Anda di halaman 1dari 29

2.

1 Kasus Love Canal (Amerika Serikat)

2.1.1 Sejarah Kasus Love Canal (Amerika Serikat)

Dengan dibangunnya pembangkit listrik tenaga air di Niagara Falls pada


tahun 1890, maka industri menjadi berkembang pesat di daerah tersebut. William
T. Love pada tahun 1892 merencanakan membuat sebuah kanal yang akan dapat
menghubungkan bagian hulu dan hilir sungai Niagara, sepanjang sekitar 7 mil.
Direncanakan bahwa di sekitar kanal tersebut akan dibangun kawasan industri dan
pemukiman untuk memanfaatkan tenaga listrik yang ada. Pembangunan dimulai
tahun 1893.Namun pembangunan kanal tersebut tidak dilanjutkan, dan
menyisakan dua bagian yang tidak terhubungkan, masing-masing sepanjang
seperempat mil.

Niagara Falls menjadi pusat industri, khususnya industri kimia. Produk


kimia yang dihasilkan antara lain adalah natrium hidroksida, yang merupakan
produk elektrolisa natrium khlorida. Elektrolisa ini juga menghasilkan produk
samping (by-product) yang tidak diinginkan yaitu khlor, yang terproduksi dalam
jumlah besar.Pengembangan penelitian menghasilkan alternatif pemanfaatan
produk samping ini menjadi bahan organik berkhlor seperti plastik, pestisida dan
hasil industri antara lainnya.Pada saat itu pihak pemerintah dan industri belum
mengetahui akibat samping dari produk ini. Belum seorangpun yang menyadari
bahwa keuntungan dari pestisida seperti DDT, endrin atau dari bahan organik
berklor lainnya seperti pelarut berkhlor akan mendatangkan masalah bagi
lingkungan di kemudian hari.

Pada tahun 1930-an, Hooker Chemical and Plastic Corporation yang


memproduksi bahan kimia di daerah tersebut mulai mengurug limbahnya pada
bagian utara Love Canal yang belum terselesaikan. Sampai tahun 1947 dapat
dikatakan daerah tersebut menjadi lahan pengurugan beragam jenis limbah
terutama dari industri, termasuk pula abu sisa pembakaran dari kota. Bahkan
Angkatan Darat Amerika Serikat juga mengurug sejumlah besar residu senjata
biologis walaupun secara resmi pihak Pentagon menolak tuduhan tersebut.Tahun
1952 kanal tersebut ditutup oleh Hooker Chemical.Tahun 1953 pihak kotamadya
meminta Hooker Chemical untuk menjual sebagian lahan kanal tersebut untuk
pembangunan sekolah baru. Fihak Hooker menjual sebagian kanal tersebut ke
pengelola kota hanya seharga US $ 1.

Sekolah kemudian dibangun berdampingan dengan daerah yang sebelumnya


adalah pengurug limbah industri. Sebagian dari lahan tersebut dijadikan taman
bermain. Sering dijumpai anak-anak bergembira menemukan residu fosfor yang
dapat menimbulkan bunga api bila dilemparkan ke permukaan yang berbatu. Pada
tahun 1958 tiga anak-anak mengalami luka bakar akibat terpapar dengan residu
yang muncul ke permukaan.Seorang keluarga di dekat Love Canal melahirkan
anak dengan cacat fisik dan mental, tetapi hal ini dianggap alamiah. Pada suatu
pagi di tahun 1974, satu keluarga mendapatkan kolam renang mereka menjadi
lebih tinggi sekitar 60 cm. Ketika kolam ini dibongkar, maka galiannya langsung
terisi air tanah berwarna kuning, biru dan ungu, dengan sifat yang sangat tajam,
yang dapat menghanguskan akar pohon sekitarnya. Tahun 1959 sebuah keluarga
lain mendapat masalah di lantai bawahnya (basement) dengan adanya lumpur
hitam yang masuk ke dalamnya. Segala upaya dicoba untuk
menghentikannya.Akhirnya mereka membuat lubang untuk mengetahui apa yang
terdapat di balik tembok. Sejumlah besar cairan hitam masuk memenuhi
ruangan.Sejak saat itu, masalah Love Canal mulai diketahui dan diperhatikan.

2.1.2 Bahan Kimia Penyebab Pencemaran Kasus Love Canal

Delapan bulan setelah kejadian kolam renang di atas, dilakukan


pengambilan sampel udara di beberapa basement rumah di daerah
tersebut.Hasilnya adalah bahwa udara di daerah tersebut mengandung bahan-
bahan toksik yang berada di atas ambang threshold-limit value (TLV).Survai
kesehatan juga dimulai dan dijumpai bahwa keguguran spontan ternyata 250 kali
lebih tinggi dibandingkan kondisi normal.Sampel darah yang diambil juga
menunjukkan indikasi adanya kerusakan hati yang meningkat.Kelahiran cacat
fisik dan mental juga sering dijumpai. Disamping itu, senyawa-senyawa toksik
berhalogen terdeteksi pada sistem penyaluran air buangan kota. Analisa lebih
lanjut menemukan bahwa cemaran kimia dalam konsentrasi tinggi telah
mencemari air tanah, termasuk diantaranya 11 jenis cemaran penyebab kanker
seperti benzene, chloform dan trichloroethylene. Hooker Chemical akhirnya
mengeluarkan pernyataan bahwa sekitar 22.000 ton limbah kimia, diantaranya 200
ton trichlorophenol, telah diurug di lahan-urug tersebut.

Mulai tahun 1976, sejumlah limbah kimia mulai muncul di halaman


beberapa rumah. Keluhan mereka pada pihak pemerintah kota tidak ditanggapi,
agaknya mereka tidak ingin mengganggu kegiatan Hooker yang telah
mempekerjakan sekitar 3000 penduduk setempat, dan yang sedang merencanakan
membangun pusat kegiatan senilai US $ 17 juta. Akhirnya pada tahun 1977 pihak
pemerintah kota mengakui adanya masalah ini, namun tetap tidak ingin
menentukan yang bertanggungjawab. Mereka menganggap bahwa masalah ini
bukanlah suatu krisis yang besar.Pendapat ini tetap berlangsung sampai
pemerintah negara bagian mulai ikut campur.

