Anda di halaman 1dari 6

RSUP DR WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

MANAJEMEN PERENCANAAN UTILITY


2014

A; Latar Belakang
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
sebagai pusat rujukan wilayah timur dengan Visi Menjadi Rumah Sakit
dengan Layanan Berstandar Internasional. Untuk mewujudkan Visi
tersebut, Manajemen Perencanaan Utility (MPU) sebagai salah satu bagian
yang penting untuk menunjang kelancaran pemberian pelayanan yang
berkualitas guna mencapai tujuan tersebut diatas.
Manajemen Perencanaan Utility (MPU) adalah suatu sistim yang
melakukan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi
sistim kelistrikan, air dan gas medik di RS Wahidin Sudirohusodo sesuai
peraturan dan pedoman yang berlaku.

B; Tujuan Umum
Memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pasien, petugas dan
pengunjung dengan mengelola resiko yang terkait dengan utility rumah
sakit.

C; Tujuan Khusus
1; Mencegah kejadian kegagalan utitlitas yang tidak direncanakan.
2; Melakukan pemeliharaan preventif dan korektif sistim utility untuk
menjamin ketersediaan dan kehandalan.
3; Mengevaluasi dan menganalisa masalah yang timbul, baik yang
menyangkut kegagalan fungsi dan kesalahan dalam pemakaian.

D; Tanggung Jawab
Direktur Utama
1; Menyediakan sarana dan prasarana, ruang pendukung dan sumber
daya untuk memenuhi kebutuhan MPU.
2; Menunjuk Direktur Umum dan Operasional (DUMOP) sebagai
penanggung jawab langsung dari MPU.
3; Mengevaluasi informasi dan laporan dari DUMOP.
4; Memastikan informasi sesuai yang direkomendasikan JCI.

1
Direktur Umum dan Operasional

1; Memastikan pelaksanaan kegiatan Instalasi Pemeliharaan Sarana


dan Instalasi Sanitasi memenuhi tanggung jawab dalam
pelaksanaan MPU.
2; Mengevaluasi laporan dari Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah
Sakit (IPSRS) dan Instalasi Sanitasi yang berkaitan dengan utility.

Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana

1; Memastikan pelaksanaan MPU Kelistrikan dan gas medik sesuai


dengan perencanaan.
2; Melaporkan pelaksanaan MPU setiap bulan kepada Direktur Umum
dan Operasional.
3; Melakukan evaluasi dan analisis yang kemudian hasilnya dilaporkan
ke Direktur Umum dan Operasional setiap tiga bulan.

Kepala Instalasi Sanitasi

1; Memastikan pelaksanaan MPU air bersih sesuai dengan


perencanaan.
2; Melaporkan pelaksanaan MPU setiap bulan kepada Direktur Umum
dan Operasional.
3; Melakukan evaluasi dan analisis yang kemudian hasilnya dilaporkan
ke Direktur Umum dan Operasional setiap tiga bulan.

Kepala Instalasi Farmasi

1; Memastikan ketersediaan gas medik dalam bentuk tabung dan


oksigen cair dalam tank untuk kecukupan distribusi ke ruangan.
2; Membuat permintaan gas medik ke bagian unit layanan pengadaan.
3; Membuat laporan pemakaian gas medik setiap bulan ke bidang
penunjang

E; Proses Penilaian Resiko


I; Air
Air merupakan kebutuhan pokok dirumah sakit sehingga perlu
diperhatikan dari segi kualitas dan kuantitas. Sistem distribusi air
bersih mempunyai resiko keterbatasan baik dari sumber PDAM

2
maupun air tanah serta pendistribusiannya untuk memenuhi semua
kebutuhan di rumah sakit.
Oleh karena itu penting untuk melakukan penilaian resiko jika terjadi
gangguan disrtibusi air dari sumber PDAM dan Air tanah. Berdasarkan
hasil penilaian risiko (HVA) maka ditetapkan beberapa area yang harus
mendapatkan supply air bersih yang cukup ketika debit air bersih
berkurang yaitu:
1; IGD
2; Instalasi Bedah Pusat
3; Ruang Perawatan Intensif ( ICU, PICU, NICU, CVCU, HCU dan HD)
4; IGD Obgyn
5; IPSRS (Mesin Boiler)
6; Instalasi Loundry dan CSSD
7; Instalasi Gizi

Untuk area HD dan CSSD disamping kecukupan debit air, harus juga
memenuhi syarat dari segi kualitas.

