Salah satu komentar datang dari rekan prianya. Komentar dari akun bernama
Andreas tersebut malah memberikan tips kepada Dinda tentang cara mengakali ibu
hamil. Dalam komentarnya, akun itu menulis saran seperti ini: "Kamu make
earphone..Trs kamu pura-pura tidur sambil nunduk..hindari tipu daya ibu hamil
#akalakalanibuhamil. Komentar itu ditulis dari Depok.
Kemudian Dinda membalas komentar salah satu temannya yang bernama
Febrina, "Febrina: iya feb gue sebel aja liatnya maunya enaknya doang dia. semoga
tu anak nanti lahir ga nyusahin juga. gara-gara ibunya sering nyusahin orang.
Nyo: udah sering gw liat begitu geram banget kayak ga berdosa. emang dikira
bagus banget begitu terus. ga sadar nyusahin orang.
beb: ya beb kesal banget aku. mbok ya naik bis atau berangkat subuh ya. dasar
pemalas. resign aja dari kantor biar bisa leha-leha di rumah," tulis Dinda disertai
emoticon marah.
Path diciptakan untuk berbagi momen hanya dengan maksimal 150 orang terdekat.
Maka jika diperhatikan, sering sekali ada obrolan-obrolan yang sifatnya pribadi dan
cenderung bebas di Path karena dirasa 150 orang yang menjadi teman disitu, bisa
dipercaya. Tapi dalam kasus Dinda ini, justru karena ternyata ada satu-dua orang
temannya yang meng-capture dan menyebarkan curhatannya itu bahkan sampai
tersebar di jejaring sosial media lain seperti Twitter dan Facebook. Makian yang di-
capture dan disebarkan lagi melalui media sosial lain tak pelak mengundang reaksi
keras. Berbagai hujatan ditujukan kepada Dinda, seakan tidak percaya ada seorang
perempuan yang tidak punya empati terhadap sesamanyaterutama kepada mereka
yang sedang hamil.
Berikut adalah Komentar dari para pengguna jejaring sosial media
Dalam screenshoot komentar tersebut, akun dari jejaring sosial media lain pun turut
ramai menghujat atas kasus Dinda, Dinda menjadi bahan pembicaraan dan bullyan di
sosial media, bahkan ada yang sampai berkomentar yang tidak sesuai dengan peri
kemanusiaan.
Selain itu banyak yang memanfaatkan kasus ini, untuk kepentingan pribadi,bahkan
sebagai bahan parodi ( lelucon ) yang tidak sepatutnya dilakukan . Berikut adalah
bentuk bentuk parodi atas kasus Dinda
Gambar III.3 Screenshoot Parodi Kasus Dinda
Mengetahui status yang ditulisnya itu menyebar di dunia maya, Dinda
membeberkan alasannya dan tampak masih kesal , lebih parahnya status ini di
capture dan disebarkan lagi. Berikut adalah posting pembelaan dari Dinda.
Gambar III.4 Screenshoot Pembelaan Dinda
"Path gw nyebar gara-gara statement ibu hamil ya. ayo monggo yang judge gw
ngerasain dulu tiap hari naik kereta terus tiap hari berangkat abis subuh cuma biar
dapat tempat duduk. emang lo semua pada ngerti kaki gw pincang gara-gara geser
tulangnya. gak kan. makanya gue bela-belain berangkat jam 5 pagi buat dapet tempat
duduk. eh tiba-tiba ada ibu hamil baru masuk kereta jam 7 pagi. gue udah lari-larian
jam 5 pagi jangan pada maunya cuma dingertiin doang para ibu. emang gue belum
hamil tapi kaki gue sakit aja gw ngerti ga mau nyusahin orang kok. plis sama-sama
dong kita saling ngerti jangan mau enaknya doang ya ibu-ibu. ayo yang ngejudge ikut
saya ya berangkat dari rumah saya jam 5 naik kereta tiap hari dari rumah saya 1 kali
naik ojek trus 2 kali naik angkot lho ke stasiun. ikutin aja rutinitas saya tiap hari kalau
enggak ada komen apa-apa berarti saya yang berlebihan. hehe," kata Dinda dalam
akun Path-nya.
Menurut Dinda, dirinya masih sering melihat ibu hamil lainnya berangkat
pagi dan tidak pemalas. Dinda menuturkan, harusnya ibu hamil yang pemalas
melihat contoh tersebut.
"Oiya, banyak juga kok ibu hamil yang gue lihat berangkat pagi juga. nah kepada
enggak mencontoh mereka. mereka aja bisa kok. kalo enggak mau nyusahin enggak
usah minta tempat duduk diem aja. hahahaha.. dasar pemalas. itu buktinya ada kok
yang enggak pemalas. respect saya kepada ibu hamil yang mandiri dan enggak
manja!!!! be tough girl!" tambah Dinda.
Tidak semuanya berkomentar dg cara menghujat, ada juga yang berkomentar
dengan cara menasehati, memberikan pengertian pengertian agar nasehat itu bisa
diterima oleh Dinda.
