Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.


Penyakit jantung koroner adalah penyakit penyempitan pembuluh
darah arteri koronaria yang memberi pasokan nutrisi dan oksigen ke otot-otot
jantung, terutama ventrikel kiri yang memompa darah keseluruh tubuh. Soekidjo
notoatmodjo (2011). Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyebab tunggal
terbesar kematian dinegara maju dan dinegara berkembang. Menurut statistik
dunia, ada 9,4 juta kematian setiap tahun yang disebabkan oleh penyakit
cardiovascular dan 45% kematian tersebut disebabkan oleh penyakit jantung
koroner. WHO (2013).
Penelitian lain menunjukkan secara global, 1/3 pria dan 1/4 wanita
mengalami penyakit jantung koroner. Ada 3,8 juta pria dan 3,4 juta wanita setiap
tahunnya meninggal akibat jantung koroner. Resiko penyakit jantung Koroner
meningkat 50% pada laki-laki dan 33% pada wanita usia 40 tahun (Lennep,
2007). Pada tahun 2009, ada sebanyak 16.419 diantara orang Asia dan Kepulauan
Pasifik karena penyakit kardiovaskuler. Dari jumlah tersebut 7,752 disebabkan
oleh PJK. Menurut data WHO, Departement of Measurement and Health
Information, angka kematian dia Asia Timur adalah 480 per 100.000 dalam satu
tahun. Ueshima,(2008).
Menurut Riskesdes (Riset Kesehatan Dasar) 2013 menunjukkan
penyakit jantung koroner berada posisi ketujuh tertinggi di PTM (Penyakit Tidak
Menular) di Indonesia. Prevelensi penyakit jantung koroner berdasarkan diagnosis
dokter Indonesia sebesar 0,5%. Sedangkan berdasarkan gejala (tanpa diaonosis
dokter) sebesar 1,5% dari semua total angka kematian di Indonesia.
Faktor-faktor risiko penyebab terjadinya penyakit jantung koroner
adalah merokok, hipertensi, kolesterol, diabetes militus, obesitas, usia, jenis

1
kelamin dan riwayat keluarga. Lennep. J, (2007). Menurut Krishnan (2013),
terjadi 9,4% kematian akibat hipertensi disertai dengan penyakit jantung coroner
pada tahun 2008 di Amerika. Selain itu, ada penelitian yang membuktikan 50%
penyakit jantung koroner terjadi di negara berkembang disebabkan karena
hipertensi. Ini menunjukkan hipertensi adalah satu factor resiko utama penyakit
jantung koroner. Townsend (2012).
Menurut Riskesdas 2013 Kementerian Kesehatan RI, prevelensi
hipertensi di Indonesia pada usia di atas 18 tahun mencapai 29,8%. Prevalensi ini
semakin bertambah seiring dengan bertambahnya usia. Prevalensi hipertensi pada
golongan umur 55-64 tahun dan >75 tahun, masing masing mencapai 53,7%,
63,5%, dan 67,3%. Statistik menunjukkan prevalensi usia standart hipertensi pada
orang dewasa di Indonesia sebesar 42,7% pada laki-laki dan 39,2% pada wanita.
Berdasarkan diagnose dokter, prevelensi penyakit jantung terbanyak di Jawa
Timur dengan jumlah penderita sebanyak 375,127 orang (1,3%). (pusat dan data
informasi kementerian kesehatan RI, 2013).
Solusi dari masalah jantung koroner adalah dengan menjaga pola
perilaku kesehatan. Penykit PJK disebabkan karena dua hal yaitu pola perilaku,
merokok, obesitas, penyakit hipertensi, diabetes militus, kolestrol, konsumsi
alkohol, stress, dan umur. Kemudian penyebab yang kedua adalah faktor
keturunan (gender). Dengan menjaga pola hidup yang baik, menghindari foktor-
faktor penyebab penyakit jantung seperti, berolah raga yang teratur, melakukan
senam jantung, menghindari makanan yang tidak sehat, dapat menghindarkan
penyakit jantung koroner. Samshad Rahman Lubna (2014). Menurut Soekidjo
Notoadmojo, (2011) penyakit-penyakit degeneratife, terutama penyakit jantung
koroner (PJK) adalah penyakit yang disebabkan karena perilaku (perilaku
berisiko), terutama perilaku makan. Oleh sebab itu upaya yang paling efektif
untuk mencegah PJK adalah melalui peraturan pola makan diet yang diawali
dengan masukan (asupan) makanan kedalam tubuh atau lebih umum dikatakan
intake makanan.
Berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti angka kejadian penyakit
jantung koroner di Rumah Sakir dr. Saiful Anwar Malang masih sangat tinggi

2
yaitu sekitar 80 pasien setiap bulannya masuk Rumah Sakit karena penyakit
jantung. Perilaku yang kurang sehat, hususnya dinegara Indonesia yang dapat
menimbulkan penyakit jantung misalnya, merokok, konsumsi alkohol, dan
diabetes militus. Hal ini yang melatar belakangi penulis untuk melakukan
penelitian dan mengangkat kasus tentang Identifikasi Gaya Hidup Pasien
Penyakit Jantung Koroner di RSSA.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik suatu rumusan masalah yaitu
Mengidentifikasi Gaya Hidup Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner.

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku pasien dengan
penyakit jantung coroner

1.4 Manfaat Penelitian.


1.4.1 Bagi Profesi Ilmu Keperawatan.
Sebagai tambahan ilmu pengetahuan untuk memberikan pen-didikan
kesehatan terutama untuk penderita penyakit jantung koroner dan
meningkatkan derajat kesehatan khususnya pada penderita jantung koroner
yang berkaitan dengan menjaga perilaku hidup yang sehat, dan hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber motivasi bagi profesi
keperawatan untuk melakukan penyuluhan kesehatan hal ini sesuai dengan
peran perawat yaitu sebagai pendidik dan konseler kesehatan.

1.4.2 Bagi Mahasiswa


Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada mahasiswa
sehingga dapat memberikan masukan mengenai penanganan pada penyakit
jantung, dan memberikan informasi bagaimana pencegahan penyakit jantung
koroner.

1.4.3 Bagi peneliti yang akan datang.


Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebuah informasi untuk
mengembangkan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan masalah
penyakit jantung koroner dan dapat menjadi rekomendasi bagi penelitian

3
selanjutnya mengenai upaya penanganan perilaku yang sehat untuk mencegah
penyakit PJK.

Anda mungkin juga menyukai