II; Listrik
Sistem distribusi listrik yang ada di rumah sakit mempunyai resiko
keterbatasan untuk supply daya untuk memenuhi semua kebutuhan di
rumah sakit. Oleh karena itu penting untuk melakukan penilaian resiko
jika terjadi gangguan disrtibusi listrik dari sumber PLN. Berdasarkan
hasil penilaian risiko (HVA) maka ditetapkan beberapa area yang harus
mendapatkan supply listrik ketika terjadi gangguan dari sumber listrik
yaitu:
1; Sistem Alarm
2; Unit Transfusi Darah
3; Penerangan koridor
4; Ruang distribusi obat
5; Jalan keluar
6; Lift
7; IGD
8; Sistem komunikasi darurat
a; PABX
b; Nurse call
c; Intercom / aipon
9; Tanda exit
10; Mesin Air Pressure dan Suction Pump Central

3
11; COT
12; Ruang rawat intensif ( ICU, PICU, NICU, CVCU, HCU dan HD)
13; Kebidanan dan Perinatologi
14; Ruang Pemulihan

III; Gas Medik


Ketersediaan gas medik yang ada di rumah sakit juga mempunyai
resiko berkurangnya nilai tekanan dan volume gas medik yang dapat
menimbulkan gangguan terhadap pelayanan. Oleh karena itu penting
untuk melakukan penilaian resiko jika terjadi penurunan tekanan dan
volume gas medik.
Adapun daerah-daerah yang harus mendapatkan supply gas medik jika
terjadi penurunan tekanan dan volumenya yaitu :
1; IGD
2; Instalasi Bedah Pusat
3; Ruang Perawatan Intensif ( ICU, PICU, NICU, CVCU, HCU dan HD)
4; IGD Obgyn
5; Infection Center

F; Program Strategi
I; Air
1; Mengidentifikasi ketersediaan sumber air bersih atau sumber air
alternative untuk menjamin ketersediaaan air selama 24 jam sehari,
tujuh hari seminggu.
2; Pembuatan jadwal distribusi air untuk mengurangi risiko pada area
kritis jika terjadi penurunan debit air.
3; Mengusahakan sumber air alternative pada saat debit air turun.
4; Melakukan pemeriksaan kualitas air secara berkala setiap 3 bulan
sesuai dengan standard Permenkes untuk kualitas air bersih.
5; Khusus untuk kebutuhan HD, dilakukan pemeriksaan harian untuk
kandungan garam dan pemeriksaan kualitas air setiap 6 bulan.
6; Melakukan monitoring dan evaluasi setiap tiga bulan.

II; Listrik
1; Mengidentifikasi ketersediaan listrik dalam 24 jam sehari, tujuh
hari seminggu.
2; Mengidentifikasi area-area dan layanan yang memiliki risiko tinggi
pada saat terputusnya aliran listrik.

4
a; Membuat strategi untuk mengurangi resiko pada saat kejadian
terputusnya aliran listrik
b; Memastikan ketersediaan sumber daya alternative (ups dan
genzet) pada saat terputusnya aliran listrik.
c; Melakukan proses simulasi uji beban sumber alternative 30 %
setiap bulan, 50 % per semester, dan 80 % per tahun dan
hasilnya didokumentasikan.
d; Melakukan pemantauan dan pengawasan fungsi pada gardu dan
genzet setiap hari.
e; Melakukan pemeliharaan gardu dan genzet setiap tiga bulan.
f; Melakukan pengecekan pada instalasi listrik di semua gedung
setiap tahun
g; Melakukan penggantian oli dan placing pada trafo listrik setiap
tahun.
h; Melakukan uji kelayakan instalasi listrik dan genzet dari Instansi
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
3; Melakukan monitoring dan evaluasi setiap tiga bulan.

III; Gas Medik


1; Mengidentifikasi ketersediaan gas medik dalam 24 jam sehari,
tujuh hari seminggu.
2; Mengidentifikasi area-area dan layanan yang memiliki risiko tinggi
pada saat terputusnya supply gas medik.
a; Membuat strategi untuk mengurangi risiko pada saat kejadian
penurunan nilai tekanan dan volume gas medik.
b; Memastikan ketersediaan tabung gas cadangan pada saat
terjadi penurunan nilai tekanan dan volume gas medik.
c; Melakukan pemantauan dan pengawasan fungsi pada sentral
gas (liquid dan tabung) setiap hari.
d; Melakukan koordinasi dengan PT. Aneka Gas dalam hal
pemeliharaan Tank sentral gas cair yang dilaksanakan setiap tiga
bulan
e; Melakukan pengecekan zone valve dan Wall Point Outlet pada
semua ruangan ruangan yang menggunakan gas medik sentral.
f; Melakukan perbaikan bila terjadi kerusakan yang berkaitan
dengan masalah instalasi gas medik, zone valve, WPO, serta
regulator oksigen.

5
G; Merencanakan Pendidikan Dan Pelatihan Staff
1; Membuat daftar inventarisasi staff yang telah dilatih yang
berhubungan utility (air, listrik dan gas medik) setiap tahun.
2; Membuat evaluasi dan perencanaan untuk pendidikan & pelatihan
yang dibutuhkan setiap tahun.

H; Perencanaan Proses Evaluasi Tahunan

Melakukan kegiatan evaluasi tahunan untuk dilaporkan kepada DUMOP


sebagai bahan rekomendasi direksi dalam pengambilan kebijakan di
tahun berikutnya

Anda mungkin juga menyukai