d. Sistem kardiovaskular
1) Hipertensi akibat penimbunan cairan dan garam
2) Nyeri dada dan sesak nafas akibat perikarditis, efusi pericardial,
penyakit jantung koroner akibat aterosklerosis yang timbul dini, dan
gagal jantung akibat penimbunan cairan
3) Gangguan irama jantung akibat aterosklerosis dini, gangguan
elektrolit, dan klasifikasi metastatik
4) Edema akibat penimbunan cairan
e. Sistem endokrin
1) Gangguan seksual/libido; fertilitas dan penurunan seksual pada laki-
laki serta gangguan menstruasi pada wanita.
2) Gangguan metabolisme glukosa retensi insulin dan gangguan sekresi
insun.
F. Pemeriksaan Penunjang
Untuk memperkuat diagnosis sering diperlukan pemeriksaan penunjang baik
pemeriksaan laboratorium maupun radiologi.
a. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk menetapkan adanya GGK,
menentukan ada tidaknya kegawatan, menentukan derajat GGK,
menetapkan gangguan sistem, dan membantu menetapkan etologi.
Dalam menentukan ada atau tidaknya gagal ginjal, tidak semua faal
ginjal perlu diuji. Untuk keperluan praktis yang paling lazim diuji adalah
laju filtrasi glomerulus. Disamping diagnosis GGK secara faal dengan
tingkatanya, dalam rangka diagnosis juga ditinjau factor penyebab
(etiologi) dan faktor pemburukanya. Kedua hal ini disamping perlu untuk
kelengkapan diagnosis, juga berguna untuk pengobatan.
b. Pemeriksaan EKG
Untuk melihat kemungkinan hipertrofi ventrikel kiri, tanda-tanda
perikarditis (misalnya voltase rendah), aritmia dan gangguan elektrolit
(hiperkalemia, hipokalsemia).
c. Ultrasonografi (USG)
Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal korteks ginjal, kepadatan parenkim
ginjal, anatomi sistem, pelviokalises, ureter proksimal, kandung kemih
serta prostat. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mencari adanya factor
yang reversibel seperti obstruksi oleh karena batu atau masa tumor, juga
untuk menilai apakah proses sudah lanjut (ginjal yang lisut). USG ini
sering dipakai oleh karena non-infasif, tak memerlukan persiapan
apapun.
d. Foto Polos Abdomen
Sebaiknya tanpa puasa, karena dehidrasi akan memperburuk fungsi
ginjal, menilai bentuk dan besar ginjal dan apakah ada batu atau
obstruksi lain. Foto polos yang disertai tomogram memberi keterangan
yang lebih baik.
e. Pielografi Intra-Vena (PIV)
Pada GGK lanjut tak bermanfaat lagi oleh karena ginjal tak dapat
memerlukan kontras dan pada GGK ringan mempunyai resiko penurunan
faal ginjal lebih berat, terutama pada usia lanjut, diabetes melitus, dan
nefropati asam urat. Saat ini sudah jarang dilakukan pada GGK. Dapat
dilakukan dengan cara intravenous infusion pyelography, untuk menilai
sistem pelviokalises dan ureter.
f. Pemeriksaan Pielografi Retrograd
Dilakukan bila dicurigai ada obsstruksi yang reversibel.
g. Pemeriksaan Foto Dada
Dapat terlihat tanda-tanda bendungan paru akibat kelebihan air (fluid
overload), efusi pleura, kardiomegali dan efusi pericardial. Tak jarang
ditemukan juga infeksi spesifik oleh karena imunitas tubuh yang
menurun.
h. Pemeriksaan Radiologi Tulang
Mencari osteodistrofi (terutama falang/jari), dan kalsifikasi metastatik.
4) Zat besi
Anemia juga disebabkan karena tubuh kekurangan zat besi. Pada penderita
gagal ginjal konsumsi zat besi (Ferrous Sulphate) menjadi sangat penting. Zat
besi membantu mengtasi anemia. Suplemen zat besi biasanya diberikan dalam
bentuk tablet (ditelan) atau injeksi (disuntik).
