Anda di halaman 1dari 5

2.

4 BATUAN METAMORF

Batuan metamorf adalah batuan beku, sedimen ataupun metamorf


yang telah mengalami metamorfisme, yaitu perubahan fisik dan kimia
batuan yang diakibatkan oleh temperature dan tekanan yang tinggi.

Perubahan fisik dalam wujud batuan atau Kristal yang mana


berubah bentuk diakibatkan oleh kenaikan tekanan. Perubahan kimia
terjadi dari pengaruh kenaikan temperature, sehingga komposisi mineral-
mineral akan berubah, baik dalam bentuk ubahan, raplacemen, addisi dan
lain-lain, seperti perubahan mineral-mineral ferromagnesium menjadi
klorit.
Perubahan yang terjadi dalam proses metmorfisme dapat
diakibatkan oleh kenaikan temperature, tekanan dan aktifitas larutan
kimia, melalui proses rekristalisasi tanpa melalui fase cair. Karena apabila
fase ini telah mencapai fase cair, maka keadaan tersebut telah berubah
menjadi proses kristalisasi dalam pembentukan batuan beku.
Suatu kenampakan lapangan yang menarik pada batuan metamorf
yaitu memperlihatkan foliasi dan penjajaran mineral-mineral penyusunnya
yang berbeda dengan batuan yang lain. Foliasi yang ditimbulkan oleh
proses metamorfisme, banyak dikontrol oleh tekanan yang kuat, sehingga
terjadi perubahan bentuk mineral menjadi pipih dan terarah membentuk
bidang/lapisan foliasi. Tanpa pengamatan seksama, maka seringkali
terjadi kekeliruan terhadap penentuan foliasi dengan struktur lapisan dan
cermin sesar. Foliasi yang kuat dapat lepas-lepas menjadi suatu bidang
lembaran-lembaran batuan melalui arah penjajaran mineral pipihnya yang
berbeda dengan lapisan sedimen.

PROSES TERBENTUKNYA BATUAN METAMORF


Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk atau berasal dari
batuan yang telah ada sebelumnya yang mengalami proses
metamorfisme yaitu perubahan fisik dan kimia batuan akibat pengaruh
temperature dan tekanan yang tinggi.
Adapun proses-proses metamorfisme yang terjadi adalah
metamorfisme kontak, metamorfisme dinamik dan metamorfisme regional.
1. Metamorfisme Kontak
Metamorfisme kontak adalah suatu proses metamorfisme yang
terjadi akibat penerobosan magma. Faktor yang berpengaruh adalah
temperature, sedangkan tekanan kurang berpengaruh. Sifat batuan
dari metamorfisme kontan menunjukkan perubahan kimia yang
menonjol, struktur kurang berfosil, tekstur kurang teratur dan
penyebarannya mengikuti zonaintrusi.
2. Metamorfisme Dinamik
Metamorfisme dinamik terbentuk oleh adanya pergeseran atau
dislokasi lapisan bumi. Faktor yang paling berperan adalah perubahan
tekanan, perubahan kekar, sesar atau lipatan oleh gerak tektonik dapat
memicu terjadinya proses metamorfisme dinamik.
3. Metamorfisme Regional
Metamorfisme regional berkembang pada daerah yang luas dan
oleh pengaruh tekanan dan temperature yang tinggi berhubungan
dengan gerakan lempeng, baik secara tektonik maupun tektonik.
Pengaruh tekanan dan temperature yang tinggi dapat membentuk
mineral-mineral tekanan (stress minerals) seperti serisit, muscovite,
stuorolit dan lain-lain. Metamorfisme regional dapat dikenal
berdasarkan tekanan dan temperature pembentukannya.

