Anda di halaman 1dari 11

Fakta-fakta sadis serta motif pembunuhan

keji terhadap Engeline


Jaksa Penuntut Umum (JPU) Denpasar, Purwanta Sudarmaji, mengurai fakta-fakta sadis serta
motif pembunuhan keji terhadap Engeline. Dalam pembacaan dakwaan atas Magriet,
Engeline yang diadopsi terdakwa sejak berusia tiga hari sering diminta untuk memberi
makan ayam dan anjing peliharaan.

Selanjutnya, kekerasan terus dialami Engeline hingga puncaknya terjadi pada 16 Mei lalu
sekira pukul 12.30 WITA.

Waktu itu, terdakwa memukuli Engeline dengan tangan kosong berkali-kali ke arah wajah
korban, kata Sudarmaji, Kamis 22 Oktober 2015.

Dipukuli berkali-kali, hidung dan telinga Engeline mengeluarkan darah. Hidung dan telinga
korban mengeluarkan darah, ujarnya.

Untuk menghilangkan jejak tindak kekerasan yang dilakukan Margriet itu. Akhirnya, Magriet
merencanakan pembunuhan Engeline.

Untuk menutupi jika terdakwa melakukan kekerasan terhadap korban, maka pembunuhan
terhadap korban pun direncanakan, kata jaksa.

Margriet banting kepala Engeline ke lantai

Hingga akhirnya peristiwa keji itu pun terjadi. Margriet membenturkan berkali-kali kepala
bocah delapan tahun tersebut ke dinding kamarnya. Terdakwa menjambak rambut korban
dan membanting kepala korban ke tembok dengan keras, katanya.

Dalam posisi itu, terdakwa kemudian memanggil saksi Agus Tay Hamba May untuk masuk
ke dalam kamarnya. Begitu Agus masuk ke dalam kamar Margriet, Agus melihat Margriet
menjambak rambut Engeline dengan kedua tangannya.

Agus melihat Engeline sudah terkulai lemas tangan kirinya dengan rambut yang dijambak
dengan kedua tangan Margriet. Kakinya menjuntai ke bawah kasur dengan kepala setinggi
kasur, ujar Sudarmaji.

Dengan seketika, Margriet kemudian membanting kepala Engeline ke lantai. Dengan sekuat
tenaga terdakwa membanting kembali kepala korban ke lantai dengan posisi kepala belakang
korban membentur lantai, ujarnya.

Agus lalu diperintahkan untuk mengangkat tubuh Engeline. Agus meletakkan korban di
lantai dengan kondisi korban saat itu tidak berdaya lagi. Matanya terbuka tapi tidak bergerak,
hanya jari tengah dan jari manis tangan kiri korban saja yang bergerak, ujar Sudarmaji.

Lalu Agus bangkit dan berdiri. Saat berdiri itu, terdakwa mendekatkan mukanya ke Agus
sambil berbisik.
Tolong kamu jangan kasih tahu siapa-siapa kalau aku memukul Engeline. Kamu jangan
sampai buka rahasia ini. Kalau kamu tidak buka rahasia ini kamu saya beri Rp200 juta.
Tanggal 24 aku kasih uangnya, kamu pulang ke Sumba dan jangan pernah kembali lagi ke
Bali, kata Margriet dalam bisikan itu.

Magriet menyuruh Agus mengambil sprei yang berada di kamar saksi Agus. Lalu meminta
Agus untuk meletakkan korban.

Agus mengangkat Engeline dengan tangan kiri di bawah kepala dan tangan kanan di bawah
paha. Diletakkan dengan posisi tidur miring, kata jaksa.

Magriet sundut rokok ke jasad Engeline

Magriet menekuk kaki korban ke arah dada korban. Selanjutnya Margriet menyuruh Agus
mengambil tali di bawah lemari korban. Terdakwa meminjam pisau kepada Agus.

Dililitkan tali lehernya. Lalu diminta ambil boneka Barbie. Boneka diletakkan di dada
Engeline, lalu Margriet menginjak kaki kanan Engeline, ujarnya.

Pada saat itu, Margriet diketahui menarik celana dalam Engeline sampai melorot terlepas.

Terdakwa meminta Agus menyalakan rokok dan memerintahkan membakar tubuh korban.
Namun ditolak dan Agus membuang rokok tersebut. Margriet mengambilnya dan
menyundutkan ke bagian tubuh Engeline, kata jaksa. (ren/Viva)

** Ibu Kandung Engeline, Hamida Minta Pembunuh Angeline Dihukum Mati (via@Metro_TV)
Ibu Kandung Engeline Ngamuk

Hamidah, ibu kandung Engeline mengamuk dalam sidang perdana yang menyeret terdakwa
Margriet Megawe, ibu angkat dalam sidang perdana yang diketuai Majelis Hakim, Edward
Haris Sinaga di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali, Kamis (22/10).

