Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

STASE MESO (MONITORING EFEK SAMPING OBAT)


DI BANGSAL ANAK ASTER
22 Agustus 27 Agustus 2016

Disusun Oleh :

Kelompok VIII

Khanif Lutfi ( STIFAR 106152045)

Rexiano R. Ndjurumana ( USB 162031359)

Riska Damayanti ( UAD - 1508062205)

Dwi Hernamani ( UII 16811031)

Ernie Halimatushadyah ( UMS K11016R007)

Denada Putri Syabrina ( USB 1620313288)

Erni Retnoningsih ( STIFAR 106152031)

PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER


RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO
PERIODE AGUSTUS SEPTEMBER
2016
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................... .1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B.Tujuan..............................................................................................................1
C. Manfaat...........................................................................................................1

BAB II.METODOLOGI........................................................................................2

A. Alat dan Bahan...............................................................................................2


B. Cara kerja.......................................................................................................2
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................3
A. Hasil Algoritma Naranjo.................................................................................3
B. Pembahasan....................................................................................................3
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................6
A. Kesimpulan.....................................................................................................6
B. Saran...............................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................7
LAMPIRAN............................................................................................................8

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Perhitungan Skoring Naranjo..........................................................3


Tabel 2.Persentase Pasien yang mengalami ESO ..................................................3

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Farmacovigilance merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendeteksi, menilai
dan mencegah efek samping atau masalah lainnya terkait dengan penggunaan obat
(BPOM RI, 2011). Sedangkan Monitoring Efek samping obat (MESO) merupakan
bagian dari kegiatan farmacovigilance. Efek samping obat merupakan tiap respon
terhadap obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis yang
digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis, dan terapi. Monitoring efek
samping obat dilakukan dengan memantau baik secara langsung maupun tidak langsung
terjadinya efek samping obat, meminimalkan efek samping yang timbul dan
menghentikan atau penggantian obat jika efek samping memperparah kondisi pasien
(Permenkes, 2014).
Menurut PERMENKES No.58 tahun 2014, tujuan dari MESO yaitu: untuk
menemukan Efek Samping Obat (ESO) sedini mungkin terutama yang berat, tidak
dikenal, frekuensinya jarang; menentukan frekuensi dan insidensi ESO yang sudah
dikenal dan yang baru saja ditemukan; mengenal semua faktor yang mungkin dapat
menimbulkan atau mempengaruhi angka kejadian dan hebatnya ESO; meminimalkan
risiko kejadian reaksi Obat yang tidak dikehendaki; dan mencegah terulangnya kejadian
reaksi obat yang tidak dikehendaki (Permenkes, 2014)
Kegiatan monitoring efek samping ini cukup penting untuk dilakukan agar pasien
mendapatkan pengobatan yang tepat dan mencegah terjadinya efek samping yang tidak
dikehendaki. Pemantauan dan pelaporan ESO dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan
dengan menggunakan formulir pelaporan ESO. Monitoring tersebut dilakukan terhadap
seluruh obat beredar dan digunakan dalam pelayanan kesehatan di Indonesia.

B. Tujuan
Tujuan dilakukan MESO yaitu untuk mengetahui adanya kemungkinan terjadi reaksi
efek samping dari penggunaan obat pada pasien yang di rawat di ruang Aster RSMS.

C. Manfaat
Mahasiswa dapat mempelajari dan mengetahui efek samping dari penggunaan obat-
obat yang digunakan oleh pasien dan dapat mengetahui proses serta berperan langsung
dalam mendeteksi kemungkinan terjadinya efek samping penggunaan obat.
BAB II

1
METODELOGI

A. Alat dan Bahan


1. Lembar Riwayat Penggunaan Obat Harian
2. Lembar Skor Algoritma Naranjo
3. Rekam medik pasien ruang Aster
4. Hasil wawancara dengan pasien