5) Suplemen kalsium dan kalsitriol
Pada penderita gagal ginjal kronik, kadar kalsium dalam darah menjadi rendah,
sebaliknya kadar fosfat dalam darah menjadi terlalu tinggi. Untuk mengatasi
ketidakseimbangan mineral ini, diperlukan kombinasi obat/suplemen yaitu
kalsitriol (vitamin D bentuk aktif) dan kalsium.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL GINJAL KRONIK
A. Pengkajian
a. Identitas pasien
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Agama :
Alamat :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Tanggal pengkajian :
No. Med. Rec :
Diagnose Medis : GGK ( gagal ginjal kronik )
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Biasanya badan tersa lemah, mual, muntah, dan terdapat udem.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan lain yang menyerta biasanya : gangguan pernapasan, anemia,
hiperkelemia, anoreksia, tugor pada kulit jelek, gatal-gatal pada kulit, asidosis
metabolik.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya pasien dengan GGK, memili riwayat hipertensi.
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan proses keperawatan. Diperlukan
pengkajian yang cermat untuk mengenal masalah pasien, agar dapat memberi
arah kepada tindakan keperawatan (Lismidar, 2005).
a. Aktivitas/istirahat.
Gejala : Kelelahan ekstrem, kelemahan, malaise, gangguan tidur
(Insomnia/gelisah atau samnolen).
Tanda : Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak.
b. Sirkulasi.
Gejala : Riwayat hipertensi lama atau berat.
Palpitasi : nyeri dada (angina).
Tanda : Hipertensi : DVJ, nadi kuat, edema jaringan umum dan pitting pada
kaki, telapak, tangan.
Distritmia jantung.
Nadi lemah halus, hipotensi ortostatik menunjukkan hipovolemia,
yang jarang pada penyakit tahap akhir.
c. Integritas Ego.
Gejala : Faktor stress, contoh financial, hubungan dan sebagainya. Perasaan
yang tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan.
Tanda : Menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan
kepribadian.
d. Eliminasi.
Gejala : Penurunan frekuensi urine, oliguria, onuria (gagal tahap lanjut).
Abdomen kembung, diare atau konstipasi.
Tanda : Perubahan warna urine, contoh kuning pekat, merah, coklat,
berawan, oliguria, dapat menjadi anuria.
e. Makanan/cairan.
Gejala : Peningkatan berat badan cepat (edema), penurunan berat badan
(malnutrisi), anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak sedap pada
mulut (Pernapasan ammonia).
Tanda : Distensi abdomen/asites, pembesaran hati (tahap akhir). Perubahan
turgor kulit/kelembaban.
Edema (umum, tergantung).
Ulserasi (umum, tergantung).
Ulserasi gusi, perdarahan gusi/lidah.
Penurunan otot, penurunan lemak subkutan, penampilan tak
bertenaga.
f. Neurosensori.
Gejala : Sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot/kejang, sindrom kaki
gelisah bebas rasa terbakar pada telapak kaki. Bebas kesemutan dan
kelemahan, khususnya ekstremitas bawah (neuropati perifer).
Tanda : Gangguan status mental, contoh penurunan lapang perhatian,
ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat
kesadaran, strupor, koma.
Penurunan DTR.
Tanda chvostek dan trosseau positif, kejang, fasikulasi otot,
aktivitas kejang, rambut tipis, kuku rapuh dan tipis.
g. Nyeri/kenyamanan.
Gejala : Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot/nyeri kaki (memburuk saat
malam hari).
Tanda : Perilaku berhari-hari/distraksi, gelisah.
Pernapasan.
Gejala : Napas pendek; dispnea noktural paroksismal; batuk dengan/tanpa
sputum kental dan banyak.
Tanda : Takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi/kedalaman (pernapasan
kussmaul). Batuk produktif dengan sputum merah muda encer (edema paru).
h. Keamanan.
Gejala : Kulit gatal.
Ada/berulangnya infeksi.
Tanda : Pruritis.
Demam (sepsis, dehidrasi), normotermia dapat secara actual terjadi
peningkatan pada pasien yang mengalami suhu tubuh lebih rendah dari normal
(efek GGK/depresi respon imun), petekie, area ekimosis pada kulit.
