Anda di halaman 1dari 85

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Arsitektur adalah seni yang dilakukan oleh setiap individual untuk berimajinasikan diri
mereka dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas Arsitektur
menakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro
yaitu Perencanaan kota, Perancangan kota, Arsitektur lanskap hingga ke level mikro yaitu
desain bangunan, desain prabot, dan desain produk.

Menurut Vitruvius didalam bukunya De Architectura (yang merupakan sumber tertulis


paling tua yang masih ada hingga sekarang), bangunan yang baik haruslah memiliki
keindahan atau estetika(Venustas), Kekuatan (Firmitas) dan Kegunaan / Fungsi (utilitas).
Arsitektur dapat dikatakan sebagai keseimbangan dan koordinasi antara ketiga unsur tersebut,
dan tidak ada satu unsur yg melebihi unsur lainnya dalam devinisi modern arsitektur harus
mencakup pertimbangan fungsi, estetika, dan psikologis.

eorang arsitek harus memahami arsitektur dan lingkungan dalam merancang bangunan
guna menciptakan suatu karya yang memiliki estetika, kekuatan dan kegunaan, namun tetap
bersahabat dengan alam tanpa menghilangkan esensinya. Dalam hal ini kelompok kami
mereview kembali buku Arsitektur dan Lingkungan karangan Ir. Heinz Frick

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang , dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa itu arsitektur dan lingkungan?


2. Apa hal yang terkait dengan arsitektur lingkungan?
3. Seperti apa contoh bangunan yang menerapkan konsep arsitektur lingkungan?

1.3. Tujuan

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan diatas maka tujuan dalam penulisan ini
sebagai berikut:

1. Menyampaikan kepada pembaca tentang penjelasan arsitektur dan lingkungan


2. menyampaikan segala hal yang berkaitan dengan arsitektur lingkungan
3. mengetahui contoh bangunan yang menerapkan arsitektur lingkungan.

1
BAB II
PENDAHULUAN

2.1. Pendahuluan Dasar

Kehidupan kita antara lain mencakup pembangunan dan pemukiman. Dasar ini
sebenarnya menjadi titik pangkal a kita membangun. Akan tetapi dewasa ini banyak hal
tentang dasar dasar kehidupan itu telah disingkirkan.

Bangunan merupakan suatu bentuk karya seni arsitektur yang dituangkan dalam bentuk
nyata untuk memenuhi tuntutan kebutuhan manusia akan tempat bernaung sesuai dengan
fungsinya. Desain arsitektur tidak lepas dari perilaku manusia sebagai pembentuknya dan
hubungan manusia dengan lingkungan fisiknya. Fenomena ini menunjuk pada polapola
perilaku pribadi, yang berkaitan dengan lingkungan fisik yang ada, terkait dengan perilaku
interpersonal manusia atau perilaku social manusia.

Salah satu tujuan penting dari cara membangun, ialah perlindungan terhadap
penghuni. Perencanaan proyek besar juga di Indonesia pada tahun-tahun yang lalu sering
lebih banyak memperhatkan masalah teknis dan bahan bangunan daripada kenyamanan dan
perlindungan penghuninya. Hasil arsitektur atau bangunan yang dianggap modern sering kali
tidak sesuai untuk tempat kediaman atau pemukiman manusia.

Kehidupan manusia bersegi dua, yaitu alam dan teknik. Teknik dilahirkan di mana
terdapat kekurangan. Dalam hal ini teknik diciptakan sebagai alat pembantu/buatan untuk
menjembatani kesenjangan yang terjadi karena proses biologik yang terlambat atau makan
waktu terlalu lama. Akan tetapi penggunaan teknik yang berlebihan mengakibatkan keadaan
kritis dalam kaitannya dengan biologi, psikologi dan ekologi. Keadaan kritis tersebut
merupakan harga yang harus dibayar atas keuntungan teknik yang sangat terbatas. Dalam hal
ini arsitektur biologik akan mempergunakan teknologi alam untuk menetralisasi keadaan
kritis tersebut di atas, Arsitektur biologik ialah sebagian dari arsitektur ekologik yang jauh
lebih luas dan rumit karena juga memperhatikan pengaruh pembangunan alternatif,
bionik(teknik dan konstruksi biologik, iklim dan keadaan satempat serta biologi
pembangunan. Tujuan buku ini ialah memperdalam pengetahuan dan pengertian serta
hubungan antara alam dan teknik pembangunan terutama di dalam bidang pendidikan
arsitektur

2
2.1.1. Arsitektur biologik

Dalam arsitektur dikenal istilah arsitektur biologis, yaitu ilmu penghubung


antaramanusia dan lingkungannya secara keseluruhan yang juga mempelajari
pengetahuantentang hubungan integral antara manusia dan lingkungan hidup, dan merupakan
arsitektur kemanusiaan yang memperhatikan kesehatan. Istilah arsitektur biologis
diperkenalkan oleh beberapa ahli bangunan, antara lainProf. Mag.arch, Peter Schmid, Rudolf
Doernach dan Ir. Heinz Frick

Atas dasar pengetahuan di atas, maka perhatian kepada arsitektur teknik dialihkan
kepada arsitektur kemanusiaan yang memperhitungkan juga keselarasan dengan alam
maupun kepentingan manusia penghuninya. Pembangunan menurut kebutuhan manusia itu
kita namakan pembangun- an secara biologis atau arsitektur biologis. Biologis berasal dari
kata- puoc(bios, bahasa Yunani), yang berarti alam kehidupan/alam tumbuh-turnbuh- an
dan Aoyoc(logos, bahasa Yunani) berarti dunia teratur, dunia berakal. Rumah tempat
tinggal boleh dianggap sebagai suatu susunan organis, yang berfungsi sebagai kulit manusia
yang ketiga(pakaian sebagai kulit kedua) Istilah arsitektur biologis tersebut memperlihatkan
hubungan erat antara manusia dan lingkungan atau alam sekitar. Jadi: Arsitektur biologis
berarti ilmu penghubung antara manusia dan lingkungannya secara keseluruhan.

Titik berat definisi tersebut di atas terletak pada kata keseluruhan. Hanya
penyelesaian secara interdisipliner memungkinkan pengertian sepenuhnya. Hubungan-
hubungan arsitektur biologis dapat diperlihatkan sobagai berikut:

3
Daftar kata dan istilah di atas menentukan hubungan erat antara bagian arsitektur /
pembangunan, biologi/kehidupan, dan logos/dunia teratur secara interdisipliner. Jikalau
kemanusiaan dan kebudayaan tidak menjadi pusat pada penyelosai an
arsitektur/pembangunan, maka prinsip biologis diabaikan. Bila itu terjadi, arsitektur dan
teknik di bidang bangunan perumahan hanya akan membentuk rumah dan tempat kediaman
tanpa roh dan jiwa, tanpa rasa kemanusiaan. Manusia sobagai penghuni gedung dan
bangunan torsebut akan terasing.

Kehidupan, pemukiman dan pembangunan merupakan materi yang rumit dan


berlapis majemuk. Penyelesaian yang baik hanya dapat dihasilkan dalam kerja sama antara
berbagai unsur yang terkait.

Gambar 1 (Rumah adat suku


korowai)

4
Arsitektur tradisional merupakan contoh dari arsitektur biologis. Arsitektur ini
mencerminkan suatu cara kehidupan harmonis, asli, ritmis dan dinamis, terjalin antara
kehidupan manusia dan lingkungan sekitar secara keseluruhan. Arsitektur tradisional
dibangun dengan cara yang sama dari generasi ke generasi berikutnya. Arsitektur ini cocok
dengan iklim daerah setempat dan masing-masing suku bangsa di Indonesia rupanya telah
memiliki arsitektur tradisional.Bentuk awal rumah bangsa Indonesia pada zaman dulu
kiranya masih dapat dilihat di daerah-daerah pedalaman, seperti di Irian Jaya (Papua).
Arsitektur yang dimiliki suku Korowai di Merauke misalnya, meskipun dibangun di atas
pohon, tetapi kehidupan dan perencanaan bangunan suku ini selaras dengan alam. Mereka
masih menggunakan peralatan dari batu karang dan kayu. Rumah yang dibangun di atas
pohon ini paling tidak menghabiskan waktu 2 tahun untuk penyelesaiannya, dan bisa
menampung 4-5 keluarga.Dinding rumah dibuat dari pelepah daun nipah, pohon penghasil
sagu. Alas rumah dari kulit kayu balsa yang diserut dengan pisau karang.Bentuk
perkampungan dan perumahan di Bali juga mencerminkan suatu cara kehidupan harmonis
antara manusia dan alam. Bentuk bangunannya disesuaikan dengan fungsi dan aktivitas
penghuni. Bahan-bahan bangunannya berasal dari bahan alami dan dibentuk dengan bantuan
konstruksi yang memperhatikan iklim setempat.Ahli biologi dan arsitek Rudolf Doernach
kelahiran Stuttgart-Jerman, melihat ada kecenderungan dan dorongan kuat, bahwa setiap
negara di dunia kini berusaha membangun permahan dan kota masa depan yang
memperhatikan masalah penyelamatan lingkungan. Pengotoran udara oleh industri dan
kepadatan penduduk di perkotaan, sangat menghantui banyak negara di dunia.
Pentingnya arsitektur dan arsitek dicerminkan oleh komposisi dan penghubungan
bagian-bagian sebagai sesuatu yang harmonis dan kompleks. Kualitas bangunan dengan
bagian-bagian material dan rohani menentukan kualitas lingkungan hidup manusia. Perhatian
terhadap tiap-tiap bagian yang mempengaruhi kualitas kehidupan, dilakukan oleh arsitektur
biologis.

2.1.2. Lingkungan Manusia

Arsitektur sebagai lingkungan binaan manusia Pada dasarnya setiap manusia


memiliki kebutuhan. Suatu karya arsitektur merupakan wujud kebudayaan sebagai hasil
kelakuan manusia dalam rangka memenuhi hasrat kebutuhan mereka. Menurut Van Romondt
Arsitektur adalah ruang tempat hidup manusia dengan bahagia (definisi konsepsional) kata
ruang meliputi semua ruang yang terjadi karena dibuat oleh manusia.pada prinsipnya jelas
bahwa arsitektur terdiri dari unsur-unsur ruang. Atau dengan kata lain karya arsitektur
merupakan lingkungan baik buatan manusia maupun dari alam, istilah yang lebih popular
untuk menggambarkan pengertian inilah bahwa arsitektur merupakan suatu lingkungan
binaan. Manusia, Kebudayaan dan Lingkungan Hubungan antara kegiatan manusia dengan
lingkungan alam dijembatani oleh pola-pola kebudayaan yang dimiliki manusia (Parsudi
Suparlan). Lingkungan, selain berupa lingkungan alam juga berupa lingkungan sosiobudaya.

5
Karena itu konsep manusia harus dipahami sebagai makhluk yang bersifat biososiobudaya.
Sehubungan dengan itu, maka manusia, kebudayaan dan lingkungan merupakan 3 faktor
yang saling berhubungan secara integral.

Setiap pembangunan merupakan suatu pembaharuan atau perubahan lingkungan.


Perhatian atas perubahan lingkungan berarti perhatian atas arsitekturnya dan atas kualitas
kehidupan manusia.

Lingkungan alam tempat manusia hidup memberikan daya dukung kehidupan dalam
berbagai bentuk kemungkinan yang dapat dipilih manusia untuk menentukan jalan hidupnya.
Pengembangan pilihan-pilihan itu sangat bergantung pada potensi kebudayaan menusia yang
berkembang karena kemampuan akalnya. Dengan kata lain, melalui kebudayaan manusia
akan selalu melakukan adaptasi terhadap lingkungannya. Sejak manusia diciptakan dibumi
ini, dia selalu berdampingan dengan alam, yang disini dijabarkan sebagai iklim dan
lingkungan. Kemana saja manusia melangkah, alamselalu didekatnya. Manusia memang tak
akan dapat melepaskan diri dari pelukannya, dari batasan-batasan dan hukum-hukumnya.
Oleh sebab itu alam (iklim dan lingkungan) memegang peranan yang amat besar dalam
membentuk segala cara hidup manusia: pola tingkah laku serta hasil tingkah laku manusia itu
sendiri. Secara singkat dapat dikat akan bahwa: iklim dan lingkungannlah yang membentuk
kebudayaan manusia. Keadaan alam yang berbeda melahirkan jenis kebudayaan yang
berbeda pula. Perbedaan alam yang kecil saja sudah cukup kuat untuk melahirkan
kebudayaan yang bercorak lain. Kebudayaan dengan warna tertentu, mempunyai corak
arsitektur yang tertentu pula. Karena itu dapat dikatakan. Arsitektur adalah cermin
kebudayaan lingkungan secara luas dapat kita sebutkan sebagai suatu benda yang sudah
terjamah (oleh manusia) dan sebagai suatu benda yang pada bagian tertentu sama sekali
belum terjamah. Namun manusia sebagai kekuatan terbesar yang mempengaruhi lingkungan
(alam) telah mempengaruhi alam secara langsung dan tidak langsung. Lingkungan (alam)
berupa flora, fauna, iklim, geografi, hutan; sedangkan lingkungan buatan dapat kita lihat
sebagai gedung, rumah, taman, dan kota/desa. Lingkungan buatan merupakan gambaran yang
diinginkan manusia akan bentuk lingkungannya ataupun pola (keteraturan) yang ingin
diciptakan manusia agar dapat mewadahi hidupnya (beraktivitas). Interaksi manusia dengan
lingkungan (alam) dapat dikategorikan dalam dua jenis, yaitu:

1. Hubungan yang kacau atau tidak terpola

2. Hubungan yang teratur (berpola)

6
Jikalau kita membandingkan kualitas lingkungan pada masa lalu dengan keadaan
sekarang, maka harus kita akui bahwa kualitasnya makin lama makin menurun.

Menurut Prof. Peter Schmid dalam bukunya Biologische Architektur1) hubungan-


hubungan tersebut dapat kita lukiskan sebagai berikut:

Gambar 2 (Hubungan alam, manusia dan


pembangunan)

Seimbang dengan alam, seimbang dengan manusia dan kemanusiaan, seimbang


dengan lingkungan terbangun. Jikalau semuanya harmonis, maka kualitas lingkungan
manusia memuaskan. Akan tetapi pengaruh-pengaruh tersebut di atas amat sering
bertubrukan, Pembangunan pabrik dan jalan raya merusak hutan dan sawah lalarn
sekitarnya), begitu juga karena pembangunan membutuhkan kayu, bambu, batu alam dan
sumber alam lainnya. Kehidupan kita juga dapat menambah kerusakan alam iikalau kita
hanya hidup dari alam tetapi tidak menghidupi alam.

Interaksi manusia dan alam menciptakan tradisi yang berguna untuk menyelaraskan
pola hidup (manusia). Tradisi sebagai kata benda dapat kita sebut sebagai norma-norma dan
kebiasaan. Tradisi sebagai kata kerja adalah proses. Apa yang menjadi tujuan selanjutnya
adalah menetapkan suatu tradisi menjadi patokan standar hidup. Makna yang terkandung dari
interaksi manusia dengan alam dibarengi proses dan waktu yang terus-menerus adalah
menciptakan 'arsitektur' sebagai lingkungan buatan. Lingkungan buatan membuat pola hidup
dari manusia itu sendiri.

7
Kehidupan manusia yang seimbang dengan alam akan membutuhkan pengertian baru
bagi istilah-istilah yang ada, seperti misalnya pengertian waktu, ruang, ukuran, fungsi,
lingkungan dan sebagainya,

2.1.3. Pengaruh energi

Salah satu usaha untuk mencapai keseimbangan dengan alam ialah memberi perhatian
pada energi yang dibutuhkan, sobab penggunaan energi yang paling sedikit, juga merusak
lingkungan manusia paling sedikit. Itu berarti bahwa dalam setiap tindakan membangu kita
membutuhkan perancangan, hitungan energi dengan memperhatikan, misalnya:

energi untuk eksploitasi bahan bangunan


energi untuk persiapan bahan bangunan
energi untuk transportasi bahan bangunan.
energi untuk mendirikan gedung
energi untuk pemeliharaan gedung
energi untuk perubahan penggunaan gedung
energi untuk membongkar gedung tersebut dan sebagainya.

Tips membangun hemat energi dan ramah lingkungan:

1. Perhatian pada iklim; membangun sebuah bangunan yang sesuai dengan keadaan
iklim yang ada. Pembangunan harus memerhatikan arah Timur-Barat, Selatan-Utara,
agar mudah mendapatkan sinar matahari yang sesuai serta sirkulasi yang baik.
2. Mengurangi penggunaan sumber daya tidak terbaharui dan beralih ke sumber daya
terbaharui; menciptakan teknologi yang dapat memperbaharui sumber daya yang ada,
mencanangkan hemat energi dan penggunaan bahan bangunan ramah lingkungan
contohnya dengan bantuan sinar matahari. Ini juga untuk menghemat pengeluaran.
3. Dengan adanya teknologi memperbaharui yang bertujuan untuk mengolah limbah-
limbah yang ada sehingga berdampak pada keberhisan dan kesehatan lingkungan.
Memanfaatkan teknologi bekas pakai.
4. Penggunaan bahan bangunan yang hemat energi dan memiliki manfaat menyerap
daya agar ramah lingkungan.

Dengan penggunaan bahan bangunan berteknologi tinggi, biasanya juga sering tidak
energi lebih Penggunaan energi yang besar ini terlihat pada harga pasar, biaya Debonarnya
bernilai jauh lebih tinggi justru karena bahan tersebut diambil dari alam dalam ben. tuk
sumber alam yang tidak dapat diperbarui lagi.

