Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MATERIAL TEKNIK

BESI TUANG

Disusun Oleh:
1. Rengga Hary Cahyo (141031110)
2. Anjar Yulianto (141031114)
3. Rizqi Mukhlis Huda N. (141031154)
4. Irham Kurniansyah (141031155)
5. Agus Ivan Farkhani (141031161)

TEKNIK MESIN (S-1)


INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA

2014/2015

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

. 2

DAFTAR ISI

.. 3

BAB I PENDAHULUAN

.. 4

A. Latar Belakang

. 4

B. Rumusan Masalah

4

C. Tujuan Penulisan

5

BAB II
PEMBAHASAN
. 6

A. Definisi Besi Tuang



6

B. Pembuatan Besi Tuang .


8

C. Klasifikasi Besi Tuang



. 10

2
D. Sifat mekanis dari Besi Tuang
.....
16

E. Kegunaan Besi
Tuang
.. 17

BAB III PENUTUP

. 18

A. Kesimpulan

18

B. Saran

. 18

DAFTAR PUSTAKA

.. 19

3
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, saya bisa menyelesaikan
makalah tentang Besi Tuang untuk penyelesaian tugas dari mata kuliah Material Teknik.

Saya mengucapkan terimakasih kepada semua yang telah membantu pembuatan makalah ini,
sehingga makalah ini bisa selesai dan Insya Allah bisa menjadi pegangan pada pengajaran
Material Teknik.

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saya berharap kepada Bapak Dosen
untuk memberikan kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah tentang Besi Tuang ini.

Sebagai penulis dari makalah ini saya berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Akhirnya saya mengucapkan atas perhatian dari semua pihak, saya ucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 15 Mei 2015


Penulis

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dilingkungan industri yang beroperasi pada bidang alat berat, besi
merupakan bahan baku yang penting. Karena besi sering digunakan untuk
bahan baku dalam pembuatan sebuah unit alat berat. Disamping itu besi
mempunyai sifat kuat akan tekanan, yang dibutuhkan dalam komponen
alat berat sendiri. Besi sendiri mempunyai beberapa jenis, salah satunya
besi tuang. Besi tuang merupakan jenis besi yang berasal dari biji besi
yang kasar. Dalam pengolahannya besi tuang biasanya dengan cara
dilebur ataupun dituang. Karena proses inilah maka disebut dengan besi
tuang. Besi tuang sendiri merupakan besi yang tidak dapat ditempa.
Karena memiliki unsur yang beda dengan jenis yang lain. Walaupun
keuletan dan kekuatannya lebih rendah daripada baja, tetapi karena
mudah dituang dan mempunyai beberapa sifat khusus yang berguna,
maka penggunaannya lebih luas, apalagi dengan diberi tambahan unsur
paduan dan proses laku panas yang tepat, maka sifatnya dapat diatur
sesuai dengan kebutuhan. Agar terciptanya besi tuang yang berkualitas
tinggi serta mempunyai harga jual yang bersaing dengan pasar
international maka untuk itu besi tuang biasanya dicampur dengan unsur
paduan. Selain itu, besi tuang mempunyai sifat yang sulit untuk berkarat
dan tahan akan gerusan. Maka sering kita jumpai didalam kehidupan
sehari-hari besi tuang digunakan untuk membuat pintu gerbang rumah,
tiang lampu hias, peralatan rumah tangga, dan lain sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu definisi besi tuang
2. Bagaimana pengolahan besi tuang
3. Apa saja klasifikasi besi tuang
4. Apa kegunaan besi tuang
5. Apa saja sifat mekanisme besi tuang
6. Apa saja kelebihan dan kekurangan besi tuang
C. Tujuan Penulisan

5
1. Untuk mengetahui definisi besi tuang
2. Untuk mengetahui pengolahan besi tuang
3. Untuk mengetahui klasifikasi besi tuang
4. Untuk mengetahui kegunaan besi tuang
5. Untuk mengetahui sifat mekanisme besi tuang
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan besi tuang