Dari pantauan di ruang sidang, Hamidah sempat melempar tisu kepada pengacara terdakwa,
Hotma Sitompul saat jaksa penuntut umum (JPU) Purwaka Sudarmaji selesai membacakan
dakwaannya.

Sebelumnya, Hotma Sitompul membacakan esepsi yang mengatakan, bahwa tidak mungkin
Margaret membunuh Engeline. Saat itu juga secara spontanitas Hamidah melempar tisu yang
dipegangnya sambil mengumpat.

Saya mohon para pengunjung tenang sebentar, karena ini masih dalam proses persidangan,
kata ketua Majelis Hakim.

Setelah peristiwa tersebut, Hotma Sitompul langsung minta supaya yang melempar dirinya
dibawa keluar sidang. Bawa keluar saja dulu, saya juga minta pendampingnya juga disuruh
keluar. Tidak bisa menjaga dia (Hamidah), ujar Hotma.

Akhirnya, Hamidah dibawa keluar oleh Siti Sapurah, pendamping hukum Pusat Pelayanan
Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kota Denpasar. (Beritasatu)

** Margriet Didakwa Melakukan Pembunuhan Berencana pada Engeline (via @tempodotco)

Margriet Ibu Angkat Engeline Meratap Tangis

Saat jaksa menguraikan peristiwa keji itu tengah persidangan, Margriet yang mengenakan
baju kemeja putih setelan celana hitam terus menggelengkan kepala. Margriet seakan
menunjukkan dakwaan yang dibacakan jaksa tak benar. (Dream).

Saat jaksa mengurai pembunuhan hingga penguburan jasad Engeline, Margriet menangis. Air
matanya jatuh. Jaksa menyebut Agus (tersangka lain) hanya disuruh Margriet. Seperti
disampaikan sebelumnya saat penyidikan, Margriet memanggil Agus untuk masuk ke dalam
kamarnya.

** Kakak Angkat Engeline Sakit Hati dengan Dakwaan JPU via @kompascom
Kakak Angkat Angeline, Yvonne dan Christine Sakit Hati

Kedua kakak angkat Engeline, Yvonne dan Christine, memberi dukungan untuk ibunya yang
didakwa membunuh Engeline (8).

Kita keluarga besar yakin dan percaya bahwa semuanya akan berjalan lancar. Kami percaya
bahwa ibu kami tidak bersalah, kata Yvonne, Kamis (22/10/2015).

Namun, saat mendengar dakwaan jaksa penuntut umum (JPU), keduanya mengaku sakit hati.

Saya sakit sekali dengarnya. Terus terang saja, buat kami (Yvonne dan Christine), di luar
mungkin orang tidak tahu, sayang sama Engeline, kata Yvonne.

Keduanya mengaku bahwa dakwaan ini tidak memberikan kepuasan kepada keluarganya.
(Kompas)

** Polisi apel pengamanan sidang Engeline/Foto: Putri Akmal detik.com via @aktwall

Extra Ketat Pengamanan, Dua Peleton Polisi Berjaga di sidang perdana kasus
pembunuhan Engeline (9) di Pengadilan Negeri Denpasar

Dua peleton polisi diturunkan untuk mengawal pengamanan sidang perdana kasus
pembunuhan Engeline (9) di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali. Pengamanan ekstra ketat ini
dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan peserta sidang.

Ada dua peleton yang kita siagakan, pengamanan gabungan dari Polsek Denpasar Barat,
Polresta Denpasar dan Polda Denpasar. Pengamanan utama fokus di ruang sidang utama
mengantisipasi lonjakan peserta sidang yang keluar masuk, kata Kapolsek Denpasar Barat,
Kompol Wisnu Wardhana usai apel siaga di PN Denpasar, Kamis (22/10/2015).
(medanbisnisdaily)

Ini kronologi lengkap hilangnya Angeline


hingga ditemukan tewas
Reporter : Muhammad Hasits | Kamis, 11 Juni 2015 11:20

Angeline. facebook.com/Find Angeline-Bali's Missing Child

Merdeka.com - Kasus hilangnya Angeline (8) diketahui publik setelah pihak keluarga
membuat Fanpage "Find Angeline - Bali's Missing Child" di Facebook. Dalam sekejap,
kabar hilangnya Angeline menyebar ke seluruh Indonesia.