Pemerintah negara bagian memerintahkan komisi kesehatan melakukan


penelitian, dan memerintahkan memagari sekeliling lahan serta memberikan
ventilasi pada basement yang tercemar.Berdasarkan pertemuan dengan penduduk
setempat, maka diputuskan penutupan sekolah dan pengungsian anak-anak dan
wanita yang sedang hamil yang tinggal berdekatan dengan kanal. Namun
dibutuhkan dana untuk melaksanakan kegiatan ini. Dengan bantuan USEPA, 237
keluarga akhirnya diungsikan. Sebagian besar dari anggota keluarga ini secara
rutin mengalami gangguan fisik seperti iritasi, sakit kepala, cepat lelah, susah
tidur dan diantaranya juga cacat mental. Peraturan pertama yang dikeluarkan oleh
pemerintah negara bagian adalah menghentikan sama sekali pelindian yang tidak
terkendali, mencegah kemungkinan pelindian di masa datang dan menutup kanal.
Suatu recana perbaikan dan penyembuhan (remedial) mulai dirancang,
diantaranya pembuatan drainase untuk mengalirkan lindi dan memompanya ke
suatu tangki pengumpul untuk kemudian diolah sebelum dialirkan kembali pada
sistem penyaluran air buangan kota. Kanal tersebut juga ditutup setebal 2,5 meter
tanah kedap untuk menghindari masuknya air dari luar.
Kegiatan remediasi tersebut dianggap terlalu lambat oleh penduduk
sekitarnya, walaupun pemerintah negara bagian mengajukan tuntutan denda pada
Hooker Chemical sebesar US$ 635 juta.Mereka menginginkan kompensasi yang
lebih dari itu. Studi pada tahun 1980 mengemukakan adanya bukti kerusakan
khromosom pada penduduk, sehingga Pemerintahan Carter pada saat itu
memerintahkan evakuasi sekitar 700 keluarga lagi, tetapi pemerintah negara
bagian menolak sampai adanya kejelasan kompensasi bagi penduduk. Dari sudut
teknik, Hooker mengemukakan bahwa teknologi yang mereka gunakan adalah
sesuai dengan peraturan yang berlaku, yang tetap digunakan oleh Pemerintahan
Carter.Namun akhirnya dicapai kesepakatan di pengadilan antara 1345 penduduk
dengan Occidental Petroleum, induk perusahaan Hooker Chemical.

Kasus Love Canal menyebabkan adanya perbaikan dan pengetatan


peraturan-peraturan yang berlaku di Amerika Serikat dalam menangani limbah
B3, karena ternyata bukan hanya lahan ini saja yang secara peraturan sebetulnya
telah sesuai dengan yang berlaku.Kegiatan remediasi lahan yang terkontaminasi
akhirnya menjadi salah satu program yang digalakkan di Amerika Serikat bagi
lahan yang tercemar.

2.1.3 MSDS Bahan Kimia Penyebab Pencemaran Kasus Love Canal

a. MSDS Benzen

Rumus molekul C6H6

Massa molar 78,1121 g/mol

Penampilan Cairan tak berwarna

Densitas 0,8786 g/mL, zat cair

Titik lebur 5,5 C (278,6 K)

Titik didih 80,1 C (353,2 K)

Kelarutandalam air 0,8 g/L (25 C)

Viskositas 0,652 cP pada 20 C


Bahaya
- Mudah terbakar
- Iritasi bila terkena mata dan kulit

- Bahaya bila terhiru dan tertelan

Aspek K3
- Terhirup: pindahkan ke tempat yang berudara segar, jika tidak bernafas
beri pernafasan buatan, bila kesulitan bernafas beri oksigen. Segera beri
tindakan medis.
- Terkena mata: segera basuh dengan air yang banyak min 15 menit. Beri
tindakan medis.
- Terkena kulit: segera basuh kulit dengan air yang banyak, segera beri
tindakan medis.

- Tertelan: segera hubungi dokter. Jangan paksakan muntah kecuali tim


medis yang mengarahkan, jangan beri apapun melalui mulut jika korban
tidak sada

b. MSDS Kloform

Bagian 1. Produk Kimia dan Identifikasi


Nama Produk : Kloroform
Sinonim : Triklorometana ; Metana, Triklor-
Nama Kimia : Kloroform
Formula Kimia : CHCl3

Bagian 2. Identifikasi Bahaya


Efek Kesehatan Akut :
Bahaya jika terjadi kontak dengan kulit (iritasi), kontak dengan mata
(iritasi), terhirup, dan tertelan
Efek Kesehatan Kronis:
Efek karsinogenik ; efek mutagenik terhadap sel somatik mamalia dan
bakteri); pemaparan dengan prosuk dapat menyebabkan kerusakan organ yang
terpapar.
Pertolongan Pertama
Kontak dengan mata : Cek dan lepas lensa kontak (jika ada). Segera basuh mata
dengan air (panas atau dingin) selama 15 menit.
Kontak dengan kulit : Segera basuh kulit dengan air. Tutupi kulit yang teriritasi
dengan emmolient. Lepas sepatu atau baju yang terkontaminasi. Cuci baju dan
sepatu sebelum dipakai ulang.
Kontak kulit serius : Cuci dengan sabun disinfektan dan tutupi kulit yang teriritasi
dengan krim anti bakteri.
Terhirup : Segera hirup udara segar. Jika tidak dapat bernafas, beri nafas buatan.
Jika sulit bernafas, beri Oksigen
Terhirup serius : Segera evakuasi korban ke daerah yang aman. Longgarkan
pakaian yang ketat, seperti dasi, sabuk, atau waistband. Jika sulit bernafas, beri
Oksigen. Jika korban tidak bernafas,
beri resuskitasi(upaya penyadaran) mulut-ke-mulut

Bagian 3. Kebakaran dan Ledakan


Sifat produk : Tidak mudah terbakar
Bahaya ledakan : Jika terjadi kontak dengan bubuk Alumninium, Litium,
Perklorat, Pentoksida, bis (dimetilamino) dimetilstannan, Kalium,
campuran Kalium-Natrium, Natrium (atau Natrium hidoksida atau
Natrium Metoksida), dan Metanol

Bagian 4. Penanganan dan Penyimpanan


Penanganan
Jangan ditelan. Jangan hirup gas/spray. Pakai pakaian pelingdung. Dalam
ventilasi yang tidak mencukupi, pakai peralatan pernafasan. Jika tertelan, segera
minta pertolongan medis dan perlihatkan label atau tempat penyimpanan. Hindari
kontak dengan mata dan kulit. Jauhi dari logam, dan alkali.
Penyimpanan
Selalu tutup rapat tempat penyimpanan. Simpan wadah dalam daerah
dingin dan berventilasi cukup. Sensitif terhadap cahaya. Simpan dalam wadah
kedap cahaya. Wadah akan berbahaya saat sudah tidak ada lagi kloroform (wadah
kosong), karena terdapat residu (cair, uap). Ambang batas bau gas klorofom : 250
mg/m3.

bagian 5. Sifat Kimia dan Fisik


Bentuk fisik : Cair
Bau : Seperti eter. Tidak menyebabkan iritasi.
Rasa : Membakar. Manis
Berat Molekul : 119,38 g/mol
Warna : Tidak berwarna. Jernih
Titik didih : 61C (141.8F)
Titik leleh : -63.5C (-82.3F)
Suhu kritis : 263.33C (506F)
Gravitas spesifik : 1.484 (Water = 1)
Tekanan udara : 21.1 kPa (@ 20C)
Kerapatan udara : 4.36 (Air = 1)
Koefisien destilasi air/minyak : Produk lebih larut dalam minyak; log(minyak/air)
=2
Kelarutan : Lebih larut dalam air dingin
Data Kestabilan dan Reaktifitas
Kestabilan : Produk sangat stabil
Keadaan tidak stabil : Cahaya. Material non kompatibel
Inkompatibilitas dengan bahan lain : Reaktif terhadap logam, alkali
Korosivitas : Tidak korosif dengan adanya kaca
Reaktivitias : Sensitif terhadap cahaya. Inkompatibel dengan
triisopropilfosfin, aseton, disilan, florin, basa kuat, dan logam reaktif (Aluminium,
Magnesium dalam bentuk padat), cahaya Polimerisasi : Tidak akan terjadi

