Anda di halaman 1dari 33

tif BEBITA RESMI STflTIS

Mg|r BADAN PUSAT STATISTIK


No. 109/12/Th. XIX, 01 Desember 2016

Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Produsen


Gabah dan Beras
A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI (NTP) NOVEMBER 2016 SEBESAR 101,31 ATAU TURUN 0,40 PERSEN

1. Nilai Tukar Petani (NTP)

NTP, yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks
harga yang dibayar petani (lb), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat
kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (
produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin
tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di 33 provinsi di Indonesia pada


November 2016, NTP secara nasional turun 0,40 persen dibandingkan NTP Oktober 2016, yaitu dari
101,71 menjadi 101,31. Penurunan NTP pada November 2016 disebabkan indeks harga hasil produksi
pertanian mengalami kenaikan lebih kecil dibandingkan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang
dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian.

Penurunan NTP November 2016 dipengaruhi oleh turunnya NTP pada Subsektor Tanaman
Pangan sebesar 0,40 persen, Subsektor Hortikultura sebesar 0,02 persen, Subsektor Peternakan
sebesar 1,15 persen dan Subsektor Perikanan sebesar 0,03 persen. Subsektor yang mengalami
kenaikan NTP adalah Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,03 persen.

Berita Resmi Statistik No. 109/12/Th. XIX, 01 Desember 2016 1

Tabel 1 Nilai Tukar Petani Per Subsektor serta Persentase Perubahannya (2012=
Subsektor

(1)
Gabungan/Nasional a. Nilai tukar petani (NTP) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) c.
Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
Gabungan/Nasional tanpa Perikanan a. Nilai tukar petani (NTP) b. Indeks Harga yang
Diterima Petani (It) c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah
1. Tanaman Pangan a. Nilai tukar petani (NTPP) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) -
Padi - Palawija c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga -
2. Hortikultura a. Nilai tukar petani (NTPH) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) -
Sayur-sayuran - Buah-buahan - Tanaman Obat c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) -
3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Nilai tukar petani (NTPR) b. Indeks Harga yang Diterima
Petani (It) - Tanaman Perkebunan Rakyat c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks
4. Peternakan a. Nilai tukar petani (NTPT) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) - Ternak
Besar - Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) -

2 Berita Resmi Statistik No.

Subsektor

(1)
5. Perikanan
a. Nilai tukar nelayan dan pembudidaya ikan(NTNP)
b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan dan Pembudidaya Ikan (It)
c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (Ib)
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
- Indeks BPPBM
5.1. Perikanan Tangkap
a. Nilai tukar nelayan (NTN)
b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan(It)
- Penangkapan Perairan Umum
- Penangkapan Laut
c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan (Ib)
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
- Indeks BPPBM
5.2. Perikanan Budidaya
a. Nilai tukar pembudidaya ikan (NTPi)
b. Indeks Harga yang Diterima Pembudidaya Ikan (It)
- Budidaya Air Tawar
- Budidaya Laut
- Budidaya Air Payau
c. Indeks Harga yang Dibayar Pembudidaya Ikan (Ib)
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
- Indeks BPPBM

BPPBM = Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal


2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

yaitu dari 1
subsektor, yaitu: Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,34 persen,

P
0,58 persen.
3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar


fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk

2016, yaitu dari 124,66 menjadi 125,49. Kenaikan Ib disebabkan


yaitu: Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,74 persen,
pe
0,58 persen, dan Subsektor Perikanan sebesar 0,60 persen.
Berita Resmi Statistik No. 109/12/Th. XIX, 01 Desember 2016 3

4. NTP Subsektor

a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP)

Pada November 2016 terjadi penurunan NTPP sebesar 0,40 persen. Hal ini disebabkan kenaikan
It sebesar 0,34 persen, lebih kecil dibandingkan kenaikan Ib sebesar 0,74 persen.

Kenaikan It pada November 2016 disebabkan kenaikan indeks pada kelompok padi sebesar 0,33
persen, yaitu dari 122,99 menjadi 123,39, dan kelompok palawija (khususnya komoditi jagung dan
kacang kedelai) naik sebesar 0,37 persen, yaitu dari 133,76 menjadi 134,26. Kenaikan yang terjadi pada
Ib sebesar 0,74 persen disebabkan indeks kelompok KRT mengalami kenaikan sebesar 0,91 persen dan
indeks kelompok BPPBM naik sebesar 0,22 persen.

b. Subsektor Hortikultura (NTPH)

Pada November 2016, NTPH turun sebesar 0,02 persen. Hal ini terjadi karena It naik sebesar
0,65 persen, lebih kecil dari kenaikan Ib sebesar 0,67 persen.

Kenaikan It November 2016 disebabkan naiknya harga berbagai komoditi di kelompok sayur-
sayuran (khususnya komoditi bawang merah dan cabai merah) yang secara rata-rata naik sebesar 1,91
persen. Sedangkan kelompok buah-buahan (khususnya komoditi salak dan mangga) dan kelompok
tanaman obat (khususnya komoditi jahe dan temulawak) secara rata-rata mengalami penurunan
masing-masing sebesar 0,44 persen dan 1,00 persen.

Kenaikan Ib sebesar 0,67 persen, yaitu dari 125,84 menjadi 126,68, disebabkan kenaikan indeks
kelompok KRT sebesar 0,83 persen dan kenaikan indeks kelompok BPPBM sebesar 0,18 persen.

c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)

Pada November 2016, NTPR naik sebesar 0,03 persen. Hal ini disebabkan karena kenaikan It
sebesar 0,70 persen, lebih besar dibandingkan kenaikan Ib sebesar 0,67 persen.

Kenaikan It November 2016 disebabkan naiknya indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat
(khususnya komoditi karet dan kopi).