Cara Irit Pererat Pertemanan dengan Jalan-JalanMasyarakat Indonesia bersimpati dan ikut
mencari. Fanpage Angeline pun dibanjiri ucapan doa agar bocah cantik itu bisa ditemukan.
Angeline hilang pada media Mei 2015.

Terakhir kali Angeline terlihat pada 16 Mei di halaman rumahnya Jalan Sedap Malam No 26
Denpasar, Bali. Setelah itu pihak keluarga mengumumkan hilangnya Angeline lewat media
sosial. Poster-poster bergambar Angeline juga disebar sampai pelosok Bali. Berharap
Angeline segera ditemukan.

Tiga hari setelah Angeline hilang, pihak keluarga baru melaporkan kasus ini ke Polsek
Denpasar Timur. Kemudian dilakukan pencarian Angeline besar-besaran. Tak hanya di Bali,
pencarian diperluas hingga Banyuwangi dan NTB.

Polisi juga menggeledah rumah tinggal Angeline. Pada penyelidikan awal, tidak ada titik
terang. Polisi sempat kesulitan mengusut kasus ini karena keluarga sempat menghalang-
halangi.

Publik saat itu sempat menaruh curiga dengan Ibu tirinya, Telly Margareith. Sebab, sang ibu
terkesan menutup-nutupi kasus hilangnya Angeline. Bahkan Menteri Pemberdayaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi dan Menteri Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise saat berkunjung ke rumah Angeline ditolak
dan diusir.

Dari sinilah kecurigaan muncul. Menteri Yohana berang karena tak diperkenankan masuk ke
rumah Angeline.

Setelah melakukan pencarian selama dua pekan lebih, hilangnya Angeline terjawab. Angeline
ternyata tewas dibunuh dan dikubur di dekat kandang ayam rumah milik ibu tirinya sendiri.

Angeline ditemukan berawal dari kecurigaan polisi. Ada gundukan tanah di bawah kandang
ayam dekat pohon pisang. Kemudian polisi membongkar gundukan tanah tersebut.

"Angeline sudah kita temukan dalam keadaan sudah tiada. Sejauh ini sejumlah saksi yang
terlibat kita mintai keterangan termasuk ibu asuhnya," ungkap Kapolda Bali Irjen Ronny F
Sompie di Denpasar, Rabu (10/6) kemarin.

Dalam hitungan jam, polisi akhirnya dapat membongkar kasus ini. Sementara pelaku utama
dalam tewasnya Angeline adalah satpam di rumah Margareith, Agustinus Tai atau dikenal
dengan panggilan Agus.

Secara sadis, Agus menghabisi Angeline dengan cara mencekik. Angeline diketahui juga
mengalami pelecehan seksual.

Polisi masih mengembangkan kasus ini. Apakah ada keterlibatan pihak lain dalam kasus
tewasnya Angeline.

Baca juga:

Olah TKP di rumah Margareith, Agus


diteriaki dan dihujat warga
Reporter : Gede Nadi Jaya | Kamis, 11 Juni 2015 10:59
Agus dibawa ke rumah Margareith untuk olah TKP. 2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Siang sekitar pukul 11.00 WITA, Agustinus Tai, tersangka pembunuhan
terhadap Angeline dibawa ke rumah Margareith (sebelumnya ditulis Margareta) di Jalan
Sedap Malam Nomor 26 Denpasar. Agus dibawa untuk menjalani olah tempat kejadian
perkara (TKP) dan pra rekonstruksi di lokasi pembunuhan dan penguburan bocah berwajah
imut itu.

Ratusan warga hingga sejumlah pelajar berdesakan untuk melihat dari dekat sosok pelaku
Agus yang tega menganiaya dan memerkosa Angeline. Jumlah warga yang begitu banyak
membuat polisi sempat kesulitan membawa Agus, saat turun dari mobil APV warna putih
Nomor polisi B 1852 SYQ.
Tersangka yang ditutup cerobong kepala warna hitam itu turun dari mobil dengan
pengawalan ketat. Sejumlah warga yang marah pun langsung menghujat Agus.

"Se***, sini kamu bikin rusak Bali. Mati aja kamu ," teriak sejumlah warga.
Warga juga terus berteriak saat Agus dibawa masuk ke dalam rumah hijau muda itu. Warga
terlihat marah kepada tersangka Agus yang tega membunuh Angeline.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas,maka permasalahan dapat dirumuskan


sebagai berikut.

a. Alur cerita dari kasus pembunuhan Angeline.

