2. a. Kontruksi EPS
b. Prinsip Kerja
Cara kerja Sistem Electric Power Steering (EPS) adalah saat
kunci diputar ke posisi ON, Control Module memperoleh arus listrik
untuk kondisi stand-by, bersamaan dengan itu indikator EPS pada
panel instrumen menyala. Saat mesin hidup, Noise Suppressor
segera menginformasikan pada Control Module untuk mengaktifkan
motor listrik dan clutch pun langsung menghubungkan motor dengan
batang setir. Salah satu sensor yang terletak pada steering rack
bertugas memberi informasi pada Control Module ketika setir mulai
diputar. Disebut Torque Sensor, ia akan mengirimkan informasi
tentang sejauh apa setir diputar dan seberapa cepat putarannya.
Dengan dua informasi tersebut, Control Module segera mengirim arus
listrik sesuai yang dibutuhkan ke motor listrik untuk memutar gigi
kemudi. Dengan begitu proses memutar setir menjadi ringan. Vehicle
Speed Sensor bertugas begitu mobil mulai melaju. Sensor ini
menyediakan informasi bagi control module tentang kecepatan
kendaraan. Pada kecepatan tinggi, umumnya dimulai sejak 80
km/jam, motor elektrik akan dinonaktifkan oleh Control Module.
Dengan begitu setir menjadi lebih berat sehingga meningkatkan
safety. Jadi sistem EPS ini mengatur besarnya arus listrik yang
dialirkan ke motor listrik hanya sesuai kebutuhan saja. Selain
mengatur kerja motor elektrik berdasarkan informasi dari sensor,
Control Module juga mendeteksi jika ada malfungsi pada sistem EPS.
Lampu indikator EPS pada panel instrumen akan menyala berkedip
tertentu andai terjadi kerusakan. Selanjutnya, Control Module
menonaktifkan motor elektrik dan clutch akan melepas hubungan
motor dengan batang setir. Namun karena sistem kemudi yang
dilengkapi EPS ini masih terhubung dengan setir via batang baja,
maka mobil masih dimungkinkan untuk dikemudikan. Walau memutar
setir akan terasa berat seperti kemudi tanpa power steering.
Electric Power Steering (EPS) menggunakan beberapa
perangkat elektronik seperti:
1. Control Module: Sebagai komputer untuk mengatur kerja EPS.
2. Motor elektrik: Bertugas langsung membantu meringankan
perputaran setir.
3. Vehicle Speed Sensor: Terletak di girboks dan bertugas
memberitahu control module tentang kecepatan mobil.
4. Torque Sensor: Berada di kolom setir dengan tugas memberi
informasi ke control module jika setir mulai diputar oleh
pengemudi.
5. Clutch: Kopling ini ada di antara motor dan batang setir.
Tugasnya untuk menghubungkan dan melepaskan motor dengan
batang setir sesuai kondisi.
6. Noise Suppressor: Bertindak sebagai sensor yang mendeteksi
mesin sedang bekerja atau tidak.
7. On-board Diagnostic Display: berupa indikator di panel instrumen
yang akan menyala jika ada masalah sengan sistem EPS.
c. Perawatan EPS
Teknologi ABS ini akan bekerja bilamana mobil atau motor melaju
dengan kencang kemudian di rem secara mendadak, maka sensor sensor
ABS yang terdapat pada sumbu roda memberikan sinyal kepada
komputer, kemudian sistem komputer akan menganalisa melalui sinyal
sinyal tersebut, jika komputer mendeteksi bahwa ada roda yang akan
terkunci maka komputer akan menutup katup aliran minyak rem yang
menuju ke roda sehingga ban tidak terkunci. Sesaat kemudian komputer
akan melepaskan lagi katup tersebut sehingga pengereman berfungsi
kembali begitu seterusnya. Proses ini terjadi sangat cepat dan bila
dihitung dalam 1 detik sistem dapat melakukan yang demikian sebanyak
15 hingga 20 kali proses.
Karena teknologi ini begitu rumit maka kendaraan yang dilengkapi
dengan ABS ini pun juga sedikit lebih mahal ketimbang yang tidak
memakai ABS. Untuk motor saja sistem pengereman ABS ini dipasaran
dijual seharga 5 sampai 6 juta, sedangkan untuk mobil harga 1 unit ABS
ini bisa mencapai 25 juta keatas.
Sistem anti-lock braking memiliki empat komponen utama yang saling
terkait, satu sama lain. Keempat komponen ini memiliki fungsi yang
berbeda-beda, kompenen tersebut antara lain:
1. Sensor Kecepatan
2. Katup Pengereman
Di setiap jalur minyak rem terdapat katup, dan katup ini dikendalikan
oleh komputer / kontroler ABS. Secara umum, katup rem memiliki tiga
posisi yang berbeda.
Katup Posisi Satu: Dalam posisi ini, katup dalam posisi terbuka
penuh, sehingga tekanan minyak rem secara penuh, langsung
diteruskan ke rem.
Katup Posisi Dua: Dalam posisi ini, katup akan menghalangi
tekanan minyak rem, sehingga tekanan tidak akan diteruskan ke
rem walaupun pengemudi menekan rem.
3. Pompa
4. Kontroler / Komputer
Fungsi dari alat ini adalah otak yang mengendalikan katup dan
mengolah data dari sensor kecepatan.
4.
Yawing adalah gerakan bodi kendaraan ke arah kanan dan kiri terhadap
titik tengah kendaraan dilihat dari atas kendaraan.