Kenaikan yang terjadi pada Ib sebesar 0,67 persen dikarenakan naiknya indeks kelompok KRT
naik sebesar 0,82 persen, dan indeks kelompok BPPBM sebesar 0,13 persen.

d. Subsektor Peternakan (NTPT)

Pada November 2016, NTPT turun sebesar 1,15 persen. Hal ini terjadi karena It turun sebesar
0,58 persen, sedangkan Ib naik sebesar 0,58 persen.

Penurunan It November 2016 disebabkan oleh turunnya indeks di seluruh kelompok ternak,
yaitu kelompok ternak besar sebesar 0,59 persen, kelompok ternak kecil sebesar 0,73 persen, kelompok
unggas sebesar 0,42 persen, dan kelompok hasil ternak sebesar 0,64 persen. Komoditi yang
menyebabkan penurunan indeks terbesar pada Subsektor Peternakan yaitu sapi potong dan telur ayam

Kenaikan Ib sebesar 0,58 persen, yaitu dari 119,65 menjadi 120,35, dikarenakan naiknya indeks
kelompok KRT dan indeks kelompok BPPBM masing-masing sebesar 0,89 persen dan 0,27 persen.

e. Subsektor Perikanan (NTNP)

Pada November 2016, NTNP turun sebesar 0,03 persen. Hal ini terjadi karena It naik sebesar
0,56 persen, lebih kecil dari kenaikan Ib sebesar 0,60 persen. Kenaikan It pada November 2016
disebabkan indeks kelompok penangkapan ikan (khususnya komoditi ikan tongkol dan udang) secara

Berita Resmi Statistik No. 109/12/Th. XIX, 01 Desember 2016


rata-rata naik sebesar 0,71 persen, dan kelompok budidaya ikan (khususnya komoditi ikan nila dan
ikan lele) secara rata-rata naik sebesar 0,45 persen.

Kenaikan yang terjadi pada Ib dikarenakan naiknya indeks kelompok KRT sebesar 0,86 persen,
dan indeks kelompok BPBBM naik sebesar 0,12 persen.

1) Kelompok Penangkapan Ikan (NTN)

Pada November 2016, NTN naik sebesar 0,18 persen. Hal ini terjadi karena It naik sebesar 0,71
persen, lebih besar dari kenaikan Ib sebesar 0,53 persen. Kenaikan It sebesar 0,71 persen disebabkan
oleh naiknya harga sebagian jenis ikan khususnya komoditi ikan tongkol dan udang. Kenaikan yang
terjadi pada Ib dikarenakan indeks kelompok KRT dan indeks kelompok BPPBM naik masing-masing
sebesar 0,78 persen dan 0,12 persen.

2) Kelompok Budidaya Ikan (NTPi)

Pada November 2016, NTPi turun sebesar 0,20 persen. Hal ini terjadi karena It naik sebesar
0,45 persen, lebih kecil dari kenaikan Ib sebesar 0,65 persen. Kenaikan It sebesar 0,45 persen
disebabkan oleh naiknya harga sebagian jenis ikan, khususnya komoditi ikan nila dan ikan lele.
Sedangkan kenaikan Ib disebabkan oleh kenaikan indeks kelompok KRT sebesar 0,92 persen dan
indeks kelompok BPPBM sebesar 0,13 persen.

5. Perbandingan Antar Provinsi

Dari 33 provinsi yang dihitung NTP-nya, 18 provinsi mengalami penurunan, sedangkan 14


provinsi mengalami kenaikan, dan 1 provinsi relatif stabil. Penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi
lawa Timur, yaitu sebesar 1,14 persen, sebaliknya kenaikan NTP tertinggi pada November 2016
terjadi di Provinsi Kalimantan Barat yaitu sebesar 1,77 persen, sedangkan Provinsi Sumatera Barat
relatif stabil.

Penurunan tertinggi NTP di Provinsi Jawa Timur disebabkan penurunan pada Subsektor
Peternakan khususnya pada komoditi sapi potong yang turun sebesar 0,74 persen. Sedangkan
Kenaikan tertinggi NTP di Provinsi Kalimantan Barat disebabkan kenaikan pada Subsektor Tanaman
Perkebunan Rakyat khususnya komoditi karet yang naik sebesar 6,11 persen.

Berita Resmi Statistik No. 109/12/Th. XIX, 01 Desember 2016 5

Tabel 2 Nilai Tukar Petani Provinsi dan Persentase Perubahannya, November 2016 (2012
Provinsi

(1)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Kepulauan Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara
Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat
Nasional

6. Inflasi Perdesaan
Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi perdesaan. Secara nasional, pada November 2016 terjad
sebesar
Tabel 31,65 persen. Dari
Persentase 33 provinsiIndeks
Perubahan yang dihitung
HargaIKRT-nya padaPerdesaan,
Konsumen November 2016, seluruh provinsi
November mengalami inflasi perdesaan. Inflasi perdesa
2016 (2012=100)
Provinsi

(1)
Aceh 0,25 Sumatera Utara 1,94 Sumatera Barat 3,09 Riau 1,20 Kepulauan Riau 1,05 Jambi 1,40 Sumatera Selatan 1,39 Kepulauan Bangka Belitung 1,05 Bengkulu 1,67 Lampung 1,91
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
Nasional

7. NTUP Subsektor Pada November 2016 terjadi kenaikan NTUP sebesar 0,07 persen. Hal ini terjadi karena It mengalami kenaikan sebes
8

B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH DAN BERAS DI PENGGILINGAN NOVEMBER 2016

HARGA GABAH KERING PANEN DI TINGKAT PETANI SEBESAR Rp4.574,00 PER KG, NAIK 0,41
PERSEN DAN HARGA BERAS MEDIUM DI PENGGILINGAN SEBESAR Rp9.050,00 PER KG, NAIK
0,77 PERSEN DIBANDINGKAN BULAN LALU

0 Berdasarkan 1.571 transaksi penjualan gabah di 23 provinsi selama November 2016, didominasi transaksi
gabah kering panen (GKP) 67,60 persen, gabah kualitas rendah 20,24 persen, dan gabah kering giling
(GKG) 12,16 persen.

