANTISEPTIK
HLD (High Level Desinfectan) Formaldehyde 10 Jam
ILD (Intermediate Level Desinfectan) Klorin 0,5% max 10 Menit, Alkohol 70%
LLD (Low Level Desinfectan) Alkohol 70%

DEKONTAMINASI ALAT KESEHATAN


Persiapan
Natrium Hipoklorit 0,5%
Gelas ukur wadah plastik untuk menampung larutan hipoklorit
Cuci tangan dan APD

Prosedur
Cuci tangan
Gunakan APD
Bongkar
Rendam alkes dalam klorin 0,5% max 10 menit
Segera bilas air bersih (sikat)
Rendam air panas minimal 100oC
Keringkan dan atur kembali
Lepas sarung tangan dan cuci tangan

MATERI 5
PENCEGAHAN INFEKSI

LATAR BELAKANG
- Infeksi RS (nosokomial) dan infeksi dari pekerjaan merupakan masalah yang
penting di seluruh dunia dan terus meningkat (Alvarado, 2000)
- Tingkat infeksi nosokomial di Eropa dan Amerika (1%) dan Asia (>40%) (Lynch,
1997)

ANTISEPSIS
- Proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit, selaput lendir, atau tubuh
lainnya dengan menggunakan bahan antimicrobial (antiseptik)

ASEPSIS DAN TEKNIK ASEPTIK


- Istilah yang digunakan untuk menggambarkan upaya kombinasi untuk mencegah
masuknya mikroorganisme ke dalam area tubuh manapun yang sering
menyebabkan infeksi
- Tujuan asepsis menurunkan sampai ketingkat aman atau membasmi jumlah
mikroorganisme pada permukaan hidup (kulit dan jaringan) atau objek mati (alat
bedah dan barang lain)

DEKONTAMINASI
- Proses yang membuat objek mati lebih aman ditangani staf sebelum dibersihkan
- Alat bedah yang kotor, sarung tangan direndam dengan larutan klorin 0,5%
selama 10 menit
- Meja ginekologi, meja bedah dan alat yang bersinggungan dengan darah atau
cairan tubuh lain dilap larutan klorin 0,5 %

DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT)


- Proses yang menghilangkan semua mikroorganisme kecuali beberapa endospora
bakteri pada benda mati dengan merebus, mengukus, atau disinfeksi kimia.

PEMBERSIH
- Proses yang secara fisik menghilangkan semua debu, kotoran, darah, yang tampak
pada objek mati dan membuang sejumlah besar mikrorganisme untuk
mengurangi risiko bagi mereka yang menyentuh kulit.
- Proses pencucian dengan sabun pembilasan air bersih pengeringan

STERILISASI
- Proses menghilangkan semua mikroorganisme bakteri, virus, fungi, dan parasit
termasuk endospora bakteri
- Dengan air panas tekanan tinggi (otoklaf)
- Panas kering (oven)
- Sterilan kimia
- Radiasi
KONSEP-KONSEP
1. Mikroorganisme
Agen penyebab infeksi
Bakter, virus, fungi, parasit
Bakteri :
Vegetatif (stapilococus)
Mikrobakteria (tuberkulosis)
Endospora (tetanus)
Endospora paling sulit dibunuh lapisan pelindung

2. Kolonisasi
Organisme yang pathogen (penyebab penyakit atau kesakitan) ada pada seseorang
tetapi belum menimbulkan gejala atau temuan klinik (perubahan atau kerusakan
seluler)
Organisme dijangkitkan dari seseorang ke orang lain terjadi kolonialisasi bukan
infeksi
Orang yang terkolonialisasi ini menjadi sumber pemindahan pathogen ke orang lain
(kontaminasi silang) khususnya kalau organisme menetap pada orang tersebut
(cronic carrie) HBV, HCV, HIV

3. Pencegahan infeksi
Pada umumnya bergantung pada penempatan pembatas antara orang yang rentan
(orang yang kurang mendapat perlindungan alamiah atau diperoleh) dan
mikroorganisme.
Pembatas pelindung proses yang membantu mencegah penyebaran
mikroorganisme infeksi dari :
Orang ke orang
Peralatan, instrument dan permukaan lingkungan sekitar manusia

MATERI 6
TEKNIK KERJA ASEPTIK KAMAR BEDAH

9. Tahun 1847
- Angka kematian postpartum akibat infeksi puerperalis yang ditolong oleh
dokter / mahasiswa lebih tinggi dibanding yang ditolong oleh bidan
- Kolletschka (Prof Pat) + karena terluka pada saat melakukan autopsi, hasil
autopsi jenazahnya sesuai dengan gejala yang sama infeksi pada puerperalis.
- Cuci tangan dengan clorine. Pelopor Dr. Ignaz Philipp Semmelweis.
10. Dr. Joseph Lister
Tingginya angka pada pasien fraktur terbuka
Pateur menemukan mikroba peragian pada pembuatan anggur
Atas dasar tersebut maka lister mengemukakan bahwa pembusukan dan penanahan
juga disebabkan oleh mikroba
Lister membuat proses pencucian luka dengan karbol angka kejadian menurun
Dengan didukung oleh teori Koch lahir konsep Antiseptik
11. Dr. William Steward Halsted
Menemukan dan mempelopori pemakaian sarung tangan dan konsep suci hama
12. Florence Nightingale
Kontrol nyeri Chloroform
13. Celsus, Aulus Cornelius 53 SM Cendekiawan Romawi
- Menemukan teori inflamasi
1. Rubor (kemerahan)
2. Kalor (demam setempat)
3. Tumor (bengkak)
4. Dolor (nyeri)
5. Fungtio laesa (g3 faal)

