Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH PERANAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK

KELUARGA BAHAGIA

MAKALAH

Ditulis untuk memenuhi sebagian dari


syarat-syarat dalam menempuh
mata kuliah

ETIKA KRISTEN II

Oleh

JULIANA
NIM: 141513.PAK

SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA KANAAN NUSANTARA


UNGARAN
2017
KATA PENGANTAR

Yang membentuk keluarga itu bukanlah manusia. Pada mulanya Tuhan


berurusan dengan keluarga Tuhan menjadikan makhluk di dunia ini dengan dalam
suatu lembaga keluarga yang berlainan jenis. Keluarga sangan penting peranannya
dalam kehidupan keluarga.

Gerak laju dan kompleksitas dunia modern kita berdampak negatif


terhadap keluarga. Kehidupan keluarga baik ataupun buruk mau tidak mau
merupakan pembentuk rohani, fisik, dan emosi para anggota keluarga.

Fakta keretakan keluarga yang mengakibat perceraian terus-menerus


bertambah,sementara kebahagian tidak kunjung datang, bahkan banyak keluarga
sudah seperti neraka dengan adanya tekanan masyarakat, agama dan norma
budaya, banyak orang berusaha untuk mempertahankan keharmonisan
DAFTAR ISI

Kata pengantar.........................................................................................

Daftar isi..................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar belakang....................................................................... 1
B. Rumusan masalah.................................................................. 2
C. Tujuan.................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 3

A. Pengertian keluarga............................................................... 3
B. Pengertian bahagia................................................................ 5
C. Pengertian keluarga bahagia.................................................. 5
D. Ciri-ciri keluarga bahagia...................................................... 6
E. Prinsip keluarga Kristen........................................................ 7
F. Masalah-masalah dalam rumah tangga Kristen.................... 7
G. Keluarga sebagai pusat......................................................... 8
H. Komunikasi keluarga............................................................. 8

BAB III PENUTUP ................................................................................ 10

A. Kesimpulan............................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 11

5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Hidup berkeluarga adalah fitrah setiap manusia. Setiap agama dengan


kesempurnaan ajarannya mengatur tentang konsep keluarga yang di
bangun di atas dasar perkawinan.Melalui perkawinan dapat diatur
hubungan laki-laki dan wanita (yang secara fitrahnya saling tertarik)
dengan aturan yang khusus. Dari hasil pertemuan ini juga akan
berkembang jenis keturunan sebagai salah satu tujuan dari perkawinan
tersebut. Dan dari perkawinan itu pulalah terbentuk keluarga yang
diatasnya didirikan peraturan hidup khusus dan sebagai konsekuensi dari
sebuah perkawinan.
Dalam mengarungi samudera kehidupan rumah tangga tidaklah
semudah apa yang kita bayangkan, tidak jarang sebuah rumah tangga
terhempas gelombang badai yang akhirnya berdampak bagi keharmonisan
keluarga.Tidak sedikit keluarga yang akhirnya tercerai berai tak tentu arah
akibat hempasan gelombang badai, namun tidak sedikit juga keluarga yang
tetap kokoh melayari samudera kehidupan rumah tangga karena mampu
menjaga keharmonisan keluarga.
Keharmonisan keluarga merupakan syarat penting dalam mengarungi
kehidupan rumah tangga agar mereka mampu menghadapi berbagai
goncangan dan hempasan badai dalam rumah tangga. Oleh karena itu,
pemahaman terhadap konsep keharmonisan keluarga sangat diperlukan
karena kebanyakan keluarga yang gagal adalah keluarga yang tidak
mmahami akan pentingnya keharmonisan keluarga.
Keharmonisan keluarga merupakan dambaan setiap orang yang ingin
membentuk keluarga atau yang telah memiliki keluarga, namun masih
banyak yang kesulitan dalam membangun keharmonisan keluarga.Dalam
membangun keharmonisan keluarga sangat dipengaruhi oleh tiga
kecerdasan dasar manusia yaitu Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan

6
Emosional, dan Kecerdasan Intelektual. Oleh sebab itu sangatlah penting
bgi setiap individu atau setiap orang yang ingin membangun sebuah rumah
tangga ketinnga pondasi atau dasar-dasar kecerdasan tersebut harus lebih
dimatangakan agara lebih siap lahir bathin dalam berkeluarga nantinya.