0 Selama November 2016, rata-rata harga GKP di tingkat petani Rp4.574,00 per kg atau naik 0,41 persen
dan di tingkat penggilingan Rp4.660,00 per kg atau naik 0,37 persen dibandingkan harga gabah kualitas
yang sama pada Oktober 2016. Rata-rata harga GKG di petani Rp5.325,00 per kg atau naik 0,26 persen
dan di tingkat penggilingan Rp5.426,00 per kg atau naik 0,23 persen. Harga gabah kualitas rendah di
tingkat petani Rp4.122,00 per kg atau naik 0,28 persen dan di tingkat penggilingan Rp4.225,00 per kg atau
naik 0,31 persen.

0 Dibandingkan November 2015, rata-rata harga pada November 2016 di tingkat petani, GKP, GKG, dan
gabah kualitas rendah turun masing-masing 9,78 persen dan 3,60 persen, dan 8,09 persen. Di tingkat
penggilingan, juga terjadi penurunan pada GKP, GKG, dan gabah kualitas rendah masing-masing 9,53
persen, 3,61 persen, dan 8,09 persen.

0 Pada November 2016 rata-rata harga beras kualitas premium di tingkat penggilingan sebesar Rp9.257,00
per kg naik sebesar 1,37 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata harga beras kualitas medium
di penggilingan sebesar Rp9.050,00 per kg naik sebesar 0,77 persen. Sedangkan rata-rata harga beras
kualitas rendah di penggilingan sebesar Rp8.632,00 per kg naik sebesar 0,40 persen.

0 Dibandingkan dengan November 2015, rata-rata harga beras di penggilingan pada November 2016 untuk
kualitas premium turun 3,21 persen, kualitas medium turun 2,39 persen, dan kualitas rendah turun 4,43
persen.

B1. HARGA PRODUSEN GABAH

Survei monitoring harga produsen gabah selama November 2016 dilakukan terhadap 1.571
observasi transaksi penjualan gabah di 23 provinsi terpilih. Observasi harga terutama berasal dari lima
provinsi di Jawa sebanyak 818 observasi (52,07 persen), diikuti enam provinsi di Sumatera 298
observasi (18,97 persen), enam provinsi di Sulawesi 175 observasi (11,14) persen, Bali 129 observasi
(8,21 persen), empat provinsi di Kalimantan 109 observasi (6,94 persen), dan dua provinsi di Nusa
Tenggara 42 observasi (2,67 persen). Berdasarkan komposisinya, jumlah observasi harga gabah masih
didominasi transaksi penjualan gabah kering panen (GKP) sebanyak 1.062 observasi (67,60 persen),
diikuti oleh gabah kualitas rendah sebanyak 318 observasi (20,24 persen), dan gabah kering giling
(GKG) sebanyak 191 observasi (12,16 persen).

Berita Resmi Statistik No. 109/12/Th. XIX, 01 Desember 2016 9

Kelompok Jumlah Harga di Petani (Rp/kg) Rata-Rata Harga (Rp/kg) HPP (Rp/kg)
Kualitas Obs

(1)
GKP
GKG

Kualitas Rendah 318 3 300 6 428 4 122 4 225 --- ---

Total

Keterangan

0 GKG : KA < 14,00% dan KH < 3,00%


0 GKP: KA (14,01%-25,00%) dan KH (3,01%-10,00%)
0 Di Luar Kualitas: KA > 25,00% atau KH > 10,00%
0 Harga Pembelian Pemerintah (HPP) berdasarkan Inpres No. 5 Tahun 2015 tgl.17 Maret 2015
1. Harga Gabah Tertinggi dan Terendah
Selama November 2016, harga tertinggi d
penggilingan Rp7.550,00 per kg. Sedangkan harga te
masing-masing Rp3.300,00 per kg dan Rp3.47
tingkat penggilingan berasal dari kualitas GKP
Kapuas Timur, Kabupaten Kapuas (Kalimantan
petani dan tingkat penggilingan berasal dari gabah k
terjadi di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor (Jawa Barat).
Selama periode November 2015-Novemb
untuk GKP dan GKG, masing-masing Rp5.211,00 per kg dan Rp5.753,00 per kg terjadi pada Februari
2016, sedangkan gabah kualitas Rendah Rp4.520,00 p
rata harga terendah pada GKP dan gabah kualit
Rp3.709,00 per kg terjadi pada April 2016, sedangkan
2016. Begitu pula di tingkat penggilingan, rata-r
masing Rp5.298,00 per kg dan Rp5.869,00 per kg terja
Rendah Rp4.614,00 per kg terjadi pada Januar
Rp5.397,00 terjadi pada September 2016, sedangkan
Rp4.340,00 per kg dan Rp3.790,00 per kg terjadi pada April 2016.
2. Rata-Rata Komponen Mutu Gabah
Rata-rata Kadar Air (KA) dan Kadar Ha
masing-masing tercatat 19,33 persen dan 5,17 persen. Pada GKG, rata-rata KA sebesar 12,95 persen
dan KH sebesar 2,23 persen. Sementara itu, rat
masing tercatat 25,86 persen dan 10,13 persen.
Selama periode November 2015-November 2
Oktober 2016 sebesar 19,37 persen, GKG terjadi pada
gabah kualitas rendah terjadi pada November 2015 sebesar 28,57 persen.
10

3. Rata-Rata Harga Gabah Menurut Kelompok Kualitas


Dibandingkan bulan lalu, rata-rata harga GKP di tingkat petani selama November 2016 naik sebesar Rpl9,00 per kg (0,41 persen) menjadi Rp4.
persen) menjadi Rp4.122,00 per kg. Dibandingkan November 2015, rata-rata harga di tingkat
Tabelpetani pada November
6 Rata-Rata Harga2016
Gabahuntuk
di kualitas
TingkatGKP, GK
Petani

Tahun/ Bulan

(1)
2015 Nov Des 2016 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov
Perubahan (%) Nov'16 thd Nov'15
Rata-Rata Harga Gabah di Tingkat Petani Menurut Kelompok Kualitas

naik Rpl7,00 per kg (0,37 persen) menjadi Rp4.660,00 per kg, GKG naik Rpl3,00 per kg (0,23

menjadi Rp4.225,00 per kg.

