Anda di halaman 1dari 7

BAB III

HASIL PENGAMATAN

3.1 Tabel Pengamatan


3.1.1 Analisis Kebuntingan dengan penentuan HCG

Jenis Urin Hasil Test Strip


Positif (menghasilkan 2 garis merah
Urin Ibu Hamil 3 bulan
pada gest strip)
Negatif (mengasilkan 1 garis merah
Urin Ibu tidak hamil
pada test strip)

3.1.2 Reaksi Antigen Antibodi

Gologan Darah Antibodi A Antibodi B Antibodi RhD


Mengalami Mengalami
B -
Aglutinasi Aglutinasi
Mengalami Mengalami
A -
Aglutinasi Aglutinasi
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Analisa Prosedur dan Hasil


4.1.1 Analisis Kebuntingan dengan penentuan HCG
Pada uji kebuntingan dengan penentuan kadar HCG digunakan dua sampel urin.
Pada urin wanita hamil dan wanita tidak hamil, yang menjadi pembeda adalah hormon
yang terkandung di dalam urine. Test strip adalah indikator untuk memeriksa hormon
yang disekresi selama masa perkembangan plasenta setelah fertilisasi. Peningkatan kadar
sangat pesat pada minggu-minggu pertama kehamilan hingga bisa dideteksi pada urin.
Urin yang baik digunakan adalah urin yang dikeluarkan di pagi hari, karena urin pagi
(etelah bangun tidur) biasanya adalah urin paling pekat. Bisa dilihat dari warnanya yang
lebih gelap dibanding urin pada jam lain. Jadi diharapkan kadar hCG bisa cukup tinggi
untuk bisa dideteksi.
Pertama kami menyiapkan 2 sampel urine wanita yang hamil dan tidak hamil
dimasukkan masing masing ke dalam tabung reaksi. Kemudian masukkan test strip ke
dalam urine (dicelupkan) selama kurang lebih 3 menit, lalu diangkat. Pada urine wanita
yang hamil akan terlihat pada indikator terdapat 2 garis yang berwarna merah. Sedangkan
pada urine wanita yang tidak hamil tidak akan terbentuk garis yang berwarna merah,
indikator hanya akan sedikit berubah warna menjadi merah muda.
Dasar mekanisme kerja dan reaksinya adalah Reaksi HCG dan anti-HCG
bersifat spesifik, membentuk suatu molekul kompleks. Antibody akan berikatan
dengan antigen pada tempat yang spesifik yang disebut epitope. Antibodi yang
memiliki satu epitope disebut antibody monoclonal, sedangkan yang memiliki
lebih dari satu epitope disebut poliklonal. Antibody tersebut adalah anti-HCG1
yang bersifat monoclonal, anti-HCG2 yang poliklonal dan anti-anti-HCG1,
sebagai antigen terhadap anti-HCG1. Ketiga zat tersebut akan memberikan
perbedaan jarak pada krematografi sederhana sederhana pada test strip, sehingga
jika positif, akan muncul dua garis merah. Anti-HCG bersifat mobile, sehingga
dapat bergerak ke area test strip karena gaya kapilaritas, sedangkan anti-HCG2
dan anti-HCG1 bersifat fixed, tertanam didalam area tes di test strip. Prinsipnya
pada hasil positif adalah saat test strip dicelupkan dalam urin yang mengandung
HCG akan bereaksi dengan antigen-HCG1. Di area tes, molekul kompleks HCG -
anti-HCG1 akan berikatan dengan anti-HCG2 pada epitope yang berbeda,
membentuk HCG - anti-HCG1 - anti-HCG2. Reaksi ini akan membuat indicator
menjadi berwarna merah dan bergerak keatas sesuai dengan gaya kapilaritas. Di
area control, anti-HCG1 yang masih tersisa (yang tidak berikatan pada HCG) akan
berikatan dengan anti-anti-HCG1 membentuk suatu kompleks anti-HCG1 anti-
anti-HCG1. Terbentuknya kompleks ini akan membuat indicator berwarna merah.
Sehingga akan terbentuk dua strip berwarna merah. Sesuai sesuai dengan konsep
kromatografi, jika 2 zat mempunyai polaritas yang berbeda akan terpisah, maka 2
molekul kompleks tersebut juga akan terpisah, yang ditunjukkan dengan 2 strip
berwarna merah. Interpretasi atas 2 strip merah tersebut adalah positif hamil.
Sedangkan jika negative, karena jika hamil/bunting tidak ada HCG, maka
hanya akan terbentuk kompleks anti-HCG1 anti-anti-HCG sehingga terbentuk
strip merah. Yang artinya negative, tidak hamil.