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Besi Tuang


Besi tuang (cast Iron) dapat didefinisikan sebagai paduan dari besi-
karbon ( C ) antara 2 % s/d 6,67 %. ductilitinya rendah, tidak dapat
ditempa, diroll, didrawing, dll. Satu-satunya cara pembuatan yang dapat
dikerjakan adalah dengan penuangan, karena itu namanya besi tuang.
Walaupun keuletan dan kekuatannya lebih rendah daripada baja, tetapi
karena mudah di tuang dan mempunyai beberapa sifat khusus yang
berguna, maka penggunaannya lebih luas, apalagi dengan diberi
tambahan unsur paduan dan proses laku panas yang tepat, maka sifatnya
dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
Adanya unsur-unsur ini akan mempengaruhi sifat fisik maupun
mekanik besi tuang, antara lain:
a. Karbon
Karbon menambah kekerasan dan kekuatan dari besi cor dengan
perlakuan panas. Juga meningkatkan machinability, atau kemudahan
logam dikerjakan dengan mesin dengan hasil kerataan permukaan
yang dapat diterima, pada suhu tinggi memiliki stabilitas dimensi
yang baik. atau kemampuan untuk mempertahankan bentuknya ketika
mengalami berbagai tingkat suhu, kelembaban, tekanan, atau stres
lainnya, dan redaman kekuatan getaran tinggi.
b. Silikon
Silicon terutama digunakan untuk deoxidising - bahan kimia yang
digunakan dalam reaksi atau proses untuk menghilangkan oksigen -
dari besi cor selama proses peleburan dan juga mendorong
pembentukan grafit pada besi cor kelabu. Si juga meningkatkan
kekerasan dan kekuatan dari besi cor.

7
c. Sulfur
Sulfur meningkatkan machinability dari besi abu-abu tetapi tidak
menyebabkan rapuh pada panas tinggi dari besi cor. S bergabung
dengan mangan untuk membentuk sulfida mangan yang benar-benar
mengurangi kerapuhan pada suhu tinggi. Sulfur akan menyebabkan
besi tuang menjadi besi tuang putih yang sangat keras dan getas.
d. Mangan
Mangan merupakan elemen pembentuk austenit (austenit
adalah alotropy non-magnetik dari logam besi atau larutan padat dari
besi dengan unsur paduan, stabil pada suhu tinggi) digunakan sebagai
pengganti nikel dan meningkatkan sifat mampu panas dan
meningkatkan kekuatan dari besi cor kelabu. Mn juga menambah
ketangguhan dan kemampuan dari besi cor untuk dikeraskan.
e. Fosfor
Fosfor juga meningkatkan machinability dari besi cor kelabu.
Jikal ditambahkan dalam jumlah kecil untuk dapat meningkatkan
ketahanan korosi dalam besi cor. Kadar fosfor rendah (sampai 0,8
persen) juga meningkatkan fluiditas (kemampuan mengalir) dan shock-
hambatan dari besi cor kelabu. Jika ditambahkan dalam jumlah besar,
iadapat mengurangi kekuatan besi cor.

f. Chrom
Chrom akan memperbanyak jumlah karbon yang terikat yaitu
dengan membentuk karbida kompleks chrom-besi, penambahan
sedikit chrom akan menaikkan kekuatan, kekerasan, dept of chill,
tahan aus, tahan panas tapi machinabilitynya menurun.
g. Molyibdenum
Mo elemen paling banyak digunakan untuk meningkatkan
kekuatan besi cor abu-abu dan ditambahkan dalam persentase 0,20-
0,75 persen. Karena modulus elastisitas molibdenum cukup tinggi,
sehingga Mo dapat meningkatkan modulus elastisitas besi cor, yaitu
kemampuan suatu material untuk meregang tanpa patah dari besi cor
kelabu.

8
h. Vanadium
Vanadium juga mempengaruhi besi cor abu-abu sebagaimana
molibdenum, tetapi harus ditambahkan dalam jumlah yang lebih kecil
yaitu kurang dari 0,15 persen.
i. Nikel
Nikel adalah unsur yang mendorong pembentukan grafit, tapi
kekuatannya separuh dari silikon. Nikel pada besi tuangh dimaksudkan
untuk mengontrol struktur mikro yaitu dengan menghalangi
tranformasi austenit, menstabilkan perlit dan mempertahankan jumlah
karbida.

