Anda di halaman 1dari 4

Sejarah Percobaan Penemuan Proton, Elektron, Neutron, dan Inti Atom10:35

PMSejarah PercobaanPenemuan Proton, Elektron, Neutron, dan Inti Atom- Apabila


penggaris plastik digosok-gosokkan pada rambut kering, penggaris tersebut dapat
menarik potongan kecil kertas. Peristiwa tersebut membuktikan bahwa penggaris
memiliki sifat listrik, karena penggaris merupakan materi yang tersusun atas atom-
atom. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa atom memiliki sifat listrik.
Penyelidikan tentang sifat kelistrikansuatu atom dilakukan selama bertahun-tahun
oleh beberapa ahli di antaranya J.J. Thompson, Eugen Goldstein, Rutherford, dan
Bathe & Becker. [1]1.Penemuan ElektronSetelah John Dalton (1766-1844) pada
tahun 1803 mengemukakan teori atom yang pertama kali, maka tidak lama setelah
itu dua orang ilmuwan yaitu Sir Humphry Davy (1778-1829) dan muridnya Michael
Faraday (1791-1867), menemukanmetode elektrolisis, yaitu cara menguraikan
senyawa menjadi unsur-unsurnya dengan bantuan arus listrik. Dengan metode baru
itulah akhirnya mereka menemukan bahwa atom mengandung muatan listrik.Sejak
pertengahan abad ke-19, para ilmuwan banyak meneliti daya hantar listrik dari gas-
gas pada tekanan rendah. Tabung lampu gas pertama kali dirancang oleh Heinrich
Geissler (1829-1879) dari Jerman pada tahun 1854. Rekannya, Julius Plucker (1801-
1868), membuat eksperimen sebagai berikut. Dua pelat logam ditempatkan pada
masing-masing tabung Geissler yang divakumkan, lalu tabung gelas itu diisi dengan
gas pada tekanan rendah. Salah satu pelat logam (disebut anode) membawa
muatan positif, dan pelat yang satu lagi (disebut katode) membawa muatan negatif.
Ketika muatan listrik bertegangan tinggi dialirkan melalui gas dalam tabung,
muncullah nyala berupasinar dari katode ke anode. Sinar yang dihasilkan ini disebut
sinar katode.Sifat sinar katode, antara lain : [2]1.merambat tegak lurus dari
permukaan katode menuju anode;2.merupakan radiasi partikel sehingga terbukti
dapat memutar baling-baling;3.bermuatan listrik negatif sehingga dibelokkan ke
kutub listrik positif;4.dapat memendarkan berbagai jenis zat, termasuk
gelas.Plucker ternyata kurang teliti dalam pengamatannya dan menganggap sinar
tersebut hanyalah cahaya listrik biasa. Pada tahun 1875, William Crookes (1832-
1919) dari Inggris, mengulangi eksperimen Plucker tersebut dengan lebih teliti dan
mengungkapkan bahwa sinar katode merupakan kumpulan partikel-partikel yang
saat itu belum dikenal.Hasil-hasil eksperimen Crookes dapat dirangkum sebagai
berikut.1.Partikel sinar katode bermuatan negatif sebab tertarik oleh pelat yang
bermuatan positif.2.Partikel sinar katode mempunyai massa sebab mampu
memutar baling-baling dalam tabung.3.Partikel sinar katode dimiliki oleh semua
materi sebab semua bahan yang digunakan (padat, cair, dan gas) menghasilkan
sinar katode yang sama. Partikel sinar katode itu dinamai elektron oleh George
Johnstone Stoney (1817 1895) pada tahun 1891.Pada masa itu para ilmuwan
masih diliputi kebingungan dan ketidaktahuan serta ketidakpercayaan bahwa setiap
materi memiliki elektron karena mereka masih percaya bahwa atom adalah partikel
terkecil penyusun suatu materi. Kalau atom merupakan partikel terkecil, maka di
manakah keberadaan elektron dalam materi tersebut?Pada tahun 1897, Joseph John
Thompson (1856 1940) dari Inggris melalui serangkaian eksperimennya berhasil
mendeteksi atau menemukan elektron yang dimaksud Stoney. Thompson
membuktikan bahwa elektron merupakan partikel penyusun atom, bahkan
Thompsonmampu menghitung perbandingan muatanterhadap massa elektron
(e/m), yaitu 1,759 x 108 coulomb/gram.Kemudian pada tahun 1908, Robert Andrew
Millikan (1868-1953) dari Universitas Chicago menemukan harga muatan elektron,
yaitu 1,602 x 10-19 coulomb. Dengan demikian massa sebuah elektron dapat
dihitung.Massa satu elektron = e/(e/m) = (1,602 x 10-19) / (1,759 x 108) = 9,11
1028gramPernahkah Anda memperhatikan tabung televisi? Tabung televisi
merupakan tabungsinar katode. Percobaan tabung sinar katode pertama kali
dilakukan oleh William Crookes (1875). Hasil eksperimennya yaitu ditemukannya
seberkas sinar yang muncul dari arah katode menuju ke anode yang disebut sinar
katode.George Johnstone Stoney (1891) yang mengusulkan nama sinar katode
disebut"elektron". Kelemahan dari Stoney tidak dapat menjelaskan pengaruh
elektron terhadap perbedaan sifat antara atom suatu unsur dengan atom dalam
unsur lainnya. Antoine Henri Becquerel (1896) menentukan sinar yang dipancarkan
dari unsur-unsur radioaktif yang sifatnya mirip dengan elektron.Joseph John
Thomson (1897) melanjutkan eksperimen William Crookes yaitu pengaruh medan
listrik dan medan magnetdalam tabung sinar katode.Pembelokan sinar katode oleh
medan listrik. [1]Keterangan :C = katodeA = anodeE = lempeng kondensor
bermuatan listrikF = layar yang dapat berpendar (berfluoresensi)Hasil percobaan J.J.
