Fisiologi persalinan
Persalinan normal disebut juga partus spontan adalah proses lahirnya bayi pada
letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta
tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam
( Rustam Mochtar, 1998 ).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan ( 37 42 minggu ) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
janin ( Prawirohardjo, 2001 ).
1. Estrogen
Estrogen berfungsi untuk meningkatkan sensivitas otot rahim dan
memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan
oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis.
2. Progesteron
Progesteron berfungsi menurunkan sensivitas otot rahim,
menyulitkan penerimaan rangsangan dari luar seperti oksitosin,
rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis, dan menyebabkan otot
rahim dan otot polos relaksasi.
Pada kehamilan kedua hormon tersebut berada dalam keadaan yang seimbang,
sehingga kehamilan bisa dipertahankan. Perubahan keseimbangan kedua hormon
tersebut menyebabkan oksitosin yang dikeluarkan oleh hipofise parst posterior
dapat menimbulkan kontraksi dalam bentuk Braxton Hicks. Kontraksi ini akan
menjadi kekuatan yang dominan pada saat persalinan dimulai, oleh karena itu
makin tua kehamilan maka frekuensi kontraksi semakin sering. Oksitosin diduga
bekerja bersama atau melalui prostaglandin yang makin meningkat mulai umur
kehamilan minggu ke-15 sampai aterm lebih-lebih sewaktu partus atau persalinan.
Disamping faktor gizi ibu hamil dan keregangan otot rahim dapat memberikan
pengaruh penting untuk mulainya kontraksi rahim.
1
Dengan demikian dapat dikemukakan beberapa teori yang memungkinkan
terjadinya proses persalinan :
2
belum dapat dipastikan, besar kemungkinan semua faktor bekerja bersama-
sama, sehingga pemicu persalinan menjadi multifaktor.
Pada kehamilan kedua hormon tersebut berada dalam keadaan yang seimbang,
sehingga kehamilan bisa dipertahankan. Perubahan keseimbangan kedua hormon
tersebut menyebabkan oksitosin yang dikeluarkan oleh hipofise parst posterior
dapat menimbulkan kontraksi dalam bentuk Braxton Hicks. Kontraksi ini akan
menjadi kekuatan yang dominan pada saat persalinan dimulai, oleh karena itu
makin tua kehamilan maka frekuensi kontraksi semakin sering. Oksitosin diduga
bekerja bersama atau melalui prostaglandin yang makin meningkat mulai umur
kehamilan minggu ke-15 sampai aterm lebih-lebih sewaktu partus atau persalinan.
Disamping faktor gizi ibu hamil dan keregangan otot rahim dapat memberikan
pengaruh penting untuk mulainya kontraksi rahim
c) Persalinan normal
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dari janin turun
kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong
keluar melalui jalan lahir (Sarwono, 2001). Persalinan normal disebut juga partus
spontan atau proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu
sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya
berlangsung kurang dari 24 jam (Rustam Mochtar, 1998).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
janin (Prawirohardjo, 2001)
d) Mekanisme persalinan
Mekanisme persalinan normal adalah rentetan gerakan pasif janin pada saat
persalinan berupa penyesuaian bagian terendah (kepala) janin terhadap jalan lahir
atau panggul pada saat melewati jalan lahir
Pada primigavida masuknya kepala janin dimulai pada akhir kehamilan. Masuk
periode inpartu dalam keadaan kepala engaged.(BDP). Pada nulipara, masuknya
kepala janin pada pintu atas panggul terjadi pada awal persalinan. masuk periode
inpartu dalam keadaan floating (melayang di atas PAP)
Engagement atau kepala sudah cakap apabila diameter terbesar bagian terendah
janin telah melewati PAP.. Engagement kepala janin bergantian pada situasi :
3
2) Asinklitismus jika sutura sagitalis dalam keadaan kebelakang mendekati
promontorium dan ke depan mendekati simfisis pubis. Terdapat 2 macam
posisiasinklitismus.yaitu Asinklitismus Anterior (sutura sagitalis mendekati
promontorium dan tulang ubun-ubun/parietal depan lebih rendah dari tulang
ubun-ubun belakang) dan asinklitismus Posterior (Sutura sagitalis mendekati
simfisis pubis, tulang ubun-ubun/parietal belakang lebih rendah lebih rendah dari
tulang ubun-ubun depan.
b. Turunnya kepala janin ke dasar panggul
Pada primipara, masuknya kepala janin ke dalam PAP terjadi sebelum persalinan,
sedangkan turunnya kepala terjadi setelah itu, biasanya pada awal kala II. Pada
nulipara, masuk dan turunnya kepala janin ke dalam panggul terjadi bersamaan.
c. Fleksi
Dengan turunnya kepala, fleksi kepala bertambah sehingga posisi ubun-ubun kecil
(UUK) lebih rendah daripada ubun-ubun besar (UUB) sehingga diameter fronto
oksipital (12 cm) sebagai ukuran terpanjang terbentang antara fronto diameter
anteroposterior dan diameter sub oksipitobregmatika (9,5cm) yang lebih kecil
yang akan melewati jalan lahir.