B. Pembuatan Besi Tuang


Besi Tuang terbuat dari besi kasar (pig iron) hasil tanur tinggi dari bijih
besi. Kemudian besi kasar dilebur kembali agar bisa menjadi besi tuang.
Peleburan besi tuang biasanya dilakukan dalam tungku yang sering
disebut Kupola. Bentuk dan konstruksi Kupola tersebut hampir sama
dengan konstruksi tanur tinggi (blast furnace). Bahan baku yang dilebur
terdiri dari batang logam besi kasar yang dihasilkan dari proses tanur
tinggi. Bahan baku yang dilebur terdiri dari ingot besi kasar yang
dihasilkan dari proses tanur tinggi, ditambah dengan skrap baja ataupun
skrap besi tuang (return scrap). Disamping itu penambahan bahan-bahan
seperti ferosilikon (FeSi) dan feromangan (FeMn) sering pula dilakukan.
Hal ini dimaksudkan untuk menaikkan kembali kadar Si dan Mn dalam
besi tuang karena sebagian dari kedua unsur tersebut biasanya berkurang
(hilang) akibat oksidasi pada saat peleburan. Bahan bakar yang
digunakan adalah kokas dan dimasukkan ke dalam Kupola selang seling
dengan muatan logam. Proses pembakaran terjadi dengan meniupkan
udara ke dalam Kupola dengan menggunakan Blower.
Untuk mendapatkan proses peleburan yang baik maka perbandingan
antara muatan logam, bahan bakar dan kebutuhan udara harus dijaga
sebaik mungkin. Disamping membutuhkan bahan-bahan seperti yang
disebutkan diatas, ke dalam Kupola juga ditambahkan sejumlah batu

9
kapur. Bahan ini dapat membantu pembentukan terak (slag) yang dapat
mengikat kotoran-kotoran sehingga memisahkannya dari besi cair. Proses
peleburan besi tuang dengan Kupola biasanya terjadi secara kontinyu
artinya begitu muatan logam mencair maka langsung mengalir keluar
tungku. Logam cair yang keluar dari Kupola ditampung pada alat perapian
depan (forehearth) yang kemudian diangkut dengan menggunakan ladel
untuk dituang ke dalam cetakan. Dengan proses peleburan seperti itu
maka sering kali mempersulit untuk melakukan pengaturan komposisi
kimia. Hal ini dapat mengakibatkan daerah komposisi kimia yang
dihasilkan menjadi lebar sehingga memberikan variasi pula terhadap
kualitas produk yang dibuat.
Disamping itu kekurangan lainnya pada proses peleburan dengan
Kupola yaitu logam cair mudah mengalami kontaminasi oleh sulfur atau
unsur-unsur lainnya yang disebabkan oleh bahan bakar kokas.
Pengotoran karena sulfur ini dapat menurunkan sifat-sifat besi tuang.
Karena kekurangan-kekurangan di atas, maka dewasa ini banyak pabrik
pengecoran menggunakan tungku listrik untuk menggantikan Kupola.
Tungku listrik yang banyak digunakan adalah dari jenis tungku induksi.
Bahan baku yang dilebur pada umumnya tidak menggunakan besi kasar
melainkan sebagian besar berupa skrap baja atau skrap besi tuang.
Peleburan dengan tungku ini dapat menghasilkan logam cair dengan
komposisi kimia yang lebih konsisten dengan kadar impuritas yang lebih
rendah karena bahan baku yang dilebur biasanya berupa skrap baja,
maka untuk menaikkan kadar karbon agar mencapai kadar yang sesuai
untuk besi tuang biasanya dilakukan dengan memasukkan sejumlah
arang kayu ke dalam tungku. Berikut ini adalah gambar proses peleburan
dan penuangan besi tuang

10
Gambar proses pembuatan besi tuang

Dalam pemakaian di industri, ada tiga jenis besi tuang yang banyak
digunakan, yaitu : besi tuang kelabu (grey cast iron), besi tuang ulet atau
besi tuang nodular (nodular cast iron) dan besi tuang putih (white cast
iron). Ketiga jenis besi tuang ini mempunyai komposisi kimia yang hampir
sama yaitu : 2,55 - 3,5 %C, 1-3 %Si, Mn kurang dari 1% sedangkan S dan
P dibatasi antara 0,05-0,10 % (maksimum). Walaupun komposisi kimianya
hampir sama, tetapi karena prosesnya berbeda maka struktur dan sifat-
sifat dari ketiga besi tuang tersebut berbeda.

