Labar per saham (earnings per share)

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba yang diatribusikan kepada pemilik
entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada periode yang
bersangkutan. Perusahaan tidak menghitung laba per saham dilusian karena potensi saham
biasa (seperti opsi) bersifat anti-dilusian.

Laba per saham yang dimiliki PT Garuda Indonesia pada tahun 2014 mengalami penurunan
dibandingkan dengan tahun 2013 dan nilai labar per saham juga bernilai negatif akibat dari
kerugian yang dialami di tahun 2014. Kerugian ini desebabkan oleh tingginya beban yang
ditanggung oleh perusahaan tertama beban operasional penerbangan.

Perusahaan juga mencatat adanya kenaikan jumlah rata-rata tertimbang saham untuk tujuan
perhitungan laba per saham dasar dari 22,64 miliyar dolar di tahun 2013 menjadi 25 miliyar
dolar ditahun 2014 atau mengalami kenaikan sekitar 10,42 %