2.1.4. Teknologi protektif (Perlindungan)

8
Pola pembangunan sekarang ini, sebagian besar telah mengganggu konstelasi awal
lingkungan hidup yang berdampak pada tingkat pencemaran yang terus meningkat,
menurunnya kualitas lingkungan, berkurangnya ketersediaan air yang dapat diminum, dan
masih banyak lagi mata rantai yang berkaitan dengan hal di atas, yang mungkin dapat
bermuara pada musnahnya kehidupan di muka bumi ini. Diperlukan suatu upaya yang dapat
memperbaiki keadaan lingkungan agar dapat kembali didiami dengan nyaman oleh generasi
berikutnya di masa depan. Pemikiran ini tentunya akan terbentur oleh semakin tingginya
kebutuhan penduduk dunia akan sandang, pangan dan papan. Laju pertumbuhan penduduk
yang terus meningkat, harus dijawab dengan peningkatan jumlah produksi sandang, pangan
dan papan. Berkaitan dengan hal itu berbagai upaya dilakukan oleh manusia, mulai dengan
mengembangkan teknologi maju (advance technology) yang terus dipacu. Hal ini berdampak
pada lingkungan, produksi ekstraktif terhadap sumberdaya alam dan mineral secara membabi
buta telah meninggalkan sejumlah permasalahan pencemaran dan perusakan lingkungan yang
melampaui kemampuan lingkungan memperbaiki keadaannya sendiri

Gambar 3 (keadaan
alam)
Dalam perkembangan selanjutnya, dengan semakin sadarnya kita tentang kerusakan
alam yang terus terjadi, mulailah dikembangkan suatu teknologi yang lebih memperhatikan
keadaan lingkungan yang disebut dengan teknologi adaptif (adaptive technology). Dengan
memperhatikan perusakan lingkungan yang terjadi akibat pengembangan teknologi secara
besar-besaran, para ahli mulai memikirkan pergeseran teknologi menjadi lebih ramah
lingkungan. Teknologi adaptif dikembangkan dengan menitik beratkan pada beberapa hal,
yaitu: penghematan biaya, penyerapan tenaga kerja, tanpa meninggalkan kalkulasi terhadap
penggunaan sumberdaya alam dan mineral agar tidak merusak lingkungan. Dalam proses

9
selanjutnya, teknologi adaptif diharapkan dapat terus dilakukan tanpa mengorbankan jumlah
produksi maupun mutu produksi.

Gambar 4 (kerusakan
alam)
Dirasakan belum cukup membantu perbaikan lingkungan, maka para ahli dibidang
lingkungan memperkenalkan teknologi baru yang disebut teknologi protektif. Teknologi ini
adalah pengembangan teknologi terdahulu dengan lebih menitik beratkan pada pemeliharaan,
perlindungan dan pengamanan lingkungan dari kerusakan akibat teknologi ekstraktif. Dalam
melaksanakan teknologi ini, ada beberapa hal yang menjadi tumpuan utama, yaitu:
konservasi, restorasi dan regenerasi sumber daya alam yang ada.

Konsep konservasi pertama kalinya dikemukakan oleh Predisen Amerika Serikat


Theodore Rosevelt (1902). Dalam masa sekarang ini, konservasi sering diartikan sebagai
upaya untuk menggunakan sumber daya alam dengan bijaksana agar dapat dialokasikan
untuk masa depan. Secara keseluruhan, Konservasi Sumberdaya Alam Hayati (KSDAH)
adalah pengelolaan sumberdaya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara
bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan
meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya.

Restorasi adalah tindakan untuk membawa ekosistem yang telah terdegradasi kembali
menjadi semirip mungkin dengan kondisi aslinya. Upaya yang paling sering dikemukakan
dalam aspek ini adalah kegiatan penghijauan kembali lahan yang rusak.

Regenerasi adalah upaya perbaikan terhadap aspek lingkungan yang rusak, misalnya
lahan hutan yang rusak akibat pembukaan lahan untuk pertambangan. Perlu dilakukan
regenerasi, tidak hanya terkait lahannya tetapi juga menyangkut keadaan lingkungan,
termasuk keadaan tanah yang rusak akibat kegiatan yang bersifat ekstraktif.

10
Eksploitasi kekayaan alam dan mineral oleh perusahaan-perusahaan selama ini telah
menyebabkan kerusakan lingkungan yang sangat memprihatinkan. Setiap perusahaan yang
memperoleh keuntungan dan proses teknologi ekstraktif, mestinya dipaksa untuk mengambil
langkah-langkah usaha yang lebih bersifat protektif terhadap lingkungan. Biaya yang timbul
untuk melaksanakan proses restorasi dan regenerasi mestinya menjadi tanggungan
perusahaan yang menikmati keuntungan dengan menggali potensi sumber daya alam dan
mineral dari lingkungan.

Keseimbangan antara Ingkungan dan teknologi menurut Prof. H.R. Hugi pada
makalahnya Angepasste Technologie fur Entwicklungslanderah dapat digambarkan seperti
terlihat sebagai berikut:

Seimbang dengan alam: perhatian kepada alam dan sumbernya


Seimbang dengan manusia: perhatian kepada keamanan, kehidupan lain, jalan, naf.
kah penghidupan, uang sewalbeli, kebudayaan(ne- gara, agama, keluargal sumber
alam, pengotoran uda- ra, kesehatan, pendidikan dan sebagainya.
Seimbang dengan lingkungan perhatian kepada iklim, tanah(tanah gempa, air banjir,
pengaruh lainnya(tahan rayap, bahaya malaria) dan se- bagainya

2.2. Pengertian Waktu


2.2.1. Sejarah

Arsitektur lahir dari dinamika antara kebutuhan (kebutuhan kondisi lingkungan yang
kondusif, keamanan, dsb), dan cara (bahan bangunan yang tersedia dan teknologi konstruksi).
Arsitektur merupakan seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih
luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai
dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga
ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga
merujuk kepada hasil-hasil perancangan tersebut.

Pembangunan dan kebudayaan merupakan perwujudan sejarah manusia. Terutama


pada masa yang lalu pembangunan rumah kediaman berarti tanda kehidupan, berarti
aktivitas oleh masyarakat setempat. Kehidupan ditentukan oleh agama, kebudayaan dan
masyarakat setempat.

11
Menurut agama Hindu kehidupan manusia dapat dimengerti sebagai jalan berbentuk
bundar, alasannya terdapat sifat berputar-putar. Pembagian kehidupan(asrama) bertingkat
tingkat empat, yaitu:

Sesudah melampaui masa kanak-kanaknya, dengan melalui upacara


mapra(mendapatkan tali suci) seorang anak laki-laki menyerahkan diri kepada
seorang guru untuk mendapatkan pendidikan. Dalam pendidikan itu ia diajari kitab-
kitab Weda dan upacara peribadatan yang perlu dihayati dan diperhatikan seumur
hidup.
Kemudian laki-laki tersebut menikah dan menjadi kepala keluarga. Dalam hidup
perkawinan itu ia berusaha mendapatkan anak laki-laki, karena hanya seorang anak
laki-laki bisa melanjutkan pelajaran dan tra- disi Weda dan menyampaikan kurban
nenek-moyang untuk menjamin kesejahteraan bagi yang telah meninggal dunia.
Sebagai akhir kehidupan aktif, laki-aki tersebut mengundurkan diri atau bersama
dengan istrinya dalam kesunyian hutan di luar daerah ke- diaman, untuk menekuni
hidup keagamaan.
Akhirnya, tinggallah tingkat penolakan dirinya. Tali suci dan utang budi terhadap
hidup kemasyarakatan diabaikan. Ia ingin mencapai pembe- basan diri, mati dalam
keadaan hidup, menjadi penebus. Itulah mok- sha, tujuan utama orang Hindu.

Permukiman manusia di masa lalu pada dasarnya bersifat rural. Kemudian berkembang
menjadi masyarakat urban. Kompleksitas bangunan dan tipologinya pun meningkat.
Teknologi pembangunan fasilitas umum seperti jalan dan jembatan pun berkembang.
Tipologi bangunan baru seperti sekolah, rumah sakit, dan sarana rekreasi pun bermunculan.
Namun, Arsitektur Religius tetap menjadi bagian penting di dalam masyarakat. Contohnya:

Peninggalan bangunan Mesir yang terkenal adalah piramida dan kuil yang erat kaitannya
dengan kehidupan keagamaan. Piramida dibangun untuk tempat pemakaman Firaun. Arsitek
terkenal pembuat piramida adalah Imhotep. Bangunan ini biasanya memiliki kamar bawah
tanah, pekarangan dan kuil kecil di bagian luarnya. Tiang-tiang dan dindingnya dihiasi
dengan hiasan yang indah. Di bagian dalam terdapat lorong-lorong, lubang angin dan ruang
jenazah raja. Di depan piramida terdapat sphinx yaitu patung singa berkepala manusia untuk
menjaga makam. Piramida terbesar adalah makam raja Cheops, yang tingginya mencapai 137
meter di Gizeh.

12
Gambar 5 (piramida dan
kuli)
Di periode Klasik dan Abad Pertengahan Eropa, bangunan bukanlah hasil karya arsitek-
arsitek individual, tetapi asosiasi profesi dibentuk oleh para ahli keterampilan bangunan
untuk mengorganisasi proyek. Pada masa Pencerahan, pembangunan ditugaskan kepada
arsitek-arsitek individual - Michaelangelo, Brunelleschi, Leonardo da Vinci. Namun, tidak
ada pembagian tugas yang jelas antara seniman, arsitek, maupun insinyur atau bidang kerja
lain yang berhubungan. Pada tahap ini, seorang seniman pun dapat merancang jembatan
karena penghitungan struktur di dalamnya masih bersifat umum.

Bersamaan dengan penggabungan pengetahuan dari berbagai bidang ilmu (misalnya


engineering), dan munculnya bahan-bahan bangunan baru serta teknologi, seorang arsitek
menggeser fokusnya dari aspek teknis bangunan menuju ke estetika.Revolusi Industri
membuka pintu untuk konsumsi umum, sehingga estetika menjadi ukuran yang dapat dicapai
oleh kelas menengah. Produk-produk berornamen estetis yang dulunya terbatas dalam
lingkup keterampilan yang mahal, menjadi terjangkau melalui produksi massal.

Kehidupan sederhana sehari-hari membentuk pengertian waktu rang masih seimbang


dengan pengertian lamanya hidup manusia, walaupunpenerapan pengertian itu menjadi
sistem lingkaran perhubungan yang nonkomunikatif seperti berikut:

Pembangunan dilaksanakan oleh penghuni dan kehendaknya. Bantuan untuk membangun


didapatkan dari masyarakat setempat atas dasar keahlian anggota masing-masing. Dengan
bertambahnya penduduk, maka kebu- tuhan akan perumahan meningkat, begitu pun
keahlian dan kemampuan para tukang pun meningkat juga. Kemudian terjadilah
pengkhususan atau spesialisasi, dan lahirlah masa kini.

13
2.2.2. Waktu sekarang

Waktu sekarang merupakan waktu peralihan antara sejarah masa lampau dan masa
depan. Cara membangun sudah berubah. Pada masa lalu atap merupakan perlindungan dan
tujuan utama rumah kediaman, sedang- kan pada masa sekarang sudah jauh berbeda karena
penghuni bermukim lebih padat. Kini dibutuhkan keamanan untuk rahasia pribadi, sehingga
din- ding dinding dibangun. Kini orang membutuhkan kesenangan hidup dengan fasilitas
aliran listrik, membutuhkan air sehat, lingkungan sehat dengan drainase dan sebagainya.
Penghuni tidak dapat membangun rumahnya lagi, karena didahului oleh teknologi dan
pengkhususan tukang dan ahli.

Pada awal abad ke-20 lahir pemikiran-pemikiran yang mendasari Arsitektur Modern,
antara lain, Deutscher Werkbund (dibentuk tahun 1907) yang memproduksi obyek-obyek
buatan mesin dengan kualitas yang lebih baik dan merupakan awal lahirnya profesi dalam
bidang desain industri.

Ketika Arsitektur Modern mulai dipraktikkan, ia adalah sebuah pergerakan garda


depan dengan dasar moral, filosofis, dan estetis. . Arsitek kemudian menjadi figur penting
dan dijuluki sebagai "master". Kemudian arsitektur modern masuk ke dalam lingkup produksi
masal karena kesederhanaannya dan faktor ekonomi.

Teknik modern mempercepat kehidupan kita, padahal mendidik manusia dalam


penggunaan waktu belum begitu umum. Seharusnya kita mom butuhkan pengertian waktu
yang baru. Kita juga berharap agar pembangunan berdasarkan atas kebutuhan manusia dan
kehidupan yang se- laras dengan alam sekitar. Pengertian hubungan-hubungan tersebut di
atas harus kita pelajari dengan teliti sehingga menghasilkan pengertian waktu pembangunan
dan kemanusiaan untuk masa depan. Contohnya:

Dinamai sesuai nama perancangnya, Gustave Eiffel , Menara Eiffel adalah bangunan
tertinggi di Paris dan salah satu struktur terkenal di dunia. Lebih dari 200.000.000 orang telah
mengunjungi menara ini sejak pembangunannya tahun 1889, termasuk 6.719.200 orang tahun
2006, menjadikannya monumen berbayar yang paling banyak dikunjungi di dunia.Termasuk
antena setinggi 24 m (79 kaki), struktur ini memiliki tinggi 325 m (1.063 kaki) sejak 2000,
yang sama dengan bangunan konvensional bertingkat 81.

14
Gambar 6 (menara
Eiifel)
2.2.3. Masa depan

Desa kala patra' kata orang Bali. Kata itu berarti pengetahuan dan pengertian tentang
nilai waktu dan kelakuan kita setiap saat. Jika kita memusatkan perhatian pada keadaan
sekarang, kita tak berniat untuk menghentikan waktu, melainkan memutar kembali roda
sejarah sedemikian rupa, sehingga kita dapat monghindari cara sungai mengalir. Kita harus
berusaha sebaik-baiknya untuk menuntun arusnya sebelum arus itu membesar, menyatukan
tenaga dan menghanyutkan semuanya. Pengertian akan waktu dapat juga dimengerti sebagai
sesuatu yang agak mengancam karena hubungannya erat dengan peralihan manusia dan
kematiannya. oleh ka- rena itu pengertian akan waktu dapat dipahami sebagaiwaktu
biologis.

Pada akhirnya, asal waktu Hindu ialah sebagai lingkaran yang tertutup dan statis.
Mungkin dapat dihubungkan dengan pengertian waktu Barat yang linear dan dinamik sebagai
pengertian waktu yang sibernetik.

Pengertian tentang waktu dapat disempurnakan dengan suatu penjelasan mengenal


budaya yang ada di belakangnya

15
Kebudayaan Jawa. Yang sering berakar dalam Hinduisme, adalah suatu masyarakat
budaya yang tidak mementingkan premtasi yong selalu diulang kalau bisa merasa amen atau
kalau seeuatu sudah kita ketahui, Kebu dayaan ini disebut kebudayaan perempuan era
feminin. Perkembanganya siklik dan berbentuk lingkaran.

Kebudayaan Barat, kebudaysan kristen beliknya berjalan linier, maju, setapak demi
setapak, tentu ka arah tujuan. Karona itu, kebudayaan Yang feminin lebih cocok untuk
manimbulkan kepriaan batin, kaselarasan batin Kebudayaan jantan tmaskulin) selaku
berhubungan dengan tegnta hasil yang lahir.

Dalam era yang serba modern ini, banyak sekali perubahan-perubahan hebat yang
telah terjadi. Mulai dari Telefon genggang hingga menjadi Smarphone, menyebarnya tombol
layarsentuh hingga hologram dan masih banyak lagi perubahan-perubahan besar lainnya.
Sementara dalam rancangan /desain arsitektur juga sudah banyak berubah. Kita bisa melihat
pebedaaan bangunan-bangunan dulu dan sekarang, banyak sekali perubahan yang terjadi
mulai dari desain, struktur, model dll. Termasuk yang menjadi trandsetter dunia sekarang ini
adalah kota Dubai. Kota yang terletak di Uni Emirat Arab ini sangat terkenal akan bangunan-
bangunan hebat serta gedung-gedung pencakar langitnya, termasuk yang sekarang terkenal
yaitu Burj Khalifa. Nah, berikut ini beberapa :

Venus Project Tower

Gambar 7 (Venus Project


Tower)
16
Venus Project adalah sebuah visi untuk sebuah peradabaan dunia baru dan rancangan
ulang seluruh budaya kita. Karena banyak sekali permasalahan-permasalahan yang muncul
seperti pemansan global, meningkatnya populsai masyarakat dunia dan beberapa msalah yang
dimungkinkan akan mucul di beberapa abad kedepan, maka kita harus memulai dari awal
dengan model peradaban yang baru dan mengarahkan teknologi dan sumber daya kita kearah
positif, untuk manfaat yang maksimal dari manusia dan planet.

17
Metabolik Farm Untuk Pertanian

Gambar 8 (Metabolik Farm Untuk


Pertanian UntukPPertanian)

18
Untuk memenuhi kebutuhan pangan, perumahan, serta energi tantangan di masa depan
tericptalah design unik ini yang mereka menyebutnya The Dragonfly. The Dragonfly adalah
sebuah konsep pertaniaan perkotaan untuk New York City's Roosevelt Island, model setelan
sayap capung dan dirancang untuk memberikan kesegaran makanan lokal dalam suatu
lingkungan perkotaan

2.3. Pengertian Ruang


2.3.1. Alam

Manusia dan kebudayaannya serta peradaban yang dihasilkan terletak pada alam
sekitarnya dengan hukum alamnya. Dari keseimbangan dengan lingkungan social
kebudayaan tertentu, kemudian dibuat faktor faktor lingkungan, seperti pembangunan
rumah, pondok dan sebagainya. Kualitas perumahan akan meningkat dengan keselarasannya
dengan alam sekitar. Ketentuan ini menjadi dasar ekologi manusia. Dalam bahasa arsitektur
biologik, ketentuan-ketentuan tersebut di atas dapat dibentuk menjadi corak alam sebagai
berikut:

Gambar 9 (Perencanaan
Arsitektur Biologis )

19
Perencanaan arsitektur biologis senantiasa memperhatikan konstruksi yang
sesuaidengan tempat bangunan itu berada. Teknologinya sederhana, bentuk bangunannya pun
ditentukan oleh fungsi menurut kebutuhan dasar penghuni dan cara membangunnya. Bentuk
bangunan ditentukan oleh rangkaian bahan bangunannya. Konstruksi bangunan yang
digunakan ada yang bersifat masif (konstrtuksi tanah, tanah liat dan lempung), berkotak
(konstruksi batu alam dan batu-batu merah), serta konstruksi bangunan rangka(kayu dan
bambu).

Pembangunan rumah dan pemukiman diatur menurut corak alam tersebut di atas.
Walaupun setiap pembangunan menyebabkan perusakan alam, kita dapat membantu alam
dengan menggunakan cara pembangunan pemukiman yang selaras dan seimbang dengan
alam sekitarnya. Perusakan alam. isi hutan, pegunungan, perairan dan sebagainya harus
dihentikan dengan segera, sebab dengan perlakuan terhadap alam seperti sekarang ini,
manusia di seluruh dunia diancam bahaya kerusakannya. Sebagai arsitek dan perencana, kita
bisa berlaku sebagai pembunuh alam atau seorang pembantu alam. Dengan membangun
rumah seperti menanam bunga maka kita mempergunakan arsitektur biologik.