PENGERTIAN ASEPTIK DAN ANTISEPTIC


- Asepsis keadaan bebas kuman
- Antisespsis cara dan tindakan yang diperlukan untuk mencapai keadaan bebas
kuman pathogen

SUMBER INFEKSI PEMBEDAHAN


Adalah bekteri jenis stafilokokus S. Aureus
Selain itu juga ada bakteri yang berasal dari usus, salah satunya adalah E.Colli yang
hidup di usus besar dan mudah keluar, tinggal komensal di daerah perineum
Sumber infeksi : udara, alat pembedahan, kulit pasien, darah
PENGENDALIAN INFEKSI
Lingkungan
Personil
Pakaian dasar kamar bedah dan gaun bedah
Pasien

PRINSIP UMUM ASEPTIK


Alat yang dibungkus harus mudah dibuka tanpa resiko kontaminasi
Pinggir botol larutan harus dianggap tidak steril
Lengan tidak steril tidak boleh berada diatas daerah steril
Larutan tuangkan dengan jarak aman
Peralatan steril tidak boleh tersentuh dengan barang ang tidak steril
Bila ragu harus dianggap onsteril
Yang steril hanya di pakai untuk 1 pasien
Scrubed yang dianggap steril depan pingga sampai dengan bahu
Scrub tim keluar kamar operasi dianggap unsteril

Drape (Duk)
Menempel ketat pada pasien/meja
Hanya bagian atas pasien/meja instrumen yang dianggap steril
Celah karena robek harus diganti
Pemasangan tidak boleh geser

MATERI 7
PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL

SEJARAH
14. Tahun 1847
- Angka kematian postpartum akibat infeksi puerperalis yang ditolong oleh
dokter / mahasiswa lebih tinggi dibanding yang ditolong oleh bidan
- Kolletschka (Prof Pat) + karena terluka pada saat melakukan autopsi, hasil
autopsi jenazahnya sesuai dengan gejala yang sama infeksi pada puerperalis.
- Cuci tangan dengan clorine. Pelopor Dr. Ignaz Philipp Semmelweis.
15. Dr. Joseph Lister
Tingginya angka pada pasien fraktur terbuka
Pateur menemukan mikroba peragian pada pembuatan anggur
Atas dasar tersebut maka lister mengemukakan bahwa pembusukan dan penanahan
juga disebabkan oleh mikroba
Lister membuat proses pencucian luka dengan karbol angka kejadian menurun
Dengan didukung oleh teori Koch lahir konsep Antiseptik
16. Celsus, Aulus Cornelius 53 SM Cendekiawan Romawi
- Menemukan teori inflamasi
6. Rubor (kemerahan)
7. Kalor (demam setempat)
8. Tumor (bengkak)
9. Dolor (nyeri)
10. Fungtio laesa (g3 faal)

PENGENDALIAN INOS RUMAH SAKIT


Infeksi Nosokomial
Infeksi yang didapat pasien di rumah sakit selama dirawat

Kriteria
- Sewaktu pasien masuk rumah sakit
- Tidak sedang dalam masa inkubasi infeksi tersebut
- Tidak ada tanda klinis infeksi tersebut
- Ada tanda tanda terbukti infeksi tersebut didapatkan pada masa lalu saat
dirawat di rumah sakit yang sama
- Infeksi tersebut residual dari infeksi sebelumnya
- Tanda tanda klinis baru timbul setelah pasien dirawat 2 x 24 jam

a.jpg

MATERI 8
FILOSOFI PEMBEDAHAN

VISI DAN MISI PEMBEDAHAN


Misi
Menyembuhkan
Mengurangi penderitaan
Memperbaiki kwalitas hidup Dilakukan dengan cara yang aman

Visi
Menjadi yag terbaik
Bermutu
Mengikuti kemajuan ilmu dan teknologi demi kepentingan pasien

LONCATAN BESAR KEMAJUAN PEMBEDAHAN


Prinsip asepsis antisepsis
Pembiusan - anestesi
Antibiotika anti mikroba
Perawatan penderita kritis dan nutrisi
Rontgen - imejing/pencitraan
Bedah invasive minimal

Agar pembedahan berlangsung dengan baik dan aman bagi pasien serta personil
kamar bedah terlindungi, perhatikan :
Nilai-nilai luhur tata kerja kamar bedah
Etika kedokteran dan keperawatan
Rambu-rambu : Undang-undang praktek kedokteran dan keperawatan