Rata-Rata Harga Gabah di Tingkat Penggilingan Menurut Kelompok Kualitas dan Kadar Air

Tahun/
Bulan

(1)
2015
Nov
Des
2016
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov
Perubahan (%) Nov'16 thd Nov'15
1 2 Berita Resmi Statistik No. 109/12/Th. XIX, 01 Desember 2016

Dibandingkan November 2015, rata-rata harga di tingkat penggilingan pada November 2016
untuk kualitas GKP, GKG, dan gabah kualitas rendah mengalami penurunan masing-masing sebesar
9,53 persen, 3,61 persen, dan 8,09 persen.

Grafik 2

Rata-Rata Harga Gabah di Tingkat Penggilingan Menurut Kelompok Kualitas


November 2015-November 2016

GKP --GKG -*-Kualitas Rendah HPP GKG = Rp4.600/kg -HPP GKP = Rp3.750/kg

6000

5800

5600

5400

5200

5000

4800

4 600 -

4 400 -

4200

4000

3800

3600

3400

3200

3 000 --1-1-1-1-1-1-1-

Nov'15 Des Jan'16 Feb Mar Apr Mei Jun

4. Kasus Harga Gabah di Bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan Kualitas Rendah

Jumlah observasi harga GKP dan GKG mencapai 1.253 observasi atau 79,76 persen dari
keseluruhan transaksi penjualan gabah selama November 2016. Dari sejumlah observasi tersebut tidak
terdapat kasus harga gabah di bawah HPP.

Berdasarkan 318 observasi pada transaksi penjualan gabah kualitas rendah atau 20,24 persen
dari keseluruhan transaksi penjualan gabah selama November 2016, berasal dari Provinsi Jawa Timur
(9,48 persen), Sulawesi Selatan (2,67 persen), Jawa Tengah (1,91 persen), DI Yogyakarta (1,46 persen),
Sumatera Utara (1,27 persen), dan Jawa Barat (1,21 persen). Sementara itu, gabah kualitas rendah dari
provinsi lainnya masing-masing di bawah 1,00 persen.

B2. HARGA PRODUSEN BERAS DI PENGGILINGAN

Pada November 2016 rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar
Rp9.257,00 per kg, naik sebesar 1,37 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata harga beras
kualitas medium di penggilingan sebesar Rp9.050,00 per kg, naik sebesar 0,77 persen. Demikian juga
rata-rata harga beras kualitas rendah di penggilingan sebesar Rp8.632,00 per kg, naik sebesar 0,40
persen.

Dibandingkan dengan November 2015, rata-rata harga beras di penggilingan pada November
2016 untuk kualitas premium, medium, dan rendah mengalami penurunan harga, masing-masing
sebesar 3,21 persen, 2,39 persen, dan 4,43 persen.

Berita Resmi Statistik No. 109/12/Th. XIX, 01 Desember 2016 13

Tabel 8 Rata-Rata Harga Beras di Penggilingan Menurut Kelompok Kualitas dan Kadar Beras Patah

2015 Nov

2016 Jan

Perubahan (%) Nov'16 thd Nov'15

Keterangan:
14

-SENSUS
EKONOMI
BADAN PUSAT STATISTIK
Informasi lebih lanjut hubungi:

Yunita Rusanti, M.Stat.


Direktur Statistik Harga

Telepon: 3810291-5, Pesawat 6200


E-mail: yunita@bps.go.id
A RESMI STflTISTIK
ni dan Harga Produsen

BESAR 101,31 ATAU TURUN 0,40 PERSEN

ng diterima petani (It) terhadap indeks


dikator untuk melihat tingkat
enunjukkan daya tukar (term of trade) dari
msi maupun untuk biaya produksi. Semakin
mampuan/daya beli petani.

i 33 provinsi di Indonesia pada


dibandingkan NTP Oktober 2016, yaitu dari
r 2016 disebabkan indeks harga hasil produksi
kenaikan indeks harga barang dan jasa yang
n produksi pertanian.

nnya NTP pada Subsektor Tanaman


esar 0,02 persen, Subsektor Peternakan
03 persen. Subsektor yang mengalami
Rakyat sebesar 0,03 persen.

or serta Persentase Perubahannya (2012=


Oktober 2016

(2)
101,71 126,79 124,66 129,50 115,00
101,64 126,75 124,70 129,48 115,08
98,57 125,64 122,99 133,76 127,47 130,07 119,35
102,70 129,23 126,35 132,17 118,98 125,84 129,47 114,73
98,64 123,39 123,39 125,09 128,63 113,91
108,43 129,74 132,59 125,96 127,21 122,31 119,65 129,58 110,81

109/12/Th. XIX, 01 Desember 2016

Oktober 2016

(2)

102,87
126,69
123,15
129,78
112,07

108,88
132,99
130,44
132,81
122,15
128,91
111,54

98,60
122,17
122,53
115,42
120,16
123,90
130,45
112,47

Pada November 2016, secara nasional It naik sebesar 0,27 persen d


yaitu dari 126,79 menjadi 127,13. Kenaikan It pada November 2016 disebabkan
34 persen,
sebesar 0,65 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0
Perikanan sebesar 0,56 persen. Sedangkan It Subsektor Peternakan men

Melalui Ib dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsum
rbesar
memproduksi hasil pertanian.
Pada November 2016, secara nasional Ib naik sebesar 0,67 persen
sebabkan
Subsektor Tanaman Hortikultura sebesar 0,67
persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,67 persen, Sub
en.
atistik No. 109/12/Th. XIX, 01 Desember 2016 3

0,40 persen. Hal ini disebabkan kenaikan


n Ib sebesar 0,74 persen.

indeks pada kelompok padi sebesar 0,33


k palawija (khususnya komoditi jagung dan
,76 menjadi 134,26. Kenaikan yang terjadi pada
T mengalami kenaikan sebesar 0,91 persen dan

. Hal ini terjadi karena It naik sebesar

berbagai komoditi di kelompok sayur-


merah) yang secara rata-rata naik sebesar 1,91
komoditi salak dan mangga) dan kelompok
) secara rata-rata mengalami penurunan

jadi 126,68, disebabkan kenaikan indeks


s kelompok BPPBM sebesar 0,18 persen.

