a. Tes objektif (Objective Test) yang juga dikenal dengan istilah tes jawaban
pendek (short answer test), tes ya-tidak (yes-no test) dan tes model baru (new
type test), adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal
(items) yang dapat dijawab oleh testee dengan jalan memilih salah satu (atau
lebih) diantara beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada
masing-masing items, atau dengan jalan menuliskan (mengisikan) jawabannya
berupa kata-kata atau simbol-simbol tertentu pada tempat atau ruang yang telah
disediakan untuk masing-masing butir item yang bersangkutan.
Sebagai salah satu jenis tes hasil belajar, tes obyektif dapat dibedakan
menjadi lima golongan, yaitu :
Tes obyektif bentuk true-false sering dikenal dengan istilah tes obyektif
bentuk benar salah atau tes objektif bentuk ya-tidak (yes-no test)
Tes objektif bentuk true-false adalah salah satu bentuk tes obyektif dimana
butir-butir soal yang diajukan dalam tes hasi belajar itu berupa pernyataan
(statement), pernyataan mana ada yang benar dan ada yang salah.
1
4. Salah satu faktor yang mempengaruhi cara kerja enzim adalah
kelembapan! (Benar / Salah)
5. Protein pada ikan gabus bisa membantu mempercepat penutupan luka!
(Benar / Salah).
Tes obyektif bentuk matching sering dikenal dengan istilah tes menjodohkan,
tes mencari pasangan, tes menyesuaikan, tes mencocokan dan tes
mempertandingkan.
Tes obyektif bentuk fill in (=bentuk isian) ini biasanya berbentuk cerita
atau karangan. Kata-kata penting dalam cerita atau karangan itu beberpa
2
diantaranya kosongkan ( tidak dinyatakan), sedangkan tugas testee dalah mengisi
bagian-bagian yang telah dikosongkan itu.
Tes obyektif bentuk completion sering dikenal dengan istilah tes melengkapi
atau meyempurnakan, yaitu salah satu jenis obyektif yang memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
3
b. Model asosiasi dengan 5 atau 4 pilihan
c. Model melengkapi berganda
d. Model analisis hubungan antarhal
e. Model analisi kasus
f. Model hal kecuali
g. Model hubungan dinamik
h. Model pemakaian diagram, grafik, peta atau gambar.
a. Test obyektif bentuk multiple choice item model melengkapi 5 pilihan
Test obyektif bentuk multiple choice item model melengkapi 5
pilihan ini pada umunya terdiri atas : kalimat poko ( =item) yang berupa
pernyataan yang belum lengkap, diikuti oleh 5 kemungkinan jawab
( alternatif) yang dapat melengkapi pernyataan tersebut. Tugas testee disini
ialah : memilih salah satu di antara 5 kemungkinan jawab tesebut, yang
menurut keyakinan testee adalah paling tepat (=merupakan jawaban yang
benar).
b. Tes obyektif bentuk multiplr choice item model asosiasi dengan 5 atau 4
pilihan
Tes obyektif bentuk multiplr choice item model asosiasi dengan 5 atau 4
pilihan ini terdiri dari 5 atau 4 judul/ istilah /pengertian, yang diberi tanda
huruf abjad didepannya, dan diikuti oleh beberapa pernyataan yang diberi
nomor urut didepannya. Untuk tiap pernyataan tersebut testee diminta
memilih salah satu judul/ istilah/ pengertian yang berhuruf abjad, yang
menurut keyakinan testee adalah paling cocok (paling benar).
c. Tes obyektif bentuk multiple choice item model melengkapi berganda
Butir soal sejenis ini pada dasarnya = multiple choice item model
melengkapi 5 pilihan, yaitu terdiri atas satu kalimat pokok yang tidak
( belum) lengkap, diikuti dengan beberapa kemungkinan jawaban (bisa
merupakan 5 pernyataan dan bisa pula merupakan 4 pernyataan).
Perdedaan nya adalah, bahwa pada butir soal jenis ini, kemungkinan
jawabanya betul nya bisa satu, dua, tiga atau empat.
d. Tes obyektif bentuk multiple choice item model analisis hungan antar hal
Tes obyektif bentuk multiple choice item biasanya terdiri atas satu kalimat
pernyataan yang diikuti oleh satu kalimat keterangan.
e. Tes Tes obyektif bentuk multiple choice item model analisis kasus
Butir soal jenis ini merupakan tiruan keadaan yang sebernarnya. Jadi
seolah-olah testee dihadapkan kepada suatu kasus. Dari kasus tersebut,
4
kepada testee ditanyakan mengenai berbagai hal dan kunci jawaban-
jawaban itu tergantung pada tahu atau tidaknya testee dalam memahami
kasus tersebut.
f. Tes Tes obyektif bentuk multiple choice item model hal kecuali
Model hal kecuali ini dikembangkan atas dasar asosiasi positif
dan asosiasi negatif secara serempak.