Fraktur tulang; deposit fosfal kalsium (klasifikasi metastatik) pada
kulit, jaringan lunak, sendi, keterbatasan gerak sendi.
i. Seksualitas.
Gejala : Penurunan libido; amenonea; infertilitas.
Interaksi sosial.
Gejala : Kesulitan menentukan kondisi, contoh tak mampu bekerja,
mempertahankan fungsi peran biasanya dalam keluarga.
j. Pembelajaran/penyuluhan.
Gejala : Riwayat DM keluarga (resiko tinggi untuk gagal ginjal) penyakit
polikistik, nefritis, herediter, kalkulus urinaria, malignansi.
Riwayat terpajan pada toksin, contoh obat, racun lingkungan.
Penggunaan antibiotic nefrotoksik saat ini/berulang.
B. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
. Diagnosa Keperawatan dan Rencana Tindakan yang mungkin
timbul pada klien dengan perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit
berhubungan dengan penurunan glomerulus filtration rate (GFR) adalah sebagai
berikut :
a. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
penurunan glomerulo filtration rate.
Tujuan : Keseimbangan cairan dan elektrolit
Kriteria :
1. Rasio intake dan output pada batas normal
2. Berat badan normal
3. Tekanan darah dalam batas ketentuan (140/90 mmHg) dan elektrolit K, Ca,
Mg, Fosfat, Na pada batas normal.
INTERVENSI RASIONAL
a. Kaji anoreksia, nausea dan a. Merupakan tanda dan gejala dari
muntah peningkatan azotemia.
b. Kaji penerimaan ketidaksukaan b. Penurunan intake nutrisi akan
diet pembatasan protein. mengubah kebutuhan nutrisi
c. Kolaborasi pemberian obat anti c. Bertugas untuk mengurangi
emetik (metociropmid) muntah dengan menambah asam
d. Kolaborasi pemberian multivitamin gastrin
d. Melengkapi dukungan pembatasan
diet
e. Batasi protein 20-60 gram perhari,
intake karbohidrat 100 gram perhari e. Protein ditentukan dengan
2000 kalori perhari keseluruhan intake. kegagalan ginjal dan tingkat BUN:
f. Kaji berat badan perhari dengan karbohidrat untuk mencegah lemak
(pakaian, waktu skala yang sama) untuk menghancurkan katabolisme
g. Beri informasi alasan untuk jaringan
pembatasan protein dan bagaimana f. Peningkatan merupakan indikasi
memantang makanan selama 24 jam. ketidakadekutan intake nutrisi.
h. Hindari minum berkafein, juice g. Informasi peningkatan keluhan,
makanan panas/berbau makan sedikit tapi sering mengurangi
i. Berikan intake ayam, ikan sebagai nausea
sumber protein.
h. Iritasi stomatistik meningkatkan
nausea
i. Protein komplek mengandung
seluruh asam amino
INTERVENSI RASIONAL
a. Kaji tingkat aktivitas dan toleransi, a. Merupakan data dasar terhadap
pola aktivitas kemampuan dalam ADL kemampuan beraktivitas dan untuk
keadaan bedrest tindakan berikutnya.
b. Kaji perubahan tekanan darah dan b. Peningkatan yang cepat indikasi
pola selama aktivitas terhadap aktivitas
c. Kaji kelemahan dyspnoe, pucat c. Tanda dan gejala anemia dengan
dan pusing penurunan produksi eritropoetin yang
d. Kaji perdarahan dari gusi, luapan menstimulasi produksi.
menstruasi berat saluran d. Hasil dan penurunan fungsi
gastrointestinal. penurunan
e. Monitor jumlah darah merah,
hematokrit, hemoglobin, jumlah platelet e. Penurunan merupakan indikasi
RBC kurang dari 6 juta Hct kurang dari suspek anemia, kehilangan darah.