Atas dasar pengetahuan tentang bahan bangunan tersebut, akhirnya tercipta bentuk-
bentuk bangunan yang berkaitan dengan sejarah arsitektur. Arsitektur tradisional merupakan
contoh dari arsitektur biologis. Arsitektur ini mencerminkan suatu cara kehidupan harmonis,
asli, ritmis dan dinamis, terjalin antara kehidupan manusia dan lingkungan sekitar secara
keseluruhan. Arsitektur tradisional dibangun dengan cara yang sama dari generasi ke generasi
berikutnya. Arsitektur ini cocok dengan iklim daerah setempat dan masing-masing suku
bangsa di Indonesia rupanya telah memiliki arsitektur tradisional.

2.3.2. Manusia

"Asta kosala kosali kata orang Bali. Kata itu berarti pengetahuan tentang kemampuan
yang ada pada diri sendiri. Setiap tindakan yang berhubungan dengan perencanaan dan
pembangunan pemukiman tentunya menganaung sifat-sifat dasar yang sama, yakni anatomi
dan kekuatan manusia. Manusia memiliki sifat yang sangat berbeda sesuai dengan keadaan
masing-masing. Yang dimaksud dengan sifat manusia ialah roh, kepandaian, segi segi
fisiologik, psikologi dan sebagainya. Kita tahu bahwa kesenangan manusia tercapai oleh
keseimbangan otak, hati dan tangan(Pestalozzi). Kemudian kehidupan manusia terbagi atas
waktu lampau. sekarang. dan masa depan. Waktu dimengerti sebagai waktu bayi, waktu

20
anak, waktu dewasa, waktu tua dan sebagainya. Semua itu memperlihatkan hubungan
antara pengertian waktu dan pengertian ruang waktu dewasa waktu tua waktu anak.

Kehidupan manusia meliputi kesehatan, makanan, pakaian dan pemukiman Maka


dapat kita katakan bahwa perumahan merupakan salah satu pengertian ruang yang
berhubungan dengan dasar kehidupan manusia. Badan manusia diselimuti secara material
dengan pakaian dan perumahan. Badan manusia juga diselimuti secara nonmaterial misalnya
oleh kebudayaan, kesenangan, kebahagiaan dan kepandaian, pikiran dan per Sebagai
puncak kemanusiaan dapat ditentukan teknik, kesenian, pengetahuan dan akhirnya
kebijaksanaan. Dalam membangun suatu bangunan tentu manusia akan menyesuaikan
bangunannya dengan lingkungan sekitar. Dalam kehidupannya, manusia tidak hanya
membutuhkan tempat tinggal yang hanya mempunyai kekuatan untuk menghindarkan sang
penghuni dari peristiwa-peristiwa dari alam. Akan tetapi manusia juga membutuhkan tempat
tinggal yang memenuhi aspek fungsi atau kegunaannya sabagai tempat tinggal dan
keindahannya.

Pengaruh psikologi pada arsitektur dapat dilihat dari sikap manusia dalam memenuhi
aspek fungsi atau kegunaan dan keindahan. Sebagai contoh, dalam memenuhi kegunaan
tempat tinggalnya, manusia akan menyesuaikan tempat tinggalnya dengan memperkirakan
banyaknya aktivitas yang akan dilakukan oleh penghuni dan mempertimbangkan antara luas
dan tinggi tempat tinggal dengan banyaknya penghuni. Peran psikologi manusia dapat dilihat
dari hal tersebut. Tentu manusia mempunyai pendapat tersendiri atau daya tarik tersendiri
dalam menilai dan membangun suatu bangunan, sehingga manusia akan berusaha untuk
membangun bangunan yang memenuhi kriteria estetika. Manusia akan menggunakan
perasaannya di dalam menilai dan membangun bangunan tersebut. Pengertian ruang sejauh
berhubungan dengan manusia merupakan sesuatu yang sangat sulit dijabarkan, sama sulitnya
dengan pengertian ruang dalam kaitannya dengan masyarakat.

2.3.3. Masyarakat

Selamanya manusia bekerja dan melakukan sesuatu yang berimbang dengan


kemanusiaan dan alam. Kesulitan selalu terdapat pada manusia dan citra dirinya, yakni
hubungannya sebagai individu dengan masyarakat, kebudayaan dan agama. Sebagai
keterangan, misalnya kita dapat mengerti bahwa kelaparan Yang terdapat di seluruh dunia
dapat diubah dengan ma- kanan. Asal ada makanan, maka kelaparan tidak akan ada. Di
bidang peru mahan, pembangunan dan pemukiman, cara penyelesaian di atas tidak akan

21
berjalan, justru karena perbedaan pengertian yang begitu beragam di daerah atau negara
masing-masing.

Masyarakat tiap daerah mempunyai kemampuan dan kreativitas yang berbeda dalam
mengadaptasi dan mengolah kebudayaan baru. Hal ini mempengaruhi dan mengakibatkan
bervariasinya hasil-hasil budaya itu, antara lain adalah beragamnya kekhasan arsitektur yang
mampu mencerminkan budaya daerah. Rumah dengan segala perwujudan bentuk fungsi dan
maknanya senantiasa diatur, diarahkan, dan ditanggapi atau diperlakukan oleh penghuni
menurut kebudayaan yang mempengaruhi masyarakat yang bersangkutan.

Arsitektur memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku social, budaya dan
lingkungan hidup. Peran arsitektur sangat besar terhadap perubahan. Baik itu perubahan ke
arah positif juga perubahan ke arah sebaliknya. Perubahan kearah sebaliknya ini yang kadang
tidak disadari oleh arstitek. Dasar pikiran yang nyata bahwa perencanaan ruang yang semena-
mena tanpa melihat karakteristik daerah, seperti banyaknya lahan yang seharusnya menjadi
lahan untuk konservasi di habiskan oleh desain untuk kepuasan pengembang semata dan
kebutuhan pasar.

Dalam skala kecil, pembangunan rumah untuk keluarga dipengaruhi secara tidak
langsung oleh kondisi lingkungan sosial dalam skala besar. Rumah adalah kebutuhan pokok
bagi kehidupan manusia selain kebutuhan akan sandang dan pangan.manusia akan
membutuhkan rumah sebagai tempat tinggal dan sebagai tempat berlindung dari segala
macam ancaman.

Penyelesaian masalah-masalah tersebut tidak mudah dicapai. Namun yang tentunya


penting ialah lebih terselenggaranya tempat perlindungan untuk manusia(pemuda pemudi dan
sebagainya), untuk tumbuh-tumbuhan alam, untuk binatang-binatang liar, untuk kesenian,
ilmu-ilmu, arsitektur agar kehidupan masa depan terperintah bukan oleh masyarakat
konsumen melainkan oleh kernanusiaan.

2.3.4. Bangunan

Bangunan merupakan suatu kebutuhan pokok yang tidak mungkin bisa digantikan
posisinya di dalam kehidupan manusia karena berbagai kegiatan manusia akan dilakukan di
bangunan tersebut. Untuk sebagian orang zaman sekarang, sebuah bangunan tidak hanya
sebagai tempat melakukan aktifitas sehari-hari tetapi juga bangunan dapat sebagai gaya hidup
(life style) bagi pemiliknya untuk meningkatkan derajat kehidupan bagi pemiliknya serta

22
bangunan juga menunjukkan suatu kualitas hidup bagi pemiliknya. Menurut Marcus Vituvius
Pollio, setiap bangunan harus memiliki 3 aspek arsitektur yang mengawali proses
perancangan yaitu fungsi, struktrural (kekokohan), dan keindahan (estetika).

Pembangunan gedung secara biologik maupun secara nonbiologik membentuk ruang


dengan dinding-dinding yang biasanya berfungsi sebagai penyangga beban. Pada
perencanaan, kita merancang bentuk ruang atau dinding ruang sebagai batas antara
lingkungan alam dan lingkungan buatan. Karena dinding, loteng dan atap membentuk suatu
ruang, maka jendela, pintu dan lubang-lubang lainnya menjadi gangguan pada ruang ter
tentu pada satu pihak, di lain pihak menjadi penghubung antara lingkungan alam dan
lingkungan buaten. Menurut pemasangan lubang dan celah pada dinding, maka dapat kita
bedakan:

Dinding tidak bertingkap; kotak' tertutup tanpa lubang pada dinding, memberi kesan
penuh misteri danblasanya juga tidak wajar. Penerang- an dan ventilasi terjadi secara
buatan/mekanik, dari atas atau dari pelataran di dalam. Ukuran bidang fasadenya
ditopang oleh rencana dasar/denahnya.
Dinding yang diberi kaca: Unsur penopang lenyap dari fasad bangunan
meninggalkan dengan pasti stadiumnya sobagai liang. Fungsi ruang ditentukan oleh
raster teratur dari'curtain wall'. 'Isi perut bangunan dipamerkan, sehingga
para'penonton' di luar mendapat kesan'efek akuarium'
Dinding yang dilubangi(ditembus; dengan mempertahankan watak tertutupnya
dinding, maka tubuh bangunan itu dilubangi atau ditembus. Besar jendela ditentukan
sesuai dengan fungsi ruang masing-masing. Ini dapat terbaca dari fasade.
Penyusunan lubang dalam dinding berlaku menurut prinsip pengaturan yang beraneka
ragam(proporsi, estetika dan sebagainya).
Rangka yang dibagiatas kotak-kotak penyebaran dinding atas bagian yang menumpu
secara horisontal dan vertikal(plafon dan tiang) yang tetap jelas sebagaikerangka
yang merupakan satu kesatuan. Lubang-lubang diantaranya dijadikan kotak-kotak
dengan kaca atau isian lainnya.
Lubang dinding berkombinasi Kemungkinan prinsip dari perencanaan fasad di atas
dapat diwujudkan sendiri-sendiri atau kalau perlu dalam kombinasi yang jelas(lihat
contoh berikut).
2.4. Pengertian Ukuran
2.4.1. Perbandingan arsitektur alam dan teknik

23
Arsitektur alam adalah suatu bentuk peredaran alam yang tertutup yang sering di
temukan pada siklus air, dimana air laut yang terkena panas matahari akan menguap ke
atmosfer. Uap air di atmosfer kemudian mengalami kondensasi menjadi titik-titik air yang
jatuh ke bumi sebagai hujan. Dari seluruh hujan yang jatuh ke bumi hanya 1 yang mengalir
ke sungai dan kembali ke laut. Sisanya meresap ke dalam tanah. Air tanah itu kemudian
menjadi sumber mata air yang menjaga kelestarian sungai dan akhirnya kembali lagi ke laut.
Dalam hal ini kita dapat mengetahui jika alam ini selalu berputar seperti halnya matahari
terbit dipagi hari dan terbenam di sore hari kemudian digantikan oleh bulan dimalam hari dan
keesokan harinya matahari terbit kembali dipagi harinya. arsitektur alam dapat dihasilkan
oleh satwa yang ada di alam sekitar.

Gambar 10 (Siklus arsitektur


alam)
Satwa memiliki arsitektur yang keindahan dan keunikannya jauh lebih bagus dari
buatan manusia. Beberapa keunikan dan ketrampilan yang dimiliki satwa bermacam-macam
misalnya seperti mebuat sarang sebagai tempat tinggal mereka seperti gambar dibawah ini

24

Gambar 11 (Sarang lebah yang unik bentuknya )


Gambar 12 (Rumah Rayap
) sedangkan dalam teknik peredaran sudah tidak
tertutup lagi atau terjadinya peredaran buatan yang dapat menimbulkan bahaya seperti
pencemaran udara, dan air kotor hal ini menyebabkan kekurang sumber alam dan tanah
menjadi gersang. Maka dari itu arsitektur kedepannya harus bisa lebih efisien dengan
menggunakan energi lebih sedikit dan lebih biologis seperti membangun rumah adat
(tradisional) menggunakan bahan-bahan yang diambil dari alam sehingga tidak mencemari
lingkungan seperti kayu, bambu, rumbia, alang-alang dan ijuk. Seperti pada gambar dibawah
ini

25
Gambar 13 (Contoh Rumah
Tradisional )

Arsitektur alam, seperti terdapat misalnya pada ilmu bumi, selalu membentuk suatu
peredaran alam yang tertutup, missal seperti perdaran air di bawah ini:

Di Afrika Timur, hidup suku Dinkas yang kebudayaannya bordasar atas pe ngertian
peredaran atam yang tertutup, Matahari terbit dan terbenam dan matahari akan kembali
besok, Bulan terbit dan terbenam dan bulan akan kembali besok. Musim hujan dan musim
kemarau, memulai dan berhenti dan musim hujan dan musim kemarau akan kembali tahun
depan, Tetapi manusia lahir, mati dan tidak akan kembali lagi. Manusia menjadi simbol
yang merusak peredaran alam yang tertutup? Akan tetapi di bidang teknik timbul bahaya
karena sering terdapat peredar. an yang tidak tertutup lagi. Berikut kita bicarakan peredaran

26
buatan.

Gambar 14
(Siklus )

Ketidaktertutupan peredaran buatan tersebut menimbulkan pencemaran udara, air


kotor, kabut dan kemudian terjadilah kekurangan sumber alam dan tanah menjadi
tandus/gersang. Oleh karena itu:

Arsitektur masa depan harus lebih efisien dengan menggunakan energi yang
jauh lebih sedikit. Arsitektur seharusnya lebih biologik.

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas itulah, akan dapat kita pahami juga
arsitektur sebagai arsitektur alam. Suatu gedung atau rumah misalnya, dapat dinilai di

27
bagian dalam dari segi kesenangan hidup, keenakan untuk didiami dan sebagainya.
Sedangkan dari luar kita dapat menilainya dari segi keindahan, proporsi, letak, serta
hubungan optik dengan gedung di sam- ping atau di hadapannya.

lsi suatu gedung dapat dibaca dari luar atau dengan kata lain, perbandingan di bagian
dalam harus diperlihatkan di dalam perbandingan di bagian luar.

Jikalau kita mau memahami arsitektur sebagai suatu peredaran alam, seperti
arsitektur alam, maka arsitektur itu dapat dinilai sebagai arsitektur manusi Arsitektur bukan
lagi merupakan suatu ilmu teknik atau ilmu perencanaan atau kesenian semata-mata,
melainkan suatu ilmu alarm secara interdisiplin. Dough Kelbaugh dalam makalahnya Die
Natur als Entwurfsmodellsi(Alam sebagai dasar perencanaan), menunjukkan tahap-tahap
berikut:

Kebutuhan energi untuk menyediakan bahan bangunan dan pemba- ngunan


konstruksi harus sesedikir mungkin. Lihat juga bato 5.3. Energi dan bahan bangunan
dan bab 8.2. Peronca naan dan pembentukan.
Kulit gedung(dinding, atap dan sebagainya) harus molindungi kon- struksinumah
dan penghuninya secukupnya. Lihat juga pengawetan kayu secara konstruktif pada
bab 7.1. Kayu.
Gedung harus direncanakan sademikian rupa sehingga angin dapat membantu cross-
ventilation untuk mengurangipanas di dalamnya. Lihat buku Ir. Heinz Frick: Ilmu
konstruksi bangunan 2, Cross-ventilasi, htm, 318-323.
Sampah dan air kotor sebaiknya dapat dimanfaatkan dirumah atau ha. laman sendiri
tanpa membebani alam sekitarnya.
Gedung harus direncanakan seimbang dengan alam dan kebudayaan setampat.
Gedung tersebut harus memperhatikan tumbuhan alam dan gedung/bangunan yang
sudah ada di daerahnya. Pengurangan harga bahan bangunan biasanya merupakan
pengurangan beban atas alam sekitarnya. Bentuk dan gaya arsitektur apa yang sesuai
dongan tuntut. an tersebut?

2.4.2. Peradaban(sivilisasi) dan kebudayaan

Seperti telah diterangkan pada bab-bab yang lalu, maka peradaban dan kebudayaan
merupakan sifat yang sangat penting bagi manusia dan masyarakat terutama di bidang

28
arsitektur. Prof. Peter Schmid pada buku- nya, Bio-logische Architekturt, antara lain
menyajikan butir-butir berikut:

Persiapan dan pembuatan bahan-bahan secara industrial, pertukangan atau agraris


untuk makanan, pakaian, peralatan dan perumahan bervariasi menurut daerahnya,
dengan perkecualian bahwa makanan men. jadi nomor satu di mana saja. Tanpa
makanan yang cukup yang lain tidak akan berartilagi.
Perdagangan dan ekonomi beserta transportasi penting juga, di bidang peralatan dan
pemukiman, Iermasuk pembangunan rumah-rumah Mengenai perdagangan dan
sebagainya sering dibicarakan dalam hubungan dengan perumahan sederhana
sekalipun perumahan dan pemukiman tidak boleh diartikan sebagai bahan spekulasi
dagang. Lihat juga buku Ir. Heinz Frick: Kebijaksanaan perencanaan dan konstruksi
perumahan sederhana, bab 3. Perkembangan sosial, hlm, 41-43.
Walaupun perubahan struktur kemasyarakatan pada waktu sekarang kecil saja
pengaruhnya atas bidang pembangunan/pemukiman dan tuntutan dasar penghuniatas
rumahnya kira-kira masih sama seperti 20 atau 100 rahun yang lalu, namun pengaruh
politik dan pemerintahan le bih besar. Hanya keadaan politik yang baik dapat
menjamin penghuni merasa aman di rumahnya, dan orang dapat membeli makanan
secu. kupnya dengan gajinya. Kualitas dan keamanan masyarakat dapat di tingkatkan
oleh pemerintahan yang baik atau ditiadakan sama sekali oleh pemerintahan yang
buruk.
Kemudian yang penting juga ialah pendidikan. Hanya dengan pendi. dikan formal
den informal, pengetahuan dan pengalaman manusia da. pat disampaikan dari
generasi ke generasiberikutnya.

Apa yang dikemukakan di atas beserta tuntutan alam atas arsitektur yang lebih biologik
entunya menimbulkan kesulitan. Karena pendidikan lanjutan dalam bidang arsitektur
biologik belum tersedia atau strukturnya belum ada.

Pendidikan baru diharapkan mampu membentuk jwa mahasiswa sehingga mereka akan
sadar dan dapat membantu masyarakat dan alam sekitarnya dalam tugas pembangunan negara
untuk masa depan.

