PENDAHULUAN
Al-Quran adalah kalam Allah swt yang tiada tandingannya, yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad saw, yaitu penutup para Nabi dan Rasul. Al-Quran
yang kemudian disampaikan kepada manusia secara mutawatir, serta membaca dan
mempelajarinya merupakan suatu Ibadah, yang dimulai dengan surat al-Fatihah dan
Sebagai Kitab suci terakhir yang diturunkan Allah swt, kandungan Al-Quran
mencakup segala aspek pokok syariat bagi manusia dari semua agama terdahulu.
Oleh karena itu orang yang beriman akan bertambah cinta kepada Al-Quran dan
Islam. Al-Quran merupakan sumber hukum utama bagi umat Islam dalam
kemampuan yang sama dalam hal membaca dan memahami Al-Quran, terkadang
ada orang yang mampu membaca Al-Quran dengan baik dan benar, serta mampu
pula memahami isi dan kandungannya, namun ada juga orang yang begitu bagus
dalam bacaannya, tetapi tidak memahami isi dan kandungannya, selain itu ada juga
1
2
orang yang kurang begitu bagus dalam membaca Al-Quran akan tatapi ia mampu
Hukum membaca Al-Quran yang sesuai dengan Kaidah Ilmu Tajwid adalah
fardhu ain. Sebagai contoh, ada seorang qari yang bacaannya bagus dan benar,
namun sama sekali ia tidak mengetahui istilah-istilah Ilmu Tajwid semisal izhar, mad
dan lain sebagainya. Baginya hal itu sudah cukup bila kaum muslimin yang lain telah
banyak yang mempelajari teori Ilmu Tajwid, karena mempelajari teorinya hanya
membaca ayat-ayat Al-Quran dengan baik dan benar, baik dari segi melafalkan
Allah:
.
Artinya: dan bacalah Al-Quran itu dengan perlahan-lahan. (QS. Al-
Muzzammil: 4)3
Selanjutnya, apabila kurang fasih membacanya, atau sering salah melafalkan
dengan tanpa sengaja, maka hukumnya tidak apa-apa dengan catatan dalam rangka
2
Misbachul Munir, Pedoman Lagu-lagu Tilawatil Quran, (Surabaya: Apollo, 1997), h. 152-
153.
3
Kata ( )rattil dan ( )tartil terambil dari kata ( )ratala berarti serasi dan indah. Tartil Al-
Quran adalah membaca dengan perlahan-lahan sambil memperjelas huruf-huruf berhenti dan memulai, sehingga
pembaca dan pendengarnya dapat memahami dan menghayati kandungan pesan-pesannya. Sedang yang
dimaksud dengan Al-Quran adalah nama bagi keseluruhan firman Allah yang diterima oleh Nabi Muhammad
saw melalui Malaikat Jibril dari ayat pertama al-Fatihah sampai ayat terakhir surat an-Nas. Quraish Shihab, Tafsir
Al-Mishbah, Jil 14, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 516.
Dalam tafsir lain, Allah memerintahkan Nabi Muhammad saw supaya membaca Al-Quran serta
seksama (tartil), maksudnya membaca Al-Quran dengan pelan-pelan, baca dengan fasih, dan merasakan arti atau
maksud dari ayat-ayat yang dibaca itu, sehingga berkesan di hati. Perintah ini dilaksanakan oleh Nabi saw
Aisyah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw membaca Al-Quran dengan tartil, sehingga surah yang dibacanya
menjadi lebih lama dari membaca biasa. Ikrar Mandiribadi, Al-Quran dan Tafsir, Jil X, (Jakarta: Lentera Abadi,
2010), h. 400.
3
belajar atau pembelajaran. Namun bukan berarti boleh terus membaca apa adanya
dan terus menerus dalam kesalahan dan tidak mau memperbaiki atau melancarkan/
belajar membaca Al-Quran yang sesuai dengan tuntunan tajwid serta tahsin yang
benar, tidak tergesa-gesa dalam membaca akan tetapi hendaknya secara pelan-pelan
: :
( ) .
4
berbagai ajaran Islam. Demikian juga halnya dengan Universitas Islam Negeri (UIN)
Ar-Raniry yang salah satu syarat kelulusan pada calon mahasiswanya adalah mampu
membaca Al-Quran yang baik dan benar sesuai tuntunan Kaidah Ilmu Tajwid. Oleh
sebab itu, ketika dibuka penerimaan mahasiswa baru di Perguruan Tinggi Agama
Islam, khususnya di UIN Ar-Raniry selalu ada tes baca Al-Quran bagi setiap
mahasiswa. Namun, sejak beberapa tahun yang lalu, tidak ada lagi tes baca Al-
Hadits di atas menjelaskan bahwa keutamaan in diperuntukkan bagi orang yang belajar Al-
Quran dan mengajarkan kepada orang lain. Dalam beberapa kitab lain hadits ini diriwayatkan dengan
menggunakan huruf aw (artinya satu), sehingga terjemahannya adalah yang terbaik di antara kamu
ialah orang yang belajar Al-Quran saja atau yang mengajarkan Al-Quran saja. Maulana Muhammad
Zakariyya al Kandhalawi, Kitab Fadhail, (Bandung: Pustaka Ramadhan, 1993), h. 320.
4
Quran pada penyeleksian mahasiswa baru, mereka hanya diberikan soal-soal test
online. Calon mahasiswa yang mendaftarkan diri tidak hanya dari dalam negeri saja,
tetapi juga ada yang berasal dari luar negeri seperti, Malaysia, Thailand, dan Turki.