Hal ini disebabkan karena kenaikan It


Ib sebesar 0,67 persen.

s kelompok tanaman perkebunan rakyat

enakan naiknya indeks kelompok KRT


sebesar 0,13 persen.

Hal ini terjadi karena It turun sebesar

indeks di seluruh kelompok ternak,


pok ternak kecil sebesar 0,73 persen, kelompok
sebesar 0,64 persen. Komoditi yang
r Peternakan yaitu sapi potong dan telur ayam

jadi 120,35, dikarenakan naiknya indeks


masing sebesar 0,89 persen dan 0,27 persen.

Hal ini terjadi karena It naik sebesar


rsen. Kenaikan It pada November 2016
snya komoditi ikan tongkol dan udang) secara
aya ikan (khususnya komoditi ikan nila dan

eks kelompok KRT sebesar 0,86 persen,

Hal ini terjadi karena It naik sebesar 0,71


. Kenaikan It sebesar 0,71 persen disebabkan
oditi ikan tongkol dan udang. Kenaikan yang
ndeks kelompok BPPBM naik masing-masing

Hal ini terjadi karena It naik sebesar


rsen. Kenaikan It sebesar 0,45 persen
susnya komoditi ikan nila dan ikan lele.
s kelompok KRT sebesar 0,92 persen dan

engalami penurunan, sedangkan 14


bil. Penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi
kan NTP tertinggi pada November 2016
persen, sedangkan Provinsi Sumatera Barat

bkan penurunan pada Subsektor


turun sebesar 0,74 persen. Sedangkan
isebabkan kenaikan pada Subsektor Tanaman
k sebesar 6,11 persen.

sentase Perubahannya, November 2016 (2012

Indeks

(2)
119,81
128,46
121,25
127,75
117,84
124,73
117,45
118,81
118,14
128,29
119,03
132,48
123,95
125,31
129,74
132,69
130,96
131,42
124,17
119,18
120,47
117,35
121,22
117,37
132,15
121,85
129,57
130,22
121,98
126,52
126,50
117,44
125,37
127,13

6 Berita Resmi Statistik No.

cerminkan angka inflasi/deflasi perdesaan. Secara nasional, pada November 2016 terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,87 persen yang disebabkan oleh naiknya in
nya padaPerdesaan,
sumen November 2016, seluruh provinsi
November mengalami inflasi perdesaan. Inflasi perdesaan tertinggi terjadi di Provinsi Gorontalo sebesar 1,97 persen, sedangkan
2016 (2012=100)
Bahan Makanan

(2)
1,05 Jambi 1,40 Sumatera Selatan 1,39 Kepulauan Bangka Belitung 1,05 Bengkulu 1,67 Lampung 1,91
1,05 0,77 1,04 2,41 1,82 2,27
0,89 1,03 1,14
0,02 0,61 1,12 0,69
0,56 3,63 1,20 1,00 1,79 0,17
0,73 1,20 0,84 0,72
1,65

aikan NTUP sebesar 0,07 persen. Hal ini terjadi karena It mengalami kenaikan sebesar 0,27 persen, lebih tinggi dari kenaikan Indeks
Berita Resmi Statistik No. 109/12/Th. XIX, 01 Desember 2016

BERAS DI PENGGILINGAN NOVEMBER 2016

ANI SEBESAR Rp4.574,00 PER KG, NAIK 0,41


GILINGAN SEBESAR Rp9.050,00 PER KG, NAIK

November 2016, didominasi transaksi


persen, dan gabah kering giling

574,00 per kg atau naik 0,41 persen


dibandingkan harga gabah kualitas
25,00 per kg atau naik 0,26 persen
Harga gabah kualitas rendah di
penggilingan Rp4.225,00 per kg atau

6 di tingkat petani, GKP, GKG, dan


en, dan 8,09 persen. Di tingkat
alitas rendah masing-masing 9,53

kat penggilingan sebesar Rp9.257,00


a-rata harga beras kualitas medium
Sedangkan rata-rata harga beras

ggilingan pada November 2016 untuk


en, dan kualitas rendah turun 4,43

mber 2016 dilakukan terhadap 1.571


lih. Observasi harga terutama berasal dari lima
, diikuti enam provinsi di Sumatera 298
5 observasi (11,14) persen, Bali 129 observasi
asi (6,94 persen), dan dua provinsi di Nusa
posisinya, jumlah observasi harga gabah masih
KP) sebanyak 1.062 observasi (67,60 persen),
asi (20,24 persen), dan gabah kering giling

Tabel 5
Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan,
dan HPP Menurut Kelompok Kualitas, November 2016
) HPP (Rp/kg)
Kualitas Observasi
Terendah Tertinggi Petani Penggilingan Petani Penggilingan

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


1 062 3 700 7 500 4 574 4 660 3 700 3 750
(67,60%) (Jabar,Jatim,Sultra) (Kalteng)
191 4 500 7 347 5 325 5 426 --- 4 600
(12,16%) (Jabar) (Kalsel)

(20,24%) (Jabar) (Sumbar)


