Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhamad Said

NIM : 147099
Kelas : 3E

Resume Kimia Polimer

KARAKTERISTIK MATERIAL POLIMER


1. Melt Flow Rate (MFR)

Melt Flow Rate (MFR) adalah suatu ukuran kekentalan material plastik pada saat terkena
panas diatas temperature lelehnya. Pengujian ini berguna untuk menentukan jenis proses dan
kondisi proses yang akan digunakan. Semakin tinggi MFR maka semakin encer bahan
tersebut, maka temperature proses yang dibutuhkan semakin rendah. Cara mengukur nya
yaitu dengan mengukur berat lelehan PP akibat terkena beban 2,16 kg pada temperature
230C dalam 10 menit.
MFR ditunjukkan melalui 2 digit kode angka di tengah nama grade, contohnya yaitu Trilene
HF2.9BO, karena di desain untuk aplikasi film extrusion, maka memiliki MFR rendah (kental),
yaitu 2,9kg/10 menit.

2. Density (Berat Jenis)

Density yaitu ukuran kepadatan molekul dalam material, sehingga terkait berat dan volume
produk. Semakin tinggi berat jenis suatu material maka berat benda semakin tinggi untuk
ukuran volume yang sama. Cara mengukur nya adalah dengan membandingkan berat dan
volume suatu benda.

3. Tensile Strength at Yield

Yaitu ukuran kekuatan mekanis suatu material untuk mempertahankan bentuk (tidak
mulur) apabila ditarik. Semakin tinggi tensile yield strength maka material semakin kaku (tidak
mudah mulur)

4. Tensile Elongation at Yield

Data lain yang bias didapat bersamaan dengan tensile yield strength yaitu regangan
(mulur) maksimum yang dialami benda dalam kondisi elastic (dapat kembali). Semakin tinggi
tensile yield elongation maka material semakin ulet. Cara mengukur nya yaitu dengan cara
menarik sampel dengan grip hingga panjang maksimum. Kekuatan yang digunakan
merupakan tensile yield strength, sedangkan regangan nya merupakan tensile yield
elongation.

5. Flexural Modulus (1% secant)

Yaitu sifat mekanis yang menunjukkan ukuran kekakuan dari suatu produk plastik. Contoh
nya yaitu thermoforming. Semakin tinggi flexural modulus maka material semakin kaku. Cara
pengukurannya yaitu dangan menekan sampel hingga membengkok.
6. Notched Izod Impact Strength

Yaitu pengukuran ketahanan benturan dari suatu produk plastik. Impact Strength dapat
diukur dengan drop test. Semakin tinggi Impact Strength maka material semakin kuat (tidak
mudah pecah). Cara mengukurnya yaitu dengan mengukur ketahanan material terhadap
benturan (tumbukan) pendulum.

7. Hardness, Rockwell

Yaitu pengukuran ketahanan material terhadap pembebanan (tekan) setempat atau


penggoresan. Semakin tinggi hardness maka material semakin keras atau dengan kata lain
semakin kaku. Cara menguji nya adalah dengan menekan sampel dengan suatu indentor,
1
contohnya pada standar Rockwell digunakan bola baja , hingga tercetak suatu jejak
2
indentasi.

8. Heat Deflection Temperature (HDT)

Yaitu temperature dimana material mengalami perubahan bentuk, akibat pengaruh beban
tekuk dan temperature tinggi. HDT ini digunakan sebagai batasan temperature aplikasi dari
suatu produk plastik. Semakin tinggi HDT maka material akan semangkin tahan terhadap
suhu tinggi.

9. Vicat Softening Point (VSP)

Yaitu temperature dimana material mulai mengalami pelunakan. Perbedaan dengan HDT
yaitu pada metode pembebanan nya. VSP ini berguna untuk aplikasi-aplikasi yang
menggunakan tahap pemotongan atau pengrusakan pada kondisi panas, contohnya pada hot
cutting bottle atau cutting setelah proses forming pada thermoforming. Semakin tinggi VSP
maka semakin tahan temperature tinggi.

10. Melting Temperature DSC, 2nd heat

Yaitu temperature dimana material mulai mengalami perubahan dari wujud padat menjadi
lelehan. Semakin tinggi temperature leleh maka temperature proses semakin tinggi.
Temperature leleh ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi material plastik. Dari
temperature leleh ini dapat diduga material polimer penyusunnya dengan membandingkan
suhu dengan yang ada di standar. Sedangkan untuk DSC yaitu Differential Scanning
Calorimeter ini merupakan alat yang digunakan untuk mengukur temperature leleh material .

Anda mungkin juga menyukai