Bagian 6. Informasi Toksikologi


Efek kronis : Efek karsinogenik, efek mutagenik terhadap sel somatik
mamalia dan bakteri/jamur. Dapat menyebabkan kerusakan hati, jatung,
ginjal
Efek toksik : Bahaya jika terjadi kontak dengan kulit (iritasi), tertelan,
terhirup,
Tanda khusus efek kronis : Mempengaruhi material genetik (kemungkinan
mutagen) dan dapat menyebabkan efek reproduktif (embriotoksisitas dan
fetotoksisitas), karsinogenik (tumorigenik) dan teratogen (berdasar data
hewan)
Tanda khusus efek toksik :
Efek kesehatan akut :
Kulit : menyebabkan iritasi kulit dan terbakar.
Mata : menyebabkan iritasi mata, kerusakan corneal epithelium.
Terhirup : menyebabkan iritasi system respirasi (membran mucous). Dapat
menyebabkan depresi, kelelahan, pusing, gugup, merasa berputar- putar, euphoria,
kehilangan koordinasi, lemah, halusinasi, kontraksi otot, anestetik, sakit kepala
(system syaraf), anoreksia, dan kemungkinan koma dan kematian. Dapat
mempengaruhi ginjal, hati, dan gastrointestinal.
Tertelan : menyebabkan iritasi gastrointestinal. Dapat mempengaruhi hati,
sistem urin (ginjal), rspirasi, sistem syaraf (sama dengan gejala terhirup), dan
jantung
Potensial efek kronis :
Terhirup : pengulangan penghirupan dapat mempengaruhi hati (hepatitis,
hepatoselular nekrosis), metabolisme (kekurangan berat badan), respirasi (fibrosis,
pneumokonoisis), sistem syaraf sentral (sama dengan gejala terhirup akut), darah,
system muskuloskeletal, dan ginjal. Tertelan : pengulangan penelanan dapat
mempengaruhi hati, ginjal, metabolisme (kekurangan berat badan), sistem
endokrin, dan darah (perubahan jumlah sel)

Bagian 7. Informasi Ekologi


Ekotoksisitas : dalam air (LC50): 43.8 mg/l 96 hours [Trout].
Toksisitas produk biodegradasi : Produk degradasi bersifat toksik sama dengan
produk asli.

Bagian 8. Informasi Transport


Kuantitas maksimum pada area penumpang : 5 L
Kuantitas maksimum pada area kargo : 60 L
Tipe wadah : botol
Berat netto unit : 0,3 pon

2.2 Kasus Keracunan Di Lingkungan (PT Dong Woo Environmental Indonesia


- DWEI)
2.2.1 Kronologis Terjadinya Kasus
PT Dong Woo Environmental Indonesia (DWEI) yang berdiri pada tahun
2000 adalah suatu perusahaan dalam rangka Penanaman Modal Asing dari Korea
Selatan yang berdomisili di Kawasan Jababeka, Jl.Jababeka XIV Blok
J.Kav.WWTP Cikarang Barat Bekasi. Perusahan tersebut bergerak di bidang jasa
daur ulang limbah dan Bahan Berbahaya Beracun (B3) menjadi produk dan selaku
pemengang ijin pengelolaan limbah B3 yang dikeluarkan oleh Kementrian
Lingkungan Hidup (KLH) Republik Indonesia
Secara struktur organisasi PT Dong Woo Environmental Indonesia
(DWEI) dikelolah oleh President Direktur PT Dong Woo Environmental
Indonesia, Direktur PT Dong Woo Environmental, Manajer Produksi PT Dong
Woo Environmental Indonesia , Supervisor PT Dong Woo Environmental
Indonesia, Koordinator Lapangan PT Dong Environmental Indonesia dan Bagian
Pengangkutan atau Transportasi.
PT Dong Woo sendiri kini telah ditutup dan dilarang beroperasi.
Sebelumnya, perusahaan ini diizinkan menjalankan usaha pengolahan limbah B3
bekerja sama dengan perusahaan Waste Management Indonesia (WMI). Dalam
operasinya perusahaan ini terbukti membuang sebagian besar limbah yang
seharusnya diolah pada lahan terbuka di Bekasi.
Sebenarnya usaha yang dilakukan oleh PT Dongwoo tersebut sangat
positif, untuk pengolahan sampah B3 dari logam berat, organik dan eletronik,
yang diperoleh dari berbagai industri Jabotabek dan dari luar Jabotabek. Namun
perlu ada upaya pengelolaan limbah yang tersisa secara baik dan tidak mencemari
lingkungan, yang saat ini belum dilakukan oleh PT Dongwoo sehingga
mengakibatkan pencemaran lingkungan. Peristiwa ini terjadi tahun 2006 yang
mengakibatkan pencemaran media lingkungan tanah seluas 1,5 ha dan berpotensi
bisa meluas.
Pada tanggal 11 Juni 2006, sebanyak 144 orang warga Kampung Kramat
RT 003/03, Desa Pasir Gombong, Kecamatan Cikarang Bekasi yang terdiri dari
anak-anak dibawah usia lima tahun hingga orang dewasa dilarikan ke RS Medika
Cikarang, RS Medirosa akibat menderita keracunan dan gangguan infeksi saluran
pernapasan atas, batuk-batuk, kepala pusing, serta muntah muntah akibat dari
pembuangan limbah B3 ( Bahan Berhaya Beracun ). Limbah B3 tersebut diduga
dari perusahaan pengolah limbah B3 PT Dong Woo Environmental Indonesia.
Selanjutnya pada tanggal 12 Juni 2006, Kepolisian Resort Kabupaten
Bekasi yang bekerjasama dengan Tim Kantor Lingkungan Hidup (KLH)
Kabupaten Bekasi. melakukan penyelidikan atas peristiwa keracunan yang
dialami oleh warga tersebut untuk mencari tahu penyebab terjadinya keracunan
dan pelakunya. Sehingga pada tanggal 13 Juni 2006 Tim KLH telah berhasil
mengumpulkan data teknis di lapangan dan di perusahaan PT Dong Woo
Environmental Indonesia, dimana terdapat 9 (sembilan) titik tempat pembuangan
limbah B3 di atas lahan seluas 1,5 Hektar milik PT Dong Woo Environmental
Indonesia, serta secara visual ditemukan dengan jelas timbunan limbah B3 dan
limbah cair lainnya pada areal lahan kosong yang menyebabkan kualitas tanah
berubah ( tekstur tanah mengeras, menghitam, berbau ) dan air di lokasi tersebut
berwarna hitam dan berbau.

2.2.2 Bahan Yang Menghasilkan Racun


1. Air raksa/merkuri (Hg)
2. Kromium (Cr)
3. Kadmium (Cd)
4. Timbal (Pb)
5. Nikel (Ni)
6. Pestisida
7. Arsen (As)
8. NOx
9. Dll

2.2.3 Dampak Dan Kerugian Yang Ditimbulkan


1. Dampak Lingkungan
Dampak lingkungan yang timbul adalah terdapat 9 (sembilan) titik tempat
pembuangan limbah B3 di atas lahan seluas 1,5 Hektar. Secara visual ditemukan
dengan jelas timbunan limbah B3 dan limbah cair lainnya pada area tersebut.
Selanjunta Limbah B3 tersebut menyebabkan kualitas tanah berubah (tekstur
tanah mengeras, menghitam, berbau) dan air di lokasi tersebut berwarna hitam
dan berbau. Secara fisik tercium bau khas yang tajam menyengat dan
mengganggu kesehatan masyarakat.