20% Hgb kurang dari 10 g/dl
f. Kaji tanda-tanda vital setiap 4 jam
INTERVENSI RASIONAL
a. Kaji gatal-gatal, pecah dalam kulit, a. Gatal-gatal hasil dari kekeringan
kemerahan pada titik tekanan. kulit, kristalisasi urea pada kulit (embun
beku urine) tkanan konstan pada kulit
menunjukkan penurunan pada jaringan
b. Kaji mukosa oral ada stomatitis dan pecahan.
dan pernafasan bau ammonia b. Hasil dari peningkatan urea dan
c. Dyspnea, krakles sputrum tebal amonia dari pecahan bakteri dan urea.
kekuning-kuningan c. Indikasi dan infeksio pulmonal
d. Kering, rambut mudah rusak dan d. Hasil dari retensi urine dan
kuku pucat, warna pada kulit. penurunan/peningkatan
e. Dyspnea, frekuensi, urgency urin
bau atau kotor. e. Indikasi infeksi blas urine
f. Monitor suhu setiap 4 jam
f. Peningkatan adanya indikasi-indikasi
g. Monitor sputum dan kultur urine dari CRF
h. Kolaborasi pemberian obat anti g. Jumlah bakteri indikasi infeksi
biotik (ampicilin). h. Bertugas untuk menahan dingin sel,
i. Jaga tekhnik aseptik pada seluruh membentuk mikro organisme.
teknik keperawatan catatan, pakaian. i. Mencegah kontaminasi yang
j. Kesungguhan obat yang lembut predisposisi
yang seperti baking soda/jagung kaji j. Pergerakan lembut beku uremi dan
pada bak mandi gunakan sabun dan memenangkan gatal-gatal.
kering rambut.
k. Suhu ruangan dingin, kompres
dingini pada daerah gatal-gatal k. Meningkatkan ketenangan dan
l. Anjurkan klien untuk menghindari kenyamanan gatal-gatal.
pemakaian dari bahan kapas l. Menurunkan gatal-gatal
m. Ajari klien untuk menekan area
yang gatal m. Menurunkan kecenderungan gatal-
n. Ajari klien gunakan aktivitas gatal
penyimpanan/ hiburan untuk n. Mengurangi gatal-gatal.
menghindari garukan.
INTERVENSI RASIONAL
a. Kaji tingkat cemas, ekspresi verbal a. Rentang cemas dari sedang
perasaan tentang prognosa dan keberat, tingkat cemas akan tinggi akan
pengaruh pada gaya hidup. gatal beradaptasi kebiasan dan
b. Kaji tingkat penggunaan mekanisme kemampuan koping.
koping, kemampuan menjelaskan b. Kebiasaan pemecahan masalah
masalah. diperlukan untuk koping dengan
penyakit
c. Kaji kepribadian, sumber untuk c. Sistem pendukung dan kekuatan
koping dengan stress dan kecemasan. kepribadian dapat membantu dalam
perkembangan kemampuan koping.
d. Berikan informasi penerimaan tidak d. Berikan dukungan emosional ketika
menyesuaikan/memutuskan sikap tanpa mengungkapkan, klien mengontrol
perasaan kecewa, ketidak sadaran atau lingkungan.
marah.
e. Ciptakan lingkungan yang mencegah e. Penurunan kecemasan dengan
kecemasan, situasi kemajemukan. menghindari rangsangan tambahan.
f. Anjurkan teknik relaksasi seperti f. Mengurangi cemas dan
penyimpangan lingkungan, kegiatan meningkatkan istirahat dan ketenagaan.
relaksasi otot, musik.
g. Berikan informasi prognosa penyakit g. Dapat meningkatkan pemahanan
dan pengaruhnya perubahan gaya hidup ssakit dan petunjuk untuk diikuti
mengontrol gejala dengan pengobatan
dan keluhan obat berpantang.
h. Ajari koping memecahkan masalah h. Izinkan untuk pembebasan
dan kemampuan komunikasi. kecemasan dengan komunikasi
i. Ajak partisipasi klien keluarga i. Berikan kebutuhan dukungan dan
mendukung kelompok dan konseling informasi untuk membantu untuk
perorangan untuk mengurangi mengurangi stress.
stres/relsasi.
