Anda di halaman 1dari 12

PEMBAHASAN

3.1. Analisa Kasus


Peristiwa ini berawal dari kekesalan seorang gadis bernama Dinda terhadap
seorang ibu hamil yang meminta tempat duduk di kereta api yang dituangkan dalam
akunya pada jejaring sosial Path pada bulan April 2014. Dinda marah dan kesal
pengorbanannya bangun pagi demi mendapatduduk di KRL diganggu oleh wanita
hamil itu. Semua keluh kesah tentang ibu hamil yang meminta kesediaannya
memberikan tempat duduk ditumpahkan ke jejaring sosial media tersebut. Dinda
menyebut wanita hamil itu manja dan pemalas karena tak mau bangun lebih pagi
atau ke stasiun untuk mendapatkan duduk.

Saat Dinda memposting statusnya tersebut, teman-temannya mendukung


kebencian Dinda. Bahkan ada yang memberikan tips agar tak terganggu oleh ibu
hamil yang meminta tempat duduknya. Kekesalan Dinda yang di publikasikan ke
sosial media Path ini dicapture oleh temannya dalam sosial media, tidak hanya pada
Path saja, bahkan sampai ke twitter, facebook, blog, website dan berujung menjadi
sebuah berita yang hangat dalam stasiun televisi.
Berikut adalah ungkapan kekesalan Dinda pada ibu hamil dalam jejaring sosial
media Path

Gambar III.1 Screenshoot Status Pertama Dinda


"Benci sama ibu-ibu hamil yang tiba-tiba minta duduk. Ya gue tahu lw hamil tapi
plis dong berangkat pagi. Ke stasiun yang jauh sekalian biar dapat duduk, gue aja
enggak hamil bela-belain berangkat pagi demi dapat tempat duduk. Dasar emang
enggak mau susah..ckckck.. nyusahin orang. kalau enggak mau susah enggak usah
kerja bu di rumah saja. mentang-mentang hamil maunya dingertiin terus. Tapi
sendirinya enggak mau usaha..cape dehh," tulis wanita itu yang
bertagar #notetomyselfjgnnyusahinorg!!

Salah satu komentar datang dari rekan prianya. Komentar dari akun bernama
Andreas tersebut malah memberikan tips kepada Dinda tentang cara mengakali ibu
hamil. Dalam komentarnya, akun itu menulis saran seperti ini: "Kamu make
earphone..Trs kamu pura-pura tidur sambil nunduk..hindari tipu daya ibu hamil
#akalakalanibuhamil. Komentar itu ditulis dari Depok.
Kemudian Dinda membalas komentar salah satu temannya yang bernama
Febrina, "Febrina: iya feb gue sebel aja liatnya maunya enaknya doang dia. semoga
tu anak nanti lahir ga nyusahin juga. gara-gara ibunya sering nyusahin orang.
Nyo: udah sering gw liat begitu geram banget kayak ga berdosa. emang dikira
bagus banget begitu terus. ga sadar nyusahin orang.
beb: ya beb kesal banget aku. mbok ya naik bis atau berangkat subuh ya. dasar
pemalas. resign aja dari kantor biar bisa leha-leha di rumah," tulis Dinda disertai
emoticon marah.
Path diciptakan untuk berbagi momen hanya dengan maksimal 150 orang terdekat.
Maka jika diperhatikan, sering sekali ada obrolan-obrolan yang sifatnya pribadi dan
cenderung bebas di Path karena dirasa 150 orang yang menjadi teman disitu, bisa
dipercaya. Tapi dalam kasus Dinda ini, justru karena ternyata ada satu-dua orang
temannya yang meng-capture dan menyebarkan curhatannya itu bahkan sampai
tersebar di jejaring sosial media lain seperti Twitter dan Facebook. Makian yang di-
capture dan disebarkan lagi melalui media sosial lain tak pelak mengundang reaksi
keras. Berbagai hujatan ditujukan kepada Dinda, seakan tidak percaya ada seorang
perempuan yang tidak punya empati terhadap sesamanyaterutama kepada mereka
yang sedang hamil.
Berikut adalah Komentar dari para pengguna jejaring sosial media

