Turbin gas digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik yang berdiri sendiri (simple cycle)
atau bergandengan dengan turbin uap (combined cycle) pada sisi suhu tingginya. Turbin uap
(combined cycle) memanfaatkan gas buang turbin gas sebagai sumber panasnya. Turbin uap
dianggap sebagai mesin pembakaran luar (external combustion), dimana pembakaran terjadi
diluar mesin. Energi termal dipindah ke uap sebagai panas.
Turbin gas pertama kali berhasil dioperasikan pada pameran nasional Swiss (Swiss National
Exhibition) tahun 1939 di Zurich. Turbin gas yang dibangun antara tahun 1940-an hingga tahun
1950-an efisiensinya hanya sekitar 17 persen; hal ini disebabkan oleh rendahnya efisiensi
kompresor dan turbin dan suhu masuk turbin yang rendah karena keterbatasan teknologi
metalurgi pada saat itu. Turbin gas terpadu dengan turbin uap (combined cycle) yang pertama
kali dipasang pada tahun 1949 di Oklahoma oleh General Electric menghasilkan daya 3,5 MW.
Sebelum ini, pembangkit daya ukuran besar berbahan bakar batu bara ataupun bertenaga nuklir
telah mendominasi pembangkitan tenaga listrik. Tetapi sekarang, turbin gas berbahan baker gas
alam yang telah mendominasinya karena kemampuan start (black start) yang cepat, efisiensi
yang tinggi, biaya awal yang lebih rendah, waktu pemasangan yang lebih cepat, karakter gas
buang yang lebih baik dan berlimpahnya persediaan gas alam. Biaya pembangunan pembangkit
tenaga turbin gas kira-kira setengah kali biaya pembangunan pembangkit tenaga turbin uap
berbahan bakar fosil yang merupakan pembangkit tenaga utama hingga awal tahun 1980-an.
Lebih dari separoh dari seluruh pembangkit daya yang akan dipasang dimasa akan datang
diperkirakan akan merupakan pembangkit daya turbin gas ataupun dikombinasikan dengan
turbin uap (combined cycle).
Di awal tahun 1990-an, General Electric telah memasarkan turbin gas dengan ciri perbandingan
tekanan (pressure ratio) 13,5 menghasilkan daya net 135,7 MW dengan efisiensi termal 33
persen pada operasi sendiri (simple cycle operation). Turbin gas terbaru yang dibuat General
Electric bersuhu masuk 1425 OC (2600 OF) menghasilkan daya hingga 282 MW dengan efisiensi
termal mencapai 39.5 persen pada operasi sendiri (simple cycle operation).
Bahan bakar minyak ringan seperti minyak diesel, minyak tanah, minyak mesin jet, dan bahan
bakar gas yang bersih (seperti gas alam) paling cocok untuk turbin gas. Bagaimanapun , bahan
bakar tersebut diatas akan menjadi lebih mahal dan pasti akan habis. Oleh karena itu, pemikiran
kemasa depan harus dilakukan untuk menggunakan bahan bakar alternatif lain.
Biasanya turbin gas beroperasi pada siklus terbuka. Udara yang segar mengalir ke kompresor,
suhu dan tekanannya dinaikkan. Udara bertekanan terus mengalir ke ruang pembakaran, dimana
bahan bakar dibakar pada tekanan tetap.
Gas panas yang dihasilkan masuk ke turbin, kemudian berekpansi ke tekanan udara luar melalui
berbaris sudu nosel. Ekspansi ini menyebabkan sudu turbin berputar, yang kemudian memutar
poros rotor berkumparan magnet, sehingga menghasilkan teganan listrik dikumparan stator
generator. Gas buang (exhaust gases) yang meninggalkan turbin siklus terbuka tidak digunakan
kembali.
Gb Siklus Braiton
Turbin gas siklus terbuka dapat dibentuk menjadi sebagai turbin gas siklus tertutup dengan
menggunakan anggapan udara standar (air-standard assumptions). Proses kompresi dan ekspansi
tetap sama, tetapi proses pembuangan gas panas tekanan tetap ke udara luar diganti dengan
proses pendinginan qout.