Ir. Hindro T. Soemardjan menulis dalam makalahnya yang berjudul Pendi dikan
arsitektur dan pembangunan nasional sebuah pendekatan budaya7:

29
Arsitektur adalah cerminan kebudayaan. Arsitektur sebagai suatu karya ke- senian hanya
bisa tercapai dengan dukungan masyarakat yang luas, ber. beda dengan karya seni lukis
atau seni patung misalnya yang bisa terlahir hanya dengan usaha satu orang seniman saja.
Untuk melahirkan karya arsi. tektur diperlukan selain arsitek, juga ahli-ahli teknik lainnya,
industr bahan, sekelompok pelaksana, teknologi dan lain-lain.

Oleh karenanya, patutlah dikatakan bahwa arsitektur adalah pengejawan. Tahan


(manifestasil dari kebudayaan manusia. Atau dengan kata lain arsi. tektur selalu
dipengaruhi oleh kebudayaan masyarakatnya....

Bagaimanakah kebudayaan di Indonesia pada masa kini? Pertanyaan ini se. jak lama
menghantui para pemikir dan budayawan kita. Tidak pernah terca- pai suatu perumusan
pengertian yang memuaskan untuk menjelaskan gam- baran kebudayaan di Indonesia ini....

Kebudayaan di Indonesia semakin hari semakin nyata menunjukkan ciri mendekati


kebudayaan barat.

Ir. Hindro T. Soemardjan menggambarkan proses pembentukan budaya dan manifestasi


arsitektonis sebagai berikut:

30
Gambar 15 (Bagan Pembentukan
Budaya & Manifestasi Arsitektur )
lstilah istilah dalam gambar manifestasi arsitektonis di atas diteriemahkan dalam
Bahasa Indonesia oleh pengarang sebagai berikut: man made environment lingkungan
buatan: privacy individu; human comfort m ke senangan hidup manusia; komunal
masyarakat.

Akhirnya harus juga kita perhatikan pengaruh agama yang penting sekali terutama
dalam pengertian ukuran oleh kebudayaan di bidang arsitektur seperti saya kemukakan dalam
makalah tentang Der Ausdruck der Religion in der Architektur(Pengaruh agama atas
arsitekturh, tahun 1982 sebagai berikut: Pengaruh agama Hindu atas arsitektur tertentu
seperti kelhatan pada arsi. tektur candi, ialah suatu manifestasi teratur, yang ditentukan oleh
apa yang disebut Mandala atau Yantra yang bersegi empat(jarang sekali bersegi tigal.
Bangunan-bangunan berteraslbertingkat didirikan sedemikian rupa sehingga si pernandang
harus melihat ke pusat dengan sudut penglihatan tertentu. Kalau sipemandang ingin melihat
lebih dekat, ia harus naik teras dan jikalau ingin melihat dari jauh maka harus turun teras.
Ukutan-ukuran semuanya tertentu, ruang dalam tidak ada atau hanya sebagai kebetulan,
sebagai bentuk negatir cetakan. Arsitektur Hindu merupakan seni pahat/ patung.

Karya arsitektur dibuat karena adanya hasrat pemenuhan kebutuhan untuk memenuhi
hasrat manusia sebagai mahluk sosial. Kebutuhan dasar manusia di mana saja di belahan
bumi ini adalah sama, tetapi kebudayaan mengakibatkan pencerminan kebutuhan tadi ke
dalam suatu bentuk arsitektur menjadi berbeda satu sama lain. Contohnya adalah : Manusia

memerlukan rumah sebagai tempat untuk bernaung terhadap panas, hujan dan lain-
lain tetapi bentuk rumah Jawa berbeda dengan bentuk rumah Toraja misalnya. Sebaliknya

31
juga, kebudayaan mempengaruhi kebutuhan, contohnya adalah : di Bali banyak terdapat pura
tetapi di Jawa banyak terdapat masjid. Hal ini bisa terjadi karena agama di Bali adalah Hindu
Bali sedangkan di Jawa sebagian besar menganut agama Islam.

Pengaruh agama islam atas arsitektur ialah pembatasan bidang. Untuk penghidupan
batin dan keagamaan. Penentuan empat sudut, misalnya de- ngan empat tongkat atau empat
baru kali sudah membentuk sebuah mas- jidilanggar, Bangunan-bangunan merupakan
bidang yang terbatas oleh dinding. Ruang ruang tidak memiliki arah yang jelas. Kekhususan
pada bentuk, penentuan pada garis-garis sampai dengan ornamen-ornamen me. rupakan
dasar-dasar arsitektur lstam.

Pengaruh agama Kristen atas arsitektur ialah gaya yang membentuk ruang atau
kumpulan ruang dari dalam ke luar. Seperti semua manifestasi lain, agama Kristen tumbuh
dari dalam rkecil menjadi luas tke uari Bagian luar menjadi selimut ruang dalam, sehingga
dinding dan atap bisa terbuka atau tersembunyi. Arsitektur Kristen atau arsitekaur Barat
merupakan prinsip arsitektur yang membentuk ruang, memisahkan ruang dalam dari ruang
luar atau dengan kata lain ruang dalam lprivacyldarilingkungan alam.

2.5. Pengertian Fungsi

Fungsi menentukan arti. Perlindungan terhadap kehidupan manusia ialah tujuan


pembangunan. Fungsi melindungi tidak boleh dicampur dengan fungsionalisme sebagai gaya
arsitektur. Pengertian fungsi tentunya jauh lebih luas. Pada alam, semuanya bersifat
fungsional, semua mempunyai fungsi, dan jikalau arsitektur biologis dapat diterapkan
sebagai semacam tiruan arsitektur alam maka semuanya juga berfungsi.

Jikalau kita perhatikan misalnya siklus peredaran alam kita akan melihat bahwa warna
atau bentuk rumah tidak begitu penting dibandingkan dengan misalnya konstruksi dan
penggunaan bahan bangunan secara biologis dan ekologis. Arsitektur perumahan dalam
pengertian fungsi ialah menciptakan tempat kediaman kerja istirahat; dan begitu kegiatan itu
berulang kembali. Maka yang penting bukan pembagian alam dan teknik melainkan
menghubungkan atau mengaitkan alam dan teknik.

2.5.1. Situasi dan analisis site

32
Analisis site, sintesik dan perencanaan sebaiknya diperkembangkan dalam rangka
kerja sama antara arsiteklperencana, ahli seni petamanan, ahli geologi, insinyur dan
soterusnya secara interdisipliner. Dalam penye- lesaian dapat kita gunakan misalnya
checklist berikut yang diambil dari Time-saver Standards for Building Types, New York
1973 dan yang dibagi menurut pengaruh pengaruh tekniklorganisasi dan lingkungan alam.

Akan tetapi dalam pengertian arsitektur biologik, site dan letak gedung-gedung
dipilih sedemikian rupa, sehingga juga diperhatikan gangguan geopatis yang mengandung
bahaya atas kesehatan penghuni. Sinar yang berhubungan dengan bumi bisa memustahilkan
berdirinya sebuah rumah, justru karena letaknya merugikan.

Analisis site sebagai dasar perencanaan tidak mencukupi lagi untuk peren- canaan
kulit manusia ketiga jika hanya arsitek saja yang menentukan letak site torsebut. Ia
membutuhkan bantuan ahli-ahli lain sehingga penilaiannya atas site bersifat menyeluruh.
Gambar site dengan informasi tentang aliran ir di bawah tanah, kerusakan dan kelabilan
lapisan tanah dan gangguan geopatis misalnya dengan kisi Hartmann atau kisi diagonal akan
memudah- kan proses perencanaan yang fungsi utamanya terarah secara kemanusiaan dan
bukan bentuk dan konstruksi.

33
Gambar 16 (Bagan Evaluasi dan
Analisis Site )
Gambar berikut memperlihatkan sebuah gambar tidur yang sangat terganggu secara geopatis
oleh persilangan aliran air di bawah tanah dengan kerusakan geologis yang tersilang kisi
Hartmann tepat pada ujung kepala tempat tidur.

34
Gambar 17 (Contoh Analisis Site Rumah
Sehat )

Checklist berikut diambil dari buku Gesunder Wohnen, (Menghuni secara sehat) Wien 1984.
Hal-hal yang harus kita perhatikan ialah:

Hendaknya dihindari letak site pada tepi dan muara sungai walaupun mungkin site
tersebut menjadi indah dan romantis.
Pilihlah letak site di atas dasar kapur, batu tahu atau batu paras.

35
Gambar 18 (Contoh Bagan Analisis Site)

36
2.5.2. Ruang dan iklim

Bangunan dan konstruksinya dibutuhkan manusia antara lain untuk menghadapi


pengaruh iklim. Faktor penting untuk membangun perlindungan terhadap cuaca dan iklim
tersebut ialah penyinaran, suhu, kelembaban udara, ventilasi dan sebagainya.

Konsep fisika bangunan harus berdasarkan pada iklim setempat. Disposisi(letak) dan
konstruksi bangunan dipilih demikian rupa, sehingga biaya bangunan menjadi minimal
dalam pembuatan, pendirian dan penggunaan bangunan itu. Persyaratan ini muncul karena:

Pengaturan iklim di dalam gedung harus sehat bagi penghuni(peng- aturan iklim
ruang yang optimal)
Jangan sampai terjadi pengaruh apa pun atas alam sekitarnya oleh pro- yek
pembangunan itu(pengaturan iklim mikro yang optimal)

Oleh karena itu perwujudan konsep-konsep tersebut pada setiap pekerjaan perencanaan
hendaknya selalu memperhatikan iklim setempat.

Studi studi tentang arsitektur tradisional atau arsitektur kebetulan tanpa ar sitek atau
perencana profesional, dalam jangka waktu ratusan tahun secara intuitif memperlihatkan
suatu konstruksi minimal yang sangat cocok de ngan keadaan iklin setempat.

Dalam hal ini lihat juga Klimagerechtes Bauen als Kosten-Nutzen-Problem oleh Karl
Gertis pada buku Minimal konstruktionen oleh BubneriBaier/Koe- nen/Oelbermann(ed.)
1977.

Perhatikanlah bangunan-bangunan perumahan tradisional di Jawa Tengah: rangka


konstruksi dari bambu atau kayu, atap pelana atau joglo yang luas dengan genting
sederhana(agak tahan hujan, tetapi aliran angin terjamin), dan dinding berelemen anyaman
bambu(bilik) yang membiaskan sinar panas dan sinar matahari tetapi menjamin ventilasi.
Rumah seperti ini ham- pir tidak memerlukan jendela, cukup dibuat beberapa pintu. Rumah
tradi- sional tersebut di atas tidak hanya menjadi konstruksi minimal, melainkan juga
menjadi bangunan biologis yang murni.

Bagi arsitektur modern atau arsitektur sekarang harus diperhatikan, agar sebagian besar
syarat yang menyangkut iklim menentukan biaya minimal, yaitu: perlindungan oleh atap
yang cukup luas, perlindungan terhadap ai hujan, matahari, panas dan menjamin ventilasi.
Iklim di dalam gedung yang a dapat dig sebagai kesenangan hidup. dapat dipengaruhi
terutama oleh cross-ventilation yang mengu suhu pada kulit manusia dan bahan bangun yang

37
dipilih. Bahan bangunan yang memungkinkan teknologi sederhan atau teknologi pasif harus
diistimewakan, diutarmakan dan diperkembangkan.

Gambar 19 (Contoh Bagan Penggunaan


Energi pada Produksi Bahan
Bangunan )
2.5.3. Energi dan bahan bangunan

38
Dari ahli fisika dan ahli kimia kita ketahui bahwa energi dan materi masing-masing
dapat ditransformasi tanpa kita kehilangan sesuatu. Pembangunan merupakan penggunaan
energi dan materi(bahan bangunan) secara terarah. Menurut Althaus/Gabriel/Krusche pada
bukunya Oekolo. gisches Bauen (Pembangunan ekologik, pemilihan bahan bangunan juga
merupakan penggunaan energi dalam berbagai bentuk.

Atas dasar pengetahuan tersebut di atas dapat kita tentukan bahwa peng- gunaan
bahan bangunan setempat menguntungkan kalkulasi energi seperti telah dibicarakan pada bab
1.3. mengenai Pengaruh Energi, karena jarak transportasi menjadi minimal(pendek) dan
ketergantungan atas teknologi tinggi lasing ditiadakan. Dalam bidang pembangunan dapat
kita ketahui bahwa dalam pengertian arsitektur biologik dan ekologik pemilihan bahan
bangunan menjadi masalah yang penting sekali. Arsitektur menjadi bukan sekedar kesenian
yang bebas memilih beton bertulang atau plastik, melain- kan harus
mempertanggungjawabkan soal energi dan bahan bangunan.

Hal-hal tentang bahan bangunan akan diperdalam pada bab 7 mengenai Bahan
Bangunan Biologik.

2.5.4. Cara Membangun Dan Konstruksi Bangunan

Pengertian cara membangun dan konstruksi bangunan mempunyai kaitan dengan


pembangunan biologis sehingga antara keduanya sebenarnya tidak berbeda. Menurut Prof.
H. Ronner pada bukunya Kontext 29 Bauweisen, Baustrukturen, Bausysteme Zurich 19758
cara membangun atau jenis bangunan adalah bagaimana dan dari apa suatu bangunan ter
sebut. Menurut bahan bangunan yang digunakan, dapat kita bedakan:

Konstruksi kayu(konstruksi angka tersusun, konstruksi rangka re rusan dan


sebagainya)
Kostruksi batu buatan tradisional, secara biologis atau teknis modern)
Konstruksi beton bertulang
Konstruksi baja
Konstruksi campuran

Menurut metode bangunan yang diterapkan, dapat kira bedakan:

Bangunan rumah susun Bangunan pasangan/pre-fabricated dansebagainya

Menurut tempat pembuatan, dapat kita bedakan:

39
Bangunan tradisional(semua atau seluruhnya dibangun dan di kerjakan pada tempat
bangunan, sesuai dengan tuntutan pembangunan biologik.
Bangunan pasangan/pre-fabricated(bagian-bagian bangunan dapat disediakan di
pabrik/bengkel atau di tempat bangunan sehingga tinggal memasang sajah.

Menurut bentuk pada elemen yang digunakan dapat kita bedakan:

Bangunan dengan elemen dalam bidang


Bangunan dengan elemen dalam ruang..

Penentuan cara membangun menjadi suatu klasifikasi teknik yang terbatas sekali, karena
kita selalu hanya memperhatikan satu bagian saja, misalnya bahan bangunan, metode
bangunan, tempat pembuatan dan sebagainya. Dengan cara tersebut tuntutan arsitektur dan
pembangunan biologis tidak dapat dipenuhi.

Maka sebaiknya kita tentukan cara membangun tidak atas dasar klasifikasi teknik atau
detail, melainkan terutama atas ciri-ciri pada bagian primer, yaitu pembedaan atas cara
konstruksi bangunan membentuk suatu ruang.

Menurut cara konstruksi bangunan membentuk suatu ruang atau me nurut hubungan
antara bagian bangunan yang menerima beban dan bagian yang membagi bangunan, dapat
kita bedakan atas:

Konstruksi bangunan masif. Ruang terbentuk oleh bagian bangunan yang


menerima beban, atau dengan kata lain, semua bagian ba ngunan menerima
beban.
Konstruksi bangunan berkotak.
Pada konstruksi ini hanya dinding- dinding yang searah saja menerima beban.
Konstruksi bangunan rangka. Bagian bangunan yang menerima beban dan bagian
yang membagi bangunan menjadi sesuai dengan prinsipnya yang terpisah.

Gambar 20 (struktur Bangunan Masif,


Bangunan Berkotak , dan Bangunan
Rangka )
40
a) Bagian bangunan utama

Bagian bangunan utama menentukan bentuk bangunan, yang ditentukan sebagai dasar
pada perencanaan oleh arsitek yang menentukan struktur bangunan.

Gambar 21 (Bagian Bangunan Utama


Masif, Bagian Bangunan Utama
Berkotak , dan Bagian Bangunan Utama
Rangka )

b) Bagian bangunan yang bersifat pelengkap


Bagian bangunan pelengkap mengisi lubang-lubang dan celah-celah pada bagian
bangunan utama. Bagian bangunan pelengkap tidak menerima beban, dapat diubah, diganti
dan ditentukan oleh penghuni rumah tersebut. Seperti contoh : Pintu, jendela, loster maupun
ventilasi yang ada disetiap bangunan.

41
Gambar 22 (Bagian Bangunan
Kelengkapan Masif, Bagian Bangunan
Kelengkapan Berkotak , dan Bagian
Bangunan Kelengkapan Rangka )
2.5.5. Hubungan dan Sambungan
Membangun tempat tinggal selalu merupakan usaha merangkai, Menyambung,
menghubungkan bahan, ruang dan sebagainya. Dengan kata lain sambungan biasanya ita
artikan sebagain suatu sambungan mekanik seperti misalnya dua balok kayu yang ditarik
sehingga hubungannya erat dan kuat.
Hubungan-hubungan tersebut hanya dapat dilakukan jika terdapat elemen dan bagian-
bagian yang cocok dan tersedia, seperti bahan, bentuk dan lain-lain. Menurut bentuknya
hubungan-hubungan tersebut dapat bedakan atas :
1. Elemen atau kelompok elemen yang sama
2. Elemen atau kelompok elemen yang berbeda
3. Elemen atau kelompok elemen yang sama dan yang berbeda
4. Elemen atau kelompok elemen yang jalin-menjalin

Gambar 23 (Elemen atau kelompok elemen yang sama,


Elemen yang Berbeda, Elemen yang sama dan berbeda ,
Elemen yang jalin - menjalin)
42
Semakin besar elemennya, makin berkurang sambungan-sambungannya, dan
kebebasan dalam pembentukan pun terbatas. Begitupun sebaliknya jika semakin kecil
elemennya.
Dengan kata lain seni mengikat hubungan dan sambungan akan membentuk semacam
jaringan, seperti terdapat misalnya dalam pembentukan mineral alam. Kualitas biologis pada
jaringan-jaringan tersebut dapat di manfaatkan sebagai tujuan pembangunan biologis.
Penggunaan alam sebagai contoh dalam pembuatan bangunan bukan merupakan
tuntutan yang baru. Bangunan tradisional selalu terarah kepada alam dan lingkungan
sekitarnya. Pada akhir abad yang lalu muncul art nouveau (Bahasa prancis = seni gaya baru)
sekitar tahun 1893-1905 yang mempergunakan alam secara seni terutama dalam bidang
perhiasan/ornamen dan sebagainya.

