PEMBAHASAN
3.2 Epidemiologi
Tersebar kosmopolit, menterang terutama anak-anak, tetapi dapat juga menyerang
orang dewasa. Transimi penyakit ini secara aerogen. Masa penularannya lebih kurang 7
hari dihitung dari timbulnya gejala kulit.
3.3 Etiologi
3.5 Patofisiologi
Setelah terjadi kontak dengan orang lain yang menderita varicella, maka akan
terjadi respon imun dengan penigkatan suhu tubuh. Setelah stadium prodromal timbul
banyak macula/ papula cepat berubah menjadi vesicular. Selama beberapa hari akan
timbul vesikula baru sehingga umur dari lesi tidak sama. Kulit sekitar lesi berwarna
eritematus.
Adanya respon inflamasi local memberikan adanya keluhan nyeri, kerusakan
integritas jaringan dan gatal-gatal. Respon psikologi pada kondisi ini adalah kecemasan
dan gangguan konsep diri.
Kulit Replikasi
Vesikula Virus menyebar
Yang terbesar
Respons inflamasi
KOMPLIKASI VARICELLA
MK : G3 integrita kulit
Pneumonitis
Sindrom Reye
Hepatomegali
Lesi kulit mulai Nampak di daerah badan dan kemudian menyebar secara
sentrifugal ke bagian perifer seperti muka dan ekstremitas. Dalam perjalanan penyakit ini
akan didapatkan tanda yang khas yaitu terlihat adanya bentuk papula, vesikel, krusta
dalam waktu yang bersamaan, dimana keadaan ini disebut polimof. Jumlah lesi pada kulit
dapat 250-500, namun kadang-kadang dapat hanya 10 bahkan lebih sampai 1500. Lesi
baru tetap timbul selama 3-5 hari, lesi sering menjadi bentuk krusta pada hari ke-6 (hari
ke-2 sampai ke-12) dan sembuh lengkap pada hari ke-16 (hari ke-7 sampai ke-34).
Pada ibu hamil yang menderita varicella dapat menimbulkan beberapa masalah
pada bayi yang akan dilahirkan dan bergantung pada masa kehamilan ibu, antara lain:
a. Varicella neonatal
merupakan penyakit serius, hal ini bergantung pada saat ibu kena varicella dan
persalinan. Bila ibu hamil terinfeksi varicella 5 hari sebelum partus atau 2 hari setelah
partus, berarti bayi tersebut terinfeksi saat viremia kedua dari ibu, bayi terinfeksi
transplasental, tetapi tidak memperoleh kekebalan dari ibu karena belum cukupnya waktu
ibu untuk memperoleh antibody.
b. Sindrom varicella
congenital dijumpai pada bayi dengan ibu yang menderita varicella pada umur kehamilan
trimester I atau II dengan insidens 2%.
c. Zoster infantile
penyakit ini sering muncul dalam umur bayi satu tahun pertama, hal ini disebabkan
karena infeksi varicella maternal setelah nasa gestasi ke-20. Penyakit ini sering
menyerang pada saraf dermatom thoracis.
3.7 Patogenesis
Virus Varicella Zooster masuk dalam mukosa nafas atau orofaring, kemudian
replikasi virus menyebar melalui pembuluh darah dan limfe (viremia pertama) kemudian
berkembang biak di sel retikulo endhotellial setelah itu menyebar melalu pembuluh darah
(viremia kedua) maka timbullah demam dan malaise.
Permulaan bentuk lesi pada kulit mungkin infeksi dari kapiler endothelial pada
lapisan papil dermis menyebar ke sel epitel pada epidermis, folikel kulit dan glandula
sebacea dan terjadi pembengkakan. Lesi pertama ditandai dengan adanya macula yang
berkembang cepat menjadi papula, vesikel pada akhirnya menjadi crusta. Jarang lesi yang
menetap dalam bentuk macula dan papula saja. Vesikel ini akan berada pada lapisan sel
dibawah kulit. Dan membentuk atap pada stratum korneum dan lusidum, sedangkan
dasarnya adalah lapisan yang lebih dalam. Degenarasi sel akan diikuti dengan
terbentuknya sel raksasa berinti banyak, dimana kebanyakan dari sel tersebut
mengandung inclusion body intranuclear type A.