INTERVENSI RASIONAL
a. Kaji luasnya gangguan kemampuan a. Efek sindroma uremik dapat terjadi
berpikir, memori dan orientasi dengan kekacauan dan berkembang ke
perhatikan lapangan perhatian perubahan kepribadian atau
ketidakmampuan untuk mengasimilasi
b. Pastikan dari orang terdekat, informasi dan berbartisipasi dalam
tingkat mental klien biasanya. perawatan. Kewaspadaan terhadap
perubahan memberikan kesempatan
c. Berikan informasi orang terdekat untuk evaluasi dan intervensi.
tentang status klien b. Membiarkan perbandingan untuk
mengevaluasi perkembangan/perbaikan
d. Berikan lingkungan dan izinkan gangguan
menggunakan televisi, radio dan c. Beberapa perbaikan dalam mental
kunjungan. mungkin diharapkan dengan perbaikan
kadar BUN, elektrolit dan PH serum yang
e. Orientasi terhadap lingkungan lebih normal
orang dan sebagainya, berikan kalender, d. Meminimalkan rangsangan untuk
jam, jendela keluar. menurunkan kelebihan
f. Hadirkan kenyataan secara singkat sensori/peningkatan kekacauan saat
ringkas dan jangan menentang dengan mencegah.
pikiran yang logis. e. Memberikan petunjuk untuk
membantu dalam pengenalan
g. Komunikasi/informasi/ instruksi kenyataan.
dalam kalimat pendek sederhana. f. Konfrontasi potensial membuat
Tanyakan pertanyaan ya/tidak, ulangi reaksi perlawanan dan dapat
penjelasan sesuai keperluan menimbulkan ketidakpercayaan klien
h. Buat jadwal teratur sesuai yang dan meningkatkan bahwa komunikasi
diharapkan akan dipahami/diingat.
i. Tingkat istirahat adekuat dan tidak g. Membantu dalam mempertahankan
menganggu periode teratur. kecemasan dan meningkatkan bahwa
komunikasi akan dipahami/diingat
h. Membantu dalam mempertahankan
orientasi kenyataan dan dapat
menurunkan takut atau cemas.
i. Ganguan tidur dapat mengganggu
kognitif lebih lanjut.
INTERVENSI RASIONAL
a. Lakukan aktivitas yang cukup a. Membantu dalam melancarkan
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk bolus dan feacese untuk keluar
pemberian nutrisi yang tinggi serat b. Dapat membant dalam usus dan
c. Kolaborasi dengan dokter dapat melembabakan feacese yang
pemberian laksative keras
c. Dapat membantu melembabkan
feacese
INTERVENSI RASIONAL
a. Tentukan kemampuan pasien a. Kondisi dasar akan menentukan
untuk berpartisipasi dalam aktivitas tingkat kekurangan/kebutuhan.
perawatan diri.
b. Berikan dengan aktivitas yang b. Memenuhi kebutuhan dengan
diperlukan. mendukun partisipasi dan kemandirian
c. Dorong dan gunakan tehnik pasien
penghematan energi, contoh duduk c. Menghemat energi, menurunkan
tidak berdiri; mandi duduk; melakukan kelelahan dan meningkatkan
tugas dalam peningkatan bertahap. kemampuan pasien untuk melakukan
tugas.
d. Jadwalkan aktivitas yang d. Pendekatan yang tenang
memungkinkan pasien cukup waktu menurunkan frustasi, meningkatkan
untuk menyelesaikan tugas pada partisipasi pasien, meningkatkan harga
kemampuan paling baik diri.
INTERVENSI RASIONAL
a. Perhatikan keluhan peningkatan a. Dapat menunjukkan anemia dan
kelelahan, kelemahan. Observasi respon jantung untuk mempertahankan
takikadi, kulit/membran mucosa pucat, aksigen sel.
dispnea dan nyeri dada. Rencanakan
aktivitas pasien untuk menghindari
kelelahan.
b. Awasi tingkat kesadaran dan prilaku b. Anemia dapat menyebabkan
hipoksia serebral dengan perubahan
c. Evaluasi respon terhadap aktivitas, mental, orientasi dan respon prilaku.
kemampuan untuk melakukan tugas. c. Anemia menurunkan oksigenasi
Bantu sesuai kebutuhan dan buat jadwal jaringan dan meningkatkan kelelahan
untuk istirahat. sehingga memerlukan intervensi,
perubahan aktivitas dan istirahat.