4.1.2 Reaksi Antigen Antibodi


Uji golongan darah atau tes darah dilakukan untuk mengetahui golongan
darah seseorang. Uji ini dilakukan dengan cara, pertama menyiapkan sampel darah orang
yang akan di tes darahnya dengan cara ditusuk mengunakan jarum yang steril. Lalu
sampel darah tersebut diletakkan atau diteteskan secukupnya di atas kertas yang
digunakan untuk mengecek golongan darah. Pada kertas tersebut terdapat 3buah garis
berbentuk kotak, teteskan darah pada masing masing kotak. Lalu pada kotak yang
pertama teteskan serum anti-A, kotak kedua serum anti-B, dan jotak yang terakhir serum
anti RhD dan di campur menggunakan tusuk gigi. Dan diamati hasil apakah mengalami
aglutinasi / penggumpalan atau tidak.
Pada uji golongan darah orang pertama, pada darah yang ditambahkan serum
anti-A tidak mengalami aglutinasi. Pada darah yang ditambahkan serum anti-B
mengalami aglutinasi, dan pada darah yang ditambahkan serum RhD mengalami
aglutinasi. Hal ini menunjukkan bahwa golongan darah yang dimiliki oleh orang tersebut
adalah golongan darah B.
Pada uji golongandarah orang kedua, pada darah yang ditambahkan serum anti-A
mengalami aglutinasi. Pada darah yang ditambahkan serum anti-B tidak mengalami
aglutinasi, dan pada darah yang ditambahkan serum RhD mengalami aglutinasi. Hal ini
menunjukkan bahwa golongan darah yang dimiliki oleh orang tersebut adalah golongan
darah A.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Urine dapat dijadikan sebagai salah satu indikator penentu kebuntingan.
Kebuntingan dapat dideteksi melalui adanya Human Chorionic Gonadotropin (HCG)
dalam urine tersebut. Apabila di dalam urine terdapat HCG (Human Chorionic
Gonadotropin) maka akan muncul dua garis merah pada indikator tes strip, hal ini
menandakan adanya kebuntingan. Apabila di dalam tubuh tidak terdapat HCG (Human
Chorionic Gonadotropin) maka akan muncul satu garis merah muda pada tes strip yang
menandakan tidak adanya kebuntingan.
Pada uji golonan darah, apabila darah ditambahkan dengan serum anti-A atau
serum anti-A dan anti RhD mengalami aglutinasi maka golongan darahnya adalah A. Jika
darah yang ditambahkan serum anti-B atau serum anti-B dan anti RhD mengalami
aglutinasi maka golongan darahnya adalah B. Apabila terjadi aglutinasi pada semua darah
yang ditambahkan serum maka dolongan darahnya adalah AB. Apabila diantara ketiga
sampel darah yang ditambahkan masing masing serum tidak ada yang mengalami
aglutinasi maka golongan darahnya O.

5.2 Saran
Persiapan sebelum melakukan praktikum harus lebih ditingkatkan lagi,
terutama pada saat pengumpulan tiket masuk dan laporan seharusnya sudah
dikumpulkan menjadi satu kelompok sebelum memasuki laboraturium agar
praktikum berjalan lebih efektif dan tidak membuang banyak waktu.
LAMPIRAN

Penentuan golongan darah dengan uji antigen antibodi

Golongan darah A Golongan darah B

Analisis kebuntingan dengan penentuan kadar HCG

Hasil positif

Hasil negatif
HCG yaitu suatau hormon glikoprotein yang mempertahankan system
reproduksi eanita dalam keadaan cocok untuk kehamiln . HCG disentesa pada
retikulum endoplasma kasar, glikosilasi disempurnakan apparatus golgi
(Johnson,1994). HCG dapat juga digunakan dalam upaya mersinkronkan ovulasi
dan perkawianan yang diperlukan agar terjadi suatu konsepsi (Frandson,2006).
DAFTAR PUSTAKA

Alauddin, Syafruddin.2013. Genetika golongan darah. Yogyakarta

Ellyani, Shindu. 2006. Immunohematologi dan Sistim Golongan Darah, Depkes


RI. Jakarta

Frandson, R.D. 1993. Anatomi dan Fisiologi Ternak .Yogyakarta:Gadjah Mada


University Press

Hermayanti, D. 2011.Reaksi antigen-antibodi dan prinsip pengobatan.Malang

Kartini, Agnes.2007. Kartu Menuju Sehat Ibu Hamil. Jakarta. EGC

Kwiatkowski, 2006. How malaria has affected the human genome and what
human genetic can teach us about malaria.

Prayogo, Yenny. 2009. Hubungan kalsium urine dengan berat jenis urine pada
lansia yang ikut senam di sasana kyai saleh kota semarang.Semarang

Wiknjosastro, Hanifah. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta

Yelana, Pricilia. 2010. Rancang Bangun Alat Ukur Kadar Hemoglobin dan
Oksigen Dalam Darah dengan Sensor Oximeter Secara Non-Invasive.
Manado

Anda mungkin juga menyukai