7
8

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian keluarga,kebahagia dan keluarga bahagia ?
2. Apa saja kelebuhan dan kekurangan dalam keluarga bahagia ?
3. Bagaimanan prinsip keluarga bahagia?
4. Masalah-masalah dalm keluarga kristen?
5. Keluarga sebagai pusat ?
6. Komunikasi keluarga ?
C. Tujuan penulisan
1. Supaya kita tahu arti keluarga,bahagia dan keluarga bahagia.
2. Supaya kita tahu tentang keluarga yang bahaia dan apa saja prinsip-
prinsipnya.
3. Kita tahu apayang menjadi kelebihan dan kekurang dalam keluarga yang
bahagia.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
K.
L.
M.
N.
O.
P.
Q.
R.
S.
T.
U.
V.
W. BAB II
X. PEMBAHASAN
Y.
A. PENGERTIAN KELUARGA
1. Menurut KBBI
Z. ............ Ibu dan bapak beserta anak-anaknya; seisi rumah;orang seisi rumah yang
menjadi tanggungan; batih;sanak saudara; kaum kerabat.1
2. Menurut para Ahli

AA. Menurut Duvall Dan Logan 1986


AB. Keluarga merupakan sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk
menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari tiap
anggota keluarga.

AC. Menurut Departemen Kesehatan RI 1988

AD. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang


terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul
dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan
saling ketergantungan.

AE. Menurut Sigmund Freud

AF. Menurutnya pada dasarnya keluarga itu terbentuk


karena adanya perkawinan pria dan wanita.

AG. Menurut UU. No. 10 Tahun 1992

1 http://kbbi.web.id/keluarga

9
AH. Mendefinisikan keluarga merupakan unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari suami-istri atau sumi-istri dan
anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya.

AI. Menurut Friedman 1998

AJ. Mendefinisikan keluarga ialah kumpulan dua orang atau


lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional
dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan
bagian-bagian dari keluarga. 2

2 http://www.gurupendidikan.com/10-pengertian-keluarga-menurut-
para-ahli-terlengkap/

10
11

3. Keluarga menurut Alkitab

4. Konsep modern keluarga, yang terdiri dari ayah dan ibu


yang dipersatukan seumur hidup dalam pernikahan monogami,
merupakan sesuatu yang asing dalam PL. Pemula umat Israel,
*Abraham, memiliki dua orang istri (Kej. 16 *menikah. Adat-istiadat
pernikahan Yahudi oleh PB disyaratkan, pertama-tama harus ada.
pertunangan. Pertunangan ini sudah bersifat mengikat, namun dapat
dipisahkan dengan *perceraian. Kemudian, suami membawa pengantin
perempuan ke rumahnya. Hal ini merupakan tahap penyelesaian
pernikahan. Hanya suamilah yang berhak mengakhiri pernikahan
dengan perceraian (Ul. 24:1-4), namun hak itu bukannya tidak terbatas
(Ul. 22:29). Pada zaman *Maleakhi (Mal. 2:14 dst.) perceraian dicela,
karena kesatuan dalam pernikahan digunakan sebagai analogi kesatuan
antara Allah dengan umat-Nya dalam *perjanjian. Yesus mengajarkan
agar berumah tangga jangan menghalangi mendapatkan *Kerajaan
Allah (Mat. 8:22), dan ikatan keluarga; dapat ditinggalkan (Luk.
14:26). Yesus sendiri berkata bahwa barangsiapa melakukan kehendak
Allah ia adalah bagian dari keluarga-Nya (Mrk. 3:35). Memang,
dengan kematian keluarga duniawi ini bersemilah keluarga
supranatural, yaitu Gereja sebagai keluarga Allah (1Tim. 3:15), yang
kini menjadi penopang baru bagi mereka yang meninggalkan keluarga
duniawinya (Mrk. 10:30).
5.
6. Paulus mendirikan atau 'melahirkan' jemaat-jemaat, seakan-
akan ia adalah ayah dari sebuah keluarga (1Kor. 4:15), dan orang-
orang *bukan Yahudi yang telah *dibaptiskan mulai sekarang adalah
bagian dari keluarga Allah (Ef. 2:19). Tidak berarti bahwa dalam
ajaran Yesus kehidupan keluarga duniawi pada umumnya harus
diputus. Ia membangkitkan putri *Yairus dan istrinya dan memulihkan
12

keluarga mereka (Mrk. 5:40), Ia menyembuhkan anak laki-laki janda


*Nain (Luk. 7:11 dst.). Dalam bahasa PB keluarga terdiri dari orangtua
(ayah !!- ibu), anak-anak, dan hamba-hamba (Mis. Mat. 10:25,35; Rm.
13