Frank Loyd Wright (8 Juni 1867-9 April 1959) adalah seorang arsitek terkenal dari
awal 1900-an. Rumahnya dikenal dengan julukan Robbie House yang labirin ruang tersebut
dan geometris jendela kaca patri. Informasi yang dapat diperoleh dalam buku The Wright 3
karya Blue Balliet. Frank Lloyd Wright memegang jimat tertentu dalam bentuk nefrit ikan
Jepang.
Frank Lioyd Wright kemudin mencoba memperkuat penggunaan alam dan struktur
biologiknya sebagai contoh dalam bidang teknik atau kontruksi, akan tetapi idenya tidak
diterima oleh masyarakat pada waktu itu dan dia gagal.

43
Gambar 24 ()

Hubungan dan sambungan dimengerti juga sebagai arsitektur organik. Itu berarti bahwa
arsitektur dengan alam terdapat suatu hubungan sebagai mana dikemukakan oleh Prof. Ir.
Sidharta pada makalahnya Pengertian Arsitektur Organik.
Bidang-bidang atau garis-garis horizontal pada suatu bangunan yang sejajar pada
permukaan tanah memberikan kesan bahwa bangunan tersebut dekat atau serasi dengan tanah
(bumi), bahwa bangunan itu milik dari bumi. Menurut Frank Lioyd Wright garis horizontal
merupakan garis arsitektur yang paling utama. Hal ini bukan karena ia terpengaruh oleh
garis-garis horizontal yang dominan pada rumah jepang tradisional yang pernah dilihatnya
selama kunjungannya ke jepang, tetapi karena ia merasa ikatan yang erat antar alam dan
arsitektur. Arsitektur horizontal lebih memberi kesan keserasian dengan alam menunjukan
kecintaan manusia dengan alam.

2.5.6. Ukuran dan proporsi

1. Pengalaman dasar visual ialah benar dan salah. Pembagian garis, bidang atau benda
menghasilkan bukan kebenaran saja melainkan perasaan apa yang dituju, yang indah, yang
harmonis dan sebagainya. Kepandaian menilai ukuran dan proporsi yang baik dan yang

44
kurang baik merupakan sesuatu yang sangat rumit, akan tetapi proporsi tentunya merupakan
suatu matematika yang berdasar pada ilmu alam biologis.
Dasar proporsi ialah perbandingan 1:1, dasar simetri yang terkenal

2. Pytagoras yang hidup 580-500 sebelum masehi mengemukakan bahwa:

Gambar 24 (Manusia adalah ukuran benda dan alat


masing-masing)
3. Pytagoras telah
berhasil dengan penyelidikan mengenai selingan selaras/harmonis dalam bidang musik, yang
dapat disamakan dengan perbandingan angka-angka jarak dawai gitar atau lubang-lubang
suling. Hal ini merupakan dasar gelombang bunyi yang memperkuat kepercayaan pada
hubungan erat antara harmoni ruang/arsitektur.

Dasar proporsi lain yang perlu dibicarakan adalah potongan kencana yang
menentukan perbandingan jarak pada manusia : telapak kaki-pusat-puncak kepala atau
dengan kata lain perbandingan panjangnya suatu garis pendek m (minor) terhadap suatu garis
panjang M (major) menjadi = garis M terhadap jumlah garis m + garis M.

45
Gambar 25 (Proporsi Ukuran Manusia dengan Bidang )

Proporsi/mandala yang penting terutama di Indonesia ialah garis yang dibagi tiga dengan
hasil persegi yang dibagi Sembilan persegi kecil. Proporsi/mandala ini menghindari simetri
dan membentuk suatu asimetri, suatu rumus yang menciptakan bagian secara fisik dan psikis.
Dasarnya ialah suatu system perencanaa yang disebut Vastu Purusha Mandala Suci dengan
berpangkal kepada sikap badan manusia yang sedang bertapa, lambing penerbitan keadaan
yang kacau (setiap kotak disebut pada dan bentuk denah akhir disebut Vimana), suatu
symbol kosmis yang diterapkan dahulu dalam perencanaan kota maupun bengunan rumah.
Urutan pekerjaan bangunan ditentukan oleh ulama agama Hindu, yang mempunyai kewajiban
atas kesatuan bangunan manusia dengan makrokosmos atau alam semesta. Contoh-contoh
berikut terdapat di pulau Bali :

Gambar 26 (Proporsi Ukuran Manusia dengan Bidang )

46
Vastu Purusha ialah roh ruang yang dengan wajahnya menghadap kebawah melindungi lahan
bangunan.

Gambar 27 (Contoh Vastu Purusha) Perkembangan Mandala


dengan penentuan titik-titik suci atau tahap perencanaan untuk bangunan suci seperti candi-
candi yang berpangkal dari lingkaran dan persegi bentuk dasar dapat diterangkan menurut
gambar berikut :

Gambar 28 (Contoh Bentuk Penentuan Titik- Titik Suci )

2.5.7. Ruang dan Bentuk

47
Bentuk kita artikan sebagai ruang oleh Karena hubungan antara berbentuk dan ruang
jalin menjalin ruang dan massa bangunan, baru dapat digunakan jikalau mengandung
beberapa sifat. Arsitektur membatasi ruang dari lingkugan alam yang belum digunakan
dengan massa yang belum bentuk, sepeti yang telah dibicarakan pada bab 4.2 mengenai
peradaban dan kebudayaan, pengaruh agama atas arsitektur. Jikalau ruang tercipta oleh massa
bangunan dan bentuknya, maka tekstur, warna dan cahaya menentukan suasana, rasa senang,
kebahagiaan dan sebagainya.

Gambar 29 (Ruang dan Bentuk )


Dengan denah
rumah tinggal, kita sudah mulai berpikir tentang pengertian fungsi, ruang dan bentuk. Suatu
denah, terutama denah sebuah rumah tinggi sebaiknya disusun bersama antara perencana dan
penghuni. Menurut dr. Winklbaur suatu denah sama artinya dengan sebuah kartu nama dari

48
struktur jiwa penghuninya dari ruang dalam yang ia tempa

Arsitektur biologik terangkai dan tersusun oleh bentuk, bahan bangunan dan
karakternya masing-masing dengan keterbukaan atau ketersembunyian radiasinya,
ketenangan, undangan, gerakan dan sebagainya. Pertimbangan mengenai isi dan bentuk
bangunan penting sekali di bidang arsitektur. Penerapan pengetahuan tersebut dapat memacu
perkembangan atau tindakan penghuni. Memang mau tidak mau sering terjadi akibat samping
yang negatif khususnya pda pembangunan perumahan sederhana yang sering kurang

49
mendapat perhatian serius pada perencanaannya. Harus kita perhatikan bahwa ruang dan
bentuk mempunyai sifat berlawanan yang kuat antara sisi dalam dan luarnya.

2.6. Pengertian Lingkungan

Pengertian dasar: Salah satu segi yang mendukung perencanaan dan perancangan
arsitektur sebagai suatu keseluruhan, yang menitik beratkan pada pewadahan spatial yang
dibutuhkan arsitektur, sesuai dengan tujuan kegunaannya bagi manusia.

Pengertian yang lebih khusus: Segala sesuatu yang berupa keadaan, wujud dan sifat
dari yang ada dan berinteraksi dengan bangunan dalam konteks arsitektur secara utuh.
Lingkungan dalam kaitan ini berari environment sebagai tafsiran dari keadaan/sifat sekitar.
Istilah lingkungan berhubungan erat dengan keinsafan manusia terhadap lingkungan
yang pada waktu sekarang sudah berubah sama sekali. Keinsafan terhadap lingkungan berarti
pengetahuan atau pengertian tentang ancaman atas lingkungan alam sebagai dasar kehidupan
manusia, dihubungkan dengan kesedian untuk mengusahakan tindakan perbaikan.
Pengetahuan / pengertian keinsafan masyarakay terhadap lingkungannya akan mempengaruhi
realisasi tujuan pada politik lingkungan. Semakin besar keinsafam terhadap lingkungan,
makin mudah juga bagi masyarakat untuk mengubah atau berfikir kembali tentang kebiasaan
kebiasaan mereka yang kurang sehat terhadap lingkungannya.

Gambar 30 (Contoh Denah Rumah Tinggal )

50
Manusia

Arsitektu Lingkung
r an

Gambar 31 (siklus antara Arsitektur,Limgkungan,


dan Manusia )

Segala sesuatu yang berupa keadaan, wujud dan sifat dari yang ada dan berinteraksi
dengan bangunan dalam konteks arsitektur secara utuh. Lingkungan dalam kaitan ini berari
environment sebagai tafsiran dari keadaan/sifat sekitar.

Salah satu segi yang mendukung perencanaan dan perancangan arsitektur sebagai
suatu keseluruhan,yang menitik beratkan pada pewadahan spatial yang dibutuhkan
arsitektur, sesuai dengan tujuan kegunaannya bagi manusia.

Oleh Hariadi dalam buku Arsitektur Lingkungan dan Perilaku dijelaskan bahwa
konsepsi mengenai ruang dikembangkan melalui beberapa pendekatan yang berbeda dan
selalu mengalami perkembangan. Dimana terdapat tiga pendekatan yaitu 1). Pendekatan
ekologis; 2). Pendekatan ekonomi dan fungsional; dan 3). Pendekatan sosial-politik.

Pendekatan ekologis menekankan pada tinjauan ruang -ruang sebagai satu kesatuan
ekosistem, dan melihat komponen-komponen ruang saling terkait dan berpengaruh secara
mekanistis. Oleh karena hubungan yang mekanistis, sistem ruang dapat dimodelkan secara
matematis, terutama pengaruh satu komponen terhadap komponen lainnya. Pendekatan ini
sangat efektif untuk mengkaji dampak suatu kegiatan pembangunan secara ekologis, tetapi
cenderung mengesampingkan dimensi-dimensi sosial, ekonomi dan politis dari ruang.

2.6.1. Lingkungan alam

51
Lingkungan alam adalah segala sesuatu yang ada di alam dan diciptakan oleh Tuhan.
Contoh nya : pegunungan, sungai, danau, pantai, laut, dll. Sifat, cara pemulihan dan
pengeloaan atas tanah serta bagunan baik pemerintah maupun masyarakat, ikut menjadi
faktor penentu dalam pembangunan pemukiman maupun kelangsungan kehidupan manusia
sehari-hari. Ada pun ketentuan dan peraturan ini mempunyai kaitan erat dengan pelestarian
dan pembentukan lingkungan alam, dalam pembangunan pemukiman maupun kelangsungan
kehidupan manusia.

Lingkungan alam terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah
segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi.
Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan,
manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri).

Sifat, cara pemilihan dan pengelolaan atas tanah serta bangunan baik oleh pemerintah
maupun masyarakat, ikut menjadi factor penentu dalam pembangunan pemukiman maupun
kelangsungan kehidupan manusia sehari hari.

Adanya ketentuan ketentuan dan peraturan peratuaran ini kaitan erat dengan
pelestarian dan pembentukan lingkungan alam.

Sheila Daar dari John Muir Institute di Berkeley, California dalam makalahnya yang
berjudul Oekologische Landschaftsgestaltung (lingkungan alam ekologis ) dalam buku Fur
eine andere Architektur (arsitektur yang alterntif) Frankfurt 1981 mengemukan sebagai
berikut:

Beberpa butir yang perlu kita sadari dalam pembentukan lingkungan alam adalah sebagai
berikut:

Ribuan tahun diperlukan cuaca untuk menyediakan tanah lahan dari batu atau produk
gunu ng api. Tanah humus merupakan kombinasi luar biasa dari mineral, bahan
organis, persenyawaan air/ udara, dan sebagainya yang mendukung jaringan tumbuh
tumbbuhan dan binatanang. Masyarakat tanah, tumbuh tumbuhan akan kuat terhadap
perubahan sughu, cuaca, curah hujan, penyakit dan sterusnya.
Air hujan dan air tanah merupakan sumber daya utam bagi tumbuh tumbuhan
setempat. Peredaran air yang diputuskan oleh manusia seharusnya ditutup lagi pada
tempat yang sama.
Perencanaan yang mempergunakan sumber alam yang terbatas, terutama dalam
bentuk kmia,/sintetis, seharusnya dihindarkan. Di samping tumbuh tumbuhan yang

52
akan lebih kuat dan tahan, jaringan alam tidak terkena. Di eropa sekarang sekitar 30%
sapamai dengan 60% dari luas seluruh hutannya sedang sakit dan mungkin akan mati
oleh karena pengotoran udar.
Binatang dan tumbu tumbuhan biasanya menyesuaikan diri dengan lingkungan alam
setempat. Oleh perubahan lingkungan lam misalnyna mono-penanamn, pembangunan,
gedung dan jalan jalan oleh manusia, lingkungan alam tersebut dirusak
Penananaman dan tumbuh tumbuhan merupakan sumber utam makanan manusia dan
sebagai penyediaan udara murni. Kemudian juga peredaran air sebagia peredaran
suara. Penyakit hutan di eropa mem perlihatkan pentingnya perencanaan yang
menghemat energy dan sumber alam yang ekologis maupun biologis, sesuai dengan
dasar kemanusiaan stempat.

Orang barat telah merusak sebagian besar alam sekitarnya dan bahayanya sekarang ialah
bahwa Negara Negara yang sedang brkembang akan dirusak juga oleh industry dan oleh
penggunaan sumber ala tanpa tanggung jawab, seperti misalnya terjadi di Pulau Bali di
panatai Kuta pada bulan februari 1984, yakni kematian ribuan ikan yang terhempas ke pantai.
Juga tumbuh tumbuhan dari dasar laut tercabut oleh gelombang laut dan kemudian setiap hari
terhempas ke pantai, sehingga harus dibersihkan setiap hari.

Pengaruh Arsitektur Dan Lingkungan

Pembangunan menimbulkan suatu dampak, baik terhadap makhluk hidup maupun


terhadap lingkungan. Dampak terhadap lingkungan antara lain adalah terjadinya bencana
banjir, kekeringan, erosi tanah, pencemaran lingkungan, matinya beberapa jenis tumbuhan
dan hewan.

Pembangunan tersebut erat kaitannya dengan perubahan penggunaan lahan. Apabila


terjadi perubahan penggunaan lahan, misalnya di daerah hulu/atas berupa hutan lindung
digunakan untuk permukiman atau perumahan sedangkan daerah hilir digunakan untuk
industry dan permukiman, maka akan berdampak besar untuk daerah itu sendiri maupun
daerah di bawahnya. Terjadi erosi atau longsor di bagian atas/hulu karena terjadi
penggundulan hutan yang dialihfungsikan untuk perumahan. Selain itu karena terjadi
perubahan penggunaan lahan, juga terjadi kerusakan suatu ekosistem yang menyebabkan
habitat tanaman atau binatang rusak. Hal tersebut sangat berdampak kepada beberapa
tumbuhan atau hewan yang punya karakter khusus, yaitu hanya dapat bertahan hidup pada
daerah dengan keadaan tertentu. Dibagian hilir dapat terjadi banjir karena di bagian hulu telah

53
terjadi alih fungsi lahan dari hutan lindung menjadi permukiman, sehingga daerah diatas akan
mengirimkan limpasan sedangkan daerah hilir. Karena daerah hilir juga mengalami
perubahan penggunaan lahan, dari kebun menjadi industry maupun permukiman untuk
kegiatan ekonomi, sehingga daerah resapan air semakin sedikit. Potensi banjir juga semakin
besar. Kekeringan juga mungkin dapat terjadi akibat pembangunan, dengan penggunaan
airtanah yang berlebihan karena pembangunan besar-besaran maka persediaan airtanah
semakin sedikit, sementara air hujan yang masuk kedalam tanah lebih lambat dari air yang
digunakan/dipompa.

Pengaruh pekerjaan di bidang arsitektur terhadap lingkungan dibagi menjadi 2 yaitu:

A. Pengaruh positif pekerjaan arsitek terhadap lingkungan


1. Memperhatikan hubungan antara ekologi dan arsitektur, yaitu hubungan antara
massa bangunan dengan makhluk hidup yang ada disekitar lingkungannya, tak
hanya manusia tetapi juga flora dan faunanya. Arsitektur sebagai sebuah benda
yang dibuat oleh manusia harus mampu menunjang kehidupan dalam
lingkugannya sehingga memberikan timbal balik yang menguntungkan untuk
kedua pihak. Pendekatan ekologis dilakukan untuk menghemat dan mengurangi
dampak dampak negatif yang ditimbulkan dari terciptanya sebuah massa
bangunan, akan tetapi dengan memanfaatkan lingkungan sekitar. Contoh
terapannya yaitu, munculnya trend green design.
2. Memberikan dampak pada estetika bangunan
3. Dapat memberikan pemecahan masalah pada tata letak bangunan atau kota.
4. Memperhatikan kondisi lahan yang akan dibangun. Sebagai contoh bila bangunan
akan didirikan pada lahan yang memiliki kemiringam, maka dengan pendekatan
ekologis bisa dicarikan solusinya seperti memperkuat pondasi, atau
menggabungkan unsur alam pada lingkungan dengan bangunan yang ada sehingga
semakin estetis bangunan yang tercipta.
B. Pengaruh buruk dari pekerjaan arsitek yang tidak memperdulikan lingkunagan
Ambrolnya sisi utara jalan raya RE Martadinata sepanjang 103 meter.

Ambrolnya jalan RE martadinata tersebut merupakan contoh dari ketidak pedulian arsitek
terhadap lingkungan sekitarnya, daerah yang seharusnya menjadi tempat hijau (tempat
penanaman pohon bakau) dijadikan jalan raya. yang mengejutkan lagi seharusnya di pinggir-
pinggir jalanan ditanami pohon bakau agar tidak terjadi abrasi terhadap tanah tapi ini tidak
ada.

54

Gambar 32 (Ambrolnya sisi utara jalan raya RE


Martadinata )
Banjirnya Kota Jakarta

Banjirnya kota jakarta merupakan akibat dari sitem pembangunan-pembangunan di jakarta


yang tidak memikirkan lingkungan, hal tersebut marupakan akibat dari lingkungan yang
seharunya merupakan daerah hijau di jadikan menjadi gedung-gedung dan pemakaian plester
penuh pada stiap permukaan tanah di kota jakarta sehingga tidak adanya tempat lagi untuk
resapan air. Seharusnya untuk jalan pejalan kaki tidak perlu menggunakan plester melainkan
menggunakan bata konblok agar air dapat meresap ke tanah.