Jika model semacam ini digunakan dalam tes hasil belajar, maka
pada kolom sebelah kiri dicantumkan 3 macam atau kategori ( yakni
A,B,C ) sedangkan pada kolom sebelah kanan terdapat 5 hal atau keadaan
( yakni 1,2,3,4, dan 5), dimana 4 diantara nya cocok dengan satu hal yang
berada di sebelah kiri.
g. Tes Tes obyektif bentuk multiple choice item model hubungan dinamik
Tes Tes obyektif bentuk multiple choice item model hubungan
dinamik ini adalah salah satu jenis tes obyektif bentuk pilihan ganda, yang
menuntut kepada testee untuk memiliki bekal pengertian atau pemahaman
tentang perbandingan kuantitatif dalam hubungan dinamik.
5
2) Penyusunan tes( tester) telah memiliki kemampuan dan bekal pengalaman
yang luas dalam menyusun butir-buis soal tes obyektif.
3) Penyusunan tes memiliki waktu yang cukup longgar dalam
mempersiapkan penyusunan butir-butir soal obyektif.
4) Penyusunan tes merencanakan bahwa butir-butir soal tes obyektif itu tidak
hanya akan dipergunakan dalam satu kali tes saja, melainkan akan
dipergunakan lagi pada kesempatan tes-tes hasil belajar yang akan datang.
5) Penyusunan tes mempunyai keyakinan penuh bahwa dengan
menggunakan butir- butir soal tes obyektif yang disusunnya itu, akan dapat
dilakukan penganalisisan dalam rangka mengetahui kualitas butir-butir
itemnya, misalnya dari segi derajat kesukarannya, daya pembedanya dan
sebagainya.
6) Penyusun tes berkeyakinan bahwa dengan mengeluarkan butir-butir soal
tes obyektif, maka prinsip obyektivitas akan lebih mungkin untuk
diwujudkan ketimbang mengunakan buir-butir soal tes sunyektif.
6
e) Butir-butir soal pada tes obyektif, jauh lebih mudah dianalisis, baik
analisis dari segi derajat kesukarannya, daya pembedanya, validitas
maupun reliabilitasnya.
2) Kelemahan
a) Menyusun butir soal obyektif adalah tidak semudah uraian.
b) Tes obyektif pada umumnya kurang dapat mengukur atau
mengungkap proses berpikir yang tinggi atau mendalam.
c) Dengan tes obyektif, terbuka kemungkinan bagi testee untuk
bermain spekulasi, tebak terka, adu untung dalam memberikan
jawaban soal.
d) Cara memberikan jawaban soal pada tes obyektif, dimana
dipergunakan simbol- simbol huruf yang siafatnya seragam.
7
D. Teknik Pelaksanaan Tes Hasil Belajar
1. Teknik Pelaksanaan Tes Tertulis
8
berapa yang tidak hadir dengan menuliskan identitas dan apabila terjadi
penyimpangan atau kelainan harus dicatat di berita acara.
9
h. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan hendaknya dibuat bervariasi. Artinya
walaupun inti soal sama namun cara pengajuan pertanyaan dibuat beragam.
Hal ini dimaksudkan agar testee yang di tes lebih akhir jangan sampai
memperoleh informasi dari testee yang dites lebih awal.
i. Diusahakan agar tes lisan berlangsung secara individual agar tidak
mempengaruhi testee lain.
Dalam melaksanakan tes perbuatan itu, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan oleh tester
a. Tester harus mengamati secara teliti, cara yang ditempuh oleh testee dalam
menyelesaikan tugas.
b. Agar dapat dicapai kadar objektivitas yang tinggi, tester jangan berbicara atau
berbuat sesuatu yang dapat mempengaruhi testee yang sedang mengerjakan
tugas.
c. Dalam mengamati testee yang sedang mengerjakan tugas, tester hendaknya
telah menyiapkan instrumen berupa lembar penilaian yang didalamnya telah
ditentukan hal-hal apa sajakah yang harus diamati dan diberikan penilaian.
10