Gambar III.2 Screenshoot Komentar Menjatuhkan

Dalam screenshoot komentar tersebut, akun dari jejaring sosial media lain pun turut
ramai menghujat atas kasus Dinda, Dinda menjadi bahan pembicaraan dan bullyan di
sosial media, bahkan ada yang sampai berkomentar yang tidak sesuai dengan peri
kemanusiaan.
Selain itu banyak yang memanfaatkan kasus ini, untuk kepentingan pribadi,bahkan
sebagai bahan parodi ( lelucon ) yang tidak sepatutnya dilakukan . Berikut adalah
bentuk bentuk parodi atas kasus Dinda
Gambar III.3 Screenshoot Parodi Kasus Dinda
Mengetahui status yang ditulisnya itu menyebar di dunia maya, Dinda
membeberkan alasannya dan tampak masih kesal , lebih parahnya status ini di
capture dan disebarkan lagi. Berikut adalah posting pembelaan dari Dinda.
Gambar III.4 Screenshoot Pembelaan Dinda
"Path gw nyebar gara-gara statement ibu hamil ya. ayo monggo yang judge gw
ngerasain dulu tiap hari naik kereta terus tiap hari berangkat abis subuh cuma biar
dapat tempat duduk. emang lo semua pada ngerti kaki gw pincang gara-gara geser
tulangnya. gak kan. makanya gue bela-belain berangkat jam 5 pagi buat dapet tempat
duduk. eh tiba-tiba ada ibu hamil baru masuk kereta jam 7 pagi. gue udah lari-larian
jam 5 pagi jangan pada maunya cuma dingertiin doang para ibu. emang gue belum
hamil tapi kaki gue sakit aja gw ngerti ga mau nyusahin orang kok. plis sama-sama
dong kita saling ngerti jangan mau enaknya doang ya ibu-ibu. ayo yang ngejudge ikut
saya ya berangkat dari rumah saya jam 5 naik kereta tiap hari dari rumah saya 1 kali
naik ojek trus 2 kali naik angkot lho ke stasiun. ikutin aja rutinitas saya tiap hari kalau
enggak ada komen apa-apa berarti saya yang berlebihan. hehe," kata Dinda dalam
akun Path-nya.

Menurut Dinda, dirinya masih sering melihat ibu hamil lainnya berangkat
pagi dan tidak pemalas. Dinda menuturkan, harusnya ibu hamil yang pemalas
melihat contoh tersebut.
"Oiya, banyak juga kok ibu hamil yang gue lihat berangkat pagi juga. nah kepada
enggak mencontoh mereka. mereka aja bisa kok. kalo enggak mau nyusahin enggak
usah minta tempat duduk diem aja. hahahaha.. dasar pemalas. itu buktinya ada kok
yang enggak pemalas. respect saya kepada ibu hamil yang mandiri dan enggak
manja!!!! be tough girl!" tambah Dinda.
Tidak semuanya berkomentar dg cara menghujat, ada juga yang berkomentar
dengan cara menasehati, memberikan pengertian pengertian agar nasehat itu bisa
diterima oleh Dinda.
Berikut adalah screenshoot nasehat nasehat dari pengguna sosial media
Gambar III.5 Screenshoot Nasehat Kasus Dinda
Sosiolog dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Musni Umar menuturkan, remaja
yang seperti itu masuk kategori masyarakat individualistik.
"Remaja itu termasuk orang yang tak peduli orang lain dan hanya mementingkan
dirinya, itu tak sesuai kultur indonesia. Kemungkinan besar pergaulan atau bahkan
keluarganya bermasalah," ujar Musni saat berbincang
dengan merdeka.com, Rabu (16/4).
Menurut Musni, remaja tersebut mengalami dekadensi moral atau kemunduran atau
kemerosotan moral. Musni menuturkan perkembangan remaja sekarang melahirkan
pragmatisme dan mematikan empati.

Setelah mendapat berbagai komentar akhirnya Dinda menayadari


kesalahannya dan meminta maaf atas kesalahannya. Berikut adalah screenshoot
permintaan maaf Dinda.