Gambar 33 (Banjir Kota Jakarta )


2.6.2. Lingkungan sekitar
(buatan)

55
Lingkungan buatan adalah lingkungan yang segaja dibentuk atau dibuat manusia
untuk memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri, lingkungan ini ada yang berdampingan
dengan lingkungan alam.
Contoh lingkungan buatan:
a. Bandara
b. Perkantoran.
c. jalan.
d. permukiman penduduk.

Gambar 34 (Bagan Kepadatan Penduduk )

Dengan Pertambahan penduduk yang tinggi terutama di Negara-negara berkembang,


kerusakan lingkungan alam makin lama makin berat. Masa sekarang menjadi peralihan.
Arsitektur dan pembangunan pemukiman harus memperkembangan alternative-alternatif baru
yang sesuai dengan alam sekitarnya sebagai arsitektur biologis.

Pelanggaran manusia terhadap alam sekitar seharusnya makin lama makin berkurang
demi keselamatan manusia di seluruh dunia. Kaitan Arsitektur dengan Kebutuhan Manusia:
Kebutuhan akan subsistensi, merupakan kebutuhan setiap orang untuk mempertahankan
eksistensinya dan individualitasnya baik pada tatanan fisik maupun psikis. Kebutuhan akan
perkembangan atau pertumbuhan, yaitu kebutuhan untuk mengembangkan potensialitasnya.

Arsitektur dan pembangunan pemukiman harus mengembangkan alternatif baru yang


sesuai dengan alam sekitarnya seperti penerapan arsitektur biologis, dimana Arsitektur
biologis mempelajari pengetahuan tentang hubungan integral antara manusia dan lingkungan
hidup.

56
Melalui konsep arsitektur biologis, para arsitek diajak memahami rumah sebagai
sebuah bangunan organis, untuk meningkatkan kualitas kehidupan.

Definisi arsitektur lingkungan adalah ilmu bangun membangun yang berkaitan


dengan perencanaan tata kota, landscape planning, urban design, interior maupun eksterior
yang memperhatikan kondisi fisik sumber daya alam, yang meliputi air, tanah, udara, iklim,
cahaya, bunyi dan kelembapan. Arsitektur lingkungan sangat berkaitan erat dengan arsitektur
hijau (green architectur) karena sama sama berhubungan dengan sumber daya alam.

Tuntutan tersebut harus dijawab dengan menggalakkan penggunaan bahan namgunan


setempat seperti kayu, bambu, batu kali, tanah liat, tras, pasir, rumbia dan mengurangi
penggunaan bahan bangunan seperti semen, asbes semen, plastik, baja, aluminium dan
sebagainya yang penyediaannya sangat memboroskan energi dan sumber alam. Arsitektur
biologic bukan lagi seni semacam seni patung saja, melainkan terutama mendasar pada
penggunaan bahan-bahan penggunaan biologik.

Material yang di maksud secara ekologi adalah material yang ramah lingkungan, dan
mudah di dapat, sebenarnya tidak larangan jika harus menggunakan bahan bahan modern
yang ada, hanya saja volume penggunaan yang harus ada kesepakatan, di samping bahan
konvensional secara umum dan moderen , material Ekologis secara spisifikasi dapat kita
bedakan sebagai berikut:

Pondasi, dapat menggunakan material : batu kali, batu gunung, kayu / bamboo
sebagai pasak bumi
Dinding, dapat menggunakan bahan bamboo, batu bata, kayu, tanah liat,bahan daur
ulang darikertas
Jendela, dapat menggunakan kayu, bamboo, kertas, ( secara teknis dapat kita gunakan
sebagai tiraiatap, dapat menggunakan daun daunan, bamboo,kayu, dan
lainnyaPenggunaan sumber alam yang terbatas harus diganti dengan mudah
(recycling) atau bahan yang dapat ditanam atau dibudidayakan kembali (regeneratif).
Inilah bahan-bahan biologik.

Tentu saja kebebasan dalam seni bangunan akan terbatas tetapi pasti dapat diganti daya
kreatif manusia yang tidak terbatas, yang merupakan satu-satunya sumber yang dapat
diperbanyak penggunaannya.

2.6.3. Lingkungan Sosial

57
Pengertian Sosial
Dalam usaha beradaptasi dengan lingkungannya, manusia bekerjasama dengan
sesamanya. akan tetapi kerjasama itu hanya akan berjalan baik di dalam tertib sosial budaya
serta didalam wadah organisasi sosial. Organisasi sosial ini merupakan produk sosial budaya,
sekaligus merupakan wadah perwujudan dan pertumbuhan kebudayaan. Di dalam organisasi
sosial manusia hidup berkelompok dan mengembangkan norma sosial yang meliputi
kehidupan normatif, status, kelompok asosiasi, dan institusi.

Pendekatan sosial-politis, menekankan pada aspek penguasaan ruang. Pendekatan


ini melihat ruang tidak saja sebagai sarana produksi akan tetapi juga sebagai sarana untuk
mengakumulasi power. Konflik-konflik ruang, dengan demikian, dilihat sebgai konflik antara
kelompok-kelompok sosial. Pendekatan ini menekankan aspek teoriti ruang, yakni
mengaitkan satuan-satuan ruang dengan satuan-satuan organisasi sosial tertentu. Dalam
konsep ini pengendalian terhadap suatu ruang oleh suatu kelompok menjadis amat penting.
Apabila suatu unit ruang sudah berada dalam pengendalian satu kelompok masyarakat,
berarti tertutup kemungkinan bagi kelompok masyarakat lainuntuk ikut menikmati manfaat
ruang tersebut.

Pendekatan perilaku menekankan keterkaitan antara ruang dengan manusia dan


masyarakat yang memanfaatkan atau menghuni ruang tersebut. Menurut Hariadi dalam buku
Arsitektur Lingkungan dan Perilaku, secara konseptual, pendekatan perilaku menekankan
manusia merupakan makhluk berpikir yang mempunyai persepsi dan keputusan dalam
interaksinya dengan lingkungan. Interaksi antara manusia dan lingkungan tidak dapat
diinterpretasikan secara sederhana dan mekanistik, melainkan kompleks dan cenderung
dilihat sebagai sesuatu yang probabilistik. Pendekatan perilaku memperkenalkan apa yang
disebut sebagai cognitive process (proses kognitif) yakni proses mental tempat orang
mendapatkan, mengorganisasikan, dan menggunakan pengetahuannya untuk memberi arti
dan makna terhadap ruang yang digunakannya.

Hariadi dalam buku Arsitektur Lingkungan dan Perilaku menjelaskan bahwa beberapa
isu tata ruang yang penting meliputi: 1). Kecenderungan mekanisme pasar bebas dalam
pemanfaatan ruang; 2). Proses akumulasi penguasaan lahan yang cenderung tak terkendali;
3). Proses marginalisasi sekelompok masyarakat karena perubahan dan akumulasi
penguasaan lahan; 4). Memudarnya nilai-nilai kultur dan sistem tradisi dalam pemanfaatan
ruang.

58
Menurut Widley dan Scheidt (1980), dalam Weisman,(1981) kualitas hubungan antara
perilaku manusia dan lingkungan dapat dilihat dari elemenelemen atribut lingkungan, yaitu:

Kenyamanan adalah keadaan lingkungan yang memberikan rasa yang sesuai dengan
panca indera.
Aktivitas adalah perasaan adanya intensitas pada perilaku yang terusmenerus terjadi
dalam suatu lingkungan.
Kesesakan adalah perasaan tingkat kepadatan di dalam suatu lingkungan, kesesakan
adalah respon subjektif terhadap ruang yang sesak sedangkan kepadatan adalah
kendala keruangan.
Aksesibilitas adalah kemudahan bergerak melalui dan menggunakan lingkungan,
sehingga sirkulasi menjadi lancar dan tidak menyulitkan. Kemudahan bergerak yang
dimaksud adalah berkaitan dengan sirkulasi jalan dan visual.
Keamanan adalah rasa aman terhadap berbagai gangguan dari dalam maupun luar diri
seseorang.

Walaupun mungkin lingkungan sosial bertentangan dengan faktor ekonomi maka


misalnya dalam hal perumahan sederhana dicari penyelesaian mengenai lingkungn sosial dan
ekonomi seoptimal mungkin menurut daftar/ gambar berikut, yang disusun menurut
kepentingan:

59
Gambar 35 (Tuntutan atas Lingkungan Sosial
)

Lingkungan Ekonomi

Pendekatan fungsional dan ekonomi menekankan pada ruang sebagai wadah


fungsional berbagai kegiatan. Pendekatan ini melihat faktor jarak atau lokasi menjadi
penting. Pendekatan ini menghasilkan berbagai model kuantitatif mengenai ruang, antara lain
yang terkenal adalah teori central place theory yang dikembangkan oleh dua geographer dari
Jerman yakni Walter Christaller (1963) dan August Losch (1954). Pendekatan ini melihat
bahwa proses perkembangan pemanfaatan ruang oleh manusia didasarkan atas pertimbangan-
pertimbangan jarak pusat-pusat atau konsentrasi suatu kegiatan akan berperan sebagai magnet
yang berperan menyebarkan kegiatan-kegiatan disekitarnya.

Dalam arsitektur, konteks investasi bidang sosial, lingkungan dan ekonomi porsinya
sama penting, tergantung fungsi bangunannya. Bila fungsi bangunan sosial (misalnya Bale
Banjar) tentunya dalam perencanaannya pertimbangan-pertimbangan benefit sosial lebih

60
menonjol daripada pertimbangan ekonomi. Namun begitu konsep investasi lebih dominan
dalam konteks ekonomi dan bisnis. Selain karena paradigma pembangunan lebih ke arah
model pertumbuhan/keuntungan ekonomi dan profit, bangunan fisikpun pada dasarnya dibuat
dengan biaya (cost) yang harus diperhitungkan ekonomisasinya. Juga dalam realitasnya
pembangunan fisik dominan bangunan dengan fungsi ekonomi, yang harus diperhitungkan
pengembalian modal investasinya, seperti bangunan komersial pertokoan, perkantoran,
pendidikan, restoran, perhotelan, real estate dan sebagainya.
Dalam konteks arsitektur dan bangunan, investasi ekonomi dilihat sebagai investasi
modal (capital invesment) yaitu modal guna merancang dan membangun arsitekturnya, dan ia
mendapat posisi dan peran penting dalam perancangan arsitektur. Sekalipun dalam investasi
ekonomi subyek bahasannya lebih pada pertimbangan-pertimbangan ekonomi dan bisnis, dan
ia ada pada disiplin ilmu lain, namun dalam konteks arsitektur sang arsitek dituntut
memahami prinsip-prinsip investasi dalam bidang bangunan, arsitek yang berwawasan
ekonomi bangunan.

Gambar 35 (Tuntutan atas Lingkungan Sosial dan Ekonomi )

Menurut gambar diatas terdapat pertentangan social dan ekonomi dari sebuah
pembangunan, karena dari sikap social dimasyarakat menginkan sesuatu yang murah cepat

61
tapi berkualitas baik. Pertentangan tersebut diatas di bidang pembangunan biologik tidak
begitu besar oleh karena biasanya bahan bangunan yang dapat kembali, bahan bangunan yang
dapat digunakan kembali dan bahan bangunan alam yang disediakan secara industrial
menjadi bahan yang agak murah harganya.
Akan tetapi dalam hal ekonomi perlu juga dibicarakn soal harga tanah. Sayangnya
tanah telah merupakan bahan perdagangan walaupun sebenarnya merupakan sumber alam
untuk pertumbuhan bahan makanan seperti padi dan sebagainya. Maka dalam hal ini,
seharusnya diperhitungkankan kehilangan sekitar 4 ons beras setiap meter persegi yang
tertutup oleh bangunan dan halaman yang direncanakan. Atau dengan kata lain: setiap
gedung, halaman atau jalan yang baru mamakan masa depan seorang manusia di Pulau Jawa.
Perhatian pada persoalan ini mendorong arsitek dan para perencana untuk membangun pada
lereng gunung dan sebagainya sehingga tanah yang subur dan agak datar dapat digunakan
untuk menanam bahan-bahan makanan.

2.7. Bahan Bangunan Biologis

Menurut taksiran penggunaan bahan mentah oleh industri bangunan berjumlah


600000000 ton setahun. Hal ini sangat membutuhkan perhatian bagi peredaran bahan
bangunan. Oleh karena itu peredaran bahan bangunan juga sangat menuntut kita.

Di Indonesia, cara membangun rumah secara tradidional masih lebih besar


dibandingkan dengan pembangunan perumahan seluruhnya. Akan tetapi perbandingkan itu
makin lama makin kecil. Pada bangunan biologis, bahan bangunan menentukan bentuk,
kontruksi dan arsitektur bangunan. Disamping itu dapat dipastikan bahwa biasanya bahan
bangunan yang digunakan untuk bangunan tradisional menjadi lebih murah harganya, lebih
sederhana dan mudah digunakan/ diterapkan,tersedia di tempat/ lokal, seimbang dengan iklim
setempat dan sesuai dengan kepandaian tukang-tukang setempat.

Ilmu bahan bangunan tradisional biasanya membagi bahan bangunan atas :

- Bahan bangunan alam,


- Bahan bangunan buatan, yang dibuat dengan membaka, melebur, mencampur,
memeras, mencetak atau dengan proses kimia.
- Bahan bangunan logam.

Penggolongan bahan bangunan tradisional tersebut di atas dalam pembangunan biologik


kurang tepat terutama di bidang bahan bangunan buatan. Atas dasar tujuan dan pengertian

62
arsitektur biologis maka lebih baiklah penggolongan bahan bangunan dilakukan menurut
penggunaan bahan mentah seperti berikut:

- Bahan bangunan yang dapat dibudidayakan kembali (regeneratif), ialah bahan


tumbuhan atau binatang sebagai berikut : kayu, bambu, rotan, rumbia, alang-alang,
serabut kelapa, ijuk, kulit kayu, kapas, kapok, dan kulit binatang, wol, dan sebagainya
yang semuanya dapat dibudidayakan kembali menurut keperluan dalam suatu
peredaran alam yang tertutup. Bahan bangunan ini biasanya murni, dalam arti kata
bebas dari alat/bahan pengotor dan dalam keadaan masih hidup dapat juga
menampung sebagian alat/ bahan pengotor. Persiapan dan penggunaan bahan
bangunan ini dilakukan di tempat bangunan akan didirikan dengan penggunaan energi
yang minim dan dengan teknologi/ kepandaian pertukangan yang ada.
- Bahan bangunan alam yang dapat digunakan lagi (recycling) ialah bahan bangunan
alam yang tidak dapat dihasilkan lagi, akan tetapi dengan memperhatikan kebutuhan,
bahan tersebut dengan persiapan khusus dapat digunakan lagi misalnya tanah, tanah
liat, lempung, tras, batu kali, batu alam dan sebagainya.

- Bahan bangunan buatan yang dapat digunakan lagi (recycling) ialah bahan bangunan
yang terdapat sebagai limbah, potongan, sampah, ampas dan sebagainya dari industri,
perusahaan dan sebagainya atau seperti bahan bungkusan dan sebagainya, misalnya
botol, kaleng, mobil bekas, ban mobil bekas, serbuk kayu, potongan bahan sintetis,
seng atau bermacam-macam kain. Oleh karena itu tujuan pembangunan biologis
akhirnya berarti memanfaatkan bahan-bahan tersebut sehingga potongan, sampah,
ampas dan sebagainya diatas tidak akan terdapat lagi di dalam masyarakat yang hidup
seimbang dengan lingkungan alamnya, maka dalam rangka hal tersebut tidak akan di
bicarakan lagi.

- Bahan bangunan alam yang disediakan secara industrial, ialah misalnya batu buatan
(batu merah) dan genting (genting flam dan genting pres) yang dibakar sebagai bahan
bangunan tertua yang diciptakan manusia. Bahan mentahnya yakni tanah liat/lempung
terdapat dimana saja (lokal). Pembuatan batu merah dan genting sebagai hasil home
industry yang biasanya dilakukan rakyat di desa-desa setempat dalam Pengertian
bangunan biologis sangat dibutuhkan.
Bahan bangunan alam lain yang disediakan secara industial ialah juga batu buatan
yang tidak dibakar (batako) yang juga dapat disediakan pada tempat bangunan

63
sebagai hasil industri setempat. Sebagai bahan lepa disini dapat digolongkan semen
merah dan kapur tonor, kapur padam, kapur udara dan sebagainya.

- Bahan bangunan logam, kaca, plastic/sintetis, ialah bahan bangunan yang tentunya
tidak dapat dinamakan biologis. Akan tetapi kita harus mengetahui dan mengakui
bahwa alam membangun pemukiman timbul kebutuhan akan bahan logam seperti
misalnya alat sambungan baja, strip seng, paku, baut dan sebagainya. Dengan keadaan
iklim di Indonesia, misalnya kaca sebagai bahan bangunan sekitar 90% dapat
diabaikan, seperti juga bahan-bahan plastik/sintetis. Bahan bangunan plastic/sintetis
membutuhkan bahan mentah sumber alam fosil (bekas binatang dan tumbuhan zaman
dulu yang sudah menjadi minyak bumi, arang atau gas)

Bahan bangunan kaca maupun plastik/sintetik atau logam memerlukan energi banyak
sekali pada produksinya. Oleh karena itu, maka bahan-bahan tersebut tidak akan
dibicarakan lagi.

Sebagai bahan lepa di sini dapat digolongkan semen Portland, kapur hidraulis dan
sebagainya.

2.7.1. Bahan bangunan yang dapat dibudidayakan lagi


a) Kayu

Indonesia adalah Negara kepulauan dengan tingkat resiko terhadap gempa bumi yang
cukup tinggi, hal ini disebabkan karena wilayah kepulauan Indonesia berada diantara empat
system tektinik yang aktif. Yaitu tapal batas lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia,
lempeng Filipina dan lempeng pasifik. Saat gempa bumi, bangunan mengalami gerakan
vertical dan horizontal. Struktur umumnya jarang sekali runtuh akibat gaya gempa vertical
sebaliknya gaya gempa horizontal menyerang titik-titik lemah pada struktur yang
kekuatannya tidak memadai.

Struktur umumnya akan mampu bertahan terhadap deformasi yang besar dengan
menyerap energy melalui deformasi elastis jika memiliki kemampuan berubah bentuk
(berdeformasi). Berdasarkan karakteristik ini dapat di simpulkan bahwa hal utama dalam
perancangan struktur tahan gempa adalah struktur harus kuat dan mampu merubah bentuk.
Material kayu merupakan material bangunan yang mampu berubah bentuk (deformasi) jika
terjadi gempa bumi dan material kayu mampu bertahan sampai ratusan tahun.

64
Bukan hanya Indonesia yang menggunakan material kayu sebagai struktur bangunan, di
seluruh belahan dunia juga menggunakan kayu sebagai struktur. Perumahan Amerika Utara
hampir identik dengan kayu kontruksi rangka.

Energi ringan dan tinggi kemampuan kayu menyerap system cukup kuat untuk menahan efek
gempa bumi. Kayu memiliki kekuatan yang tinggi terhadap rasio berat, oleh karena itu
bangunan kayu cendrung lebih ringan dari jenis bangunan lain.

Berbeda dengan material yang bersifat kaku seperti beton. Apabila ada gaya gempa
horizontal maka beton akan retak dan pecah karena sifat material yang kaku dan tidak
fleksibel.

Gambar 36 (struktur kayu dan sambungan


tahan gempa
Photo courtesy of http://www.archdaily.com

b) Bambu

Gambar 37 (Green School, Banjar Saren, Badung, Bali oleh


PT Bambu
Photo courtesy of http://www.greenschool.org/ )

65
Bambu tentunya bukan material yang asing disekitar kita. Dalam perjalanannya,
bambu sudah mengalami fase naik turun dalam pamornya. Sebelumnya, bambu pernah
identik sebagai bahan material bangunan bagi masyarakat kalangan bawah. Namun sekarang
bambu sudah dipergunakan secara menonjol di segala jenis arsitektur dan membuat nilai
bambu menjadi tinggi. Dari bangunan rumah sampai ke bangunan publik, bambu sudah
banyak diekpos sebagai material utama atau setidaknya sebagai aksen dari bangunan-
bangunan arsitektural
Arsitektur Bambu Kuno
Pada waktu lampau, bambu tidak dikenal sebagai material bangunan bermutu tinggi.
Didaerah yang banyak menggunakan material bambu seperti cina dan india, bambu
dipergunakan oleh masyarakat kelas bawah sebagai material bangunan utama untuk
bangunan rumah. Namun setelah diketahui bahwa bambu adalah material yang mudah
dikembangkan dan memiliki harga yang terjangkau, bambu mulai dipergunakan secara
umum di Eropa Barat dan Amerika.

Karakteristik Bambu

Gambar 38 (Bambu Wing karya VoTrong Nghia


Photo courtesy of http://www.archdaily.com / )

Bambu merupakan tumbuhan non kayu dengan pertumbuhan paling cepat di dunia.
bambu diklasifikasikan sebagai golongan rerumputan, bahkan dijuluki sebagai rumput
raksasa. Kendati demikian, bambu memliki kekuatan yang luar biasa sebagai material alam
yang hidup. Material ramah lingkungan ini memiliki kualitas yang relative sama dengan
kebanyakan kontruksi kayu, baja, dan besi, namun dengan emisi karbon yang jauh lebih
rendah dibandingkan dengan ketiga material tersebut. bambu merupakan material bangunan
yang unik karena kaku dan padat. Meskipun kaku, bambu merupakan material yang fleksibel
karena dapat dibengkokkan sesuai keperluan. Daya rentang bambu berbanding lurus dengan
usia bambu: kekuatan seratnya semakin kuat seiring dengan semakin tua usia bambu.

66
Sumber Daya Terbarukan
Berbeda dengan kayu yang membutuhkan waktu antara dua puluh sampai dengan enam
puluh tahun untuk siap dipanen, bambu hanya memerlukan waktu yang terbilang singkat
untuk beregenerasi. Sementara itu, spesies-spesies bambu pada umumnya dipergunakan
sebagai material bangunan dapat dipanen dalam jangka waktu tiga sampai enam tahun
saja. Bambu menjadi sumber daya terbarukan yang paling efisien mengingat bahwa kayu
sebagai material bangunan pada umumnya semakin langka untuk didapatkan.
Bambu merupakan sumber daya alam yang perlu digencarkan pemeliharaan serta
penggunaannya karena bambu dapat mengurangi efek dari pemanasan global. Bambu
lebih mampu menyerap karbon dioksida daripada tumbuhan berkayu, selain itu juga
karena regenerasinya yang cepat.

Gambar 39 (Contoh Bangunan yang


Jardine de mexico Restaurant karya Vo Trong
c) Nghia menggunakan bambu ) Rumbia, alang alang
Photo courtesy of
dan ijuk
Tumbuhan rumbia tumbuh didaerah yang banyak mengandung air, seperti misalnya di
pantai laut daerah rawa-rawa dan sebagainya. Atap rumbia dibuat dari helai-helai daun
rumbia yang dirangkai sedimikian rupa hingga dapat digunakan sebagai penutup atap.
Atap rumbia hanya memiliki daya tahan sekitar 3-4 tahun.
Alang-alang ialah jenis rumput yang banyak dtemukan didaerah tropis. Akar
rimpangnya yang sulit dihancurkan , perusak tanaman pertanian. Bijinya sangat mudah
disebarkan angin sehingga dalam waktu singkat dapat menuasai daerah yang luas.
Ijuk serat berwarna hitam dari pohon aren bersifat tahan. Ijuk digunakan sebagai
bahan penutup atap dengan dibentuk ikatan sepanjang 120cm dan diameter 6cm. Ikatan
tersebut dijepit dengan bilah bambu, lalu diikatkan ke reng. Lapisan ijuk minimal 2 lapis,
semakin tebal lapisannya akan semakin lama daya tahannya. Atap ijuk dengan kualitas
yang baik bisa mencapai umur hingga 30 tahun.
Baik atap ijuk dan alang-alang mempunyai kelebihan terutama pada aspek estetika
dan nuansa tradisionalnya. Kelemahannya adalah ketersediaan bahan dengan kualitas

67
yang baik di pasaran, sistem pemasangan yang sedikit rumit, dan umur yang relatif
pendek (untuk bahan atap rumbia).

Gambar 40 (Contoh atap tradisional


)
Photo courtesy of
https://septanabp.wordpress.com/tag/atap-rumbia/
2.7.2. Bahan bangunan alam yang dapat digunakan lagi
a) Tanah, tanah liat dan lempang

Photo courtesy of
https://en.wikipedia.org/wiki/Taos_Pueblo )

Tanah yang tediri dari batu-batu yang hancur berupa pasir atau geluh dan bahan
organic yang membusuk. Dalam keadaan netral tanah terbabas dari akar-akar dan
sebagainya. Sedangkan tanah liat terdiri atas gauh. Pasir dari tanah payau.yang tidak
banyaknya tetapi rata tercampur.
b) Batu alam

68
Variasi BatuGambar
Alam 42 (Contoh Batu Alam )
Photo courtesy of https://google.com/ Batu
alam
seperti batu alam yang lain, tercipta dan terkandung dalam suatu peredaran alam yang
tertutup.

2.7.3. Bahan bangunan alam yang disediakan oleh industrial

a) Batu buatan yang dibakar ( batu merah)

Gambar 43 (Batu Bata/ Batu Merah


Photo courtesy
Pembuatan batu bataofatau
https://google.com/)
batu merah sebagai home indrustri atau perusahaan batu merah
harus memenuhi peraturan umum untuk bahan bangunan diindoneisa NI-3 dan peraturan
batu merah seabagai bahan bangun NI-10
b) Genting flam dan genting pres
Gantig flam adalah unsur bangunan yang dipakai sebagai pelapis atap. Dapat dibuat
dengan menggunakan lempung sebagai bahan mentah yang kemudian dibakar.
c) Batu buatan yang tidak dibakar
Batu-batuan atau batu cetak yang tidak dibakar dari tras dan kapur kadang kadang juga
dengan sedikit semen Portland, sudah mulai dikenal oleh masyarakat sebagai bahan
bangunan dan sudah pula dipakai untuk pembuataan rumah dan gedung.

2.8. Perencanaan Arsitektur Biologis

69
Seharusnya kini manusia harus memiliki tujuan ke arah psikologi dan ekologi dalam
membangun, tidak hanya melihat dari segi teknik dan ekonominya saja, lebih memerhatikan
alam sekitar demi kelestarian alam dan kelangsungan hidup manusia yang lebih baik

Begitu juga dengan bahan bangunan serta konstruksinya tak luput juga mulai dari sistem
perencanaannya, mulai dari ide sampat ke bentuk bangunannya

Arsitektur tradisional biasanya memang terbentuk beradasarkan lingkungan sekitarnya,


karna keterbatasan bahan yang ada di sekitarnya tak menjadikan manusia berhenti
membangun, melainkan memanfaatkan yang ada di sekitarnya, namun tak juga merusak
alam, kesederhanaan dan kepedulian terhadap alam lah yang menjadi kuncinya

2.8.1. Tujuan pembangunan biologik

Penyelidikan arsitektur dalam pembangunan mempunyai tujuan yang berbeda satu


sama lain. Dalam penyelidikan itu biasanya bagian teknik dan ekonomi lebih diutamakan,
sekalipun teknik tersebut belum pasti menjadi teknik yang terbaik. Pada umumnya dalam hal
dasar-dasar dan standar, terutama di bidang bahan, bangunan biologik masih mengalami
cacat. Sebenarnya, pada semua penyelidikan seharusnya diperhatikan juga soal psikologi
dan ekologi secara interdisipliner.

Manusia biasanya memilih pakaian yang sederhana dipakai dan cocok ngan keadaan
dan iklim setempat. Di dalam bidang bangun-membang berlaku hal yang sama. Arsitektur
yang cocok dengan penghuni dan sesuai dengan iklim setempat ialah arsitektur biologik.
Kualitas bangunan mencerminkan kualitas kehidupan manusia. Pengalaman ini berkembang
atas dan berdasar pada kebutuhan esensial manusia yang murni dan bukan pada kebutuhan
buatan oleh misalnya reklame, politik atau masyarakat yang kurang jujur pada lingkungan
setempat.

Pada pemikiran perencanaan, selalu kita perhatikan juga konstruksi yang sesuai
dengan tempat bangunan seport diungkapkan pada buku: Panen und Bauen in
Enrwicklungslandern(Perencanaan dan pembangunan di negara-negara berkembang) sebagai
berikut

70
Pembangunan secara tradisional(dan informal) dengan teknologi sederhana seimbang
dengan pengalaman dan kepandaian tukang-tukang setem- pat. Bahan bangunan lokal
biasanya juga sederhana dan selaras dengan tuntutan arsitektur biologik. Penghuni dapat
diajak berpartisipasi, bergo. tong royong dalam perencanaan dan pembangunan karena
mereka mengerti, mempengaruhi dan menciptakan dasar-dasar kehidupan mereka

Gambar 44 (Pembangunan secara


tradisional )

Pembangunan modern biasanya tergantung pada peralatan dan bahan ba- ngunan
berteknologi lebih tinggi, seperti beton, seng, asbes-semen dan se- bagainya yang
membutuhkan tukang-tukang yang berpengalaman khusus.

Pembangunan modern yang pro-fabricated(dan formal) selalu tergantung pada


teknologi asing. Impor teknologi tinggi yang asing tidak sesuai dengan kebudayaan
setempat, biaya pembangunan tinggi dan pekerjaan pemeliha- raannya rumit dan mahal.

71
Gambar 45 (Pembangunan dengan
Teknologi )

Hal-hal tersebut di atas bukan berarti bahwa semua teknologi dan penge- tahuan yang
baru juga jadi jelek dibandingkan dengan pengalaman tredisio- peribahasa suku Basuto dari
Afrika Sela nai, melainkan perlu tan: Kalau anda mau membuang pengalaman dan
kebiasaan lama, carilah sebelumnya pengganti yang sepadan!

2.8.2. Bentuk bangunan dan bahan bangunan

Bahan bangunan dan konstruksi bangunan adalah dua unsur pembentuk bangunan.
Akan tetapi bentuk bangunan pun ditentukan pula oleh fungsi nya, menurut kebutuhan dasar
penghuninya dan cara membangunnya, yaitu cara membatasi ruang tersebut secara
konstruktif dengan lantai, din ding, susunan atap dan sebagainya.

72
Bentuk bangunan ditentukan oleh rangkaian bahan bangunan. Oleh karena bahan
bangunan merupakan dasar bentuk bangunan, maka rahan-bahan tersebut dipersiapkan
secara baik agar bangunan menampilkan bentuk yang baik sesuai dengan fungsinya.

Batu alam dan batu merah berfaedah bagi pengaliran tekanan pelat larta konstruksi
dinding dan kolom, busur dan kubah. Menurut tegangan dan kualitas permukaannya, batu
alam dan batu merah tersebut bisa tahan lama. Tanah, tanah liat dan lempung sebagai bahan
bangunan dinding tanah padat(pise) atau sebagai batu tanah(adobe) berfaedah bagi dinding
yang terlindung oleh atap sengkuaplluivel yang cukup luas dan dengan jendela jendela yang
ukurannya kecil dan sedikit jumlahnya. Kayu dan bambu sebagai bahan bangunan dalam
bentuk bulat atau balok berfaedah bagi konstruksi yang menerima beban tegangan lentur,
gaya tekuk atau gaya tarik. Bahan bangunan ini cocok sebagai balok dukung, konstruksi
loteng. tiang dan konstruksi atap. Contohnya bentuk atap rumah tardisional bali pada jaman
dulu yang jauh lebih curam dari jaman sekarang karena pada zaman dulu belum ada genteng
seperti sekarang yang bias lama terhadap kedap air, sehingga pada zaman dahulu lebih
memanfaatkan alam sekitar sebagai bahan bangunan

Gambar 46 (contoh Bentuk bangunan


ditentukan oleh rangkaian bahan
bangunan )

73
Sedangkan dari segi ekonomi bahan bangunan juga mempengaruhinya jika kita
menggunakan bahan dari alam dibandingkan dari pabrik atau buatan manusia akan lebih
hemat. Namun dari segi kekuatan dan tahan lam kita ketahui jika sesuatu yang bersal dari
alam akan kembali lagi ke alam (hancur) sedangkan buatan pabrik sudah diperhitungkan dari
segi kekuatan dan tahan lamanya contoh konstruksi rumah:

Gambar 47 (contoh Konstruksi dari Segi


Kekuatan )

Cara membangun dan konstruksi bangunan kita bedakan bagaimana konstruksi bangunan
yang membentuk suatu ruang atas:

Konstruksi bangunan masif,


Konstruksi bangunan berkotak dan
Konstruksi bangunan rangka. Untuk membentuk ruang menurut konstruksinya kita
tetapkan persesuaian bahan bangunan sebagai berikut: Konstruksi bangunan masif
konstruksi tanah, tanah liat dan lempung Konstruksi bangunan berkotak konstruksi
batu alam dan batu merah Konstruksi bangunan rangka konstruksi kayu dan bambu.

Atas dasar pengetahuan tentang bahan bangunan tersebut di atas, tercipta bentuk bangunan
yang berkaitan dengan sejarah arsitektur.

2.8.3. Sistem perencanaan

74
Perencanaan arsitektur biologik dengan bahan bangunan biologik merupakan suatu
lintas ilmu yang melibatkan antara lain insinyur, ahli bangunan dan pemberi tugas(bouwheer
Kerja sama yang baik antara mereka yang terlibat akan memungkinkan optimalisasi dalam
perencanaan.

Pada prinsipnya, tiap perencanaan, termasuk perencanaan arsitektur biologik, ialah


suatu jalan pikiran dari ide ke bentuk. lde timbul atas dasar analisis site dan sebagainya.
Pengarahan pikiran dari ide menuju ke bentuk itu membutuhkan suatu konsep. Contoh
Konsep desain gedung opera house:

Gambar 48 (contoh Perencanaan


arsitektur biologik)

Yang penting pada prinsip ini ialah ide sebagai dasar perencanaan meskipun terdapat
kesulitan kesulitan, misalnya bahan bangunan, letak site, iklim, keuangan dan sebagainya.
Pengetahuan ini penting sekali di dalam bidang perumahan yang akan menyediakan ruang
baru ke arah kehidupan d dan pemukiman bersama secara keseluruhan termasuk alam
sekitarnya.

Bagian konsep biasanya dibagi atas tiga bidang, yaitu: bidang lingkungan, bidang
struktur bangunan dan bidang fungsi/hubungan seperti terlihat gambarlskema berikut.
Masing-masing bidang terdiri atas:

Bidang lingkungan: yaitu hubungan proyek yang direncanakan di dalam lingkungan


kota, maupun lingkungan kecil termasuk konsep site atau situasi, orientasi terhadap
matahari, jalan manusia dan mobil, saluran air, listrik dan sebagainya, landscaping,
kebisingan dan seterus-

75
Bidang struktur bangunan: pembentuk ruang, konsep denah menurut kebutuhan
ruang, bahan bangunan. konstruksi bangunan, bangunan, bentuk dan kemungkinan
peluasan bangunan. Yang penting dan baru sebagai tuntutan arsitektur biologik ialah
alur berikut: dalam kontras dengan arsitektur teknik yang beralur sebaliknya: Bentuk
memastikan konstruksi bangunan dan konstruksi membutuhkan bahan bangunan
tertentu.

Gambar 49 (ilalang, konstruksi atap ilalang, atap


yang menggunakan ilalalng)

Bidang fungsilhubungan; yaitu hubungan antara bagian umum dan bagian pribadi
dengan antara ruang-ruang, fungsi ruang-ruang di dalam denah, perbandingan
ukuran ukuran ruang, hubungan antara bangunan dengan lingkungan alam sekitarnya
dan sebagainya.

Tentu saja masing-masing bidang tidak dapat diperhatikan satu per satu. melainkan
hubungannya satu dengan yang lain menjadi erat dan intensif se- perti telah kita lihat di atas
dan pada gambar/skema di halaman

Dengan perhatian pada bahan bangunan biologis, tentunya bentuk bangunan 'modern' a
berubah. Pada arsitektur biologik tugas perencanaan tidak lagi bertolak dari rencana ke
konstruksi dan akhirnya ke bahan ba- ngunan, melainkan bahan bangunan menentukan
konstruksi yang optimal dan konstruksi mempengaruhi bentuk tersebut di atas. Jikalau kita
mem- perhatikan bangunan-bangunan tradisional maka perubahan tidak diperlu- kan oleh
karena sudah terjadi arsitektur biologis. Sering kali bahan bangun. an modern dinilai pada
kualitas mutunya yang kurang baik dibandingkan dengan bahan bangunan
tradisional/biologik.