2. Dampak Kesehatan Dan Sosial


Dengan ditemukannya korban sebanyak 144 (seratus empat puluh empat)
warga yang dirawat inap dan rawat jalan di RS. Medika, RS. Medirosa, dengan
gejala sakit mual, pusing bahkan ada yang pingsan, telah mengakibatkan
masyarakat resah terhadap kemungkinan meningkatnya jumlah korban akibat
timbunan limbah B3, serta aktifitas sehari-hari masyarakat terganggu oleh
adanya bau yang sangat menyengat.

3. Kerugian Materil
Akibat limbah B3 PT Dong Woo yang dibuang ke dalam lingkungan
masyarakat dan tidak dikelola secara sempurna, maka telah menimbulkan
kerugian atas kerusakan tanah milik warga yang tidak lagi dapat digunakan oleh
warga masyarakat, karena telah tercemar oleh limbah B3. Selain itu telah
menimbulkan kerugian bagi sebanyak 144 orang masyarakat berupa sejumlah
biaya pengobatan rumah sakit yang terpaksa harus ditanggung oleh warga
masyarakat tersebut akibat keracunan pencemaran limbah B3.

4. Kerugian Immateril
Mengakibatkan pencemaran udara di sekitar tempat tinggal warga dan
menyebabkan ratusan warga masyarakat mengalami gejala sakit mual, pusing,
sesak nafas dan pingsan dan menurut Hasil Visum Et Repertum RS.Medika
Cikarang dengan diagnosa nyeri ulu hati, gangguan pernafasan atas dan
gangguan pencernaan. Selain itu juga telah mengakibatkan warga menjadi resah
dan trauma atas periswa terjadinya keracunan akibat limbah B3 yang mencemari
lingkunganmasyarakat sekitar.
2.2.4 Penanganan Pencemaran Limbah B3

1. Remediasi

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang


tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ
(atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini
lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan
bioremediasi.

Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan


kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut
dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki
yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut.
Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah
dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal
dan rumit.

2. Bioremediasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan


menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk
memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun
atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).

2.2.5 Rekomendasi Perbaikan


Beberapa rekomendasi perbaikan yang dapat disarankan kepada PT Dong
Woo Environmental Indonesia yang telah mencemari lingkungan masyarakat
adalah antara lain :
1. Tindakan Secara Administrastif
Penanggulangan secara administratif melalui pengimplemtasian Undang-
Undang Pengelolaan Lingkungan Nomor 32 Tahun 2009 yang telah
diberlakukan oleh Pemerintah yang harus dipatuhi oleh PT Dong Woo
Environmental. Selain itu PT Dong Woo juga harus menerapkan standar baku
mutu lingkungan sebelum limbah cair yang telah diolah dibuang ke lingkungan,
sehingga segala bahan buangan yang beracun perlu pengolahan (treatment)
terlebih dahulu sebelum dibuang ke media lingkungan warga agar dampak
terhadap lingkungan dapat dibatasi.

2. Tindakan dengan menggunakan teknologi


Penggunaan dengan cara penggunaan teknologi adalah dengan cara
membangun unit pengolahan limbah yang benar-benar berfungsi dengan baik
untuk mengolah limbah cair sebelum dibuang ke lingkungan.

3. Tindakan melalui Edukatif atau Pendidikan


Penanggulangan edukatif adalah dengan mengadakan penyuluhan
perusahaan perusahaan oleh pemerintah untuk meningkatkan kesadaran
terhadap pentingnya kesehatan lingkungan warga dan kelestarian alam.

Referensi ini saya share hanya untuk kebutuhan akademis bukan untuk
menjatuhkan atau karena ada apa-apa, sehingga apa yang saya berikan bisa
bermamfaat buat kebutuhan akademisdan ilmu pengetahuan. Sampai jumpai
direferensi dunia chayoy selanjutnya.

2.2.6 MSDS Merkuri


Bagian 1: Produk kimia dan Identifikasi Perusahaan
Nama Produk: merkuri klorida
Sinonim: Calochlor; Mercury (II) Klorida; Bichloride dari Air raksa
Nama kimia: merkuri klorida
Chemical Formula: HgCl2

Bagian 2: Identifikasi Bahaya


Potensi Efek Kesehatan Akut:
Berbahaya jika terkena mata, kulit, tertelan dan terhirup. Korosif terhadap
mata dan kulit. Jumlah kerusakan jaringan tergantung seberapa lama tersentuh.
Terkena mata akan mengakibatkan kerusakan pada kornea atau kebutaan. Terkena
kulit dapat menyebabkan peradangan dan gatal gatal. Menghirup gasnya akan
menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan atau pernapasan, yang ditandai
dengan rasa terbakar, bersin dan batuk. Jika terhirup dalam waktu yang sangat
lama akan menyebabkan kerusakan pada paru-paru, tersedak, pingsan bahkan
kematian. Peradangan mata ditandai dengan kemerahan, berair, dan gatal-gatal.
Radang kulit ditandai dengan gatal, kemerahan scaling,, atau, kadang-kadang,
memerah.
Potensi Efek Kesehatan kronis:
Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan),
dan terhirup. Efek-efek Karsinogenik: Baris MUNGKIN oleh IRIS, 3 (bukti
samar-samar.) Dengan NTP. A4 (Tidak diklasifikasikan untuk manusia atau
hewan.) Oleh ACGIH. Mutagenik EFEK: Mutagenic untuk sel somatik mamalia.
Mutagenik untuk bakteri dan ragi. Substansi adalah racun bagi otak, sistem saraf
perifer, kulit, sistem saraf pusat (SSP), mata, lensa atau kornea. Substansi
mungkin beracun untuk sistem reproduksi. Berulang atau berkepanjangan paparan
substansi dapat menghasilkan kerusakan target organ. Paparan berulang dari mata
ke tingkat butiran zat yang rendah dapat menghasilkan iritasi mata. Paparan
berulang pada kulit dapat menghasilkan kerusakan kulit lokal, atau dermatitis.
Terhirup dari debu dapat menghasilkan berbeda-beda pernapasan iritasi atau
kerusakan paru-paru. Pemaparan berulang terhadap bahan yang sangat beracun
dapat menghasilkan kerusakan umum kesehatan oleh akumulasi dalam satu atau
organ manusia banyak. Inhalasi diulang atau diperpanjang debu dapat
menyebabkan pernafasan kronis iritasi.

Bagian 3: Tindakan Pertolongan Pertama


Kontak Mata:
Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Segera siram mata dengan
banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan
perawatan medis dengan segera.
Kontak Kulit:
Segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit. Cuci
dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-
bakteri. Mencari bantuan medis segera.
Terhirup:
Jika terhirup, pindahkan ke tempat yang berudara segar. Jika pingsan, berikan
pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis
segera.
Tertelan:
Jika tertelan, jangan dimuntahkan kecuali diarahkan untuk melakukannya
oleh tenaga medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada
bawah sadar seseorang. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat
pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan perawatan medis dengan segera.