3.8 Komplikasi
Komplikasi varicella pada anak biasanya jarang dan lebih sering pada orang dewasa.
1. Infeksi sekunder
Disebabkan oleh Stafilokok atau Streptokok dan menyebabkan selulitis, furunkel.
Infeksi sekunder pada kulit kebanyakan pada kelompok umur dibawah 5 tahun.
2. Otak
Komplikasi ini lebih sering karena adanya gangguan imunitas. Acute
postinfectious cerebellar ataxia merupakan komplikasi pada otak yang paling sering
ditemukan. Ataxia timbul tiba-tiba biasanya pada 2-3 mingu setelah varicella dan
menetap selama 2 bulan. Klinis mulai dari yang ringan sampai berat, sedang
sensorium tetap normal walaupun ataxia berat.
3. Pneumonitis
Komplikasi ini lebih sering dijumpai pada penderita keganasan, neonates,
imunodefisiensi, dan orang dewasa. Pernah dilaporkan seorang bayi 13 hari dengan
komplikasi pneumonitis dan meninggal pada umur 30 hari. Gambaran klinis
pneumonitis adalah panas yang tetap tinggi, batuk, sesak napas, takipnea, dan
kadang-kadang sianosis serta hemoptoe. Pada pemeriksaan radiologi didapatkan
gambaran nodular yang radio-opak pada kedua paru.
4. Sindrom Reye
Komplikasi ini lebih jarang dijumpai. Dengan gejala sebagai berikut, yaitu nausea
dan vomitus, hepatomegaly dan pada pemeriksaan laboratorium didapatkan SGPT
dan SGOT serta ammonia.
5. Hepatitis
Dapat terjadi namun jarang.
6. Komplikasi lain
Seperti arthritis, trombositopenia purpura, miokarditis, keratitis. Penderita perlu
dikonsulkan ke spesialis bila dijumpai adanya gejala-gejala berikut :
3.9 Pengobatan
1) Farmakologi
a. Obat topical
Pengobatan local dapat diberikan Kalamin lotion atau bedak salisil 1%.
b. Antipiretik/analgetik
Biasanya dipakai aspirin, asetominofen, ibuprofen
c. Antihistamin
Golongan yang dapat digunakan yaitu Diphenhydramine, tersedia dalam bentuk cair
(12,5mg/5mL), kapsul (25mg/50mg) dan injeksi (10 dan 50 mg/mL).
1. Vidarabin adalah obat anti virus yang diperoleh dari fosforilase dalam sel dan
dalam bentuk trifosfat, menghambat polymerase DNA virus.
2. Asiklovir merupakan salah satu antivirus yang banyak digunakan akhir-akhir ini.
Asiklovir lebih baik dibandingkan dengan vidarabin. Obat ini bekerja dengan
menghambat polymerase DNA virus Herpes dan mengakhiri replikasi virus. Obat
ini dapat mengurangi bertambahnya lesi pada kulit dan lamanya panas, bila
diberikan dalam 24 jam mulai timbulnya rash.
3.10 Pencegahan
Pencegahan terhadap infeksi varicella zoster virus dilakukan dengan cara imunisai pasif
atau aktif.
1. Imunisasi aktif
Dilakukan dengan memberikan vaksin varicella yang dilemahkan yang berasal dari
OKA Strain dengan efek imunogenisitas tinggi dan tingkat proteksi cukup tinggi
berkisar 71-100% serta mungkin lebih lama. Dapat diberikan pada anak sehat
ataupun penderita leukemia, imunodefisiensi. Untuk penderita pascakontak dapat
diberikan vaksin ini dalam waktu 72 jam dengan maksud sebagai preventif atau
mengurangi gejala penyakit. Dosis yang dianjurkan ialah 0,5 mL subkutan.