Gambar III.6 Screenshoot Permintaan maaf Dinda

"Terima kasih ya komen-komennya mba dan mas. saya sangat berterima


kasih dibukakan mata saya atas pelajaran hidup saya ini. semoga saya bisa menjadi
manusia lebih baik. aminnn. saya ingin meminta maaf setulus hati saya kepada
rekan-rekan sekalian. karena perkataan saya yang tidak berkenan. saya harap pintu
maaf dibukakan untuk saya. sekali lagi terima kasih ya rekan-rekan. dan saya
meminta maaf sepenuh hati," tulis Dinda mengomentari teman-temannya dalam
gambar yang diunggah oleh pengguna jejaring sosial Twitter, Kamis (17/4).
Dinda mengaku masalah tersebut menjadi pelajaran dirinya untuk tak sembarang
menyebar kebencian di sosial media.
Gambar III.7 Screenshoot Perminta maafan Dinda ke 2

"Gw jadi artis dadakan euy..hahaha puas banget yang capture ini.. yaa pelajaran
banget yaa marah-marah enggak boleh di sosmed. gw minta maaf semuanya.. kalau
tidak berkenan.. sama sekali saya enggak ada maksud buat jelekin ibu hamil.. plis
capture lagi ya yang capture sebelumnya jangan cuma jeleknya doang. makasih
lho," tulis Dinda.

3.2. Analisa Hukum


Pengaturan cyberstalking dalam UU ITE dan Perbandingannya dengan Negara
Lain
Dalam UU ITE, cyberstalking dapat dikategorikan sebagai perbuatan yang dilarang,
dimuat dalam pasal 27 ayat (3), dan ayat (4) UU No. 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) :
Pasal (3):
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama
baik.
Pasal (4):
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik yang memiliki muatan pemerasan dan/atau
pengancaman.Kebanyakan hukum negara-negara di dunia yang mengatur mengenai
stalking
mensyaratkan bahwa suatu perbuatan baru disebut sebagai kejahatan stalking apabila
pelaku melakukan ancaman terhadap korban. Hal ini yang nampaknya juga diatur
dalam UU ITE.
Sementara tindakan harassment atau menggangu belum diatur dalam UU ITE
tersebut, padahal suatu tindakan cyberstalking yang bersifat harassment dapat
menjadi langkah awal dari sebuah tindak pidana lainnya, misalnya kasus penculikan
anak di bawah umur oleh orang yang baru dikenalnya melalui facebook. Pelaku pasti
telah lama membuntuti calon korbannya melalui jejaring sosial dan itu merupakan
salah satu dari lima tindakan cyberstalking. Sehingga dengan alasan tersebut maka
sangat perlu pengaturan lebih lengkap dan lebih tegas mengenai tindak pidana
cyberstalking ini.
Cyberstalking telah menjadi kejahatan baru dalam dunia teknologi informasi
dan merupakan masalah serius yang makin berkembang. Di Amerika Serikat, pada
tahun 1990 California adalah Negara bagian yang pertama memiliki hukum tentang
stalking. Undang-undang tersebut dibuat sebagai hasil dari terjadinya pembunuhan
terhadap aktris Rebecca Schaeffer oleh Roberr Bardo pada tahun 1989. Kemudian
New York mengundangkan Penal code 240.25 pada tahun 1992 yang telah diubah
pada tahun 1994. Kemudian Negara-negara bagian di Australia juga mengundangkan
undang-undang mengenai stalking pada tahun
1998. Dan Indonesia baru mengatur tentang stalking dalam UU ITE namun hanya
masih terbatas pada tindakan pengancamannya semata.
Hukuman di Indonesia untuk kejahatan serius di dunia maya sepertinya kurang
memberi efek jera. Namun demikian, Potensi serius dari kejahatan ini dimasa depan
membuat divisi cyber crime Kepolisian Republik Indonesia harus terus
meningkatkan kualitas layanannya. Selain di jerat dengan pasal hukuman pidana,
para penjahat dunia maya ini juga bisadikenai pasal undang-undang Informasi dan
Transaksi Elektronika yang telah disahkan pada tanggal 21 Maret 2008 yang lalu.
Dengan demikian mereka yang mengalami kasus cyber stalking bisa dijerat pasal 27,
dalam bab perbuatan yang di larang. Mereka yang melanggar bisa dikenakan
hukuman pidana hingga lebih dari 5 tahun.
Dalam kasus ini Dinda, Stalker dan Bullyer bisa saja terjerat pasal
1. Pasal 27 ayat (3) UU ITE
"Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau
dokumen elektronik yang bermuatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik"
2. Pasal 310 ayat (1) KUHP
Barang siapa sengaja menyerang kehormatan atau nama baik seseorang dengan
menuduhkan sesuatu hal, yang maksudnya terang supaya hal itu diketahui umum,
diancam karena pencemaran dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan
atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
3. Pasal 28 ayat (1)
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan
menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi
Elektronik.Ancaman pidananya ialah penjara maksimal 6 tahun dan/atau denda
maksimal 1 miliar
4. Pasal 28 ayat (2)
Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang
ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan / atau
kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan
antargolongan (SARA)