Bagian 4: Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran


Tumpahan Kecil:
Gunakan alat yang tepat untuk menempatkan tumpah padat dalam wadah
pembuangan limbah nyaman.
Tumpahan Besar:
Korosif padat. Beracun padat. Hentikan kebocoran jika tanpa risiko.
Jangan sampai air di dalam kontainer. Jangan menyentuh bahan tumpah.
Menggunakan semprotan air untuk mengurangi uap. Mencegahnya masuk ke
dalam selokan, ruang bawah tanah atau daerah terbatas; tanggul jika diperlukan.
Meminta bantuan pada pembuangan. Hati-hati bahwa produk tidak hadir pada
tingkat konsentrasi di atas NAB. Periksa NAB pada MSDS dan dengan lokal
berwenang.

Bagian 5: Penanganan dan Penyimpanan


Tindakan pencegahan:
Simpan dalam tempat terkunci dan wadah kering. Jangan menelan. Jangan
menghirup debu. Jangan pernah menambahkan air pada produk ini. Dalam hal
ventilasi cukup, pakai peralatan pernapasan yang sesuai. Jika tertelan, segera
dapatkan saran medis dan tunjukkan wadah atau label. Hindari kontak dengan
kulit dan mata. Jauhkan dari incompatibles seperti agen oksidasi, logam, asam,
alkali.
Penyimpanan:
Simpan wadah tertutup rapat. Simpan wadah di tempat yang sejuk dan
berventilasi cukup. Jangan simpan di atas 23 C (73,4 F).

Bagian 6: Sifat Fisik dan Kimia


Keadaan fisik dan penampilan : Solid. (Kristal padat.)
Bau : berbau.
Rasa : Tidak tersedia.
Molekul Berat : 271,5 g / mol
Warna : Putih.
pH (1% soln / air) : Tidak tersedia.
Titik Didih : 302 C (575,6 F)
Melting Point : 276 C (528,8 F)
Suhu kritis : Tidak tersedia.
Spesifik Gravity : 5.44 (Air = 1)
Properti Dispersi : Lihat kelarutan dalam air, metanol eter, dietil.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dingin, air panas. Larut
dalam metanol, dietil eter.

Bagian 7: Informasi Toksikologi


Rute masuk : Penghirupan. Konsumsi.
Keracunan untuk Hewan : Oral akut toksisitas (LD50): 1 mg / kg [Rat.].
Toksisitas kulit akut (LD50) : 41 mg / kg [Tikus].
Kronis Efek pada Manusia : Efek karsinogenik: Baris MUNGKIN oleh IRIS, 3
(bukti samar-samar.) Dengan NTP. A4 (Tidak diklasifikasikan untuk manusia atau
hewan) oleh ACGIH.
Efek mutagenic : mutagenik untuk sel somatik mamalia. Mutagenik
untuk bakteri dan / atau ragi.
Menyebabkan kerusakan pada organ berikut: otak, sistem saraf perifer, kulit,
sistem saraf pusat (SSP), mata, lensa atau kornea.
Dapat menyebabkan kerusakan pada organ berikut: sistem reproduksi.

2.2.7 MSDS Cadmium

Bagian 1. Kimia Identifikasi Produk dan Perusahaan


Nama Produk : Cadmium nitrat
Formula Kimia : Cd (NO3) 2.4H2O

Bagian 2. Identifikasi Bahaya

Potensi Efek Kesehatan Akut:


Sangat berbahaya dalam kasus menelan. Sangat berbahaya dalam kasus inhalasi,
Berbahaya dalam kasus kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan).Kontak yang terlalu
lama dapat mengakibatkan luka bakar kulit dan ulserasi. Lebih-paparan terhirup dapat
menyebabkan iritasi pernapasan. Parah over-eksposur dapat mengakibatkan kematian.

Potensi Efek Kesehatan kronis:

Sangat berbahaya dalam kasus menelan. Berbahaya dalam kasus kontak kulit
(iritan), kontak mata (iritan), inhalasi.

Karsinogenik EFEK:
Baris A2 (tersangka atas manusia.) Oleh ACGIH, 2 (Cukup diantisipasi.) Oleh
NTP.

Bagian 3. Tindakan Pertolongan Pertama

Kontak Mata: Memeriksa dan menghapus setiap lensa kontak. Segera basuh mata
dengan air yang mengalir sedikitnya selama 15 menit, dengan kelopak mata tetap
terbuka. Air dingin dapat digunakan. Jangan menggunakan salep mata. Carilah
perhatian medis.

Kontak Kulit: Setelah kontak dengan kulit, segera cuci dengan banyak air.
Lembut dan benar-benar mencuci kulit terkontaminasi dengan menjalankan
air dan sabun non-abrasif. Menjadi sangat berhati-hati untuk lipatan bersih, celah,
lipatan dan selangkangan. Air dingin dapat digunakan. Tutup kulit yang teriritasi
dengan sebuah emolien. Jika iritasi berlanjut, mencari perhatian medis.

Serius Kontak Kulit: Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit
terkontaminasi dengan krim anti-bakteri. Mencari medis segera perhatian.

Penghirupan: Biarkan korban untuk beristirahat di sebuah area yang berventilasi


baik. Carilah perhatian medis segera.

Serius inhalasi: Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan


pakaian yang ketat seperti, dasi kerah sabuk, atau pinggang. Jika
sulit bernapas, mengelola oksigen. Jika korban tidak bernafas, melakukan mulut
ke mulut resusitasi. Mencari medis perhatian.
Penelanan: Jangan menginduksi muntah. Periksa bibir dan mulut untuk
memastikan apakah jaringan yang rusak, indikasi yang mungkin bahwa bahan
beracun dicerna, tidak adanya tanda-tanda seperti itu, bagaimanapun, adalah tidak
konklusif. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, atau ikat pinggang.
Jika korban tidak bernafas, melakukan mulut ke mulut resusitasi. Carilah
perhatian medis segera.

Penelanan serius: Tidak tersedia.

Bagian 4. Menghindari Kecelakaan

Tumpahan Kecil:

Gunakan alat yang tepat untuk menempatkan tumpah padat dalam wadah
pembuangan limbah nyaman.

Tumpahan Besar:

Bahan pengoksidasi. Hentikan kebocoran jika tanpa risiko. Hindari kontak


dengan bahan mudah terbakar (kayu, kertas, minyak, pakaian). Tetap substansi basah
menggunakan semprotan air. Jangan menyentuh bahan yang tertumpah. Mencegahnya
masuk ke dalam selokan, ruang bawah tanah atau wilayah terbatas; tanggul jika
diperlukan. Panggilan untuk bantuan pada pembuangan. Hati-hati bahwa produk tidak
hadir pada tingkat konsentrasi di atas NAB. Periksa NAB pada MSDS dan dengan
pemerintah setempat.

Bagian 5. Penanganan dan Penyimpanan

Kewaspadaan:

Simpan dalam tempat terkunci Jauhkan dari panas. Jauhkan dari sumber nyala.
Jauhkan dari bahan yang mudah terbakar Jangan menelan. Jangan menghirup debu. Pakai
pakaian pelindung yang sesuai Dalam hal ventilasi cukup, pakai pernapasan yang sesuai
peralatan Jika tertelan, segera dapatkan saran medis dan tunjukkan wadah atau label.
Hindari kontak dengan kulit dan mata Jauhkan dari incompatibles seperti mengurangi
agen, bahan mudah terbakar, bahan organik.
Penyimpanan:

Simpan wadah tertutup rapat. Simpan di tempat, dingin dan berventilasi cukup.
Bahan yang sangat beracun atau infeksius harus disimpan dalam penyimpanan yang
terpisah keamanan terkunci lemari atau kamar.