Thomson menunjukkanbahwa sinar katode dapat dibelokkan ke arah kutub positif
medan listrik. Hal ini membuktikan terdapat partikel bermuatannegatif dalam suatu
atom. Besarnya muatan dalam elektron ditemukan oleh Robert Andrew Milikan
(1908) melalui percobaan tetes minyak Milikan seperti gambar berikut.Diagram
percobaan tetes minyak Milikan. [1]Minyak disemprotkan ke dalam tabung yang
bermuatan listrik. Akibat gaya tarik gravitasi akan mengendapkan tetesan minyak
yang turun. Apabila tetesan minyakdiberi muatan negatif maka akan tertarik ke
kutub positif medan listrik. Dari hasil percobaan Milikan dan Thomson
diperolehmuatan elektron 1 dan massa elektron 0, sehingga elektron dapat
dilambangkan (0-1e).2.Penemuan ProtonJika massa elektron 0 berarti suatu
partikeltidak mempunyai massa. Namun pada kenyataannya partikel materi
mempunyai massa yang dapat diukur dan atom bersifat atom itu netral. Bagaimana
mungkin atom itu bersifat netral dan mempunyai massa, jika hanya ada elektron
saja dalam atom? [1]Keberadaan partikel bermuatan positif yang dikandung oleh
atom diisyaratkan oleh Eugen Goldstein (1850-1930) pada tahun 1886. Dengan
ditemukannya elektron, para ilmuwan semakin yakin bahwa dalam atom pasti ada
partikel bermuatan positif untuk mengimbangi muatan negatif dari elektron. Selain
itu, jika seandainya partikel penyusun atom hanya elektron-elektron, maka jumlah
massa elektron terlalu kecil dibandingkan terhadap massa sebutir atom.Eugene
Goldstein (1886) melakukan eksperimen dari tabung gas yang memiliki katode,
yang diberi lubang-lubang dan diberi muatan listrik. [1]Selanjutnya, dan gas yang
berada di belakang lempeng katode menjadi berpijar. Peristiwa tersebut
menunjukkan adanya radiasi yang berasal dari anode yang menerobos lubang pada
lempeng katode. Sinar ini disebut sinar anode atau sinar positif. Sifat sinar anode,
antara lain : [2]1.merupakan radiasi partikel sehingga dapat memutar baling-
baling;2.dalam medan listrik/magnet, dibelokkan ke kutub negatif, jadi merupakan
radiasi bermuatan positif;3.partikel sinar anode bergantung pada jenis gas dalam
tabung.Percobaan Goldstein untuk mempelajari partikel positif. [1]Hasil eksperimen
tersebut membuktikan bahwa pada saat terbentuk elektron yang menuju anode,
terbentuk pula sinar positif yang menuju arah berlawanan melewati lubang pada
katode. Setelah berbagai gas dicoba dalam tabung ini, ternyata gas hidrogen lah
yang menghasilkan sinar muatan positif yang paling kecil baik massamaupun
muatannya, sehingga partikel ini disebut dengan proton. Massa proton = 1 sma
(satuan massa atom) dan muatan proton = +1. [1]Keberadaan partikel penyusun
atom yang bermuatan positif itu semakin terbukti ketika Ernest Rutherford (1871-
1937), orang Selandia Baru yang pindah ke Inggris, pada tahun 1906, bersama dua
orang asistennya, yaitu Hans Geiger dan Ernest Marsden, melakukan serangkaian
percobaan untuk mengetahui kedudukan partikel-partikel di dalam atom.