Siklus ideal yang fluida kerja jalani dalam siklus tertutup ini adalah siklus Brayton, yang terdiri
dari empat proses dalam dapat balik (internally reversible):
Pertama, turbin gas berfungsi menghasilkan energi mekanik untuk memutar kompresor dan
rotor generator yang terpasang satu poros, tetapi pada saat start up fungsi ini terlebih dahulu
dijalankan oleh penggerak mula (prime mover).
Penggerak mula ini dapat berupa diesel, motor listrik atau generator turbin gas itu sendiri yang
menjadi motor melalui mekanisme SFC (Static frequency Converter). Setelah kompresor
berputar secara kontinu, maka udara luar terhisap hingga dihasilkan udara bertekanan pada sisi
discharge (tekan) kemudian masuk ke ruang bakar.
Kedua, proses selanjutnya pada ruang bakar, jika start up menggunakan bahan bakar cair (fuel
oil) maka terjadi proses pengkabutan (atomizing) setelah itu terjadi proses pembakaran dengan
penyala awal dari busi, yang kemudian dihasilkan api dan gas panas bertekanan. Gas panas
tersebut dialirkan ke turbin sehingga turbin dapat menghasilkan tenaga mekanik berupa putaran.
Selanjutnya gas panas dibuang ke atmosfir dengan temperatur yang masih tinggi.
Proses seperti tersebut diatas merupakan siklus turbin gas, yang merupakan penerapan Siklus
Brayton. Siklus tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Langkah 1-2 : Udara luar dihisap dan ditekan di dalam kompresor, menghasilkan udara
bertekanan (langkah kompresi)
Langkah 2-3 : Udara bertekanan dari kompresor dicampur dengan bahan bakar, terjadi
reaksi pembakaran yang menghasilkan gas panas (langkah pemberian panas)
Langkah 3-4 : Gas panas hasil pembakaran dialirkan untuk memutar turbin (langkah
ekspansi)
Langkah 4-1 : Gas panas dari turbin dibuang ke udara luar (langkah pembuangan)
Salah satu kelemahan mesin turbin gas (PLTG) adalah efisiensi termalnya yang rendah.
Rendahnya efisiensi turbin gas disebabkan karena banyaknya pembuangan panas pada gas
buang. Dalam usaha untuk menaikkan efisiensi termal tersebut, maka telah dilakukan berbagai
upaya sehingga menghasilkan mesin siklus kombinasi seperti yang dapat kita jumpai saat ini.
Di bidang industri saat ini, dilakukan usaha untuk meningkatkan efisiensi turbin gas yaitu dengan
cara menggabungan siklus turbin gas dengan siklus proses sehingga diperoleh siklus gabungan
yang biasa disebut dengan istilah Cogeneration. Sedangkan untuk meningkatkan efisiensi
termal turbin gas yang digunakan sebagai unit pembangkit listrik (PLTG), siklus PLTG digabung
dengan siklus PLTU sehingga terbentuk siklus gabungan yang disebut Combined Cycle atau
Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU).
Siklus PLTGU terdiri dari gabungan siklus PLTG dan siklus PLTU. Siklus PLTG menerapkan
siklus Brayton, sedangkan siklus PLTU menerapkan siklus ideal Rankine seperti gambar :
Gb Siklus Kombinasi
Penggabungan siklus turbin gas dengan siklus turbin uap dilakukan melalui peralatan
pemindah panas berupa boiler atau umum disebut Heat Recovery Steam Generator
(HRSG). Siklus kombinasi ini selain meningkatkan efisiensi termal juga akan
mengurangi pencemaran udara.
Biaya pemakaian bahan bakar (konsumsi energi) pada PLTGU lebih rendah.
Tempat yang diperlukan tidak terlalu luas, sehingga biaya investasi lahan lebih
sedikit.