Terjadi agar kepala dapat melewati PBP, sumbu jalan lahir arah anteroposterior
Setelah kepala lahir seluruhnya, kepala kembali memutat ke arah punggung untuk
menghilangkan torsi pada leher karena putaran paksi dalam tadi.putaran ini
disebut putaran restitusi kemudian putaran dilanjutkan hingga kepala berhadapan
dengan tuber ischiadicum sepihak (di sisi kiri)
g. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah simfisis dan menjadi
hypomochilion untuk melahirkan bahu belakang kemudian bahu depan menyusul
seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.
4
3. Fisiologi nifas
a) Puerperium normal dan penangananya
1) Pengertian nifas
Nifas atau puerperium adalah periode waktu atau masa dimana organ-organ
reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil. Masa ini membutuhkan waktu
sekitar enam minggu (Fairer, Helen, 2001:225)
1. Involusi Uterus
Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus
kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 60 gram. Involusi uteri
dapat juga dikatakan sebagai proses kembalinya uterus pada keadaan semula atau
keadaan sebelum hamil. Involusi uterus melibatkan reorganisasi dan penanggalan
decidua/endometrium dan pengelupasan lapisan pada tempat implantasi plasenta
sebagai tanda penurunan ukuran dan berat serta perubahan tempat uterus, warna
dan jumlah lochia.
5
berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi situs
atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan.
Penurunan ukuran uterus yang cepat itu dicerminkan oleh perubahan lokasi uterus
ketika turun keluar dari abdomen dan kembali menjadi organ pelviks. Segera
setelah proses persalinan puncak fundus kira-kira dua pertiga hingga tiga
perempat dari jalan atas diantara simfisis pubis dan umbilicus. Kemudian naik ke
tingkat umbilicus dalam beberapa jam dan bertahan hingga satu atau dua hari dan
kemudian secara berangsur-angsur turun ke pelviks yang secara abdominal tidak
dapat terpalpasi di atas simfisis setelah sepuluh hari.Perubahan uterus ini
berhubungan erat dengan perubahan-perubahan pada miometrium. Pada
miometrium terjadi perubahan-perubahan yang bersifat proteolisis. Hasil dari
proses ini dialirkan melalui pembuluh getah bening.Decidua tertinggal dalam
uterus setelah separasi dan ekspulsinplasenta dan membrane yang terdiri dari
lapisan zona basalis dan suatu bagian lapisan zona spongiosa pada decidua basalis
(tempat implantasi plasenta) dan decidua parietalis (lapisan sisa uterus).
Decidua yang tersisa ini menyusun kembali menjadi dua lapisan sebagai hasil
invasi leukosit yaitu :
1. Suatu degenerasi nekrosis lapisan superficial yang akan terpakai lagi sebagai
bagian dari pembuangan lochia dan lapisan dalam dekat miometrium.
6
pinggir luka dan juga dari sisa-sisa kelenjar pada dasar luka.Regenerasi
endometrium terjadi di tempat implantasi plasenta selama sekitar 6 minggu.
Epitelium berproliferasi meluas ke dalam dari sisi tempat ini dan dari lapisan
sekitar uterus serta di bawah tempat implantasi plasenta dari sisa-sisa kelenjar
basilar endometrial di dalam deciduas basalis. Pertumbuhan kelenjar endometrium
ini berlangsung di dalam decidua basalis.
a. Lochia Rubra/ merah (kruenta)Lochia ini muncul pada hari 1 sampai hari ke 4
masa postpartum. Sesuai dengan namanya, warnanya biasanya merah dan
mengandung darah dari perobekan/luka pada plasenta dans erabut dari deciduas
dan chorion. Terdiri dari sel desidua, verniks caseosa, rambut lanugo, sisa
mekoneum dan sisa darah.
7
c. Lochia Serosa Lochia ini muncul pada hari ke 7 sampai ke 14 postpartum.
Warnanya biasanya kekuningan atau kecoklatan. Lochia ini terdiri dari lebih
sedikit darah dan lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan
laserasi plasenta.
FISIOLOGI LAKTASI
Laktasi atau menyusui mempunyai dua pengertian, yaitu produksi ASI (prolaktin)
danpengeluaran ASI (oksitosin).
8
B. Refleks Prolaktin
Akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat
kolostrum, tetapi jumlah kolostrum terbatas
dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen danprogesteron yang
masih tinggi. Pasca persalinan, yaitu saat lepasnya plasenta dan berkurangnya
fungsi korpus luteum maka estrogen dan progesteron juga berkurang. Hisapan
bayi akan merangsang puting susu dan kalang payudara, karena ujung-ujung saraf
sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik.
Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus
dan akan menekan pengeluaran faktor penghambat sekresi prolaktin dan
sebaliknya merangsang pengeluaran faktor pemacu sekresi prolaktin.
Faktor pemacu sekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior sehingga
keluarprolaktin.
9
mulut bayi. Dengan demikian sinus laktiferus yang berada di bawah areola,
tertekan antara gusi, lidah dan palatum sehingga ASI keluar.
10