d. Batasi contoh vaskuler,
kombinasikan tes laboratium bila d. Pengambilan contoh darah
mungkin. berulang/kelebihan dapat memperburuk
anemia
e. Observasi perdarahan terus
menerus dari tempat penusukan, e. Pedarahan dapat terjadi dengan
perdarahan/area ekimosis karena trauma mudah karena kerapuhan
kecil, petekie; pembengkakan sendi atau kapiler/gangguan pembekuan dan dapat
membran mucosa, contoh perdarahan memperburuk anemia
gusi, epitaksis berulang, hematemesis,
melena dan urine merah/berkabut.
f. Hematemesis sekresi GI/darah feces
f. Stres dan abnormalitas hemostatik
g. Berikan sikat gigi halus, pencukur dapat mengakibatkan perdarahan GI
elektrik; gunakan jarum kecil bila g. Menurunkan resiko perdarahan /
mungkin dan lakukan penekanan lebih pembentukan hematoma.
lama seteleah menyuntikan/penyusunan
vaskular.
INTERVENSI RASIONAL
a. Kaji faktor penyebab dan a. Untuk mengetahui tindakan apa
penunjang yang dapat dilakukan sesuai kondisi
pasien.
b. Hilangkan atau kurangi faktor- b. Untuk mengurangi masalah
faktor penyebab bila mungkin
c. Berikan informasi yang tepat pada c. Keterangan dibutuhkan oleh klien
pasien dan pasangan tentang dan pasangan bahwa penyakitnya (GGK)
keterbatasan fungsi seksual yang dapat menyebabkan gangguan seksual
disebabkan oleh keadan penyakit agar klien dan pasangan tidak cemas
d. Ajarkan modifikasi yang mungkin d. Untuk mengurangi kelemahan dan
dalam kegiatan menyesuaikan dengan kepuasan seksual tetap terpenuhi
keterbatasan akibat sakit e. Terapi medis dapat membantu
e. Berikan tujuan sesuai indikasi kebutuhan akan seksual.
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama : Ny. Y.M
Umur : 55 th
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Kalawat jaga III
Agama : Kr. Protestsn
Suku / Kebangsaan : Ternate/Indonesia
Pendidikan : SMP
Stasus : Menikah
Pekerjaan : IRT
Tanggal MRS : 11 Juli 2014
Tanggal pengkajian : 14 Juli 2014
No. Med. Rec : 41.61.88
Diagnosa medis : Gagal Ginjal Kronik
2.
Genogram
Ket.
: Laki-Laki
: Perempuan
: Pasien
: Hubungan
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Mual dan Muntah
b. Riwayat keluhan utama
Mual dan muntah dirasakan pasien 1 hari SMRS, pasien muntah dengan
frekwensi 6 kali sehari, muntah berisi makanan dan minuman yang dimakan
pasien, volume muntah 4 gelas aqua sekali muntah, pasien juga merasa nyeri
ulu hati, 1 hari SMRS, nyeri bersifat hilang timbul dan diraskan 1 menit,
pasien juga mengatakan badan terasa lemah.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien tidak ada nafsu makan, badan terasa lemah serta mengalami susah tidur
dan konstipasi (+) mual(+), muntah (-),pucat (+), edema palpebra (+), turgor
kulit jelek, bibir kering dan pecah-pecah, poliuri dan nyeri tekan pada gaster (-),
.
d. Riwayat Kesehatan dahulu
Pasien menderita DM Tipe II sejak tahun 2011 begitu juga dengan Hipertensi.
Pasien juga menderita Hiperkolesterol, pasien meminum obat DM, HPT dan
Hiperkolesterol dengan teratur.
e. Riwayat Keluarga
Dikeluarga pasien hanya pasien yang menderita penyakit ini.
f. Pola Fungsi Kesehatan Menurut Marilynn E. Doengoes
a) Aktivitas/istirahat.
Kelelahan dan kelemahan, malaise, gangguan tidur/ Insomnia. Pasien
beraktivitas di bantu oleh orang lain baik dalam makan, minum, berjalan,
ambulasi dan imobilisasi, mandi/wc.
b) Sirkulasi.
Riwayat hipertensi sejak tahun 2011, TD : 140/90 mmHg, N : 88x/m, CRT <3
detik.
c) Integritas Ego.