TIM PEMBEDAHAN
Dokter ahli bedah
Dokter ahli anestesi
Perawat instrument
Perawat sirkuler
Asisten pembedahan
Asisten anestesi
Personil lah yang diperlukan

PELAYANAN BERMUTU
Mengandung unsur :
Effectiveness
Efficiency
Acceptability

Untuk mencapai pelayanan yang bermutu, diperlukan :


Kompetensi tim kamar bedah
Kerja sama tim kamar bedah
Manajemen kamar bedah
Bangunan dan peralatan yang menyokong
Komitmen kuat manajemen RS untuk terselenggaranya yang prima

PELAYANAN PRIMA KAMAR BEDAH


Definisi
Kemampuan maksimal dalam pelayanan kamar bedah kepada pasien yang
memuaskan, karena sesuai harapan dan kebutuhan pasien pengguna jasa.
Customer care

PELAYANAN PRIMA KAMAR BEDAH


Faktor penentu
Faktor sentuhan manusia, bukan hanya peralatan dan fasilitas saja
Manajemen yang mendukung
Komitmen dari pucuk pimpinan sampai personil bawah
Mendorong perbaikan
Hubungan kerja yang saling menguntungkan
Komunikasi yang baik
Usaha berkelanjutan/dinamis

PERBAIKAN MUTU BERKELANJUTAN


Continuing quality improvement
Total quality managemen

Komponen dasar
Komitmen dari atas
Pendekatan organisasi secara menyentuh
Gunakan alat indikator perbaikan mutu
Mengutamakan keselamatan pasien
Perkembangan dan pendidikan staf
Proses perbaikan berkesinambungan
Lingkungan kerja yang menyokong
Biaya perbaikan kwalitas harus dianggap ASET (bukan pemborosan)

TATA KERJA KAMAR BEDAH


Faktor penentu
1. Berdasarkan visi dan misi kamar bedah
2. Organisasi, manajemen
3. Desain dan struktur kamar bedah
4. Peralatan yang memadai
Mengenal dan memahami
1. Asepsis
2. Antisepsis
3. Sterilisasi
4. Desinfeksi
5. Disinfektan
6. Bakterisidal
7. Program penanggulangan dan pencegahan INOS
8. Pembersihan
9. Dekontaminasi
10. Sanitasi

Pembagian peralatan berdasar sterilitasnya :


Pembagian peralatan berdasarkan sterilitasnya :
I. Kategori 1 : critical items
II. Kategori 2 : semi critical items
III. Kategori 3 : non-critical items

DEKONTAMINASI
Selama hari kerja = during the day
Pada akhir hari kerja = end of the day clean-up
Tiap mingguan = weekly clean-up

STERILISASI
Sterilisasi uap panas
Sterilisasi gas ethylene oxide
Sterilisasi dengan ionizing radiation (cobalt go)
Sterilisasi dengin bahan kimia
Sterilisasi plasma dengan temperatur rendah

PATIENT SAFETY
Di bangsal perawatan/persiapan
- Persiapan administratif RS
- Penentuan jam mulai puasa
- Informed consent
- Persiapan khusus, miss. Preparasi kolon, pencukuran dll
- Premedikasi dan evaluasi keadaan / tanda vital
- Persiapan obat darah dan peralatan
- Marking/penandaan bagian yang akan dioperasi
- Edukasi : nyeri paska bedah dan persiapan mental penderita serta anggota
keluarga.

Dikamar operasi
a. Di ruang penerimaan penderita
- Serah terima antar petugas
- Cek dan recek berdasarkan checklist
- Evaluasi keadaan penderita
b. Di kamar operasi
- Serah terima / evaluasi ulang
- Pencukuran / pencucian tempat operasi
- Time out : tepat pasien, prosedur operasi & lokasi
- Pengisian checklist
- Tata kerja meja operasi
- Penghitungan kasa dan peralatan yang tajam dan lepas, harus cocok
sebelum penutupan luka dan/ penderita keluar dari kamar operasi
- Pembersihan tubuh penderita
- Stabilisasi dan serah terima pada petugas ruang pemulihan

Diruang pemulihan
- Evaluasi kondisi penderita dan check list serah terima dari kamar operasi
- Stabilisasi tanda vital
- Evaluasi akhir/ulang sebelum serah terima pada petugas ICU/ruang
perawatan

Di ruang perawatan
- Evaluasi tanda vital awal saat tiba diruangan
- Rencana perawatan berdasarkan intruksi pasca bedah
- Pengawasan khusus berdasarkan jenis operasi yang telah dikerjakan
Nissa Uchil di 11:29:00 am

No comments:

Post a Comment

View web version

ABOUT ME
Nissa Uchil
Follow 161

My name is Annisa Resiana,


From Brebes, Central Java, Indonesia
I'am a NURSE

I LOVE traveling very much but i don't like climbing a mountain


I like beach in indonesia,
so give me recomended a beautifull place in java

View my complete profile

Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai