Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Senyawa organik yang paling sederhana terbentuk dari dua unsur yaitu karbon dan
hidrogen. Ada tiga kelompok utama dari senyawa hidrokarbon yaitu: hidrokarbon
jenuh (saturated), hidrokarbon tak jenuh (unsaturated), dan hidrokarbon
aromatik. Pembagian ini berdasarkan atas jenis ikatan antara karbon-
karbon. Hidrokarbon jenuh hanya mengandung ikatan tunggal karbon-karbon,
hidrokarbon tak jenuh mengandung ikatan karbon-karbon ganda, sedangkan
hidrokarbin aromatik adalah kelompok senyawa siklik tak jenuh namun
sifatnya berbeda dengan alkena. Sifat dari kelompok senyawa ini secara umum
dicirikan oleh benzena (Tim Dosen Kimia Organik Unhas, 2013).
Alkana yang paling sederhana adalah metana CH 4 yang merupakan hasil alami
penguraian bakteri anaerob dari tanaman-tanaman dalam air. Dan hidrokarbon tak
jenuh adalah alkena dan alkuna. Senyawa alkena juga dikenal sebagai parafin yang
berasal dari kata latin parum afinls yang berarti afinitasnya kecil. Jadi parafin berarti
suatu senyawa yang afinitasnya kecil. Dan parafin pula termasuk suatu senyawa yang
sukar bereaksi atau senyawa yang stabil (Tim Dosen Kimia Organik Unhas,
2013).
Senyawa senyawa hidrokarbon ini meskipun hanya tersusun atas 2 elemen dasar
yaitu hidrogen dan karbon namun memiliki banyak anggota senyawa-senyawa
yang mempunyai gugus ikatan tertentu. Setiap kelompok senyawa senyawa ini
memiliki sifat dan karakteristik tersendiri yang menarik untuk
dipelajari. Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan percobaan ini yaitu hirokarbon.
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
1.2.1 Maksud Percobaan
Membedakan hidrokarbon jenuh, tidak jenuh dan senyawa aromatik.