1571

(100,00%)

No. 5 Tahun 2015 tgl.17 Maret 2015

Selama November 2016, harga tertinggi di tingkat petani Rp7.500,00 per kg dan di tingkat
penggilingan Rp7.550,00 per kg. Sedangkan harga terendah di tingkat petani dan tingkat penggilingan
masing-masing Rp3.300,00 per kg dan Rp3.475,00 per kg. Harga tertinggi di tingkat petani dan
tingkat penggilingan berasal dari kualitas GKP varietas Siam Mayang yang terjadi di Kecamatan
Kapuas Timur, Kabupaten Kapuas (Kalimantan Tengah). Sementara itu, harga terendah di tingkat
petani dan tingkat penggilingan berasal dari gabah kualitas rendah varietas IR64 dan Mikongga yang
a Barat).
Selama periode November 2015-November 2016, rata-rata harga tertinggi di tingkat petani
g dan Rp5.753,00 per kg terjadi pada Februari
2016, sedangkan gabah kualitas Rendah Rp4.520,00 per kg terjadi pada Januari 2016. Sebaliknya, rata-
rata harga terendah pada GKP dan gabah kualitas Rendah masing-masing Rp4.262,00 per kg dan
Rp3.709,00 per kg terjadi pada April 2016, sedangkan GKG Rp5.285,00 per kg terjadi pada September
2016. Begitu pula di tingkat penggilingan, rata-rata harga tertinggi untuk GKP dan GKG, masing-
masing Rp5.298,00 per kg dan Rp5.869,00 per kg terjadi pada Februari 2016, sedangkan gabah kualitas
Rendah Rp4.614,00 per kg terjadi pada Januari 2016. Untuk rata-rata harga terendah pada GKG
Rp5.397,00 terjadi pada September 2016, sedangkan GKP dan gabah kualitas Rendah masing-masing
April 2016.

Rata-rata Kadar Air (KA) dan Kadar Hampa/Kotoran (KH) GKP selama November 2016
ada GKG, rata-rata KA sebesar 12,95 persen
dan KH sebesar 2,23 persen. Sementara itu, rata-rata KA dan KH gabah kualitas rendah masing-

Selama periode November 2015-November 2016, rata-rata KA tertinggi pada GKP terjadi pada
Oktober 2016 sebesar 19,37 persen, GKG terjadi pada November 2016 sebesar 12,95 persen, sedangkan
sar 28,57 persen.
Berita Resmi Statistik No. 109/12/Th. XIX, 01 Desember 2016

Kualitas
petani selama November 2016 naik sebesar Rpl9,00 per kg (0,41 persen) menjadi Rp4.574,00 per kg, GKG di tingkat petani naik sebesar Rpl3,00 per kg (0,26
ber 2015, rata-rata harga di tingkat
Tabelpetani pada November
6 Rata-Rata Harga2016 untuk
Gabah di kualitas
TingkatGKP, GKG,
Petani dan gabah
Menurut kualitas rendah
Kelompok mengalami
Kualitas penurunan
dan Kadar masing-masing
Air serta Perkembangansebe

Kadar Air (%)

(2)
18.36 18,38 17,81 18,01 19,33 18,98 17,80 18,17 18,96 18,88 18,43 19.37 19,33
t Petani Menurut Kelompok Kualitas

6 000 -|

5 800 -

5 600 -5 400 -

5 200 -5 000

4800

J? 4 600 -
4 400 -

4200

4000

3 800 -

3 600 -

3400

3200

3000

per kg, GKG naik Rpl3,00 per kg (0,23

n Menurut Kelompok Kualitas dan Kadar Air


1 Desember 2016

at penggilingan pada November 2016


engalami penurunan masing-masing sebesar

Menurut Kelompok Kualitas

n Pemerintah (HPP) dan Kualitas Rendah

observasi atau 79,76 persen dari


er 2016. Dari sejumlah observasi tersebut tidak

bah kualitas rendah atau 20,24 persen


ember 2016, berasal dari Provinsi Jawa Timur
gah (1,91 persen), DI Yogyakarta (1,46 persen),
sen). Sementara itu, gabah kualitas rendah dari

mium di penggilingan sebesar


kan bulan sebelumnya. Rata-rata harga beras
er kg, naik sebesar 0,77 persen. Demikian juga
besar Rp8.632,00 per kg, naik sebesar 0,40

beras di penggilingan pada November


galami penurunan harga, masing-masing

a 8 CC 8

Menurut Kelompok Kualitas dan Kadar Beras Patah (Broken), November 2015-November 2016

Bulan

(1)

Des

Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov
100)
November 2016 Persentase
Perubahan
(3) (4)
101,31 127,13 125,49 130,63 115,23 -0,40 0,27 0,67 0,87
0,20
101,23 127,08 125,54 130,60 115,31 -0,41 0,26 0,67 0,86
0,20
98,17 126,07 123,39 134,26 128,42 -0,40 0,34 0,33 0,37
131,25 119,61 0,74 0,91 0,22
102.67 130,06 128,76 131,59 117,79 -0,02 0,65 1,91 -0,44
126.68 130,54 114,93 -1,00 0,67 0,83 0,18
98,67 124,25 124,25 125,93 129,69 0,03 0,70 0,70 0,67
114,06 0,82 0,13
107,18 128,99 131,82 125,04 126,68 -1,15 -0,58 -0,59 -0,73
121,53 120,35 130,73 111,11 -0,42 -0,64 0,58 0,89

November 2016 Persentase


Perubahan
(3) (4)

102,84 -0,03
127,41 0,56
123,89 0,60
130,89 0,86
112,21 0,12

109,07 0,18
133,94 0,71
131,13 0,53
133,77 0,72
122,80 0,53
129,91 0,78
111,67 0,12