C. Klasifikasi Besi Tuang


Sebelum kita masuk ke dalam klasifikasi besi tuang, kita harus
mengenal tentang diagram besi tuang. Jika kita sudah mengenal gambar
diagram besi tuang, kita bisa mengubah sifat dan struktur besi tuang
yang di inginkan. Berikut dibawah ini gambar diagram besi tuang.

11
Gambar Diagram Besi

Besi tuang biasanya diklasifikasikan menurut struktur metalografinya.


Dalam hal ini karbon dalam besi tuang sangat menentukan. Karbon dalam
besi tuang dapat berupa instentisial yaitu sementit karbida besi atau berupa
grafit karbon bebas. Pengelompokan dapat dimulai berdasarkan kondisi
karbonnya. Bila Seluruh karbon berupa sementit maka ia adalah besi tuang
putih, selanjutnya dikelompokkan berupa bentuk fisik grafitnya. Terjadinya
struktur yang berbeda-beda ini di pengaruhi oleh beberapa faktor terutama
kadar karbon, kadar paduan dan pengotoran, laju pendinginan selama dan
sesudah pendinginan.dan laku panas sesudah penuangan. Berikut klasifikasi
besi tuang :

1. Besi Tuang Kelabu ( gray cast iron)


Besi Tuang Kelabu : Dibuat dengan cara ditambahkan Silicon saat
dituangkan dalam ledel, dengan cara ini carbon akan tertarik oleh silicon

12
dan menggumpal menjadi Grafit Flake. Struktur matrik yang terbentuk
tergantung perbandingan antara C dan Si. Besi cor kelabu memiliki
kandungan karbon antara 2,5 4,0 %, dan kandungan mangan antara
0,2 1,0 persen. Sedangkan kandungan fosfor antara 0,002 1,0 %,
dan sulfur antara 0,02 0,025 %.

Gambar Struktur besi tuang kelabu

Salah satu Karekteristik dari besi cor ini adalah bidang patahannya. Patahan
terjadi dengan rambatan yang melintasi satu serpih ke serpih yang lainnya.
Karena sebagian besar permukaan patahan melintasi serpih-serpih grafit,
maka permukaannya berwarna kelabu. Untuk itu disebut besi cor kelabu.

Serpihan grafit yang dimiliki oleh besi cor ini, menyebabkan keuletan bahan
menjadi sangat rendah, bahkan bisa nol persen. Namun demikian, grafit
serpih ini mampu meredam getaran dengan cukup baik. Dengan kata lain,
besi cor ini memiliki kapasitas peredaman tinggi.

Perlakuan panas yang dialami oleh besi cor kelabu dapat mengahasilkan besi
cor dengan struktur mikro yang terdiri dari matrik Perlit atau Ferit dan Grafit
Nodule.. Dengan sifat-sifat yang dimilikinya, besi cor ini lebih banyak
digunakan sebagai landasan mesin, poros penghubung, dan alat berat.

13
2. Besi Tuang Putih (white cast iron )
Besi cor putih dibuat dengan pendinginan yang sangat cepat. Pada
laju pendinginan yang cepat (untuk besi tuang pendinginan cepat adalah
pendinginan dalam udara) akan terbentuk karbida Fe3C yang metastabil
dan karbon tidak memiliki kesempatan untuk membentuk grafit. Karbida
yang terbentuk mencapai sekitar 30 persen volume.
Besi cor putih mengandung karbon antara 1,8 3,6 persen, dan
kandungan mangan antara 0,25 0,80 %. Sedangkan kandungan
fosfornya antara 0,06 0,2 %, dan sulfur antara 0,06 0,2 %.
Dengan demikian besi tuang putih setelah didinginkan tediri dari
perlit dan cementit. Dengan adanya kadar yang besar dari sementit yang
sangat keras, akan tetapi rapuh itu, besi tuang putih memperoleh
kekerasan sangat besar, akan tetapi kekuatan tarik yang sangat rendah
dan regangan yang sangat kecil. Sifat yang dimilikinya menyebabkan besi
cor ini lebih aplikatif untuk suku cadang yang mensyaratkan ketahanan
aus tinggi.

Gambar Struktur besi tuang putih.