1.2.2 Tujuan Percobaan


Adapun tujuan dari percobaan kesetimbangan asam basa adalah:
a. Untuk mengetahui kelarutan senyawa-senyawa hidrokarbon didalam pelarut polar
ataupun non polar.
b. Untuk mengetahu reaksi senyawa-senyawa hidrokarbon yang terjadi pada pereaksi-
pereaksi KMnO4 0,1 M atau Br2 / CCl4 5 %
1.3 Prinsip Percobaan
Adapun prinsip dari percobaan ini mereaksikan antara beberapa senyawa
hidrokarbon yang bersifat nonpolar dengan pelarut polar (air) dan pelarut nonpolar
(dietil eter), serta mengamati ada atau tidak adanya reaksi yang terjadi antara
senyawa hidrokarbon oksidator KMnO4 0,1 M dan Br/CCl4 5%.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Benzena, juga dikenal dengan nama C 6H6 adalah senyawa kimia organik yang
merupakan cairan tak berwarna dan mudah terbakar serta mempunyai bau yang
manis. Benzena adalah sejenis karsinogen. Benzena adalah salah satu komponen dalam
bensin dan merupakan pelarut yang penting dalam dunia industri. Benzena juga
adalah bahan dasar dalam produksi obat-obatan, plastik, bensin, karet buatan, dan
pewarna. Selain itu, benzena adalah kandungan alami dalam minyak bumi, namun
biasanya diperoleh dari senyawa lainnya yang terdapat dalam minyak bumi (Tim
Dosen Kimia Organik Unhas, 2013).
Hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsuratom karbon (C)
dan atom hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom
hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan juga
sebagai pengertian darihidrokarbon alifatik. Sebagai contoh, metana (gas rawa) adalah
hidrokarbon dengan satu atom karbon dan empat atom hydrogen yaitu
CH4. Etana adalah hidrokarbon (lebih terperinci, sebuah alkana) yang terdiri dari dua
atom karbon bersatu dengan sebuah ikatan tunggal, masing-masing mengikat tiga atom
karbon C2H6. Propana memiliki tiga atom C (C3H8) dan seterusnya (CnH2n+2)
(Fessenden dan Fessenden, 1982).
Alkana biasa disebut dengan senyawa hidrokarbon jenuh. Disebut hidrokarbon
karena di dalamnya hanya terkandung atom karbon dan hidrogen. Disebut jenuh
karena hanya memiliki ikatan tunggal C-H dan C-C saja. Alkana memiliki rumus
umum CnH2n+2, di mana n adalah bilangan asli yang menyatakan jumlah atom karbon.
Alkana juga sering disebut sebagai senyawa alifatik (Yunani =aleiphas yang
berarti lemak). Hal ini dikarenakan lemak-lemak hewani mengandung karbon rantai
panjang yang mirip dengan alkana (Fessenden dan Fessenden, 1982).
Alkana dengan satu formula dapat membentuk beberapa struktur molekul.
Misalnya alkana dengan empat atom karbon dapat membentuk normal butana dan
isobutana, keduanya sama-sama memiliki rumus molekul C 4H10. Hal yang sama juga
terjadi untuk C5H12, dan seterusnya. Suatu senyawa yang memiliki jumlah dan macam
atom sama tetapi berbeda dalam penataannya disebut dengan isomer. Isomer berasal
dari bahasa Yunani isos + meros yang berarti terbuat dari bagian yang sama. Senyawa
seperti butana dan isobutana hanya berbeda pada urutan atom yang terikat satu sama
lainnya, disebut isomer konstitusional. Alkana rantai lurus mengandung senyawa atom
yang dibangun dengan cara serupa etana. Tidak perlu kita terpaku pada titik struktur
elektron untuk setiap rantai. Tulis saja lambang karbon senyawa yang diperlukan
untuk mendapatkan panjang rantai, kemudian isilah dengan hidrogen dan garis-garis
yang menggambarkan ikatan kovalen. Ingat bahwa setiap hidrogen untuk empat ikatan
kovalen (Fessenden dan Fessenden, 1982).
Alkana kadang kala diacu untuk parafin (Latin prum affinis) yang berarti
memiliki afinitas rendah. Hal ini sesuai dengan sifat alkana, yaitu memiliki afinitas
yang rendah terhadap senyawa lain, dan relative inert. Meskipun demikian, alkana
dapat bereaksi dengan senyawa lain dalam kondisi yang sesuai. Alkana bereaksi dengan
oksigen selama proses pembakaran, produknya adalah karbondioksida dan air serta
membebaskan sejumlah energi dalam bentuk panas. Contohnya metana (gas alam)
bereaksi dengan oksigen menurut reaksi (Fessenden dan Fessenden, 1982):
CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O + 890 kJ/mol
Gambar 3.1 Reaksi pembakaran metana.
Alkena merupakan senyawa hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap
karbon-karbon. Alkena terdapat dalam jumlah berlebih di alam. Etilena, sebagai
contohnya, adalah hormon tanaman yang memacu pematangan buah, dan -pinen
adalah senyawa terbanyak dalam turpentin. Contoh lainnya adalah beta karoten,
mengandung sebelas ikatan rangkap dua, merupakan pigmen warna kuning yang
mewarnai wortel. Beta karoten merupakan pro vitamin A (Fessenden dan
Fessenden, 1982).
Sebagaimana alkana, alkena yang memiliki percabangan akan mengalami
penurunan sedikit titik didih. Meskipun alkena adalah non polar sedikit lebih larut
dalam air dibandingkan alkana pasangannya. Keadaan ini dimungkinkan karena
elektron dan alkena yang agak terbuka itu tertarik oleh hidrogen dari air yang

bermuatan positif parsial. Alkena dengan empat atom karbon atau kurang, berwujud
gas dan tidak berwarna, sedangan senyawa yang memiliki lima atom karbon atau
homolog yang lebih tinggi merupakan cairan yang mudah menguap (Tim dosen Kimia
Organik Unhas, 2013).
Sifat dari alkena hampir sama dengan sifat alkana. Perbedaannya dengan
alkana karena adanya ikatan yang kurang stabil menyebabkan alkena dengan jumlah
atom karbon yang sama dengan alkana baik titik didih maupun titik leburnya lebih
kecil dari alkana (Fessenden dan Fessenden, 1982).
Hidrokarbon jenuh terdiri atas dua kelompok utama yaitu alkana dan
sikloalkana. Rumus umum senyawa alkana adalah CnH dimana n menyatakan

jumlah atom karbon. Alkana yang paling sederhana adalah metana dengan formula
CH4. Metana ini mempunyi sifat tidak berwarna dan tidak berbau, sangat sukar larut
dalam air, mudah larut dalam alkohol. Titik didih dan titik leburnya rendah, dibawah
0 oC.Sifat kimia senyawa ini adalah amat stabil, tidak dapat bereaksi dengan asam,
basa dan pereaksi pereaksi yang umum terdapat di laboratorium (Fessenden dan
Fessenden, 1982).
Alkana merupakan hirokarbon alifatik yang masing masing atom karbonnya
terikat pada empat atom lain. Alkana dikenal juga sebagai parafin atau hidrokarbon
jenuh, selain itu dikenal juga senyawa sikloalkana. Sikloalkana ini digunakan untuk
melukiskan hidrokarbon alisiklik jenuh. Alkana monosiklik mempunyai rumus empirik
CnH2n, Reaksi reaksi yang terjadi pada senyawa alkana adalah (Mushoddaq dan
sentosa, 2012):
1. Oksidasi. Reaksi oksidsi sempurna dari alkana adalah gas karbondioksida dan
sejunlah air dan sejumlah energi.
2. Reaksi subsitusi yaitu reaksi penggantian suatu unsur oleh unsur lain yang
terikat pada senyawa alkana.
3. Reaksi sulfonasi yaitu reaksi yang melibatkan asam sulfat, dimana daapt
berlangsung jika alkana tersebut memiliki atom karbon tertier.
4. Reaksi nitrasi yaitu reaksi yang melibatkan senyawa nitrat dimnaa reaksi ini dapat
berjalan dengan mudah jika terdapat karbon tertier.
5. Reaksi pirolisis atau cracking dalah proses pemecahan alkana dengan jalan pemanasan
pada temperatur tinggi sekitar 1000oCtanpa oksigen akan dihasilkan alkana dengan
rantai karbon lebih pendek.
Alkuna adalah hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap tiga
karbon. Kedua kelompok senyawa ini disebut hidrokarbon tidak jenuh karena
memiliki atom hidrogen per-karbon lebih sedikit dibanding dengan alkana. Alkena
yang memiliki percabangan akan mengalami penurunan sedikit titik
didih (Marsuali, 2004).

BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah n-heksana, sikloheksana, benzena,

etil asetoasetat, toluen, KMnO4 0,1 M, Br2/ CCl4 5 %, dietil eter dan parafin.

3.2 Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet

tetes, lampu spritus, kaki tiga, kasa, dan gelas piala.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Kelarutan hidrokarbon dalam air dan dietil eter.

Menyiapkan 2 buah tabung reaksi yang bersih dan kering, kemudian mengisi tabung

reaksi (1) dengan 0,5 ml air, dan mengisi tabung reaksi (2) dengan 0,5 ml dietil eter, setelah itu

menambahkan setetes demi setetes n-heksana ( 10 tetes) kedalam tabung reaksi (1)

dan (2) lalu mengocok dan memperhatikan kelarutannya kemudian mencatat hasilnya, kemudian

mengerjakan seperti 1 s/d 4 dengan menggunakan hidrokarbon yang lain.

3.3.2 Mereaksikan hidrokarbon dengan KMnO4 0,1 M dan Br2/ CCl4 5 %.

Menyiapkan 5 buah tabung reaksi yang bersih dan kering, kemudian mengisi masing-

masing tabung reaksi dengan 1 ml n-heksana, sikloheksana, benzen, toluen, parafin, dan etil

asetoasetat (sebagai pembanding), setelah itu menambahkan 1 tetes KMnO 4 0,1 M, kemudian

mengocok larutan dan bila perlu panaskan lalu mengamati dan mencatat perubahan yang

terjadi, kemudian mengulangi percobaan di atas dan mengganti KMnO 4 0,1 M dengan 1-2

tetes Br2/ CCl4 5%.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


A. Kelarutan Senyawa Organik
Senyawa Kelarutan (ai Kelarutan
Keterangan
Hidrokarbon r) (dietil eter)
Terbentuk 2 fasa, air
n- heksana - bagian bawah dan n-
heksana d bagian atas
Terbentuk 2 fasa, air
bagian bawah dan
Sikloheksena -
Siklohesena d bagian
atas
Terbentuk 2 fasa, air
Benzena - bagian bawah benzena
d bagian atas
Terbentuk 2 fasa, air
Toluen - bagian bawah dan
Toluen d bagian atas
Terbentuk 2 fasa, air
Parafin - bagian bawah dan
Parafin di bagian atas

Keterangan : ()= Larut (-) = Tidak larut

B. Reaksi Senyawa Organik


Senyawa Perubahan yang terjadi
Keterangan
Organik KMnO4 0,1 M Br2/ CCl4 5 %
Larutan
Larutan berwarna
n- heksana berwarna merah Tidak bereaksi
ungu
coklat
Larutan berwarna Larutan berwarn
Sikloheksana Tidak bereaksi
ungu a merah coklat
Larutan
Larutan berwarna
Benzena berwarna merah Tidak bereaksi
ungu
coklat
Merah coklat Tidak bereaksi
Larutan berwarna berubah warna dengan KMnO4 dan
Toluen
ungu menjadi tidak bereaksi dengan Br2/
berwarna CCl4
Merah coklat Tidak bereaksi
Larutan berwarna berubah warna dengan KMnO4 dan
Parafin
ungu menjadi tidak bereaksi dengan Br2/
berwarna CCl4
Merah coklat
terbentuk endapan berubah warna
Etil asetoasetat Bereaksi
coklat menjadi tidak
berwarna
4.2. Reaksi
1. CH3 CH2 CH2 CH2 - CH2 CH3 + KMnO4

2.

3.

4.

O O

5. CH3 C CH2 C OC2H5 + KmnO4

7. CH3 CH2 CH2 CH2 CH2 CH3 + Br2 CH3 CH2

CH2 CH2 CH2 CH3 -- Br + HBr

8.

9.
. O O O O

11. CH3 C CH2 C OC2H5 + Br2 CH3 C CH2 C OBr

+ C2H5Br

4.3 Pembahasan
Dari percobaan ini diketahui bahwa hidrokarbon n-heksana tidak dapat larut dalam air
dan dapat larut dalam dietil eter dengan warna hijau. Sikloheksana tidak dapat larut dalam air
dan dietil eter tapi terjadi dua fasa,benzena tidak dapat larut dalam air dan dapat larut dalam
dietil eter dengan warna bening, toluen tidak dapat larut dalam air dan dapat larut dalam dietil
eter dengan warna kehijauan; parafin tidak dapat larut dalam air dan sangat cepat larut dietil
eter dengan warna bening, etil asetoasetat tidak dapat larut dalam air dan cepat larut dalam
dietil eter, propilen tidak dapat larut dalam air dan dietil eter dan n-pentana tidak dapat larut
dalam air dan cepat larut dalam dietil eter. Hidrokarbon tidak dapat larut dalam air
disebabkan oleh sifatnya kurang reaktif dan tidak dapat larut dalam larutan nonpolar.
Perubahan yang terjadi pada zat n-heksana tidak dapat bereaksi dengan KMnO4 0,1
M dan tidak bereaksi dengan Br2/CCl4 5%; sikloheksana tidak bereaksi dengan KMnO4 0,1 M
dan tidak bereaksi dengan Br2/CCl4 5%; benzena tidak bereaksi dengan KMnO4 0,1 M dan
tidak bereaksi dengan Br2/CCl4 5%; toluen tidak bereaksi dengan KMnO4 0,1 M dan berekasi
dengan Br2/CCl4 5% lartan berubah menjadi tidak berwarna hal ini dapat terjadi karena sifat
dari toluene itu sendiri dapat berekasi dengan beberapa pereaksi seperti halogen (reaksi
dengan halogen membutuhkan katalisator), sehingga pada reaksi dapat membentuk orto para
karean Br merupakan pengarah orto para; parafin tidak dapat larut dalam KMnO4 0,1 M dan
bereaksi dengan Br2/CCl4 5% hal ini kasusnya sama dengan toluen; etil asetoasetat bereaksi
dengan KMnO4 0,1 M karena teroksidasi membentuk endapan coklat dan sangat cepat
bereaksi karena teradisi dalam Br2/CCl4 5% dengan berubahnya warna larutan menjadi tidak
berwarna; n-pentana tidak bereaksi dengan KMnO4 0,1 M karena teroksidasi dengan
perubahan warna ungu pekat dan tidak bereaksi dengan Br2/CCl4 5%. Pada
hidrokarbon jenuh (alkana dan sikloalkana) tidak reaktif dan tidak bereaksi dengan
kebanyakan asam, basa, oksidator, atau reduktor. Disebabkan oleh sifatnya kurang reaktif,
maka kadang-kadang alkana disebut parafin. Hidrokarbon tak jenuh (alkena dan alkuna)
bereaksi secara spontan dengan halogen seperti brom dan juga dapat dioksidasi oleh suatu
oksidator seperti KMnO4 . Hidrokarbon aromatik sifat kimianya menyerupai benzena,
bersifat non polar, tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut nonpolar seperti dietil eter,
karbon tetraklorida, atau n-heksana.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan ini ada beberapa hal yang dapat disimpulkan
yaitu, senyawa hidrokarbon yaitu senyawa yang tidak larut dalam air karena air bersifat polar,
namun dapat larut dalam dietileter karena merupakan pelarut nonpolar. Senyawa hidrokarbon
yang tidak larut dalam air, tetapi larut pada pelarut dietileter yaitu n-heksana, sikloheksana,
benzena, toluena, dan parafin karena senyawa-senyawa ini merupakan senyawa hidrokarbon
yang bersifat nonpolar. Senyawa alkana, benzena, dan toluena tidak dapat bereaksi dengan
KMnO4 dan Br2/CCl4, sedangkan senyawa alkena dapat bereaksi dengan KMnO 4 dan Br2/CCl4.
5.2 Saran
5.2.1 Saran Untuk Laboratorium
Saran untuk laboratorium adalah sebaiknya petugas laboratorium menyiapkan terlebih
dahulu alat dan bahan yang digunakan sehingga praktikum dapat berjalan lancar.
5.2.2 Saran Untuk asisten
Saran untuk asisten adalah asisten sudah mengarahkan praktikan dengan baik dan
semoga asisten dapat mempertahankan kinerjanya sebagai pembimbing yang
baik.AED DDADDDD

DAFTAR PUSTAKA

Fassenden, R.J., dan Fassenden, J.S., 1997, Dasar-Dasar Kimia Organik, Binarupa Aksara, Jakarta.

Marsaoli, M., 2004, Kandungan Bahan Organik, n-Alkana, Aromatik, dan Total Hidrokarbon dalam
Sedimen di Perairan Raha Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, Makara Sains 8 (3),
Universitas Khairun, Ternate Indonesia.
Mudhoddaq, M., dan Sentosa, B., 2012, Deteksi Lapisan Hidrokarbon dengan Metode Inversi
Impedansi Akustik dan EMD (Emperical Mode Decompostion) Pada Formasi Air Benakat
Lapangan X, ITS, Surabaya.
Syukri, S., 1888, Kimia Dasar Tiga, ITB, Bandung.
Tim Penyusun, 2013, Kimia Organik, Unhas, Makassar.

BAGAN KERJA
1. Kelarutan Senyawa Hidrokarbon

Dipipet 0,5 mL.


Dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi berbeda.
Ditambahkan 10 tetes n-heksana
Dikocok, perhatikan kelarutannya
Dicatat perubahan yang terjadi.

HASIL

Diulangi percobaan diatas dengan menggunakan senyawa hidrokarbon lain (sikloheksana,


benzena, toluena, parafin).

2. Reaksi Senyawa Hidrokarbon

Ditambahkan satu tetes larutan KMnO4 0,1 M


Dikocok bila perlu dipanaskan lalu amati perubahan yang terjadi
Diulangi percobaan dengan mengganti KMnO4 0,1 M dengan 1-2 tetes larutan

Anda mungkin juga menyukai