Bagian 6. Pengontrolan Pemaparan / Perlindungan Pribadi

Rekayasa Kontrol: Gunakan proses lampiran, ventilasi pembuangan lokal, atau


kontrol rekayasa lain untuk menjaga kadar udara di bawah yang
direkomendasikan
eksposur batas. Jika operasi pengguna menghasilkan debu, uap atau kabut,
gunakan ventilasi untuk menjaga paparan kontaminan udara bawah batas yang
diperbolehkan.

Perlindungan Pribadi: Splash kacamata. Lab mantel. Debu respirator. Pastikan


untuk menggunakan respirator yang disetujui/bersertifikat atau setara. Sarung
tangan.

Perlindungan pribadi dalam Kasus Tumpahan Besar dari: Splash kacamata.


Penuh sesuai. Debu respirator. Boots. Sarung tangan. Sebuah alat bernafas
mandiri harus digunakan untuk menghindari inhalasi produk. Pakaian pelindung
yang disarankan mungkin tidak cukup; berkonsultasi dengan spesialis
SEBELUM penanganan ini produk. Batas: TWA: 0,05 ceil: 0,2 (mg/m3)
Konsultasikan otoritas setempat untuk batas pemaparan diterima.

Bagian 7 Sifat Fisik dan Kimia


Keadaan fisik dan penampilan : Solid. (Kristal padat.)
Bau : Tidak tersedia.
Rasa : Tidak tersedia.
Molekul Berat : 236,43 g / mol
Warna : Putih.
pH (1% soln / air) : Tidak tersedia.
Titik didih : terurai.
Melting Point : 59,5 C (139,1 F)
Properti Dispersi : Lihat kelarutan dalam air.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dingin.

Bagian 8. Stabilitas dan Reaktivitas data


Stabilitas : Produk ini stabil.
Ketidakcocokan dengan berbagai zat : Sangat reaktif dengan mengurangi agen, bahan
mudah terbakar, bahan organik.
Corrosivity : Non-korosif di hadapan kaca.

Bagian 9. Informasi Toksikologi


Rute Entry : kontak mata. Penghirupan. Konsumsi.
Toksisitas pada Hewan
toksisitas (LD50) : 100 mg / kg [mouse]. Toksisitas akut dari debu (LC50):
18614,6 mg/m3 4 jam (s) [mouse].
Kronis Efek pada Manusia
Karsinogenik EFEK : Baris A2 (tersangka atas manusia.) Oleh ACGIH, 2 (Cukup
diantisipasi.) Oleh NTP. Para zat beracun bagi darah, ginjal, paru-paru.
Lain Beracun Efek pada Manusia
Sangat berbahaya dalam kasus menelan. Sangat berbahaya dalam kasus inhalasi.
Berbahaya dalam kasus kontak kulit (iritan).

2.3 Penambangan Oleh PT. Freeport di Papua

Aktivitas pertambangan PT Freeport di Papua yang dimulai sejak tahun


1967 hingga saat ini telah berlangsung selama 42 tahun. Selama ini, kegiatan
bisnis dan ekonomi Freeport di Papua, telah mencetak keuntungan finansial yang
sangat besar bagi perusahaan asing tersebut, namun belum memberikan manfaat
optimal bagi negara, Papua, dan masyarakat lokal di sekitar wilayah
pertambangan Freeport telah membuang tailing dengan kategori limbah B3
(Bahan Beracun Berbahaya) melalui Sungai Ajkwa. Limbah ini telah mencapai
pesisir laut Arafura. Tailing yang dibuang Freeport ke Sungai Ajkwa melampaui
baku mutu total suspend solid (TSS) yang diperbolehkan menurut hukum
Indonesia.

2.3.1 Bahan Kimia Penambangan Oleh PT. Freeport di Papua

Limbah tailing Freeport juga telah mencemari perairan di muara sungai


Ajkwa dan mengontaminasi sejumlah besar jenis mahluk hidup serta mengancam
perairan dengan air asam tambang berjumlah besar.Dari hasil audit lingkungan
yang dilakukan oleh Parametrix, terungkap bahwa bahwa tailing yang dibuang
Freeport merupakan bahan yang mampu menghasilkan cairan asam berbahaya
bagi kehidupan aquatik. Bahkan sejumlah spesies aquatik sensitif di sungai Ajkwa
telah punah akibat tailing Freeport.

2.3.2 MSDS Bahan Kimia Penambangan Oleh PT. Freeport di Papua


(Merkuri)

Bagian 1: Produk kimia dan Identifikasi Perusahaan


Nama Produk: merkuri klorida
Sinonim: Calochlor; Mercury (II) Klorida; Bichloride dari Air raksa
Nama kimia: merkuri klorida
Chemical Formula: HgCl2

Bagian 2: Identifikasi Bahaya


Potensi Efek Kesehatan Akut:
Berbahaya jika terkena mata, kulit, tertelan dan terhirup. Korosif terhadap
mata dan kulit. Jumlah kerusakan jaringan tergantung seberapa lama tersentuh.
Terkena mata akan mengakibatkan kerusakan pada kornea atau kebutaan. Terkena
kulit dapat menyebabkan peradangan dan gatal gatal. Menghirup gasnya akan
menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan atau pernapasan, yang ditandai
dengan rasa terbakar, bersin dan batuk. Jika terhirup dalam waktu yang sangat
lama akan menyebabkan kerusakan pada paru-paru, tersedak, pingsan bahkan
kematian. Peradangan mata ditandai dengan kemerahan, berair, dan gatal-gatal.
Radang kulit ditandai dengan gatal, kemerahan scaling,, atau, kadang-kadang,
memerah.
Potensi Efek Kesehatan kronis:
Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan),
dan terhirup. Efek-efek Karsinogenik: Baris MUNGKIN oleh IRIS, 3 (bukti
samar-samar.) Dengan NTP. A4 (Tidak diklasifikasikan untuk manusia atau
hewan.) Oleh ACGIH. Mutagenik EFEK: Mutagenic untuk sel somatik mamalia.
Mutagenik untuk bakteri dan ragi. Substansi adalah racun bagi otak, sistem saraf
perifer, kulit, sistem saraf pusat (SSP), mata, lensa atau kornea. Substansi
mungkin beracun untuk sistem reproduksi. Berulang atau berkepanjangan paparan
substansi dapat menghasilkan kerusakan target organ. Paparan berulang dari mata
ke tingkat butiran zat yang rendah dapat menghasilkan iritasi mata. Paparan
berulang pada kulit dapat menghasilkan kerusakan kulit lokal, atau dermatitis.
Terhirup dari debu dapat menghasilkan berbeda-beda pernapasan iritasi atau
kerusakan paru-paru. Pemaparan berulang terhadap bahan yang sangat beracun
dapat menghasilkan kerusakan umum kesehatan oleh akumulasi dalam satu atau
organ manusia banyak. Inhalasi diulang atau diperpanjang debu dapat
menyebabkan pernafasan kronis iritasi.