3. Besi Tuang mampu tempa (Malleable)

14
Besi tuang mampu tempa dibuat dari besi tuang putih dengan suatu
proses yang dinamakan meleableisasi bertujuan mengubah sementit besi
tuang putih menjadi temper karbon dan ferrit, proses ini dilakukan dengan
dua tahapan annealing. Annealing tahap pertama dan annealing tahap
kedua.
Pada annealing tahap pertama, besi tuang putih dipanaskan sampai
900-9500C selama beberapa jam, selama pemanasan perlit akan
bertamformasi menjadi austenit, yang juga akan melarutkan sebagian
sementit. Setelah itu didinginkan cepat ke 7600C untuk melakukan
annealing tahap kedua.
Pada annealing tahap kedua, benda kerja didinginkan sangat lambat
0
laju pendingnan 3-9 C per jam, melewati daerah temperature kritis
dimana reaksi autektoit akan berlangsung, selama pendinginan ini karbon
yang masih terlarut dalam austenit akan keluar dari austenit, tidak
sebagai sementit seperti biasanya, tetapi sebagai grafit, austenit akhirnya
akan bertranformasi menjadi ferrit. Bila pendinginan pada annealing
tahap kedua lebih dipercepat maka akan ada sebagian karbon yang tidak
samapi keluar menjadi grafit, masih tetap larut dalam austenit, yang pada
pendinginan selanjutnya akan bertranformasi menjadi perlit. Makin tinggi
temperature awal quenching dan makin tinggi laju pendinginannya makin
banyak perlit yang terbentuk. Dengan laju pendinginan yang cukup tinggi
akan dapat diperoleh matrik yang sepenuhnya perlitik.
Bila laju pendinginan pada saat melalui daerah kritis tidak cukup
tinggi maka hanya karbon yang ada disekitar inti grafit yang sempat
keluar keluar dari austenite sehingga disekitar grafit akan terjadi ferrit
dan di daerah yang agak jauh akan terjadi perlit.
Biasanya struktur perlitik dari melleabel cast iron perlu ditemparing
untuk yang berstruktur perlitik kasar, temparing dilakukan pada
temperature antara 650-7000C, sehingga diperoleh speroidized carbide,
karena sementit yang ada pada perlit akan berubah menjadi spheoroidit

15
dengan demikian machinability akan naik, begitu juga dengan
ketangguhannya, sedangkan kekerasannya akan menurun.

Gambar Struktur besi tuang mampu tempa


Perlakuan panas yang dialaminya dapat membentuk struktur mikro yang
terdiri dari matrik Perlit atau Ferit dan Grafit Agregat.. Perubahan
struktur pada laku panas diikuti juga dengan perubahan sifat mekaniknya.
Besi cor ini memiliki keuletan yang tinggi dan mampu tempa yang baik
atau mempunyai sifat yang mirip dengan baja. Oleh kerena itu disebut
Besi cor mampu tempa. Besi cor ini umumnya digunakan untuk perkakas
dan alat-alat kereta api,

4. Besi Tuang Nodular ( ductile cast iron)


Untuk memperoleh besi tuang nodular, kita harus berpangkal pada
besi kasar kelabu. Besi kasar kelabu memiliki kadar silikon yang tinggi
(kurang lebih 5,5 sampai 1,5%), dan kadar mangan rendah. Karena itu
pada pendinginan perlahan-lahan pembentukan karbon bebas akan
meningkat. Karena selama fabrikasi dimasukkan magnesium ke dalam
bahan, maka karbon bebas itu terjadi berupa bola. Bola-bola itu

16
dinamakan nodul. Nodul grafit memberikan pengurangan penampang
yang lebih kurang dan tidak menyebabkan pengerjaan takik.
Besi tuang nodular, setelah pendinginan dan setelah pengerjaan
pemijaran terutama dari ferit, perlit, dan grafit nodule. Karena adanya
ferit atau perlit dan karena bentuk nodul grafit yang sangat
menguntungkan, maka besi tuang nodular memiliki kekuatan tarik yang
tinggi dan regangan yang besar. Dengan sifat yang dimilikinya, besi cor
ini banyak digunakan untuk aplikasi poros engkol, pipa dan suku cadang
khusus.

Gambar Struktur besi tuang nodular


D.Sifat mekanis dari Besi Tuang
Besi tuang memiliki beberapa sifat mekanisme yang terdapat
didalamnya seperti :
Keras dan mudah melebur/mencair
Getas sehingga tidak dapat menahan benturan
Sangat tahan terhadap karat (jauh lebih baik daripada baja)
Tidak dapat diberi muatan magnit
Tidak dapat disambung dengan las dan paku keling, disambung
dengan baut dan sekrup.