1. TEKSTUR BATUAN METAMORF


tekstur batuan metamorf dibagi dalam 4 golongan yaitu :
1. Kristalblastik
Adalah tekstur yang memperlihatkan adanya perubahan
bentuk/komposisi mineral sehingga tekstur asal tidak terlihat lagi.
Dapat dibedakan :
- Idioblastik : sebagian besar mineral penyusunnya bersifat idiomorf.
- Xenoblastik : sebagian besar mineral penyusunnya bersifat
xenomorf
- Lepidoblastik : umumnya mineral penyusunnya berbentuk pipih
- Nematoblastik : mineral penyusunnya berbentuk prismatic
- Granoblastik : mineral penyusunnya bersifat equidimensional
- Porphyroblastik : tekstur kristalblastik yang bersifat porfiritik.
- Mosaic tekstur : tekstur equdimensional atau equigranular, mineral
pembentuk polygonal.
- Poikiloblastik : tekstur yang mineral penyusunnya bersifat poiklitik.
- Decussate tekstur : tekstur kristalblastik dari polimineral serabut
dengan orientasi Kristal yang tak teratur seperti pada anthopolit
shirt.
2. Palimset (Tekstur Sisa)
Yaitu tekstur yang masih memperlihatkan tekstur batuan asalnya.
Dapat dibedakan :
- Blastoporfiritik : tekstur sisa yang bersifat porfiritik
- Blastoposefiritik : tekstur sisa yang bersifat posefiritik
- Blastofitik : tekstur sisa yang bersifat ofitik saling memasuki
- Blastofiliktik : tekstur sisa yang bersifat lempung
- Blastosamatik : tekstur sisa yang bersifat pasir
3. Marculose Tekstur
Adalah tekstur pada batu sabak yang memperlihatkan adanya
bintik-bintik.
4. Fokoidal tekstur
Tekstur yang memperlihatkan adanya matriks yang berbentuk
lensa.

2. STRUKTUR BATUAN METAMORF


Struktur batuan metamorf adalah kenampakan dari bentuk susunan
orientasi mineral-mineral berupa bidang atau garis atau bentuk orientasi
poligogranular dari mineral-mineral dalam batuan metamorf.
Struktur batuan metamorf dapat dibagi atas :
1. Struktur Foliasi
Suatu kenampakan dari batuan yang pecah-pecah menurut bidang
yang sejajar dengan permukaan mineral, akibat perbedaan sifat dari
mineral itu sendiri.
2. Struktur Unfoliasi
Struktur yang memperlihatkan adanya mineral pipih, tetapi
menunjukkan agregasi dari mineral equidimensional atau butiran.
2.3. KLASIFIKASI BATUAN METAMORF
1. Batuan Metamorf Foliasi
Batu sabak merupakan batuan metamorf yang berbutir halus dan
disusun terutama oleh mineral mika. Batuan ini menunjukkan belahan
batuan yang sangat bagus, karena sifat fisiknya yang dapat membelah
menjadi batuan yang pipih , maka batu sabak seringa digunakan
sebagai lantai, papan tulis, dan sebagainya. Batu sabak terbentuk dari
serpih yang mengalami proses metamorfisme. Kadang-kadang batuan
ini juga terbentuk dari batuan vulkanik yang berbutir halus. Warna
batua sabak bervariasi tergantung pada kandungan mineral batuan
asalnya. Batu sabak yang berwarna hitam berasal dari serpih yang
banyak mengandung material organic, sedangkan berwarna merah
berasal dari batuan yang banyak mengandung oksida besi. Batu sabak
yang berwarna hijau berasal dari serpih yang banyak mengandung
serpih yang banyak mengandung klorit. Mineral yang menyerupai mika
pada batu sabak terbentuk dari mineral Fe silikat. Karena batu sabak
terbentuk pada proses metamorfisme tingkat rendah, maka bidang
perlapisan batuan kadang masih terlihat. Orientasi belahan batuan
pada batu sabak pada umunya cenderung memotong perlapisan
batuan asal.
2. Batuan Metamorf Unfoliasi
Meruapakan batuan metamorfisme yang tidak memperlihatkan
adanya struktur foliasi tetapi tersusun oleh mineral-mineral bentuk
prismatic, butiran yang equidimensional. Contoh hornfels, Granulite,
Marmer, Skarn, Silicified, Kuarsit.
3. Batuan Metamorf Kataklastik
Batuan ini berasal dari hasil mekanik (kinetic).

Anda mungkin juga menyukai