Bagian 3: Tindakan Pertolongan Pertama


Kontak Mata:
Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Segera siram mata dengan
banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan
perawatan medis dengan segera.
Kontak Kulit:
Segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit. Cuci
dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-
bakteri. Mencari bantuan medis segera.
Terhirup:
Jika terhirup, pindahkan ke tempat yang berudara segar. Jika pingsan, berikan
pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis
segera.
Tertelan:
Jika tertelan, jangan dimuntahkan kecuali diarahkan untuk melakukannya
oleh tenaga medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada
bawah sadar seseorang. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat
pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan perawatan medis dengan segera.

Bagian 4: Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran


Tumpahan Kecil:
Gunakan alat yang tepat untuk menempatkan tumpah padat dalam wadah
pembuangan limbah nyaman.
Tumpahan Besar:
Korosif padat. Beracun padat. Hentikan kebocoran jika tanpa risiko.
Jangan sampai air di dalam kontainer. Jangan menyentuh bahan tumpah.
Menggunakan semprotan air untuk mengurangi uap. Mencegahnya masuk ke
dalam selokan, ruang bawah tanah atau daerah terbatas; tanggul jika diperlukan.
Meminta bantuan pada pembuangan. Hati-hati bahwa produk tidak hadir pada
tingkat konsentrasi di atas NAB. Periksa NAB pada MSDS dan dengan lokal
berwenang.

Bagian 5: Penanganan dan Penyimpanan


Tindakan pencegahan:
Simpan dalam tempat terkunci dan wadah kering. Jangan menelan. Jangan
menghirup debu. Jangan pernah menambahkan air pada produk ini. Dalam hal
ventilasi cukup, pakai peralatan pernapasan yang sesuai. Jika tertelan, segera
dapatkan saran medis dan tunjukkan wadah atau label. Hindari kontak dengan
kulit dan mata. Jauhkan dari incompatibles seperti agen oksidasi, logam, asam,
alkali.
Penyimpanan:
Simpan wadah tertutup rapat. Simpan wadah di tempat yang sejuk dan
berventilasi cukup. Jangan simpan di atas 23 C (73,4 F).

Bagian 6: Sifat Fisik dan Kimia


Keadaan fisik dan penampilan : Solid. (Kristal padat.)
Bau : berbau.
Rasa : Tidak tersedia.
Molekul Berat : 271,5 g / mol
Warna : Putih.
pH (1% soln / air) : Tidak tersedia.
Titik Didih : 302 C (575,6 F)
Melting Point : 276 C (528,8 F)
Suhu kritis : Tidak tersedia.
Spesifik Gravity : 5.44 (Air = 1)
Properti Dispersi : Lihat kelarutan dalam air, metanol eter, dietil.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dingin, air panas. Larut
dalam metanol, dietil eter.

Bagian 7: Informasi Toksikologi


Rute masuk : Penghirupan. Konsumsi.
Keracunan untuk Hewan : Oral akut toksisitas (LD50): 1 mg / kg [Rat.].
Toksisitas kulit akut (LD50) : 41 mg / kg [Tikus].
Kronis Efek pada Manusia : Efek karsinogenik: Baris MUNGKIN oleh IRIS, 3
(bukti samar-samar.) Dengan NTP. A4 (Tidak diklasifikasikan untuk manusia atau
hewan) oleh ACGIH.
Efek mutagenic : mutagenik untuk sel somatik mamalia. Mutagenik
untuk bakteri dan / atau ragi.
Menyebabkan kerusakan pada organ berikut: otak, sistem saraf perifer, kulit,
sistem saraf pusat (SSP), mata, lensa atau kornea.
Dapat menyebabkan kerusakan pada organ berikut: sistem reproduksi.
2.4 Pencemaran Sungai Ciujung Limbah Pabrik Kertas
yang terjadi pada Sungai Ciujung, akibat limbah dari pabrik kertas yakni
PT Indah Kiat Pulp & Paper (IKPP) yang terletak di Kecamatan Keragilan,
Kabupaten Serang semakin membahayakan. Namun Pemerintah Kabupaten
(Pemkab) Serang sendiri belum memiliki langkah konkrit untuk mengatasi
pencemaran Sungai Ciujung tersebut, bahkan audit lingkungan yang saat ini
sedang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup terhadap beberapa
perusahaan yang diduga melakukan pencemaran dianggap tidak akan objektif.
Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Serang, Ahmad Soleh mengaku sangat
pesimistis dengan hasil audit wajib tersebut. Sebab, seluruh pembiayaan audit
ditanggulangi oleh perusahaan yang diaudit, dalam hal ini PT IKPP. Kendati
diserahkan kepada tim independen, hasilnya tidak akan objektif selama biaya
audit lingkungan itu dibiayai oleh perusahaan yang diaudit. Logikanya, kalau saya
memberikan uang untuk mereka, saya pun bisa memberikan pesanan terhadap
mereka.Artinya hasilnya bisa saja disetir oleh saya meskipun hanya sekian
persennya.Sama halnya dengan yang terjadi pada PT IKPP.Hasilnya sudah bisa
diduga pasti tidak akan objektif, tegas Ahmad Soleh di Serang, Senin
(10/9).Soleh memaparkan bahwa tempat penampungan limbah yang dimiliki PT
IKPP, tidak cukup untuk menampung seluruh limbah yang dikeluarkan yang
kemudian diproses agar saat dialirkan ke Sungai Ciujung sesuai dengan buku
mutu air yang dapat digunakan.Faktanya, kekuatan penampung ipalnya hanya 32
ribu meter kubik per hari.Sementara setiap harinya PT IKPP membuang
limbahnya hampir 38 ribu meter kubik, jelasnya.Dikatakan, berdasarkan hasil
pengamatan yang dilakukannya, saat ini saja bau Sungai Ciujung tercium hingga
satu kilometer.Sementara airnya sendiri sudah tidak dapat digunakan lagi.Mata
saja sampai berair jika kita terlalu dekat akibat aroma limbah dari PT IKPP yang
begitu menyengat, katanya. Menurut Soleh, Pemkab Serang dan Pemprov Banten
belum menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi limbah dari PT IKPP
tersebut. Karena itu, masyarakat harus berani bersuara. Manajemen PT IKPP
secara perlahan telah membunuh masyarakat Serang Timur dan Utara. Sementara
pemerintah tidak pernah tegas menutup perusahaan yang jelas-jelas sudah
melanggar undang-undang, tegasnya. Sementara, Kepala Badan Lingkungan
Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Serang, Anang Mulyana hingga saat ini
masih menunggu hasil audit tim independen dari Kementerian LH. Sebelum
lebaran, kata Anang, pihaknya bersama dewan sudah menanyakan hasil audit
tersebut.Kita juga sudah melayangkan surat ke Kementerian LH untuk segera
memberitahu hasil auditnya.Katanya, September 2012 ini akan diberikan,
jelasnya. Dikatakan Anang, audit tersebut merupakan audit wajib karena
pencemaran limbah dari PT IKPP sudah dianggap membahayakan. Anang juga
tidak menyangkalnya jika PT IKPP masih membuang limbahnya ke Sungai
Ciujung meskipun debit airnya saat ini minim akibat musim kemarau.
2.4.1 MSDS SO2
Sifat Fisik dan Kimia
Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen
sulfur bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur
trioksida (SO3), dan keduanya disebut sulfur oksida (SOx). Sulfur dioksida
mempunyai karakteristik bau yang tajam dan tidak mudah terbakar diudara,
sedangkan sulfur trioksida merupakan komponen yang tidak reaktif. Pembakaran
bahan-bahan yang mengandung Sulfur akan menghasilkan kedua bentuk sulfur
oksida, tetapi jumlah relatif masing-masing tidak dipengaruhi oleh jumlah oksigen
yang tersedia. Di udara SO2 selalu terbentuk dalam jumlah besar. Jumlah SO3
yang terbentuk bervariasi dari 1 sampai 10% dari total SOx. Mekanisme
pembentukan SOx dapat dituliskan dalam dua tahap reaksi sebagai berikut :
S + O2 < > SO2
2 SO2 + O2 < > 2 SO3
SO3 di udara dalam bentuk gas hanya mungkin ada jika konsentrasi uap air sangat
rendah. Jika konsentrasi uap air sangat rendah. Jika uap air terdapat dalam jumlah
cukup, SO3 dan uap air akan segera bergabung membentuk droplet asam sulfat
( H2SO4 ) dengan reaksi sebagai berikut :
SO SO2 + H2O2 > H2SO4
yang normal terdapat di udara bukan SO3 melainkan H2SO4 Tetapi jumlah
H2SO4 di atmosfir lebih banyak dari pada yang dihasilkan dari emisi SO3 hal ini
menunjukkan bahwa produksi H2SO4 juga berasal dari mekanisme lainnya.
Setelah berada diatmosfir sebagai SO2 akan diubah menjadi SO3 (Kemudian
menjadi H2SO4) oleh proses-proses fotolitik dan katalitik Jumlah SO2 yang
teroksidasi menjadi SO3 dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk jumlah air
yang tersedia, intensitas, waktu dan distribusi spektrum sinar matahari, Jumlah
bahan katalik, bahan sorptif dan alkalin yang tersedia. Pada malam hari atau
kondisi lembab atau selama hujan SO2 di udara diaborpsi oleh droplet air alkalin
dan bereaksi pada kecepatan tertentu untuk membentuk sulfat di dalam droplet.
Gas belerang dioksida SO2 tidak berwarna, dan berbau sangat tajam. Gas belerang
dioksida dihasilkan dari pembakaran senyawasenyawa yang mengandung unsur
belerang. Gas belerang dioksida SO2 terdapat di udara biasanya bercampur
dengan gas belerang trioksida SO3 dan campuran ini diberi simbol sebagai SOx.
Senyawa sulfur di atmosfer terdiri dari H2S, merkaptan, SO2, SO3, H2SO4
garam-garam sulfit, garam-garam sulfat, dan aerosol sulfur organik.Dari
cemaran tersebut yang paling penting adalah SO2 yang memberikan sumbangan
50% dari emisi total. Cemaran garam sulfat dan sulfit dalam bentuk aerosol yang
berasal dari percikan air laut memberikan sumbangan 15% dari emisi total.