7. 14: 4). Hubungan timbal-balik antar anggota keluarga


mencerminkan kasih seperti kasih Kristus kepada Gereja-Nya (Ef. 5
dan 6). Penampilan dan kesatuan kehidupan keluarga adalah demi
kepentingan masyarakat. Sampai sekarang Gereja tidak setuju terhadap
hubungan inses dan pernikahan dalam keluarga.
8. Sebaliknya, Gereja mendorong ke arah kehidupan keluarga
yang memberi perlindungan dan rasa aman serta di mana *berdoa dan
*beribadah dilakukan. Inti pengajaran PB dan Gereja mengenai
keluarga dapat disesuaikan dengan kondisi sosial yang berubah, seperti
yang terjadi dalam PB sendiri, karena Mat. 5:32 dan 19:9 telah
menggambarkan modifikasi berdasar pengalaman. 2) Dalam *kritik
teks, sekelompok manuskrip yang mempunyai hubungan erat satu
sama lain dikenal sebagai 'keluarga', Semua manuskrip yang ada
merupakan salinan dari manuskrip yang lain, yang dibuat entah dengan
melihat atau melalui pendiktean. Dan penting untuk memastikan
apakah 'keluarga' tersebut diturunkan dari manuskrip asli yang dapat
dipercaya.3
B. PENGERTIAN BAHAGIA
1. Menurut KBBI
9. bahagia keadaan atau perasaan senang dan tenteram;beruntung;
berbahagia:
2. Menurut para Ahli
10. Furnham (2008) menyatakan bahwa kebahagiaan
merupakan bagian dari kesejahteraan.
11. Aristoteles (dalamRusydi, 2007) adalah orang yang
mempunyai good birth, good health, good look, goodluck, good
reputation, good friends, good money and goodness. 4
C. PENGERTIAN KELUARGA BAHAGIA

3 http://alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=keluarga

4 http://rappir.com/2015/10/26/arti-bahagia-menurut-para-ahli/
14

12. Keluarga bahagia adalah keluarga yang senantiasa selalu


bersama dalam keadaan apapun, baik susah ataupun senang.
15

13. Selain itu, ada juga yang menyebutkan bahwa keluarga


yang bahagia adalah keluarga yang penuh dengan kasih sayang,
ketentraman, saling menyempurnakan, saling bekerja sama dan
sebagainya. Apabila sepasang suami istri hidup saling menghargai,
menghormati, mempercayai serta saling mencintai, maka bisa saja
dikatakan bahwa keluarga tersebut bahagia4. Oleh karena itu,
sebenarnya keluarga yang bahagia bergantung pada keluarga itu
sendiri untuk mencapai tolak ukur awal mereka dalam membangun
sebuah keluarga bahagia.
D. CIRI-CIRI KELUARGA BAHAGIA
14. Pertama, Kesatuan dengan Sang Pencipta
15. Setiap manusia dan unit kesatuan manusia, semestinya memelihara
keterikatan dengan Allah SWT, Sang Pencipta. Keterikatan ini
sesungguhnya bersifat alamiah. Dan antara manusia dan Tuhan telah
terjadi perjanjian primordial, yaitu Allah sebagai Tuhan manusia. Para
ahli psikologi menyederhanakannya dengan istilah religious instinct.
16.Kedua, Kesatuan dengan Alam Semesta (Terutama Manusia)
17. Setiap manusia dan unit kesatuan manusia, semestinya memiliki
keterikatan dengan sesama manusia dan alam semesta. Kesatuan
dengan alam semesta ini, sesungguhnya merupakan perwujudan dari
amanat yang setiap manusia terima untuk menjadi pengganti Tuhan di
bumi (khalfah fil-ardh). Panggung aksi dari amanat atau
tanggungjawab itu, menurut Ismail al-Faruqi adalah seluruh manusia
dan segala yang ada di antara langit dan bumi. Keluarga yang memiliki
keselarasan dengan lingkungan, akan memperoleh ketenangan,
kecintaan, dan kasih sayang dari lingkungannya. Semua itu akan
memberi sumbangan besar bagi ketenangan, cinta, dan kasih sayang
dalam dada mereka. Tanpanya, keluarga akan sering berada dalam
ancaman keresahan dan kekhawatiran.
18. Ketiga, Komitmen Berkeluarga
16