98,41 -0,20
122,72 0,45
123,22 0,56
115,43 0,01
120,52 0,30
124,71 0,65
131,65 0,92
112,62 0,13

ional It naik sebesar 0,27 persen dibanding It Oktober 2016,


pada November 2016 disebabkan naiknya It di empat
Subsektor Tanaman Hortikultura
man Perkebunan Rakyat sebesar 0,70 persen, dan Subsektor
gkan It Subsektor Peternakan mengalami penurunan sebesar

rga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat


dari masyarakat perdesaan, serta

sional Ib naik sebesar 0,67 persen bila dibanding Ib Oktober


naiknya Ib di seluruh subsektor,

n Rakyat sebesar 0,67 persen, Subsektor Peternakan sebesar


=100)
It Ib NTP
% Perubahan Indeks % Perubahan Rasio % Perubahan

(3) (4) (5) (6) (7)


0,96 124,75 0,21 96,04 0,74
0,38 127,41 0,83 100,83 -0,45
1,14 125,51 1,14 96,60 0,00
1,66 126,96 0,68 100,62 0,97
1,19 120,37 0,43 97,90 0,76
0,75 124,93 0,61 99,84 0,13
0,72 123,83 0,69 94,85 0,03
-0,53 120,52 0,46 98,58 -0,98
1,23 126,57 0,69 93,34 0,54
1,10 123,52 0,72 103,86 0,38
0,35 119,85 0,32 99,32 0,02
0,15 127,65 0,37 103,78 -0,22
0,14 123,58 0,38 100,30 -0,25
0,33 125,88 0,94 99,55 -0,60
-0,29 124,47 0,69 104,23 -0,97
-0,30 127,85 0,85 103,79 -1,14
0,34 122,32 0,40 107,06 -0,06
0,54 122,45 0,47 107,32 0,06
-0,02 121,94 0,55 101,83 -0,57
1,82 123,17 0,05 96,76 1,77
0,78 122,46 0,36 98,38 0,42
0,71 120,04 0,46 97,76 0,25
0,37 123,07 0,25 98,49 0,13
0,20 124,28 0,31 94,44 -0,11
0,87 124,94 1,52 105,77 -0,65
0,01 124,09 0,50 98,20 -0,49
0,08 124,70 0,38 103,91 -0,30
-0,25 119,90 0,83 108,61 -1,08
-0,32 123,28 0,13 98,95 -0,45
0,32 125,48 0,42 100,83 -0,10
-0,25 122,64 0,76 103,15 -1,01
-0,26 123,55 0,64 95,05 -0,90
0,47 124,36 0,33 100,81 0,13
0,27 125,49 0,67 101,31 -0,40

109/12/Th. XIX, 01 Desember 2016

en yang disebabkan oleh naiknya indeks di seluruh kelompok penyusun IKRT, dengan kenaikan indeks tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan
alo sebesar 1,97 persen, sedangkan inflasi perdesaan terendah terjadi di Provinsi Kalimantan Barat sebesar 0,05 persen.
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, Perumahan, Air, Listrik, _ . Gas, dan , Sandang Bahan Kesehatan Pendidikan, Transportasi
dan Tembakau Bakar Rekreasi, dan dan Komuni-
(3) (4) (5) (6) (7) (8)
-0,01 0,43 0,02 0,70 -0,37 0,09 0,60 0,18 0,41 0,21 0,08 0,38 0,13 0,29 0,35 0,28 1,63 0,18 0,30 -0,11 0,12 0,12 0,62 0,02 0,17 -0,04 -0,05 0,02
0,42 0,14 0,25 0,12 0,80 0,04 0,35 0,36 0,29 0,29 -0,01 -0,05 0,13 0,51 0,49 0,19 0,14 -0,15 0,13 0,00 -0,03 0,37 0,19 0,04
0,00 0,41 -0,02 0,63 0,02 0,28 0,09 0,20 0,20 0,27 0,22 0,19 0,32 0,16 0,21 0,01 0,10 0,37 0,16 0,39 0,00 0,20 -1,75 0,04 0,00 0,04 -0,04
0,37 0,09 0,25 0,26 0,11 0,02 0,36 0,64 0,37
0,48 0,09 0,20 0,09 0,16 0,39 0,54 0,80 0,07 0,41 0,11 -0,04 0,16 0,05 0,51 -0,02 0,19 0,05
-0,05 0,13 0,17 0,08 0,00 0,41 0,27 0,22 0,23 0,39 0,31 0,04 0,73 0,53 0,36 0,19 0,16 0,11 0,23 -0,04 0,01 0,20 0,07
-0,37
0,32 0,55 0,14 0,32 0,63 0,11 0,26 0,16 0,00 -0,23 0,13 0,09 0,66 0,16 0,29 0,09 0,55 0,52 0,24 0,03 -0,01 0,02 0,02 0,05 0,26 -0,10
0,08 0,28 0,01 0,12 0,76 0,07 0,08 0,16 0,23 -0,18
0,27 0,99 1,14 0,48 0,22 0,64 0,65 0,20 0,11 0,19 0,19 0,10 0,55 0,39 0,56 0,60 -0,27 -0,10 0,20 0,17 0,66 0,61 0,63
-0,13
0,35 0,27 0,21 0,29 0,07 0,19

Berita Resmi Statistik No. 109/12/Th. XIX, 01 Desember 2016


i naik sebesar Rpl3,00 per kg (0,26 persen) menjadi Rp5.325,00 per kg. Rata-rata harga gabah kualitas rendah juga mengalami kenaikan sebesar Rpll,00 per k
ami penurunan
Kadar masing-masing
Air serta sebesar 9,78
Perkembangannya, persen, 3,60
November persen, dan 8,09 persen.
2015-November 2016
GKP GKG
Rata-Rata Harga (Rp/kg) Perubah-an (%) Kadar Air (%) Rata-Rata Harga Perubah-an (%) Kadar Air (%)
(Rp/kg)
(3) (4) (5) (6) (7) (8)
5 070 5 118 5 206 5 211 4 703 4 262 4 3,38 0,93 1,72 0,10 12,33 12,66 12,23 12,64 5 524 5 632 5 689 5 3,13 1,96 1,02 1,13 28,57 26,48 26,09
440 4 501 4 376 4 480 4 537 4 555 4 -9,76 -9,36 4,17 1.37 12,72 12,37 12,70 12,31 753 5 501 5 474 5 510 -4,39 -0,49 0,65 25,78 26,24 25,36
-9,78 -3,60