Sumber dan Distribusi


Sepertiga dari jumlah sulfur yang terdapat di atmosfir merupakan hasil
kegiatan manusia dan kebanyakan dalam bentuk SO2. Dua pertiga hasil kegiatan
manusia dan kebanyakan dalam bentuk SO2. Dua pertiga bagian lagi berasal dari
sumber-sumber alam seperti vulkano dan terdapat dalam bentuk H2S dan oksida.
Masalah yang ditimbulkan oleh bahan pencemar yang dibuat oleh manusia adalah
ditimbulkan oleh bahan pencemar yang dibuat oleh manusia adalah dalam hal
distribusinya yang tidak merata sehingga terkonsentrasi pada daerah tertentu.
Sedangkan pencemaran yang berasal dari sumber alam biasanya lebih tersebar
merata. Tetapi pembakaran bahan bakar pada sumbernya merupakan sumber
pencemaran Sox, misalnya pembakaran arang, minyak bakar gas, kayu dan
sebagainya Sumber SOx yang kedua adalah dari proses-proses industri seperti
pemurnian petroleum, industri asam sulfat, industri peleburan baja dan
sebagainya. Pabrik peleburan baja merupakan industri terbesar yang menghasilkan
Sox. Hal ini disebabkan adanya elemen penting alami dalam bentuk garam sulfida
misalnya tembaga ( CUFeS2 dan CU2S ), zink (ZnS), Merkuri (HgS) dan Timbal
(PbS). Kerbanyakan senyawa logam sulfida dipekatkan dan dipanggang di udara
untuk mengubah sulfida menjadi oksida yang mudah tereduksi. Selain itu sulfur
merupakan kontaminan yang tidak dikehandaki didalam logam dan biasanya lebih
mudah untuk menghasilkan sulfur dari logam kasar dari pada menghasilkannya
dari produk logam akhirnya. Oleh karena itu SO2 secara rutin diproduksi sebagai
produk samping dalam industri logam dan sebagian akan terdapat di udara.
Dampak terhadap Kesehatan
Pencemaran SOx menimbulkan dampak terhadap manusia dan hewan,
kerusakan pada tanaman terjadi pada kadasr sebesar 0,5 ppm. Pengaruh utama
polutan Sox terhadap manusia adalah iritasi sistem pernafasan. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada kadar SO2 sebesar
5 ppm atau lebih bahkan pada beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada
kadar 1-2 ppm. SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama
terhadap orang tua dan penderita yang mengalami penyakit khronis pada sistem
pernafasan kadiovaskular. Individu dengan gejala penyakit tersebut sangat sensitif
terhadap kontak dengan SO2, meskipun dengan kadar yang relatif rendah.
Konsentrasi ( ppm ) Pengaruh
35 Jumlah terkecil yang dapat dideteksi dari baunya
8 12 Jumlah terkecil yang segera mengakibatkan iritasi tenggorokan
20 Jumlah terkecil yang akan mengakibatkan iritasi mata
20 Jumlah terkecil yang akan mengakibatkan batuk
Maksimum yang diperbolehkan untuk konsentrasi dalam waktu
20
lama
Maksimum yang diperbolehkan untuk kontrak singkat ( 30
50 100
menit )
400 -500 Berbahaya meskipun kontak secara singkat
Pengendalian
1. Pencegahan
Sumber Bergerak
a) Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap berfungsi baik
b) Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara berkala
c) Memasang filter pada knalpot
Sumber Tidak Bergerak
a. Memasang scruber pada cerobong asap.
b. Merawat mesin industri agar tetap baik dan lakukan pengujian secara berkala.
c. Menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara dengan kadar Sulfur rendah.
Bahan Baku
Pengelolaan bahan baku SO2 sesuai dengan prosedur pengamanan.
Manusia
Apabila kadar SO2 dalam udara ambien telah melebihi Baku Mutu (365mg/Nm3
udara dengan rata-rata waktu pengukuran 24 jam) maka untuk mencegah dampak
kesehatan, dilakukan upaya-upaya :
a. Menggunakan alat pelindung diri (APD), seperti masker gas.
b. Mengurangi aktifitas diluar rumah.
2. Penanggulangan
Memperbaiki alat yang rusak
Penggantian saringan/filter
Bila terjadi/jatuh korban, maka lakukan :
- Pindahkan korban ke tempat aman/udara bersih.
- pengobatan atau pernafasan buatan.
- Kirim segera ke rumah sakit atau Puskesmas terdekat.

Anda mungkin juga menyukai