Percobaanmereka dikenal dengan hamburan sinar alfa terhadap lempeng tipis
emas. Mereka berhasil menghitung bahwa massa partikelbermuatan positif itu kira-
kira 1.837 kali massa elektron. Kini kita menamai partikel itu proton, nama yang
baru dipakai mulai tahun 1919. [2]Massa 1 elektron = 9,11 1028 gramMassa 1
proton = 1.837 9,11 1028 gram = 1,673 1024 gramDari pengamatan
mereka, didapatkan fakta bahwa partikel yang ditembakkan pada lempeng logam
emas yang tipis, sebagian besar diteruskan, dan ada sebagian kecil yang dibelokan
bahkan ada juga beberapa di antaranya yang dipantulkan. Hal tersebut sangat
mengejutkan bagi Rutherford. Penemuan ini menyebabkan gugurnya teori atom
Thomson. Partikel yang terpantul tersebut diperkirakan telah menabrak sesuatu
yang padat di dalam atom. Dengan demikian atom tersebut tidak bersifat homogen
seperti digambarkan oleh Thomson. Bahkan menurut pengamatan Marsden,
diperoleh fakta bahwa satu di antara 20.000 partikel akan membelok dengan
sudut 90o bahkanlebih. [2]Berdasarkan gejala-gejala tersebut, diperoleh beberapa
kesimpulan antara lain:1.Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua
partikel alfa () diteruskan. Berarti, sebagian besar volume atom merupakan ruang
kosong.2.Partikel yang mengalami pembelokan ialah partikel yang mendekati inti
atom. Hal tersebut disebabkan keduanya bermuatan positif.3.Partikel yang
dipantulkan ialah partikel yang tepat menabrak inti atom.Berdasarkan fakta-fakta
yang didapatkan dari percobaan tersebut, Rutherford mengusulkan model atomnya
yang menyatakan bahwa atom terdiri atas inti atom yang sangat kecil dan
bermuatan positif yang dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif. Jumlah
proton dalam inti sama dengan jumlah elektron ynag mengelilingi inti, sehingga
atom bersifat netral. Rutherford juga menduga bahwa di dalam inti atom terdapat
partikel netral yang berfungsi untuk mengikat partikel-partikel positif agar tidak
saling menolak. Dari percobaan tersebut, Rutherford dapat memperkirakan jari-jari
atom kira-kira 108 cm dan jari-jari inti kira-kira 1013 cm. [2]3.Penemuan Inti
AtomSetelah penemuan proton dan elektron, Ernest Rutherford melakukan
penelitian penembakan lempeng tipis emas. Jika atom terdiri dari partikel yang
bermuatan positif dan negatif maka sinar alfa yang ditembakkan seharusnya tidak
ada yang diteruskan/menembus lempeng sehingga muncullah istilah inti atom.
Ernest Rutherford dibantu oleh Hans Geiger dan Ernest Marsden (1911) menemukan
konsep inti atom didukung oleh penemuan sinar X oleh WC. Rontgen (1895) dan
penemuan zat radioaktif (1896). Percobaan Rutherford dapat digambarkan sebagai
berikut.Percobaan Rutherford, hamburan sinar alfa oleh lempeng emas. [1]Hasil
percobaan ini membuat Rutherford menyatakan hipotesisnya bahwa atom tersusun
dari inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi elektron yang bermuatan
negatif, sehingga atom bersifat netral. Massa inti atom tidak seimbang dengan
massa proton yang ada dalam inti atom, sehingga dapat diprediksi bahwa ada
partikel lain dalam inti atom.4.Penemuan NeutronSetelah para ilmuwan
mempercayai adanya elektron dan proton dalam atom, maka timbul masalah baru,
yaitu jika hampir semua massa atom terhimpun pada inti (sebab massa elektron
sangat kecil dan dapat diabaikan), ternyata jumlah proton dalam inti belum
mencukupiuntuk sesuai dengan massa atom. Jadi, dalam inti pasti ada partikel lain
yang menemani proton-proton. [1]Prediksi dari Rutherford memacu W. Bothe dan H.
Becker (1930) melakukan eksperimen penembakan partikel alfa pada inti atom
berilium (Be) dan dihasilkanradiasi partikel berdaya tembus tinggi. Eksperimen ini
dilanjutkan oleh James Chadwick (1932). Ternyata partikel yang menimbulkan
radiasi berdaya tembus tinggi itu bersifat netral atau tidak bermuatan dan
massanya hampir sama dengan proton. Massa sebutir neutron adalah 1,675 10
24 gram. Partikel ini disebut neutron dan dilambangkan dengan10n

Anda mungkin juga menyukai