PENDAHULUAN
1
kelamin dan riwayat keluarga. Lennep. J, (2007). Menurut Krishnan (2013),
terjadi 9,4% kematian akibat hipertensi disertai dengan penyakit jantung coroner
pada tahun 2008 di Amerika. Selain itu, ada penelitian yang membuktikan 50%
penyakit jantung koroner terjadi di negara berkembang disebabkan karena
hipertensi. Ini menunjukkan hipertensi adalah satu factor resiko utama penyakit
jantung koroner. Townsend (2012).
Menurut Riskesdas 2013 Kementerian Kesehatan RI, prevelensi
hipertensi di Indonesia pada usia di atas 18 tahun mencapai 29,8%. Prevalensi ini
semakin bertambah seiring dengan bertambahnya usia. Prevalensi hipertensi pada
golongan umur 55-64 tahun dan >75 tahun, masing masing mencapai 53,7%,
63,5%, dan 67,3%. Statistik menunjukkan prevalensi usia standart hipertensi pada
orang dewasa di Indonesia sebesar 42,7% pada laki-laki dan 39,2% pada wanita.
Berdasarkan diagnose dokter, prevelensi penyakit jantung terbanyak di Jawa
Timur dengan jumlah penderita sebanyak 375,127 orang (1,3%). (pusat dan data
informasi kementerian kesehatan RI, 2013).
Solusi dari masalah jantung koroner adalah dengan menjaga pola
perilaku kesehatan. Penykit PJK disebabkan karena dua hal yaitu pola perilaku,
merokok, obesitas, penyakit hipertensi, diabetes militus, kolestrol, konsumsi
alkohol, stress, dan umur. Kemudian penyebab yang kedua adalah faktor
keturunan (gender). Dengan menjaga pola hidup yang baik, menghindari foktor-
faktor penyebab penyakit jantung seperti, berolah raga yang teratur, melakukan
senam jantung, menghindari makanan yang tidak sehat, dapat menghindarkan
penyakit jantung koroner. Samshad Rahman Lubna (2014). Menurut Soekidjo
Notoadmojo, (2011) penyakit-penyakit degeneratife, terutama penyakit jantung
koroner (PJK) adalah penyakit yang disebabkan karena perilaku (perilaku
berisiko), terutama perilaku makan. Oleh sebab itu upaya yang paling efektif
untuk mencegah PJK adalah melalui peraturan pola makan diet yang diawali
dengan masukan (asupan) makanan kedalam tubuh atau lebih umum dikatakan
intake makanan.
Berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti angka kejadian penyakit
jantung koroner di Rumah Sakir dr. Saiful Anwar Malang masih sangat tinggi
2
yaitu sekitar 80 pasien setiap bulannya masuk Rumah Sakit karena penyakit
jantung. Perilaku yang kurang sehat, hususnya dinegara Indonesia yang dapat
menimbulkan penyakit jantung misalnya, merokok, konsumsi alkohol, dan
diabetes militus. Hal ini yang melatar belakangi penulis untuk melakukan
penelitian dan mengangkat kasus tentang Identifikasi Gaya Hidup Pasien
Penyakit Jantung Koroner di RSSA.
3
selanjutnya mengenai upaya penanganan perilaku yang sehat untuk mencegah
penyakit PJK.