Sehingga hal ini menjadi kendala untuk dilakukannya tes baca Al-Quran dalam
Sebagaimana Prodi lain di UIN Ar-Raniry, Prodi Pendidikan Agama Islam juga
memiliki banyak mahasiswa yang berlatar belakang pendidikan umum, atau berasal
dari sekolah umum bukan sekolah agama, sehingga tentu saja tidak semua
mahasiswa pada Prodi Pendidikan Agama Islam memiliki kemampuan yang sama
dalam hal membaca Al-Quran yang sesuai dengan tuntunan Kaidah Ilmu Tajwid.
Berdasarkan hal terebut di atas, maka pihak Prodi Pendidikan Agama Islam
berinisiatif untuk membuat tes baca Al-Quran khususnya bagi mahasiswa Prodi
Pendidikan Agama Islam. Mahasiswa yang tidak lulus tes baca Al-Quran harus
kegiatan bengkel mengaji yang diadakan sebanyak 16 kali pertemuan yaitu 2 kali
dalam seminggu.
Pada saat mahasiswa mengikuti program bengkel mengaji, banyak yang tidak
dapat membaca Al-Quran dengan baik, bahkan dari mereka ada yang tidak dapat
program bengkel mengaji mulai terarah, sistem pengelolaan dan metode pengajaran
Islam keberhasilannya hampir mencapai target yang diharapkan. Hal ini tentunya
sangat berarti bagi pendidik itu sendiri, sebuah program yang mengantarkan anak
dan benar sesuai dengan Kaidah Ilmu Tajwid. Akan tetapi pada kenyataannya,
mahasiswa Prodi PAI belum mampu membaca Al-Quran dengan baik dan benar,
dikarenakan faktor dari perbedaan latar belakang pendidikan, baik dari sekolah
umum. Hal ini dapat juga mempengaruhi kemampuan mahasiswa Prodi PAI dalam
Aceh yang kurang mampu membaca Al-Quran dengan fasih dan benar, maka penulis
Quran mahasiswa semester ganjil tahun ajaran 2014/ 2015 yaitu semester 1 pada
Prodi PAI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh?
B. Rumusan Masalah
yaitu semester 1 pada Prodi PAI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-
ganjil tahun ajaran 2014/ 2015 yaitu semester 1 pada Prodi PAI Fakultas
Al-Quran mahasiswa semester ganjil tahun ajaran 2014/ 2015 yaitu semester
C. Tujuan Penelitian
2015 yaitu semester 1 pada Prodi PAI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
semester ganjil tahun ajaran 2014/ 2015 yaitu semester 1 pada Prodi PAI
yaitu semester 1 pada Prodi PAI Fakultas Tarbiyah dan KeguruanUIN Ar-
Raniry.
D. Penjelasan Istilah
memahami judul skripsi ini, peneliti perlu untuk menjelaskan beberapa istilah yang
terdapat dalam judul tersebut. Adapun istilah-istilah yang ingin dibahas dalam
1. Kemampuan
1). Kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan, 2). Kekayaan.6 Adapun Mohammad Zain
kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri.7 Lebih lanjut Anggiat M.
Sinaga dan Sri Hadiati mendefinisikan kemampuan lebih pada keefektifan orang
dasar dari seseorang tersebut melakukan sebuah pekerjaan secara efektif dan
tentunya efisien.8
suatu kesanggupan atau kecakapan serta ketaatan yang dimiliki baik berupa fisik
maupun psikis atau kemampuan juga diartikan sebagai suatu kondisi atau suatu
kualitas yang dimiliki individu yang memungkinkan individu itu berkembang pada
2. Membaca Al-Quran
Membaca merupakan kata majemuk dari kata baca. Dalam Kamus Bahasa
Indonesia mempunyai beberapa arti yang pertama yaitu melihat memahami isi apa
yang tertulis, kedua membaca juga mempunyai arti mengeja, melafalkan, atau
diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw melalui perantaraan Malaikat Jibril yang
merupakan mujizat, yang diriwayatkan secara mutawatir yang ditulis dimushaf dan
Hoetomo, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru, (Surabaya: Mitra Pelajar, 2005), h. 96.
10
Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Quran, (Jakarta:
Gema Insani, 2004), h. 16.
9
tenaga profesi. Calon mahasiswa perlu dipilih (diseleksi) berdasarkan kriteria yang
Mahasiswa Prodi PAI berasal dari tamatan MAN, SMA, SMK, atau sederajat
yang seharusnya diseleksi sesuai dengan persyaratan profesi. Mahasiswa inilah yang
nantinya menjadi agen perubahan dalam masyarakat dan sekaligus penentu profesi.
Mahasiswa yang penulis maksud adalah mahasiswa pada Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh Program Studi Pendidikan Agama Islam
semester ganjil tahun ajaran 2014/ 2015 yaitu semester 1 yang terdiri dari 6 unit
E. Hipotesis
dan penelitian, yang kebenarannya belum dapat dibuktikan, maka ini yang menjadi
1. Kemampuan mahasiswa semester ganjil tahun ajaran 2014/ 2015 yaitu semester 1
pada Prodi PAI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry dalam membaca
11
Prayitno, Profesi dan Organisasi Profesi Bimbingan dan Konseling, Departemen Pendidikan
Jenderal Pendidikan Dasar Menengah Direktorat SLTP, 2002. h. 61.
12
Ranny, Hani Tijo Sumiro, Metodelogi Penelitian Hukum, Cet. II (TTP: Balai Aksara, 1982),
h. 354.
10
ajaran 2014/ 2015 yaitu semester 1 pada Prodi PAI Fakultas Tarbiyah dan
mahasiswa semester ganjil tahun ajaran 2014/ 2015 yaitu semester 1 pada Prodi