19. Individu-individu yang pertama kali membentuk keluarga, memiliki


niat dan itikad untuk membentuk, mempertahankan dan memelihara
pernikahan. Komitmen utama adalah bagaimana keluarga bertahan.
17

20. Di sini suami dan istri memiliki niatan untuk mempertahankan


keluarga dalam situasi apapun, dan berupaya mengoptimalkan fungsi
keluarga untuk memenuhi tanggungjawab vertikal maupun horisontal.
Walau gelombang menerjang dan gunung berguguran, komitmen
mempertahankan pernikahan tetap dipegang teguh. Menurut Florence
Isaacs (Hanna D. Bastaman, 2001), pernikahan yang awet ditandai
oleh niat dan itikad untuk mempertahankan pernikahan.5
E. PRINSIP KELUARGA KRISTEN
1. Kehendak Allah yang Kekal
21. Allah menjadi dasar kedudukan keluarga
22. Allah menjadi tujuan keluarga
23. Allah menjadi dasar kesamarataan pria-wanita
24. Allah menjadi poa urutan pria-wanita
2. Penguasaan diri dasar relasi keluarga Kristen
25. Manusia makhluk berdwi-kategori
26. Jasmani dan rohani
27. Neo-Platonisme dan kekristenan
28. Pentingnya penguasaan diri karena dwi-kategori
F. MASALAH-MASALAH DALAM RUMAH TANGGA KRISTEN
1. Kristus Sebagai Pusat dalam Rumah tangga.
29. Rumah tangga Kristen harus sempurna atau paling tidak mendekati
kesempurnaan sama sekali bukan yang di maksud oleh Allah.
30. Orang Kristen mengaku dosa mereka
31. Mereka tahu bukan bahwa Alkitab mengatakan tidak ada seorang
Kristen pun yang sempurna dalam hidup ini ( 1 yoh 1:8-10 ) orang-
orang Kristen sanggup mengakui kenyataan itu.
32. Orang Kristen tahu apa yang harus dilakukan dengan dosa mereka
33. Karena mereka memiliki Alkitab sebagai pedoman Iman dan
perbuatan, maka orang Kristen tidak hanya tahu mengapa masalah-
masalah timbul dalam rumah tangga mereka, tetapi mereka juga tahu
bagaimana menghadapi masalah-masalah itu.

5 https://majalahqalam.wordpress.com/artikel-2/artikel-keluarga/ciri-
ciri-keluarga-bahagia/
18

34. Orang kristen berusaha keluar dari dosa


35. Dimana ada kehidupan rohani ,di situ ada juga pertumbuhan
rohani.
2. Harapan dan pertolongan bagi keluarga
36. Benar ada pengharapan berhubung pada saat ini tampaknya
pengharapan tidak dimiliki oleh orang Kristen, maka dalam hal ini
perlu penegasan.
3. Dasar-dasar Alkitab bagi keluarga
37. Fondasi masyarakat sekarang telah goyah. Dasar utama yang perlu
ditekankan adalah bahwa Tuhan telah menetapkan pernikahan,
pernikahan bukanlah suatu hak pilih.
4. Mereka yang tidak menikah
38. Mencari pasangan : firman Tuhan memngatakan
perkawinan merupakan hal yang lazimbagi setiap orang yang
dewasa.
39. Tiga hal yang perlu kita tahu :
1. Mendoakan persoalannya
2. Persiapkan diri anda untuk perkawinan
3. Berusahalah mencapai tujuan Anda

40. Cerita mengenai kecocokan : kecocokan adalah suatu kata


yang membahayakan.

G. KELUARGA SEBAGAI PUSAT


1. Pembentukan
2. Bejana tanah liat
3. Pencerita
4. Pelayanan
5. Berhimpun
H. KOMUNIKASI KELUARGA

41. 1. Ajarkan anak untuk mendengar apa yang sedang dibicarakan


dengannya, sentuhlah dengan halus si anak sebelum kita bicara dan mulai
dengan memanggil namanya.

42. 2. Bicara dengan suara halus, sekali-sekali berbisik agar anak mau
mendengar dan anak akan menyukainya.
19

43. 3. Lihat mata anak sehingga kita tahu apakah anak kita mengerti
atau tidak, coba untuk membungkuk atau duduk sejajar dengan anak.