Namun meski kasus ini sempat hangat dibicarakan dalam sosial media
bahkan stasiun televisi , Kasus ini tidak berlanjut dalam pengadilan, karena pihak
yang dirugikan ( Dinda dan Ibu Hamil ) sama sama tidak memperkarakannya ke
ranah hukum, dia juga merasa bersalah dan menyadari bahwa tidak seharusnya
perbuatan di lakukan.

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Cyberstalking merupakan penggunaan internet atau alat elektronik lainnya
untuk melecehkan seseorang, sekelompok orang, atau organisasi.
Cyberstalking adalah bentuk terbaru dari perilaku kriminal yang melibatkan ancaman
persisten atau perhatian yang tidak diinginkan menggunakan internet dan cara lain
komunikasi komputer.
Sedangkan Cyberbullying merupakan sebuah fenomena baru dari
perkembangan teknologi komunikasi. Pada kondisi sekarang, hal tersebut
didefinisikan sebagai sebuah perbuatan menyakiti yang disengaja dan diulang-ulang
melalui penggunaan komputer, telepon selular dan peralatan elektronik lainnya yang
dilakukan oleh sekelompok orang atau individu dimana seseorang yang menjadi
korban tidak bisa membela dirinya sendiri. Tujuannya adalah untuk mempermalukan,
mengolok-olok, mengancam,mengintimidasi dalam rangka menegaskan kekuasaan
dan kontrol atas korban tersebut. Bullying selalu saja berurusan dengan
penyalahgunaan kekuatan atau kekuasaan. Bullying tidak pernah menjadi persoalan
konflik pribadi.
Bentuk-bentuk dari cyber bullying antara lain mengirimkaan pesan atau komen-
komen yang mengandung kebencian melalui blog, email atau ym; mengirimkan sms
menyeramkan ke ponsel seseorang; membuat postingan dalam blog ditujukan untuk
melecehkan atau menghina seseorang dan mengirimkan email.
4.2. Saran
.
1. Pikirkan apa yang akan dikirim ke internet. Peringatkan agar para remaja ini
berhati-hati dalam berbagi apapun ke internet, apalagi yang sifatnya personal.
Meskipun apa yang dikirim tersebut hanya ditujukan kepada orang tertentu yang
dipercaya, peluang tersebarnya konten privat ke ruang publik terlalu besar. Sekali
sebuah konten tersebar luar di internet, tidak mungkin bisa menghapusnya lagi.
2. Jadilah anak baik di internet. Ajari remaja kita agar memperlakukan orang
lain dengan baik, agar mereka pun diperlakukan orang lain dengan cara yang sama.
Seringkali, korban cyberbullyinga dalah mereka yang pada awalnya membuat
sesuatu yang menyinggung perasaan banyak orang di ruang publik.
3. Jangan reaktif. Jika seseorang berlaku kurang layak di internet, dan remaja kita
mengetahuinya, sarankan agar mereka tidak dengan mudah merespon tindakan
tersebut. Saling berlaku tidak layak hanya akan memperpanjang masalah, dan pada
akhirnya menyebabkan rantaicyberbullying terus terjadi. Minta mereka untuk
mengabaikan sesuatu yang dianggap kurang nyaman, atau laporkan.
4. Laporkan perilaku tak layak. Jika menemukan perilaku cyberbullying di
internet, minta remaja kita untuk melaporkan kepada orang dewasa yang mengerti
dengan persoalannya. Jika di sekolah, bisa melaporkan kepada guru, atau kepada
orang tua jika guru tidak dapat memberi petunjuk untuk mengatasinya. Kalau perlu,
laporkan secara online kepada pihak-pihak yang mungkin bisa membantu. Bahkan
kalau sudah keterlaluan, ajari mereka untuk melaporkan perbuatan tidak
menyenangkan kepada pihak penyelenggara layanan.
5. Jangan ikut berpartisipasi. Ketika terjadi cyberbullying massal terhadap
seseorang atau sekelompok orang, larang remaja kita ikut-ikutan

Anda mungkin juga menyukai