Asam seperti HCl, HNO3 dan HC2H3O2, dengan molekul yang mapu menyumbangkan
datu proton ke sebuah molekul air disebut asam monoprotik. Karena penyumbangan proton
adalah suatu reaksi yang reversibel, tiap asam hatuslah membentuk basa dengan
menyumbangkan protonnya itu. Serupa pula, tiap basa haruslah membentuk suatu asam dengan
menerima sebuah proton. Hubungan ini dinamakan sebagai konjugat.
HA + H2O H3O+ + A-
Asam1
yang khas pelarut tersebut adalah asam; zat yang meninggikan spesies anionnya adalah basa. Jadi
bagi pelarut BrF3, senyawaan seperti BrF2AsF6 yang melarut, dan menghasilkan ion BrF2+ dan
AsF6- adalah suatu asam, sedangkan KBrF 4 adalah basa. Bila larutan asam dan basa dicampur,
terjadi reaksi penetralan membentuk garam dan molekul pelarut.
BrF2+ + AsF6- + K+ + BrF4- K+ + AsF6- + 2BrF3
Asam basa garam
Bagi pelarut berproton definisi ini bahkan lebih luas dan lebih bermanfaat, karena menerangkan
mengapa sifat asam atau basa bukanlah sifat mutlat zat terlarut. Agaknya sifat asam atau basa
dari zat hanya dapat dirinci dalam kaitannya dengan pelarut yang dipakai. Misalnya dalam air
CH3COOH (asam asetat) adalah asam:
CH3COOH + H2O H3O+ + CH3COO-
Dalam sistem pelarut asam sulfat, CH3COOH adalah basa:
H2SO4 + CH3COOH CH3COOH2+ + HSO4-
Sebagai contoh lain, urea, H2NC(O)NH2 yang ternyata netral dalam air, merupakan asam dalam
amonia cair
NH3 + H2NC(O)NH2 NH4+ + H2NC(O)NH-
Definisi Lux dan Flood
CaO + H2O Ca(OH)
CaCO3 + 2H2O
Bila CaO dan CO2 mula-mula dibiarkan bereaksi dengan air, produk hidrasinya segera
dikenali sebagai asam dan basa. Reaksi antara asam dan basa tersebut menghasilkan garam
CaCO3 dan pelarut, merupakan reaksi penetralan. Namun reaksi tersebut dapat dikerjakan sevara
langsung seperti pada persamaan kedua, tanpa keikutsertaan pelarut. Sewajarnyalah bila
selanjutnya reaksi tersebut dianggap sebagai seaksi asam basa. Beberapa contoh lain dari reaksi
langsung antara oksida asam dan oksida basa adalah:
CaO + SiO2 CaSiO3
3Na2O + P2O5 2Na3PO4
Prinsip umum dalam proses tersebut adalah dikenali oleh Lux dan Flood, yang
mengusulkan bahwa asam didefinisikan sebagai donor ion oksida dan basa sebagai akseptor ion
oksida. Jadi pada reaksi tersebut, asam yaitu CaO dan Na 2O menyediakan ion oksidanya kepada
basa CO2, SiO2, dan P2O5, sehingga terbentuklah anion CO32-, SiO32- dan PO43-.
Konsep Lux-Flood sangat berguna dalam pengelolaan sistem anhidrat pada suhu tinggi
seperti dijumpai pada keramik dan metalurgi. Konsep ini hubungannya terbalik dengan kimia
dalam sistem air dari asam-basa, karena asam adalah oksida yang bereaksi dengan air
menghasilkan basa, misalnya:
Na2O + H2O 2Na+ +2OH-
Dan basa adalah anhidrida dari asam dalam air, misalnya:
P2O5 + 3H2O 2H3PO4
Definisi Lewis
Salah satu definisi yang paling umum dan paling berguna dari sekalian definisidiusulkan oleh
G.N. Lewis, yang mendefinisikan asam sebagai akseptor pasangan elektron, dan suatu basa
sebagai donor pasangan elektron. Definisi ini mencakup definisi Bronsted-Lowry sebagai kasus
khusus karena proton dapat dianggap sebagai akseptor pasangan elektron, dan basa apakah
berupa OH-, NH2-, HSO4- dan sebagainyasebagai donor pasangan elektron.
Namun, definisi Lewis meliputi sistem yang luas yang sama sekali tidak mengandung proton.
Reaksi antara amonia dan BF3 misalnya adalah reaksi asam basa.
Menurut Lewis semua ligan yang biasa digunakan dapat dipandang sebagai basa, dan semua ion
logam sebagai asam. Derajat pengikatan ion logam terhadap ligan bisa dinyatakan sebagai
derajat keasaman Lewis, dan kecenderungan ligan untuk terikat kepada ion logam dapat
dianggap sebagai ukuran kebasaan Lewisnya.
Kekuatan asam dan basa menurut Lewis tidak merupakan sifat yang tetap dan inheren dari
spesies yang dibahas, tetapi agak bervariasi sesuai dengan pasangannya. Jadi urutan kekuatan
basa dari sederet basa Lewis dapat berubah bila jenis asam yang bisa bereaksi dengan basa
tersebut berubah.
(Cotton, 1989)
Pengaruh Elektronik
Keelektronegatifan pensubstitusi memberikan pengaruh nyata. Jadi kekuatan basa dan asam
dipengaruhi secara berlawanan, seperti tampak pada contoh berikut:
Basa : (CH3)3N > H3N > F3N
Asam : (CH3)3B < H3B < F3B
Makin bersifat menarik elektron (elektronegatif) pensubstitusi tersebut, makin nyata keasaman
Lewisnya dan mengurangi kebasaan Lewisnya.
(Cotton, 1989)
DAFTAR PUSTAKA
Cotton, F. Albert, 1989, Kimia Anorganik Dasar, Jakarta: UI-Press
Keenan, Charles W., 1984, Ilmu Kimia untuk Universitas, Jakarta: Erlangga
Svehla, G., 1979, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, Jakarta: PT. Kalman
Media Pusaka