B. Cara Kerja
1. Membuat Riwayat Penggunaan Obat Harian
a. Dilihat dari data dalam rekam medik selama pasien di ruang perawatan (ruang
Aster) diberikan tindakan dan obat apa saja oleh dokter/perawat.
b. Dilakukan pencatatan dalam lembar riwayat penggunaan obat harian, antara lain
tanda vital, keluhan, laboratorium rutin dan terapi obat (secara intravena, peroral,
dan berupa cairan).
c. Dilakukan pendeteksian kemungkinan terjadinya efek samping obat dari masing-
masing pasien yang dapat dilihat dari data tanda vital, keluhan, laboratorium rutin
dan terapi obat (secara intravena, peroral, dan berupa cairan).
2. Melakukan wawancara pada pasien atau keluarga pasien terkait efek samping yang
dicurigai dan mengisi lembar Algoritma Naranjo berdasarkan hasil wawancara
dengan pasien atau keluarga pasien.
3. Menghitung Skor Algoritma Naranjo.

2
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Alogaritma Naranjo


Tabel 1. Hasil Perhitungan Skoring Naranjo

Tabel 2. Persentase Pasien yang mengalami ESO

B. Pembahasan
MESO ini dilakukan di ruang Aster yang merupakan bangsal untuk perawatan
anak. Ruang Aster terdiri dari 15 ruangan yang terdiri atas 36 bed. Pada saat proses
MESO terdapat 27 pasien yang dirawat di ruang Aster. Langkah awal yang
dilakukan adalah pencatatan data penting dari rekam medis ke Lembar Riwayat
Penggunaan Obat Harian (RPOH). Lembar RPOH digunakan sebagai salah satu
acuan dalam mengisi lembar MESO. Pada RPOH dilihat apakah ada keluhan yang
terjadi akibat efek samping obat. Berdasarkan hasil MESO, terdapat 7 kasus yang
dicurigai mengalami ESO yang terjadi pada 5 pasien di ruang Aster.
Pada saat penelusuran MESO, dilakukan visite kepada pasien yang dicurigai
mengalami ESO. Visite dilakukan dengan tujuan menanyakan keluhan yang dialami
pasien dan melakukan pengamatan verbal dan non verbal terhadap kondisi pasien,
kemudian dicocokkkan antara kondisi pasien dengan efek samping obat yang
digunakan.
Penilaian efek samping suatu obat pada kegiatan MESO ini dilakukan dengan
menggunakan algoritma naranjo yang terdiri dari 10 pertanyaan. Pertanyaan pada
skala naranjo nomor 1 mengenai laporan ESO, dapat dijawab berdasarkan literatur.
Pertanyaan nomor 2 mengenai efek samping yang terjadi setelah pemberian obat,
dapat ditanyakan langsung pada pasien terkait dengan keluhan dan kondisi pasien,

3
kemudian dicocokkan dengan efek samping obat yang digunakan. Pertanyaan nomor
3 dan 4 mengenai reaksi yang dialami pasien setelah obat dihentikan dan setelah obat
digunakan kembali, diberi skor 0 karena intervensi penghentian dan pemberian obat
ulang tidak dilakukan oleh peneliti. Pertanyaan nomor 5 dijawab dengan melihat
keluhan penyakit pasien atau alergi yang dimiliki pasien yang kemungkinan dapat
menjadi alternatif penyebab munculnya efek samping. Pertanyaan nomor 6 mengenai
efek yang timbul ketika diberi plasebo, pertanyaan nomor 7 mengenai konsentrasi
toksik, dan pertanyaan nomor 8 mengenai efek yang timbul ketika dosis diturunkan.
Pertanyaan nomor 6, 7, dan 8 diberi skor 0 untuk semua obat karena intervensi untuk
ketiga pertanyaan tersebut tidak bisa dilakukan oleh peneliti. Pertanyaan nomor 9
dapat ditanyakan langsung ke pasien terkait penggunaan obat di masa lampau, apakah
pernah mengalami ESO yang serupa atau tidak. Pertanyaan nomor 10 dapat dijawab
dengan hasil data laboratorium sebagai bukti obyektif yang mendukung terjadinya
efek samping obat.
Setelah dianalisis menggunakan Naranjo, maka akan didapatkan total skor.
Ada empat kategori hasil score Naranjo. Kategori highly probable atau
kemungkinan sangat besar terjadi efek samping obat dengan score 9+, kategori
probable atau kemungkinan besar terjadi efek samping obat dengan score 5-8,
kategori possible atau kemungkinan kecil terjadi efek samping dengan score 1-4,
dan kategori doubtful atau tidak terjadi efek samping obat dengan score 0-.
Berdasarkan hasil MESO yang tercantum dalam tabel 1, terdapat 5 macam
obat yang dicurigai menimbulkan efek samping obat pada pasien, diantaranya
ampicilin, ranitidin, kloramfenikol, cymeven, dan digoksin. An. RS mengalami
keluhan pusing setelah mendapatkan terapi cymeven. Total score yang diperoleh
adalah 3, artinya pusing yang dialami pasien possible karena efek samping obat
cymeven. An. WNL mengalami takikardi setelah mendapatkan terapi digoksin. Hal ini
dapat dilihat dari data objektif pasien, dimana detak jantung pasien di atas 100 kali
per menit setelah mendapatkan terapi digoksin. Total score yang diperoleh adalah 6,
artinya takikardi yang dialami pasien probable karena penggunaan digoksin. An. SA
mengalami keluhan diare setelah mendapatkan terapi ampicilin dan ranitidin. Kedua
obat ini dicurigai memicu terjadinya diare. Total score yang diperoleh untuk masing-
masing obat adalah 8, artinya diare yang dialami pasien probable karena efek samping
obat ampicilin dan ranitidin. An. AS mengalami keluhan muntah setelah mendapatkan
terapi ampicilin dan kloramfenikol. Kedua obat ini dicurigai memicu terjadinya