Perencanaan dilakukan di atas tanah. Jikalau kita merencanakan suatu ruang, maka
contoh lantai selalu menjadi tanah, permukaan bumi. Bangun- an tersebut berhubungan erat

76
dengan tanah dan penghuninya merasa ber hubungan dengan tanah. Struktur pembangunan
dipilih menurut contoh alam di sekitarnya: kolom seperti pohon dan sebagainya. Perhatian
atas bahan bangunan biologik dan konstruksi konstruksi yang meniru alam sekitar harus
berdasarkan perencanaan yang baik. seorang arsitek beserta fantasinya adalah sesuatu yang
menakjubkan. yang harus selalu diperkembangkan walaupun hasilnya selalu merupakan
suatu rahasia.

2.8.4. Arsitektur tradisional

Istilah arsitektur tradisional dapat diartikan sebagai suatu arsitektur yang


diciptakan/dilakukan dengan cara yang senantiasa sama sejak beberapa ge- nerasi. Dengan
demikian, arsitektur tradisional memperlihatkan hubungan manusia dengan sejarahnya dalam
bidang bangunan dan pemukiman.

Kita semua adalah hasil sejarah dan kehidupan kita berakar dalam sejarah dan
kebudayaan kita. Bagaimana kita bisa berhasil mengatasi masa lalu bila kita sendiri
membawa serta sejarah. Tinggallah satu arah saja, yaitu pikiran yang tidak merusak ikatan
pada sejarah tersebut, sekaligus memperkembangkan budi kita membentuk
pengetahuan/pengalaman baru kesadaran berakal sejarah).

Bentuk perkampungan tradisional kuno dari Bali, Jawa, Sumatra atau pulau lainnya
di Indonesia, mencerminkan suatu cara kehidupan harmonis. asli, ritmis dan dinamis yvng
tidak terdapat lagi pada perkampungan baru, walaupun cara hidup kuno ini sering tidak dapat
kita pahami lagi. Akan tetapi waktu lampau tidak dapat kita bangkitkan kembali.

Contohnya arsitektur tradisional bali memiliki makna dan filosofi perwujudan tatanan
nilai, aturan/ norma-norma dalam menata ruang antar bangunan yang berdasarkan manusia
sebagai dasar ukuran atau biasa disebut dengan human scale. Pada arsitektur tradisional Bali
terdapat filosofi yang sering digunakan sebagi pedoman dalam membangun, yaitu Tri Hita
Karana. Tri Hita Karana adalah tiga penyebab kebahagian. Ketiga penyebab kebahagian
tersebut yaitu, pertama: hubungan harmonis manusia dengan manusia lainnya, kedua:
hubungan harmonis manusia dengan alam sekitar atau lingkungan dan yang ketiga: hubungan
harmonis manusia dengan tuhan yang maha esa. Dalam arsitektur tradisional bali juga
terdapat istilah Desa (wilayah/tempat), Kala (waktu) dan Patra (situasi/kondisi). Desa Kala
Patra menjadi salah satu pedoman dalam membangun rumah tradisional Bali, karena tidak
semua aturan-aturan dalam membangun rumah adat Bali dapat diterapkan sepenuhnya.
Rumah tradisional Bali idealnya dibangun pada lahan yang cukup luas dan datar, namun

77
terkadang hal tersebut sulit diterapkan pada lahan yang tidak cukup ideal, seperti daerah
pegunungan dengan lahan miring dan cuacanya yang dingin. Maka dari itu, konsep Desa

Kala Patra menjadi solusinya. Contohnya dapat ditemui pada daerah pegunungan di
Bali, bentuk rumahnya berbeda dengan yang di dataran rendah namun tetap memiliki makna
yang sama.

Gambar 50 (contoh Perencanaan arsitektur


Tradisional Bali)
2.8.5. Menuju
arsitektur biologik
a) Rudolf Doernach Biografi

Rudolf Doernach lahir pada tahun 1929 di Stuttgart, Jerman Ba rat. Pelajaran arsitektur
dan biologi bangunan ditempuhnya di Jerman Barat dan di Amerika Serikat. la menjadi
pengajar di banyak Universitas di Eropa, Jepang dan Amerika Utara.

Dalam penyelidikan mengenai perumahan biologis ia terkenal sebagai pe- nyelidik dan
sastrawan. Buku-buku tentang persoalan arsitektur biologik dan sebagainya tercatat pada
daftar pustaka(bab 9.2). Pada tahun 197 ia mendapat hadiah atas penyelidikan dasar-dasar
biotektur di Bonn, Jerman Barat.

Sejak 20 tunun yang lalu ia bekerja bebas sebagai petani dan biotek(ahli biologi dan
arsitek) di Wildberg, Jerman Barat. Arsitektur hidup19)

78
Dewasa ini masyarakat menentukan cara pembangunan masa depan dan sebaliknya.
Akan tetapi, masyarakat macam apa yang akan muncul setelah masyarakat penggembala
pengembara pertanian-perindustrian ini? Masyarakat yang mempunyai banyak waktu
senggang yang hidup di kota, yang hanya diatur oleh produk-produk otomatis?

Cara pembangunan yang mana akan mengganti cara pembangunan masa sekarang?
Apakah perumahan biologis/alamiah akan berkembang menjadi Perumahan teknis otomatis?
Apakah perumahan desa dan kota akan menja- di suatu sistem seperti bangunan kotak yang
dibuat dari bahan bagian-bagiannya dapat dicopot, dan diganti baru; mudah dipindahkan
tahan bising dan tahan api?

Ahli biologi dan arsitek Rudolf Doernach kelahiran Stuttgart-Jerman, melihat ada
kecenderungan dan dorongan kuat, bahwa setiap negara di dunia kini berusahamembangun
permahan dan kota masa depan yang memperhatikan masalah penyelamatanlingkungan.
Pengotoran udara oleh industri dan kepadatan penduduk di perkotaan, sangatmenghantui
banyak negara di dunia. Arsitektur biologis adalah alternatif untukmemperingan kerusakan
lingkungan akibat kemajuan teknologi.

b) Peter schmid

Biografi: Peter Schmid lahir pada bulan September 1935 di Roma, Italia. la belajar
arsitektur di Wina, Austria dan studi prinsip-prinsip agama universal pada Swami
Yogeshwaranand Saraswati Maharaj di India. la terkenal dengan penyelesaian holistik dalam
bidang arsitektur biologik in- tegral dan sebagai sastrawan. Buku-buku tentang persoalan
arsitektur bio- logik integral dan sebagainya tercatat pada pustaka(bab 9.2.). Pada tahun
1957 mendapat hadiah emas Fuger di Wina, 1959 hadiah pertama dalam sayembara
internasional untuk tanda peringatan Dachau, Jerman Barat dan hadiah Holzmeister di
Austria. Prof. mag. arch. Peter Schmid sejak tahun 1972 menjadi profesor pada fa- kultas
arsitektur Universitas Teknik Eindhoven, Belanda.

Arsitektur biologik integral (secara keseluruhan dan keutuhannya) adalah arsitektur di


mana semua pengaruh tersebut di atas, akibat akibatnya serta kebutuhan masyarakat pada
umumnya merupakan syarat utama yang harus diperhatikan. Untuk mencapai sasaran ini
diperlukan kemampuan untuk memahami dan menilai kehidupan natural (bios) dan naluriah
(logos). secara integral. Jika kita memperhatikan dasar. dasar arsitektur biologik integral di
daerah beriklim tropik tersebut, maka kita aken dapat merealisasikan pembangunan
pemukiman yang cocok Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan Pembangunan rumah-

79
rumah hunian maupun pendirian bangu nan monumental kadangkala mengandung dua sering
kali lebih masalah. utama yang saling bertentangan, yakni: kebutuhan atap sebagai
pelindung terhadap pengaruh-pengaruh luar dan keinginan manusiawi menciptakan bentuk
bangunan yang indah menurut nilai kesenia Arsitektur dan pembangunan berarti suatu proses
regional yang hasil nya terikat pada lingkungan setempat(lokal, dengan kekecualian
arsitektur bergerak seperti misalnya arsitektur berguling/beroda, arsitektur Yang berenang di
atas air dan arsitektur yang di masa kini aktual: arsitektur angkasa luar. Perwujudan rencana
rencana menjadi sebuah rumah sebagai semacam parkembangan terjadi antara sadar dan tidak
sadar. Hal yang sama terjadi dalam penggunaan umum lingkungan hidup sampai
transformasinya. Atas dasar kekurangan kualitatif pada penggunaan lingkungan hidup dapat
kita mengerti bahwa perkembangan paradigma baru akan kita butuhkan, Sedangkan dalam
kita membutuhkan peralatan, cara-cara serta syarat yang baru. Pada abad ke-20 ini dunia
dikuasai oleh isolasi pelbagai lingkungan masv\yarakat. Dengan pembagian dunia atas dunia
pertama, kedua, ketiga

Bentuk Bangunan Biologik

Bentuk bangunan biologik mengaeu pada konsep jati diri bangunan dan
lingkungannya seperti diuraikan di muka, yaitu bangunan yang selaras dengan lingkungan
dan budaya masyarakat setempat. Dalam mewujudkan bangunan biologic tersebut, akan
ditentukan oleh Laktor-Laktor antara lain sebagai berikut;

Kondisi alam setempat (geografis, geologis, iklim dan ekologis).


Sumber daya alam yang tersedia (bahan bangunan setempat).
Sumber daya manusia (tenaga, kemampuan, keterampilan).

Sumber daya masyarakat setempat (sosial, ekonomi, budaya). Letak "kepulauan


Indonesia pada khatulistiwa dan dikelilingi oleh lautan yang luas, menyebabkan hampir
seluruh bagian daerah beriklim tropis lembab, dengan ciri-ciri:

Curah hujan besar.


Perbedaan suhu antara siang dan malam eukup besar.
Kelembaban udara tinggi.
Matahari terik dengan lama penyinaran kurang lebih 14 jam.
Hampir selalu ada angin.

(Makalah Seminar Arsitektur UI, 1985:99).

Berdasarkan eiri-ciri daerah tropis tersebut, bentuk bangunan sebaiknya: .

80
Sudut kemiringan a tap besar. Teritisan harus eukup lebar (seeara empiris minimal
sepertiga dari tinggi teritis).
Lantai bangunan diangkat dari muka tanah (panggung) atau dibuat perkerasan dari
pasangan kedap air.
Pengaliran udara dalam ruang lanear agar kelembaban dinding cepat menguap
2.8.6. Prospek mendatang
Beberapa arsitek di dunia sudah menyadari akan kesenjangan alam dengan
pembagunan oleh manusia, mereka mulai berusaha mendekatkannya kembali dengan karya
karya ars biologik mereka, berharap setiap individu manusia akan lebih sadar dengan
kelestarian alamnya

Tujuan Bangunan yang berwawasan Lingkungan

Bangunan yang berwawasan lingkugan adalah bangunan yang peka terhadap


lingkungan tempatnya didirikan. Tujuannya adalah memberikan pendidikan dan contoh
bahwa bangunan itu didirikan dengan pertimbangan yang berpihak kepada lingkungan.
Berikut beberapa tujuan prioritas dalam mendirikan bangunan yang berwawasan ekologi :

Sebagai contoh atau panutan bagi masyarakat umum bahwa betapa pentingnya studi
lingkungan sebelum mendirikan bangunan
Memberikan arahan pada masyarakat tentang bentuk bangunan yang sesuai dengan
lingkungan serta budaya sekitar
Memberikan contoh bagaimana perletakan tapak bangunan tanpa menimbulkan
pengaruh yang negatif terhadap lingkungan
Mengikutsertakan masyarakat dalam proses pembangunan, sehingga masyarakat
dapat belajar, dan terciptanya peningkatan ekonomi lokal
Memberikan contoh yang benar akan pengelolaan serta perawatan bangunan ekologi,
baik itu fisik bangunannya, pengelolaan limbahnya, pengelolaan sumber kebutuhan
serta energi sehari-hari, pengelolaan vegetasinya, dan yang terpenting adalah perilaku
manusianya
Memberikan kontribusi terhadap lingkungan sekitar untuk merawat sumber material
lokal,dan mengajak masyrakat untuk dapat memahami cara merawat, menggunakan
serta mamanfaatkan sumber material local

81
Gambar 51 ( Bagan Eko
Arsitektur)

82
BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan

Arsitektur sebagai sebuah bidang profesi, banyak berhubungan dengan beberapa isu
penting dalam kehidupan masyarakat saat ini, misalnya seperti pengeksplorasian cara-cara
baru dalam berkehidupan, penelitian terhadap teknologi-teknologi dan material baru dan
meyakinkan bahwa apa yang dibangun oleh si arsitek telah berkelanjutan terhadap
lingkungan. Tetapi berbicara secara umum tentang profesi arsitektur, ia mencakup bagaimana
merancang sesuatu yang dapat digunakan dengan baik oleh manusia namun tidak lupa juga
tetap diindah dipandang secara visual.

Arsitektur lingkungan dalam hal ini menekankan bahwa perlunya kita sebagai seorang
arsitek dalam membuat karya harus memerhatikan aspek penting seperti lingkungan yang tak
pernah lepas dari kehidupan kita , jika ini rusak sama saja taka da lahan bagi kita untuk hidup
lebih baik. Arsitektur tradisional sebagai cikal bakal perkembangan arsitektur yang peduli dan
peka terhadap lingkungan harus terus dipertahankan karena sifatnya yang dapat diperbahurui
dari segi bahan material dan pelaksanaan yang mudah tidak memerlukan tukang keahlian.
Dan arsitektur tradisional adalah suatu ciri khas dari sebuah tempat yang ditempati manusia

Pengertian tentang arsitektur dan lingkungan harus mutlak dipahami. Demi


menunjang kualitas desain kita dan tidak lupa melestarikan alam kita sendiri. Karena pada
sesungguhnya pekerjaan arsitek adalah suatu yang diharapkan bisa memecahkan suatu
masalah dalam lingkugan kecil (keluarga) hingga ke lingkungan yang lebih meluas (daerah,
negara).

3.2. Saran

Dengan kita mempelajari dan memahami penegrtian arsitektur dan lingkungan sangat
membantu kita untuk menghasilkan suatu karya arsitektur karena teori teori yang ada di
dalamnya nyata dan diambil dari arsitek dan para ahlinya.

83
DAFTAR PUSTAKA

2017., Arsitektur ekologi. http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_ekologi. Diakses


pada tanggal 18 Maret 2017.

Pramono, Agus. 2012., Ekologi Arsitektur Menuju Perancangan Arsitektur Menuju


Perancangan Arsitektur Hemat Energi dan Berkelanjutan. http://eprints.undip.ac.id/32380/.
Diakses pada tanggal 18 Maret 2017

Shiki, Akiyama. 2017., Kritik Arsitektur. http://akiyamashiki.blogspot.co.id/. Diakses


pada tanggal 18 Maret 2017.

Bio. 2013., Teknologi Protektif terhadap Lingkungan.


https://bio0656.wordpress.com/2013/05/31/teknologi-protektif-terhadap-lingkungan/. Diakses
pada 18 Maret 2017.

Saputro, Titis Wahyu. 2015., Pengertian Arsitektur Ekologis, Lingkungan dan


Biologis. http://thegreatarsitektur.blogspot.co.id/2015/10/pengertian-arsitektur.html. Diakses
pada tanggal 18 Maret 2017.

Anugerah, Alvinka Vianissa Putri. 2012., Perkembangan Arsitektur Dunia.


http://labsky2012.blogspot.co.id/2012/09/tugas-5-perkembangan-arsitektur-dunia.html.
Diakses pada tanggal 18 Maret 2017.

Tyas, Florentina. 2013., Sejarah Perkembangan Arsitektur Dunia.


https://www.academia.edu/13256307/Sejarah_Perkembangan_Arsitektur_Dunia. Diakses
pada tanggal 18 Maret 2017.

Hazizah, Hafshah Nur. 2016.,

https://matheword.wordpress.com/2016/08/02/pengertian-ruang-dan-interaksi-
antarruang/. Diakses pada tanggal 18 Maret 2017.

Bukhori. 2012., Perkembangan Arsitektur.


http://bukhorimetro.blogspot.co.id/2012/02/perkembangan-arsitektur.html. Diakses pada
tanggal 18 Maret 2017.

84
Frick, Heinz. 1996. Arsitektur dan Lingkungan. Yogyakarta: Kanisius.

Saputra, Gilang. 2015., Rangkungan Arsitektur dan Lingkungan.


http://grsptr.blogspot.com/2015/11/3-rangkuman-teori-arsitektur-2.html. Diakses pada
tanggal 18 Maret 2017.

2014., Frank Lloyd Wright. https://id.wikipedia.org/wiki/FrankLloydWright. Diakses


pada tanggal 18 Maret 2017.

Nabillah, Syeilla Putri. 2014., Arsitektur dan Lingkungan.

http://syeillanabiilah.blogspot.nl/2014/11/arsitektur-dan-lingkungan.html. Diakses
pada tanggal 18 Maret 2017.

Izzah, Anisah. 2012., Pengertian Arsitektur dan Lingkungan.


http://arsitekturdanlingkungan.blogspot.nl/2012/10/pengertian-arsitektur-dan-
lingkungan.html. Diakses pada tanggal 18 Maret 2017.

2012., Peranan Arsitektur Terhadap Lingkungan.


http://adacyntya.blogspot.nl/2015/04/peranan-arsitekturterhadap-lingkungan.html. Diakses
pada tanggal 18 Maret 2017.

Ayuniindya. 2012., Lingkungan Sosial.


https://ayuniindya.wordpress.com/2012/12/11/lingkungan-sosial/. Diakses pada tanggal 18
Maret 2017.

2016., Arsitektur dan Lingkungan serta Pengaruh Arsitek Terhadap Lingkungan.


http://egardanoza.blogspot.nl/2016/01/arsitektur-dan-lingkungan-serta.html . Diakses pada
tanggal 18 Maret 2017.

http://www.archdaily.com /. Diakses pada tanggal 18 Maret 2017.

http://www.greenschool.org/. Diakses pada tanggal 18 Maret 2017.

http://www.archdaily.com /. Diakses pada tanggal 18 Maret 2017.

http://www.decanteddesign.com /. Diakses pada tanggal 18 Maret 2017.

https://septanabp.wordpress.com/tag/atap-rumbia/. Diakses pada tanggal 18 Maret


2017.

https://en.wikipedia.org/wiki/Taos_Pueblo. Diakses pada tanggal 18 Maret 2017.

85

Anda mungkin juga menyukai