17
Kuat dalam menahan gaya tekan, lemah dalam menahan tarik kuat
tekan sekitar 600 Mpa, kuat tarik 50 Mpa
Menyusut waktu pendinginan/waktu dituang.
Besi tuang hampir bisa dicetak dalam bentuk apa saja.
Bisa tahan terhadap tekanan yang besar.

18
E. Kegunaan Besi Tuang

Besi Tuang Kelabu, digunakan untuk silinder blok, plat kopling, gear
box, bodi mesin Perkakas. Karena kemapuannya meredam getaran.
Besi Tuang Kelabu 15 digunakan untuk benda cor yang tipis yang dapat
beban tidak berat, tetapi bentuknya sulit seperti : deksel, kas untuk nok
as roda gigi dengan kuat tarik minimum = 14 kg/mm2 . karena besi tuang
ini mudah dicetak.
Besi Tuang Kelabu 20 digunakan sebagai kerangka mesin yang
bentuknya sulit seperti frame, kolom, kruk as, dan lain sebagainya, kuat
tarik minimum = 18 kg/mm2
Besi Tuang Kelabu 25 digunakan untuk pembuatan silinder kereta api,
kompresor, silinder mesin uap, dan sebagainya, kuat tarik minimum = 25
kg/mm2
Besi Tuang Nodular, Aplikasi besi cor putih digunakan untuk membuat
komponen yang membutuhkan permukaan material tahan aus akibat
abrasi seperti plat landasan, liner pompa, komponen mesin yang
bergesekan, dan penggiling pasir.
Besi Tuang Melleable, Aplikasi dari besi cor malleable ini antara lain
peralatan agrikultur, komponen lokomotif, jangkar kapal, komponen mesin
industry , bangunan kapal laut, industri minyak, tujuan arsitektur,
perlengkapan pertanian, dll. Karena keuletan dan sifatnya yang seperti
baja.
Besi Tuang Nodular, Aplikasi dari besi cor Nodular biasanya digunakan
untuk ring piston, karena memiliki kemampuan yang cukup tinggi dalam
keuletan dan mempunyai kekuatan tarik yang tinggi ,ini mnyebabkan besi
tuang nodular banyak di jadikan suku cadang.
besi tuang putih, pendakap brek, muncung penembak, pam impelers
dan bahan tahan abrasi lainnya.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Besi tuang (cast Iron) dapat didefinisikan sebagai paduan dari besi-
karbon ( C ) antara 2 % s/d 6,67 %. ductilitinya rendah, tidak dapat
ditempa, diroll, didrawing, dll. Satu-satunya cara pembuatan yang dapat
dikerjakan adalah dengan penuangan, karena itu namanya besi tuang.
Sifat fisik maupun mekanik besi tuang akan berubah jika ditambahkan
dengan unsur lain, seperti : karbon, mangan, silicon, sulfur, fosfor, chrom,
molybdenum, vanadium, dan lainnya. Jenis besi tuang ada macam-
macam yaitu : Besi tuang putih, besi tuang kelabu, besi tuang mampu
tempa dan besi tuang nodular. Macam-macam jenis tersebut dapat di
gunakan sesuai dengan sifat fisik dan mekanisnya ,untuk mendapatkan
hasil yang maksimal sesuai kebutuhan.

B. Saran
Beberapa penggunaan besi tuang sering tidak sesuai dengan sifatnya,
sehingga banyak keasalahan dalam pemakaian yang menyebabkan hasil
yang tidak maksimal. Oleh karna itu seharusnya kita harus mengetahui
unsur yang berpengaruh terhadap sifat fisik dan mekanis dan di terapkan
dalam pemakaiannya tersebut.

20
DAFTAR PUSTAKA

http://sanditeknikmesin.blogspot.com/2012/01/besi-tuang.html

http://jejakmetalurgis.blogspot.com/2011/12/besi-tuang-cast-iron.html

http://putriahelena.blogspot.com/2015/01/makalah-besi-tuang-ilmu-bahan.html

http://www.academia.edu/8362696/Besi_Tuang_Cast_Iron

http://titi-sindhuwati.blogspot.com/2012/01/besi-dan-baja-bkap.html

21

Anda mungkin juga menyukai