Pasien menerima penyakit yang ia derita saat ini, dan hubungan dengan
keluarga berjalan dengan baik.
d) Eliminasi.
Pasien mengalami poliuri dengan frekwensi 14-16 x/hari, pasien juga mengalami
konstipasi dimana pasien terakhir kali BAB pada tanggal 13 juli 2014.
e) Makanan/cairan.
Penurunan nafsu makan, mual/muntah, rasa metalik tak sedap pada mulut
(Pernapasan ammonia). Pasien makan 3x/hari dengan menu Diit Protein(0,6 gr
/kg/bb/hari) dan Diit kalori (30ml/kg/bb/hari), makanan tidak dihabiskan (1/2
piring dihabiskan).
f) Neurosensori.
Kesadaran pasien compos mentis, konsentrasi baik, tidak ada penurunan fungsi
saraf.
g) Nyeri/kenyamanan.
pasien tidak merasakan nyeri ulu hati dan nyeri kepala. Pasien merasa aman
selama berada di rumah sakit.
h) Pernapasan.
Pernapasan pasien 20x/m tidak ada ronkhi dan wheezing, batuk tidak ada.
i) Integumen
Turgor kulit pasien jelek dan wajah tampak pucat.
j) Seksualitas.
Pasien pada saat ini sudah tak dapat lagi melakukan aktivitas seks karena dalam
keadaan sakit.
k) Interaksi sosial.
[asien sudah tak dapat lagi beraktivitas seperti biasa karena dalam keadaan
sakit, pasien tidak dapat lagi melakukan peran sebagai Ibu Rumah Tangga
karena sakit.
l) Pembelajaran/penyuluhan.
Pasien memiliki riwayat DM, salah satu penyebab GGK adalah DM, pasien juga
harus diberikan pendidikan tentang diit Protein dan Kalori.
4. Pemeriksaan Fisik
a. KU : sedang
Kesadaran : Compos Mentis
TTV : TD :140/90 mmHg R : 20x/mnt
N : 88x/mnt S : 36,8C
BB SMRS : 67kg BB saat di kaji : 64kg
b. Sistem Integumen
Pucat (+), kulit kering, turgor lambat
c. Kepala
Warna rambut hitam, penyebaran merata, rambut oval & kering
d. Mata
Penglihatan normal, konjungtiva anenis (+), sklera interik (-) edema
palpera (+)
e. Telinga
Secret (+), pendengaran baik
f. Hidung
Secret (+), penciuman baik
g. Mulut & Faring
Keadaan mulut kering (+), bau mulut (+), bibir kering dan pecah-pecah (+),
stomatitis (-)
h. Ekstremitas Atas : Pada tangan bagian kiri terpasang IVFD NaCl 0,9 %
3. Terapi obat-obatan
a. Ranitidin 2 x 1 amp IV
b. Merocloporanide 3x1 amp IV
c. Amlodipine 10 mg 1-0-0
d. Asquidone 2x30 mg
e. Ciprofloxacin 1x400 mg IV
f. Simvastatin 10 mg 0-0-1
g. Captopril 3x25 mg
h. Kapsul garam 3x1
i. IVFD NaCl 0,9 20 gtt/ menit
ANALISA DATA
No Data Etiologi Problem
1. DO : Nefron yang terserang Kelebihan Volume
-adanya edema palpebra hancur Cairan
-bibir kering, pecah-pecah
dan bau amoniak GFR
-turgor kulit jelek (BUN & kreatinin )
-kadar kreatinin 2,9 Retensi natrium
Mg/dl Total CES
-kadar Ureum Darah 53 Vol Interstisial
mg/dl Edema
Preload
Hipertrofi Ventrikel Kiri
COP
Aliran Darah Ginjal
Retensi Na & H2O
Kelebihan Volume Cairan
2. DS : Pasien mengatakan Nefron yang terserang Intoleransi Aktivitas
badan lelah dan lemah, hancur
malaise. GFR
Nausea,
Vomitus
Gangguan Nutrisi Kurang
Dari Kebutuhan Tubuh
Klasifikasi Dat
DS :
1. Pasien mengatakan adanya bengkak di kelopak mata, bibir kering dan
pecah-pecah.