4
muntah yang dialami pasien. dialami pasien probable karena efek samping obat
ampicilin dan kloramfenikol. An. AJS mengalami keluhan diare setelah mendapatkan
terapi ampicilin. Total score yang diperoleh adalah 7, artinya diare yang dialami
pasien probable karena efek samping obat ampicilin.
Bersadarkan tabel 2, persentase pasien yang mengalami ESO dengan kategori
probable sebesar 14,81%, kategori possible sebesar 3,70%, dengan keluhan efek
samping terbanyak yaitu diare yang disebabkan karena penggunaan ampicilin.
Terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam melakukan MESO di
antaranya:
1. Tulisan dokter yang sulit dibaca, seperti pada Catatan Perkembangan Pasien
Terintegrasi (CPPT).
2. Pasien tidak tahu atau lupa tentang penggunaan obat sebelumnya.
3. Pengisian rekam medik yang kurang lengkap, misalnya keluhan pasien terkadang
tidak ditulis di rekam medik secara lengkap.
4. Data hasil laboratorium pasien tidak semua terlampir dalam rekam medik.

5
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Terdapat 5 pasien yang mengalami ESO dari 27 pasien yang dimonitoring.
2. Persentase pasien yang mengalami ESO dengan kategori Probable sebesar
14,81% dan kategori Possible sebesar 3,70%, dengan keluhan efek samping
terbanyak yaitu diare yang disebabkan karena penggunaan ampicilin.
3. Hasil pelaksanaan MESO didasarkan pada algoritma Naranjo menunjukkan 4
obat (digoksin, ampicilin, ranitidin, dan kloramfenikol) masuk dalam kategori
Probable dan 1 obat (cymeven) masuk dalam kategori Possible dalam
menimbulkan efek sampingnya.

B. Saran
1. Perlu adanya peningkatan komunikasi antar tenaga kesehatan terkait guna
meminimalkan rekasi obat yang tidak kehendaki.
2. Perlu adanya peningakatan catatan terkait pengobatan pasien secara lengkap
sehingga lebih mudah untuk menelusuri efek samping obat yang mungkin terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

1. BPOM. 2011. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor
HK.03.1.23.12.11.10690 tahun 2011 tentang Penerapan Farmakovigilans bagi Industri
Farmasi, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta.

6
2. Permenkes. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 58 tahun 2014
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.

7
LAMPIRAN

Lampiran 1. Riwayat Penggunaan Obat Harian


Pasien An AS

Lampiran 2. Scoring Algoritma Naranjo


Pasien An. AS

8
9

Anda mungkin juga menyukai