1ngeline,anak berumur " tahun, yang a4alnya dikabarkan hilang akhirnya ditemukan
meninggal beberapa pekan kemudian pada media Mei $%!&. 7ena8ahnya ditemukan di dekat
kandang ayam di belakang rumah ibu angkatnya, Margriet 9hristina Mega4e. Polisi telah
menetapkan tersangka 1gus dalam kasus pembunuhan ini. #amun, siapa sesungguhnya
pembunuh sebenarnya: Polisi juga telah menetapkan ibu angkatnya, Margriet sebagai
tersangka dalam kasus dugaan penelantaran anak. erikut ini menggambarkan kronologi
peristi4a tragis yang menimpa bocah tak berdosa itu.Penemuan jena8ah 1ngeline di
pekarangan rumah orang tua angkatnya mengjutkan banyak pihak. ocah perempuan yang
sebelumnya dikabarkan hilang itu ternyata menjadi korban pembunuhan. Polisi dari Polres
Denpasar, ali, kemudian meminta keterangan dari sejumlah saksi yang dianggap
mengetahui kejadian mengenaskan ini. etelah dilakukan pemeriksaan intensi, polisi
lantas menetapkan 1gustinus Tai -amdamai sebagai tersangka. 1gus merupakan mantan
pekerja di rumah Margriet, ibu angkat 1ngeline. Polisi masih melakukan pengembangan
terkait kasus ini.eberapa akta mengenai te4asnya 1ngeline, Orang tua angkat 1ngeline
memelihara banyak ayam di sekitar rumah mereka di Denpasar, ali. Tak disangka, di
ba4ah salah satu kandang ayam itulah, jena8ah bocah malang 1ngeline dikuburkan. aat
penyidik dari Polsek, Polres Denpasar, hingga Polda ali melakukan penggeledahan di
rumah tersebut, mereka berkali/kali menyium bau tak sedap. Mereka lantas menemukan
adanya gundukan tanah yangtertutup gundukan sampah di ba4ah kandang ayam. etelah
dilakukan pengecekan, polisi menemukan jasad 1ngeline yang dibungkus bed co0er di
kedalaman &% cm. ;arga yang penasaran mulai berdatangan ke rumah Margriet yang telah
diberi garis polisi. ementara itu jena8ah 1ngeline diba4a ke ) anglah untuk diautopsi.
Margriet, dua anaknya, dan seorang satpam kemudian diamankan untuk dimintai keterangan.
etelah dilakukan pemeriksaan secara intensi, polisi menyatakan 1gus sebagai tersangka.
3a merupakan mantan pekerja di rumah tersebut.Pernyataan mengejutkan disampaikan 1gus,
tersangka dalam kasus pembunuhan 1ngeline. Pria itu mengaku tak hanya membunuh
1ngeline, tapi juga sempat memerkosanya. etelah membunuh di kamar, 1gus juga sempat
melakukan tindakan tak senonoh kepada korban.

Usai melakukan tindakan tak senonoh, 1gus membiarkan jena8ah 1ngeline beberapa 4aktu
berada di kamarnya. Kemudian akhirnya dia memutuskan untuk mengubur 1ngeline di
pekarangan rumah.Kepolisian akhirnya menetapkan Margriet 9hristina Mega4e sebagai
tersangka kasus pembunuhan anak angkatnya, 1ngeline. tatus tersangka dikenakan setelah
Polda ali melakukan serangkaian penyidikan yang mendalam termasuk dengan uji
laboratorium orensik.kepolisian sudah cukup kuat untuk menetapkan Margriet sebagai
tersangka pembunuhan di antaranya yaitu berdasarkan pengakuan 1gustinus Tai -amdamai
yang sudahlebih dulu menjadi tersangka kasus pembunuhan 1ngeline. 1lat bukti yang
selanjutnya berdasarkan hasil penyelidikan di tempat kejadian perkara yaitu di rumah
Margriet. Dari pemeriksaan olah TKP yang dilakukan lebih dari satu kali menunjukkan
keterlibatan Margriet sangat kuat dalam membunuh 1ngeline.
KESIMPULAN
Pembunuhan berencana merupakan salah satu perbuatan yang diancam dengan
pidana mati, selain itu juga ancaman hukumannya adalah pidana penjara seumur
hidup atau selama 4aktu tertentu, paling lama dua puluh tahun. 1ncaman pidana
bagi pelaku pembunuhan berencana yaitu hukuman mati atau penjara seumur
hidup atau penjara sementara selama/lamanya dua puluh tahun.
#.# SARAN
-ukum di 3ndonesia harus lebih di tegakkan lagi agar permasalahan kasus/kasus
hukum pidana di indonesia bisa diatur lebih baik lagi dan yang melanggar
hukum harus diberi hukuman yang setimpal sesuai dengan Undang/undang
yang telah di tetapkan.

Anda mungkin juga menyukai