Pemberian vaksin ini ternyata cukup aman. Dapat diberikan bersamaan dengan
MMR dengan daya proteksi yang sama dan efek samping hanya berupa ras yang
ringan.
Efek samping: biasanya tidak ada, tetapu bila ada biasanya bersifat ringan.
2. Imunisasi pasif
Dilakukan dengan memberikan Zoster Imun Globulin (ZIG) dan Zoster Imun
Plasma(ZIP). ZIG adalah suatu globulin-gama dengan titer antibody yang tinggi dan
yang didapatkan dari penderita yang telah sembuh dari infeksi herpes zoster. Dosis
ZIG : 0,6 mL/kgBB intramuscular diberikan sebanyak 5mL dalam 72 jam setelah
kontak.
3.11 Diagnosis
Untuk menentukan diagnosis, maka penderita harus diperiksa di bawah cahaya
yang terang, untuk menentukan jenis lesi dan distribusinya. Pada cacar air, pada suatu
saat pemeriksaan terdapat berbagai stadium lesi kulit. Lesi kulit mempunyai ukuran yang
berbeda-beda tetapi lebih kecil daripada lesi cacar, dan amat superficial. Vesikel mudah
pecah dan menjadi kosong sama sekali. Eritema disekitar lesi tampak jelas dan vesikel
menjadi matang dalam 24 jam. Seluruh proses dari macula sampai terjadinya kerak hanya
memerlukan waktu 2hari. Lesi kulit lebih banyak didapatkan pada tubuh dibandingkan
dengan jumlah lesi ditangan dan kaki. Lesi yang dimulai dari tubuh, juga dapat dijumpai
di aksila.
Pada awal dari ruam kulit (rash), maka penyakit harus dibedakan juga dari
campak, tifus, urticarial dan ruam kulit akibat alergi obat. Distribusi sentrifugal dari ras
dan temperature badan yang biasanya menurun merupakan petunjuk yang mengarah pada
cacar.
Selain gejala-gejala klinik yang khas, maka pemeriksaan laboratorium sangat
penting untuk mendiagnosis pasien yang dicurgai menderita varicella atau herpes zoster
serta untuk menetukan terapi antivirus yang sesuai. Leukopenia terjadi pada 72 jam
pertama, diikuti oleh limfositosis. Pemeriksaan fungsi hati juga mengalami kenaikan.
Pasien dengan gangguan neurologi akibat varicella biasanya akan mengalami limfositik
pleuositosis dan peningkatan protein pada cairan cerebrospinal serta glukosa umumnya
dalam batas normal.
2. Impetigow
a. Lesi impetigo pertama adalah vesikel yang cepat menjadi pustule dan krusta
b. Distribusi lesi impetigo terletak dimana saja
c. Impetigo tidak menyerang mukosa mulut
3. Scabies
a. Pada scabies terdapat papula yang sangat gatal
b. Lokasi biasanya antara jari-jari kaki
c. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Sarcoptes Scabei
4. Dermatitis Herpetiform
Biasanya simetris terdiri dari papula vesicular yang eritematosus, serta ada
riwayat penyakit kronik dan sembuh dengan meninggalkan pigmentasi,
3.13 Prognosis
Pada anak sehat, prognosis varicella biasanya lebih baik dibandingkan orang
dewasa. Pada neonates dan anak yang menderita leukemia, imunodefisiensi sering
menimbulkan komplikasi dan peningkatan angka kematian. Angka kematian pada
penderita yang mendapat pengobatan imunosupresif tanpa mendapat vaksinasi dan
pengobatan antivirus antara 7-27% dan sebagian besar penyebab kematian adalah akibat
komplikasi pneumonitis dan ensefalitis.