44. 4. Berlatih mendengar dan berbicara: bicarakan mengenai apa


yang kita lihat di TV, di pasar, di jalan (bercerita dengan anak-anak
mengenai kejadian di sekolah atau teman-temannya).

45. 5. Hargai anak dan mempergunakan irama suara yang baik. Jika
kita berbicara dengan anak kita seperti layaknya kita adalah teman
mereka, mereka akan merasa lebih percaya diri.

46. 6. Ajak anak-anak untuk berbuat baik. Beri penghargaan jika


mereka mau bekerjasama dengan kita atau saudara-saudaranya, atau
melakukan sesuatu yang tampaknya sederhana dan seharusnya dia sudah
bisa lakukan sendiri.

47. 7. Gunakan bahasa pembuka yang mengajak anak untuk


membicarakan kejadian atau perasaannya lebih detil. Seperti oh..
terus.., coba sebut lagi, mama ingin lebih yakin kalau mama bisa
mengerti kamu

48. 8. Penghargaan akan membangun rasa percaya diri anak dan


memperlancar komunikasi. Kata-kata yang tidak ramah akan membuat
anak merasa kecil hati dan merasa mereka tidak berharga.

49. 9. Tidak ada kata terlambat untuk mengatakan bahwa kita sayang
terhadap dia. Kata-kata mama sayang kamu sangatlah penting bagi
anak.

19
20

50. 10. Apabila anak ingin berbicara dengan kita berikan atensi
sepenuhnya, jangan sambil mengerjakan sesuatu dll.6

51.

52.

53.

54.

55. BAB III

56. PENUTUP

A. KESIMPULAN
57. Keluarga adalah sekumpulan orang yang terdiri ayah,ibu,kaka dan
anak.
58. Keluarga menurut Alkitab
59. Konsep modern keluarga, yang terdiri dari ayah dan ibu yang
dipersatukan seumur hidup dalam pernikahan monogami, merupakan
sesuatu yang asing dalam PL.
60. Bahagia adalah perasaan tenang,dama,sukacita. Keluarga bahagia
adalah keluarga yang senantiasa selalu bersama dalam keadaan
apapun, baik susah ataupun senang.
61. CIRI-CIRI KELUARGA BAHAGIA
62. Pertama, Kesatuan dengan Sang Pencipta
63. Kedua, Kesatuan dengan Alam Semesta (Terutama Manusia)
64. Ketiga, Komitmen Berkeluarga
65. PRINSIP KELUARGA KRISTEN
66. Kehendak Allah yang Kekal,Allah menjadi dasar kedudukan
keluarga,Allah menjadi tujuan keluarga,Allah menjadi dasar
kesamarataan pria-wanita,Allah menjadi poa urutan pria-wanita

6 http://www.ykai.net/index.php?
option=com_content&view=article&id=794:komunikasi-lancar-
keluarga-bahagia&catid=176:keluarga&Itemid=206

20
21

Penguasaan diri dasar relasi keluarga Kristen,Manusia makhluk


berdwi-kategori,Jasmani dan rohani,Neo-Platonisme dan
kekristenan,Pentingnya penguasaan diri karena dwi-kategori.
67. KELUARGA SEBAGAI PUSAT
68. Pembentukan
69. Bejana tanah liat
70. Pencerita
71. Pelayanan
72. Berhimpun
73.

74. DAFTAR PUSTAKA

75. http://alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=keluarga
76. http://kbbi.web.id/keluarga
77. http://rappir.com/2015/10/26/arti-bahagia-menurut-para-ahli/

78. http://www.gurupendidikan.com/10-pengertian-keluarga-menurut-
para-ahli-terlengkap/

79. http://www.ykai.net/index.php?
option=com_content&view=article&id=794:komunikasi-lancar-
keluarga-bahagia&catid=176:keluarga&Itemid=206

80. jay E. Adams.Masalah-masalah dalam rumah tangga Kristen,


(jakrta:Gunung mulia, 2011).

81. Marjorie L. Thompson, Keluarga sebagai pusat pembentukkkan,


(jakarta : Gunung Mulia 2011)

82. Pdt. DR. Stephen Tong, Keluarga Bahagia, ( surabaya: momentum


2002).

83. Pdt. Jusuf BS, keluarga bahagia,(edisi I cetakan II : maret 1991).

21

Anda mungkin juga menyukai