Berita Resmi Statistik No. 109/12/Th. XIX, 01 Desember 2016


Grafik 1

November 2015-November 2016

1 1 11 11 1
Nov'15 Des Jan'16 Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt

GKP 3KG * Kualitas Rendah

Dibandingkan bulan lalu, rata-rata harga GKP di tingkat penggilingan s

persen) menjadi Rp5.426,00 per kg, dan gabah kualitas rendah naik Rpl4,0

Tabel 7

serta Perkembangannya, November 2015-November 2016


GKP GKG
Kadar Rata-Rata Harga Perubah- Kadar Rata-Rata Perubah-
(Rp/kg)
Air (%) an (%) Air (%) Harga (Rp/kg) an (%)

(2) (3) (4) (5) (6) (7)

18,36 5151 3,36 12,33 5629 3,15


18,38 5202 0,98 12,66 5748 2,12

17,81 5291 1,71 12,23 5805 1,00


18,01 5298 0,14 12,64 5869 1,09
19,33 4783 -9,72 12,72 5622 -4,20
18,98 4340 -9,27 12,37 5593 -0,53
17,80 4527 4,32 12,70 5600 0,14
18,17 4598 1,56 12,31 5526 -1,32
18,96 4458 -3,03 12,80 5473 -0,97
18,88 4564 2,37 12,79 5514 0,75
18,43 4621 1,26 12,45 5397 -2,13
19,37 4643 0,47 12,60 5413 0,31
19,33 4660 0,37 12,95 5426 0,23
-9,53 -3,61
Grafik 3 Rata-Rata Harga Beras di Penggilingan Menurut Kelompok Kualitas November 2015-November 2016
10 000,00

9 500,00 """ " _4-

9 000,00
500,00 000,00
*-*
7 500,00
7 000,00

^/
<<e? ^ V* ^
Premium Medium

Premium Medium
Rata-Rata Harga (Rp/kg) Perubah-an (%) Kadar Beras Patah Rata-Rata Perubah-Har3a %) (Rp/kg)
an (

(2) (3)
(Broken) (%) an (
(4)
%
(5) (6)
9 564 1,16 7,46 9272 3,47
9 664 1,04 7,54 9451 1,93
9 723 0,62 7,17 9548 1,03
9 785 0,63 7,17 9622 0,77
9 572 -2,18 7,33 9444 -1,84
9 128 -4,64 7,29 8959 -5,14
9 182 0,59 7,24 8836 -1,38
9 354 1,88 7,35 8973 1,55
9 374 0,21 7,26 8932 -0,45
9 367 -0,08 7,47 8901 -0,35
9 111 -2,74 7,15 8965 0,72
9 133 0,24 7,26 8981 0,17
9 257 1,37 7,20 9050 0,77
-3,21 -2,39

Premium: Maksimum beras patah (Broken) s.d. 10% Medium: Beras patah (Broken) 10,1% -
20% Rendah:
Berita ResmiBeras patahNo.
Statistik (Broken ) 20,1% - 25%
109/12/Th. XIX, 01 Desember 2016
di pada kelompok bahan makanan

Umum/ KRT

(9)
0,15 1,04 1,42 0,75 0,55
0,71 0,88 0,55 0,80 0,93
0,50 0,49 0,39 1,28 0,85
1,13
0,50 0,57 0,67
0,05 0,41 0,59 0,33
0,36 1,97 0,59 0,51 0,97
0,14
0,50 0,93 0,81 0,48
0,87

7
mengalami kenaikan sebesar Rpll,00 per kg (0,28

Rendah
Rata-Rata Harga Perubah-an (%)
(Rp/kg)
(9) (10)
4 485 4 504 4 520 4 223 1,28 0,43 0,35
3 794 3 709 3 838 4 008 -6,57 -10,15 -2,25
-8,09

11
_-- -

-A

iii

Sep Okt Nov

HPP GKP = Rp3.700/kg

-rata harga GKP di tingkat penggilingan selama November 2016

kg, dan gabah kualitas rendah naik Rpl4,00 per kg (0,31 persen)

Rendah
Kadar Rata-Rata Perubah-
Air Harga (%) (Rp/kg) an (%)

(8) (9) (10)

28,57 4 597 1,75


26,48 4 601 0,09

26,09 4 614 0,29


25,78 4 325 - 6,26
26,24 3 881 -10,28
25,36 3 790 2,34
25,00 3 934 3,80
24,54 4 110 4,48
26,02 3 912 4,82
26,90 4 088 4,50
24,73 4 184 2,35
26,48 4 211 0,65
25,86 4 225 0,31
8,09
ovember 2015-November 2016

-*-K
>-"
-
-

<$
Rendah

Rendah
Kadar Beras Patah Rata-Rata Harga Perubah - Kadar Beras
(Broken) (%)
(7)
(Rp/kg)
(8)
an (%) Patah
(9) (10)
15,29 9032 1,29 22,85
15,40 9203 1,90 23,04
15,29 9280 0,84 23,52
15,41 9195 -0,93 23,61
15,37 8995 -2,17 23,39
15,51 8511 -5,39 23,40
15,74 8488 -0,26 22,90
15,55 8582 1,10 23,04
15,58 8558 -0,28 23,55
15,87 8502 -0,65 22,75
15,53 8578 0,89 22,89
15,76 8597 0,23 23,08
15,66 8632 0,40 22,87
-4,43

Anda mungkin juga menyukai