2. Pasien mengatakan badan lelah dan lemah, malaise.
3. Pasien mengatakan tidak ada nafsu makan karena mual dan berat badan
menurun 3 kg.
DO :
1. adanya edema palpebra, bibir kering, pecah-pecah dan bau amoniak,
turgor kulit jelek, kadar kreatinin 2,9Mg/dl dan kadar Ureum Darah 53 mg/dl.
2. Pasien beraktivitas di bantu oleh orang lain baik dalam makan, minum,
berjalan, ambulasi dan imobilisasi, mandi/wc, HB 10,9 g/dl.
3. Selera makan pasien menurun, makan 3x1 diit protein dan kalori (1/2 piring
dihabiskan)
6. Anjurkan
pasien hindari
aktivitas atau
mengunakan
alat (sikat
gigi, pisau
cukur) yang
mungkin
menyebabkan
trauma pada
jaringan: catat
setiap
perdarahan
dari mukosa
memar
berlebih
R :
Kecenderunga
n berdarah
menyebabkan
hilangnya
darah
terutama
jaringan
3 Gangguan Setelah 1. Kaji pola Tgl. 14 Juli 2014 S : Pasien
nutrisi dilakukan nutrisi pasien Jam : 11.00 mengatakan
kurang dari intervensi dan 1. Mengkaji pola tidak ada
kebutuhan keperawatan perubahan nutrisi pasien nafsu
tubuh b/d selam 2x24 yang terjadi - selera makan dan
Hb, jam R : makan : Tidak mual
peningkatan diharapkan mengetahui baik
asam Kebutuhan pola nutrisi Frekuensi : O : Pasien
lambung di nutrisi pasien klien serta 3x/hari tidak
tandai dapat intake Menu makan : menghabisk
dengan: terpenuhi makanan Diit Protein 0,6 an porsi
DS : Pasien KH : 2. Timbang gr/kg/bb/hari makan yang
mengatakan 1. berat badan Kalori diberikan,
tidak ada Hilangnya R : 30ml/kg/bb/hari penurunan
nafsu makan anoreksia Mengidentifik Porsi : Tdk BB 3 Kg.
karena mual 2. asi intake dihabiskan
Dan berat Hilangnya makanan (1/2piringdihabis A : Masalah
badan mual dan Anoreksia kan) belum
menurun 3 muntah 2. Menimbang BB teratasi
kg. 3. Intake 4. Berikan -64 Kg
DO : 2000 kalori makanan P :
Pola Nutrisi perhari porsi kecil tapi Jam : 12.00 Lanjutkan
Selera 4. Porsi sering. -Pasien 4. Memberikan Intervensi
makan : Tdk makan di makan makanan porsi
baik/menuru habiskan 3x/hari. Pada kecil tapi sering
n 5. Berat jam 8 pagi,
Frekuensi : Badan jam 12 siang
3x/hari dan jam jam
Menu makan 7 malam.
: diberikan 5. Menganjurkan
oleh ahli gizi 5. Anjurkan menghindari
Diit Protein menghindari minum berkafein,
dan Diit minum juice makanan
Kalori berkafein, panas/berbau
Porsi juice makanan
makan : Tdk panas/berbau 6. Berkolaborasi
dihabiskan dengan dokter
(1/2 piring) dlm pemberian
6. Kolaborasi diet dan pola
dengan ahli makan pasien
gizi dalam Protein 0,6
pemberian gr/kg/bb/hari
diet dan pola Kalori
makan pasien 30ml/kg/bb/hari
7. berkolaborasi
7. kolaborasi dengan dokter
dengan dokter dalam pemberian
dalam obat :
pemberian j. Ranitidin 2
obat x 1 amp IV
k.
Merocloporanide
3x1 amp IV
l. Amlodipine
10 mg 1-0-0
m. Asquidone
2x30 mg
n.
Ciprofloxacin
1x400 mg IV
o. Simvastatin
10 mg 0-0-1
p. Captopril
3x25 mg
q. Kapsul
garam 3x1
r. IVFD NaCl
0,9 20 gtt/
menit