Berikut adalah screenshoot nasehat nasehat dari pengguna sosial media
Gambar III.5 Screenshoot Nasehat Kasus Dinda
Sosiolog dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Musni Umar menuturkan, remaja
yang seperti itu masuk kategori masyarakat individualistik.
"Remaja itu termasuk orang yang tak peduli orang lain dan hanya mementingkan
dirinya, itu tak sesuai kultur indonesia. Kemungkinan besar pergaulan atau bahkan
keluarganya bermasalah," ujar Musni saat berbincang
dengan merdeka.com, Rabu (16/4).
Menurut Musni, remaja tersebut mengalami dekadensi moral atau kemunduran atau
kemerosotan moral. Musni menuturkan perkembangan remaja sekarang melahirkan
pragmatisme dan mematikan empati.
"Gw jadi artis dadakan euy..hahaha puas banget yang capture ini.. yaa pelajaran
banget yaa marah-marah enggak boleh di sosmed. gw minta maaf semuanya.. kalau
tidak berkenan.. sama sekali saya enggak ada maksud buat jelekin ibu hamil.. plis
capture lagi ya yang capture sebelumnya jangan cuma jeleknya doang. makasih
lho," tulis Dinda.
Namun meski kasus ini sempat hangat dibicarakan dalam sosial media
bahkan stasiun televisi , Kasus ini tidak berlanjut dalam pengadilan, karena pihak
yang dirugikan ( Dinda dan Ibu Hamil ) sama sama tidak memperkarakannya ke
ranah hukum, dia juga merasa bersalah dan menyadari bahwa tidak seharusnya
perbuatan di lakukan.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Cyberstalking merupakan penggunaan internet atau alat elektronik lainnya
untuk melecehkan seseorang, sekelompok orang, atau organisasi.
Cyberstalking adalah bentuk terbaru dari perilaku kriminal yang melibatkan ancaman
persisten atau perhatian yang tidak diinginkan menggunakan internet dan cara lain
komunikasi komputer.
Sedangkan Cyberbullying merupakan sebuah fenomena baru dari
perkembangan teknologi komunikasi. Pada kondisi sekarang, hal tersebut
didefinisikan sebagai sebuah perbuatan menyakiti yang disengaja dan diulang-ulang
melalui penggunaan komputer, telepon selular dan peralatan elektronik lainnya yang
dilakukan oleh sekelompok orang atau individu dimana seseorang yang menjadi
korban tidak bisa membela dirinya sendiri. Tujuannya adalah untuk mempermalukan,
mengolok-olok, mengancam,mengintimidasi dalam rangka menegaskan kekuasaan
dan kontrol atas korban tersebut. Bullying selalu saja berurusan dengan
penyalahgunaan kekuatan atau kekuasaan. Bullying tidak pernah menjadi persoalan
konflik pribadi.
Bentuk-bentuk dari cyber bullying antara lain mengirimkaan pesan atau komen-
komen yang mengandung kebencian melalui blog, email atau ym; mengirimkan sms
menyeramkan ke ponsel seseorang; membuat postingan dalam blog ditujukan untuk
melecehkan atau menghina seseorang dan mengirimkan email.
4.2. Saran
.
1. Pikirkan apa yang akan dikirim ke internet. Peringatkan agar para remaja ini
berhati-hati dalam berbagi apapun ke internet, apalagi yang sifatnya personal.
Meskipun apa yang dikirim tersebut hanya ditujukan kepada orang tertentu yang
dipercaya, peluang tersebarnya konten privat ke ruang publik terlalu besar. Sekali
sebuah konten tersebar luar di internet, tidak mungkin bisa menghapusnya lagi.
2. Jadilah anak baik di internet. Ajari remaja kita agar memperlakukan orang
lain dengan baik, agar mereka pun diperlakukan orang lain dengan cara yang sama.
Seringkali, korban cyberbullyinga dalah mereka yang pada awalnya membuat
sesuatu yang menyinggung perasaan banyak orang di ruang publik.
3. Jangan reaktif. Jika seseorang berlaku kurang layak di internet, dan remaja kita
mengetahuinya, sarankan agar mereka tidak dengan mudah merespon tindakan
tersebut. Saling berlaku tidak layak hanya akan memperpanjang masalah, dan pada
akhirnya menyebabkan rantaicyberbullying terus terjadi. Minta mereka untuk
mengabaikan sesuatu yang dianggap kurang nyaman, atau laporkan.
4. Laporkan perilaku tak layak. Jika menemukan perilaku cyberbullying di
internet, minta remaja kita untuk melaporkan kepada orang dewasa yang mengerti
dengan persoalannya. Jika di sekolah, bisa melaporkan kepada guru, atau kepada
orang tua jika guru tidak dapat memberi petunjuk untuk mengatasinya. Kalau perlu,
laporkan secara online kepada pihak-pihak yang mungkin bisa membantu. Bahkan
kalau sudah keterlaluan, ajari mereka untuk melaporkan perbuatan tidak
menyenangkan kepada pihak penyelenggara layanan.
5. Jangan ikut berpartisipasi. Ketika terjadi cyberbullying massal terhadap
seseorang atau sekelompok orang, larang remaja kita ikut-ikutan