KEHILANGAN PASCA PANEN

SBW
 DEFINISI
Kehilangan PASCA PANEN (KPP) diukur sebagai
hilangnya berat suatu produk pangan yang
dapat dimakan.
Batasan istilah hilangnya berat produk pangan
adalah: kehilangan itu dapat dihindari atau
dihambat bila ada kondisi perlakuan atau
penyimpanan itu dapat dilakukan pada
penanganan atau proses pengolahan pangan
tersebut dapat dilakukan secara maksimal..
 Pertimbangan aspek ekonomis mungkin akan
menyebabkan kondisi yang diinginkan untuk
menghindari kehilangan pasca panen tersebut
tidak dapat dilakukan, namun secara teknis
sebenarnya kehilangan pasca panen tersebut
dapat dilakukan
 PRODUK PANGAN YANG BUSUK AKIBAT
SERANGAN MIKROBA, ATAU FISIK BUKAN
OLEH AKTIFITAS FISIOLOGIS
PRODUK PANGAN YANG TABU UTK DIMAKAN
TIDAK DIGOLONGKAN DALAM KEHILANGAN
PASCA PANEN.
% PRODUK PANGAN YG BUSUK, KADANG KALA
DIMASUKKAN DALAM ISTILAH KEHIL. PASCA
PANEN.
 ASPEK BUDAYA DAN SOSIAL
KPP TIDAK HANYA MASALAH TEKNIS.
MASALAH TEKNIS BISA DIATASI, KEBANYAKAN DI
NEGARA BERKEMBANG SPT INDONESIA, KPP
LEBIH BANYAK DISEBABKAN OLEH ASPEK BUDAYA
DAN SOSIAL
ASPEK BUDAYA: a.l.:
1. TINGKAT PRODUKSI
2. TEHNIK MENYIMPAN HASIL DIBATASI OLEH
FASILITAS YG DIMILIKI, JUMLAH TENAGA KERJA
DAN WAKTU YANG TERSEDIA.
PETANI MENOLAK INPUT TEKNOLOGI
BARU
KPP DIKELOMPOKKAN MENJADI 3
1. Kehilangan berat
2. Penurunan kualitas meliputi:
kenampakan, rasa, tekstur, semua
ini menyebabkan konsumen
menolak untuk membeli produk
3. Penurunan nilai gizi.
 BAHASAN BIAYA YANG TIMBUL
SECARA EKONOMIS
BIAYA DI TINGKAT PETANI: KHUSUSNYA PETANI
GUREM:
Biaya yang timbul akibat produk pangan ditolak
pasar JELAS & MUDAH MENGUKURNYA.
NAMUN BILA PETANI TERPAKSA MENJUAL
CADANGAN PANGAN AKIBAT TDK ADA GUDANG,
DIJUAL HARGA RENDAH, NANTI BELI HARGA
TINGGI, PETANI RUGI SCR BIAYA.
BIAYA SOSIAL: MUNCUL BILA KOMODITI
DIEKSPOR, KPP TERJADI, BIAYA YG DITERIMA
MASY, SECARA SOSIAL TERASA DAMPAKNYA.
TEHNIK ESTIMASI PADA FOOD
PIPELINE
 TEHNIK PENGUKURAN KPP
Pengukuran secara menyeluruh di setiap rantai pangan,
artinya mencari dimana persentase kehilangan pasca
panen pangan paling banyak terjadi.
Hal ini memerlukan studi, secara menyeluruh sejak
pangan dari produsen sampai ke konsumen.
Peneliti melakukan pengukuran bagaimana tehnik
penanganan pangan (seberapa besar kapasitas pangan
yang ditangani (berat), berapa tahap penanganan pasca
panen, tehnik pengemasan, tehnik pengangkutan,
tehnik penyimpanan dll) dan melibatkan berapa orang
di setiap tahap handling.
 Tujuannya,

Mencari tahu seberapa besar

kehilangan pasca panen
terjadi, bagaimana tehnik
untuk menekan kehilangan
tsb.
 TEHNIK ESTIMASI
SUNGGUH SULIT MELAKUKAN ESTIMASI PADA FOOD
PIPELINE
Contoh: estimasi kehilangan untuk padi di Asia
Tenggara dilaporkan:

Panen 13%
Handling 27%
Threshing 26%
Pengeringan 15%
Penyimpanan 26%
Penggilingan 2 10%
 KEHILANGAN PASCA PANEN PADA PANGAN
YANG MUDAH RUSAK (perishable food products)

Kentang 25 30%
Cassava 15 25%
Tomat segar 50%
Yam di Ghana, Nigeria 10 20%
CONTOH % KPP
PEMBENTUKAN TIM INTERDISIPLINER
MENGKAJI:
SISTEM PANGAN KAITANNYA DGN KPP
TAHAPAN TPP
DIAGRAM TPP